Happy Reading Semuanya!!Mira merasa hidupnya berantakan dan tidak berarti lagi, ia membutuhkan seseorang yang mendukung psikis kejiwaannya. Tidak ada yang mendukungnya saat ini karena semua berpusat pada Irene, apakah ia harus berontak juga agar mendapatkan perhatian dari keluarganya. Bahkan keluarga Rangga terlihat berpihak pada adiknya yang memiliki sejuta keberuntungan dan hanya satu kesialan yaitu mencampuri kehidupan rumah tangganya.Mira harus mengaku jika kehidupan rumah tangganya terasa hambar, ia tidak menyalahkan Rangga juga. Lelaki yang menjadi suaminya begitu perhatian entah pada dirinya atau keluarganya, tapi yang jelas Mira sedikit merasakan hambar. Ia juga mudah cemburu saat Rangga dekat dengan Irene. Berantakan sekali kehidupan mereka.Tatapan matanya mengarah pada ponselnya yang menampilkan nama Crist disana. Entah apa maunya lelaki itu karena terus menghubunginya terus menerus.From: CristYou having a bad day? Do you want to come accompany me to remember all the me
Happy Reading Semuanya! Ini bukan harinya untuk berbahagia karena pada hari ini ia harus memilih sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan bahkan duga. Sumpah ingin sekali Irene mengigit anarkis tangan di pundaknya sekarang ini, lelaki yang menjadi kakak iparnya benar-benar modus ingin sekali bersikap kalau dia adalah tunangannya. Irene sama sekali belum menerima semuanya meskipun sudah beberapa kali lelaki itu menyogoknya dengan makanan. “Mas bisa enggak sih lepas!" "Kenapa?" tanya Rangga. "Saya risih,” jawab Irene kesal. Rangga hanya tersenyum tipis, “Bukan kah kita romantis? Biar pegawai yang bekerja di tempat ini tahu kalau kita saling mencintai,” ucap Rangga santai Irene menggigit tangan Rangga di pundaknya dan berjalan meninggalkan lelaki yang kini mengaduh kesakitan. Siapa suruh berani dengan dirinya. “Tapi kenyataannya kita enggak saling cinta, saya cinta Mas Risky dan Mas cinta Kak Mira. Lagian heran deh! Kenapa sih kita perlu cincin nikah? Kan bisa pakai cincin imitasi ya
Happy Reading Semuanya! Keluarganya membuatnya lelah. Ia sangat lelah menghadapi semuanya, tenaganya sudah terkuras untuk memilih cincin pernikahan dan kini ia harus berhadapan kembali dengan sebuah gaun pernikahan. Hal yang ia lakukan saat ini membuatnya sadar jika pernikahannya semakin jelas dan semakin dekat. Rangga sendiri tampak menikmati apa yang dilakukan saat ini. Berbanding terbalik sekali dengan Irene. “Kakak sudah menyiapkan gaun pernikahan yang bagus untuk kamu,” “Kenapa kakak harus menyiapkannya? Apakah kakak yang akan menikah? Ini adalah pernikahan aku, biarkan aku memilih gaun pernikahan yang aku suka.” Irene menatap sang kakak kesal. “Tapi kakak yakin pilihan kakak sekarang ini pasti membuat kamu suka, ini selera kamu. Bagaimana jika kamu mencoba dulu gaun pernikahannya? Baru jika kamu enggak suka bisa membuatnya.” Irene hanya mengeraskan rahangnya dan berjalan menuju sofa ruang tengah rumahnya. Keluarganya begitu semangat untuk mencari gaun pernikahan, bahkan me
Happy Reading Semuanya!Iris mata Irene memperhatikan rumah asing dua lantai di depannya itu tidak mengerti, bahkan semuanya terasa asing. Rumah ini terlalu jauh untuk dirinya pergi ke kantor di banding rumah keluarganya. Tatapannya berdalih pada Rangga yang membuka pintu mobilnya dan mengulurkan tangannya agar ia berada di dalam genggaman lelaki itu.“Ini hadiah dari Mami sama Papi saat saya usia 20 tahun, rumah ini enggak ada yang tahu termasuk kakak kamu. Hanya orang tua saya yang tahu dan nanti ketika kita menikah bilang saja kita akan tinggal di apartement, bukan saya ingin jahat hanya saja—saya takut kamu terus di desak oleh Mira atau bahkan menyebabkan masalah lainnya. Saya ingin kamu mendapatkan yang terbaik Eva,” Rangga menepuk pelan pundak dari adik iparnya itu.“Jadi kita tinggal di sini? Lalu Kak Mira? Bukan kah jatuhnya enggak adil? Ibaratnya begini, saya sama Mas menikah mempunyai rumah besar, bagus seperti ini dan Mas menikah sama Kak Mira masih tinggal di di rumah ber
Happy Reading Semuanya!Otaknya benar-benar kosong, sangat kosong mengingat kejadian beberapa waktu lalu. Irene sepertinya sebentar lagi akan menjadi orang gila mengingat orang yang membuatnya menjadi seperti ini, ia sama sekali tidak tahu harus berkata apa-apa lagi untuk menghadapi kehidupannya sekarang ini, semuanya berputar seperti mimpi buruknya. Masalahnya belum selesai tapi sudah mengakar kemana-mana.Bahkan hari yang seharusnya ia melarikan diri tetap hadir membayangi dirinya. Ia tidak ingin melakukan pernikahan dengan orang yang membuatnya hampir gila seperti sekarang ini."Irene," panggil MiraTidak ada sahutan."Irene," panggil Mira lagi.Gadis cantik itu tampak menoleh kearah sang kakak yang kini tersenyum manis."Kenapa melamun?" tanya Mira"Enggak," ungkap Irene."Enggak apanya? Kakak sudah memanggil kamu dari tadi, kamu hanya melihat kosong kearah depan."Irene hanya tersenyum singkat dan menghela napas pelan, memang benar dirinya melamun karena mengingat kelakuan gila
Happy Reading Semuanya! “SAH!” Seruan terakhir yang menggema di seluruh ruangan membuat Irene dengan Rangga resmi menyandang sebagai suami dan istri. Rencananya tadi ia memang ingin kabur tetapi melihat tatapan dari ibunya Rangga dan ayahnya membuat nyalinya terasa ciut. “Silakan untuk kedua mempelai memasang cincin sebagai tanda kalau kalian sudah menikah,” Rangga tersenyum sembari memasangkan cincin di jari manisnya. “Kamu cantik hari ini,” bisik Rangga tepat di telinga Irene . “Jadi sebelumnya saya enggak cantik, semua orang mengakui kalau saya cantik setiap hari.” Rangga terkikik pelan, “Tapi hari ini cantiknya double dan saya semakin suka.” Irene bergidik ngeri mendengar jawaban dari sang suami barusan. Memang tidak bagus mengajak bicara seorang Rangga di saat seperti ini. Tangan Irene memasang cincin hasil request kemarin pada jari manis milik Rangga dan membiarkan lelaki yang kini menjadi suaminya itu mengecup keningnya lembut. Tadinya Irene ingin sekali mendorong
Happy Reading Semuanya! Irene sibuk mengurung diri di dalam kamarnya sebelum mereka pergi menuju tempat yang namanya bulan madu. Dan sekarang orang yang bisa ia suruh adalah Rangga, suaminya mendadak jadi pembantunya untuk mengambilkan makanan untuknya dan sekarang lelaki dengan wajah rupawan tampak mengambil ice cream untuknya. "Mas ngambil ice cream saja lama sekali! Mas mengambilnya di Hongkong?" tanya Irene kesal. "Bukan, Mas membuat jus dulu." "Alasan!" kesal Irene. Rangga hanya menghela napas pelan dan memberikan mangkuk berisi ice cream yang seperti biasa di sediakan untuk mendinginkan kepala Irene ketika pusing dengan urusan kantor. "Apa yang kamu bilang dengan Mira?" tanya Rangga setelah mengunci kamar mereka. "Enggak ada," "Jangan berbohong, mas tahu semuanya sayang." Perempuan cantik itu berdecak pelan, "Kalau sudah tahu kenapa pakai tanya segala? Nyebelin banget sih!" kesal Irene. Rahang Rangga mengeras. Lelaki dengan wajah tampan itu tampak mengukung tubuh Iren
Happy Reading Semuanya!Selama di perjalanan Irene hanya melamun memandang keluar jendela dan Rangga yang melihat itu hanya menghela napas pelan. Apakah sebegitu berat untuk menikah dengannya? Tangannya mengusap kepala Irene lembut, Rangga masih memikirkan cara agar Irene luluh pada dirinya walaupun kenyataannya sangat sulit untuk lelaki itu lakukan."Irene," panggil Rangga"Heumm..." "Irene, kamu ingin makan apa? Perjalanan ini akan panjang,"Istrinya tampak tidak menjawab. Pikirannya sudah terbang jauh dan menanggapi luka kakaknya yang tidak ia sadari.“Mas tahu apa yang menjadi awal mula terjadinya luka hati?” tanya IreneRangga menghela nafasnya pelan, “Mungkin karena sebuah perbedaan yang bisa menimbulkan gesekan dan gesekan itu menjadi konflik yang bisa menyakiti hati satu orang dan lainnya.” Tatapan mata Irene tidak lepas dari dirinya saat ini, tatapan sayu dari sang istri untuk dirinya.Tangannya mengusap lembut kepala sang istri di sebelahnya itu, Rangga sudah menduga jika
Happy Reading Semuanya! Dress warna pink dan rambut yang sudah di tata dengan rapih membuat Irene terlihat sangat cantik. Bibirnya tersenyum memandang lelaki di belakangnya tampak sibuk menggendong anak bayi berusia delapan bulan, mereka benar-benar bahagia. Mulai dari tumbuh kembang anak mereka berdua sampai MPASI untuk anak mereka berdua yang semakin pandai. "Sayang sudah belum?" tanya Rangga "Okay! Sebentar Mas, " Irene menggendong anak laki-lakinya dan menggandeng tangan sang suami yang kini tersenyum manis dan mengecup keningnya lembut. "Mama, ayo pergi!" ajak Irene Rangga tampak bahagia saat ini dan menatap hadiah yang diberikannya untuk Risky sebagai kado pernikahan, ia tidak menyangka jika perubahan hati Risky begitu cepat berubah dan mampu menarik seorang dokter cantik yang membantu Irene melahirkan. "Aku enggak sangka kalau mas Risky akan mendapatkan pasangan yang lebih baik," ungkap Irene. "Ya... dia pantas mendapatkannya." Tatapan matanya mengarah pada sang suami
Happy reading semuanya! Irene menyaksikan semuanya. Suami tampannya yang penuh di berita televisi dan surat kabar, serta sang kakak yang di kabarkan harus memasuki rumah sakit jiwa sampai sang ayah mendapatkan hukuman penjara seumur hidup. Irene melihat semua itu tanpa tahu harus bersikap seperti apa. Pandangannya berdalih pada Risky yang menatapnya lembut dan bayi dipangkuannya, lelaki itu menjadi tidak banyak bicara. “Aku akan menyerahkan diri karena aku turut serta membantu kakak kamu dalam kejahatan ini,” ucap Risky. Kepala Irene menggeleng, “Enggak, mas Risky enggak perlu melakukan itu. Mas disini menjagaku, mas turut andil dalam menjaga aku. Mas Rangga juga pasti akan melakukan hal yang sama, mas harus menjalani kehidupan yang baru. Dan harus berbahagia juga,” Irene memalingkan pandangannya pada Shofie yang sejak tadi hanya memasang wajah bingung. Risky sendiri hanya menghela napas pelan melihat apa yang dilakukan oleh Irene saat ini. Perempuan itu selalu saja menjodohkanny
Happy Reading semuanya!Heru menyaksikan semua dimana anak sulungnya yang ia banggakan melakukan rencana besar dan kini Irene yang menghilang. Heru tidak tahu istri dari Rangga itu di bawa kemana dan meninggalkan kesedihan pilu untuk Rangga yang tanpa henti mencari keberadaan Irene.Ini adalah salahnya. Jika ia tidak mendidik Mira dengan egois maka tidak akan menjadi seperti ini, keluarganya berantakan dan orang tercintanya kini sudah menjadi milik orang lain. Heru tidak ada harapan lagi.Langkahnya berjalan menuju kantor kepolisian di depannya itu, sudah tidak ada barang lagi yang ia bawa. Sudah saatnya ia mengakui semuanya, kejahatannya hanya untuk membela anak sulungnya.“Hallo pak, selamat siang. Apa ada yang bisa kami bantu?” tanya lelaki yang ia ketahui dulu berteman dengan anak bungsunya. Hubungan yang sulit di jelaskan.“Kamu teman Risky?” tanya Heru“Benar, beliau atasan saya. Kebetulan mas Risky sudah di pindah tugas ke Lebanon karena sesuatu yang sulit untuk di jelaskan, ad
Happy Reading Semuanya!Setidaknya Rangga lega saat mengetahui kalau istrinya baik-baik saja setelah seminggu menghilang tanpa jejak, ia tahu jika mantan kekasih istrinya yang membawa Irene dan menceritakan semua rencana jahat Mira yang ingin membuat hidupnya semakin berantakan. Rangga akan bersama dengan anaknya serta Irene sebentar lagi sampai urusan nya selesai, sudah sepantasnya jika Mira harus dipenjara atau mendapatkan karena yang sesuai dengan perilaku yang dilakukan.Rangga tetap berpura-pura menjadi seseorang yang merasa linglung untuk membuat Mira merasa jika ia menang."Sudah mengaku saja, ini semua ulah kamu!!" marah RanggaBibir Mira tampak mengerucut, “Mas, enggak baik menuduh orang lain begitu. Memangnya Mas ada bukti kalau aku yang melakukannya? Irene menghilang karena dia bosan dengan Mas,” Rangga mengepalkan tangannya mendengar perkataan dari perempuan di depannya itu. Sumpah demi a
Happy Reading Semuanya!Tatapan matanya terlihat kosong, kepalanya berdenyut kencang. Bagaimana bisa ia memiliki masalah yang begitu banyak dan pelik tanpa henti, ia tidak mengerti dosa apa yang telah dilakukannya. Ini murni kesalahannya, andai ia tidak selemah itu mungkin tidak akan terjadi seperti ini dan membuat semua orang disekitarnya menjadi terluka dan dirinya tidak bisa bertemu dengan Rangga.Irene benar-benar jatuh cinta pada Rangga dan mungkin saat ini suaminya masih mencarinya."Kamu melamun lagi? Apa kamu masih menyalahkan diri kamu sendiri karena melahirkan bayi sekecil itu? Jika itu yang kamu pikirkan sepertinya tidak perlu. Ini adalah takdir yang tidak bisa kamu hindari dan tidak bisa kamu salahkan," Irene memperhatikan dokter yang merawat dirinya dan anaknya tampak terduduk di sebelahnya sembari menggenggam erat tangannya.“Bukan itu, tapi aku tidak mau menyalahka
Happy Reading Semuanya!Seharusnya saat ini Rangga yang melihat bayi yang ada di inkubator itu, bukan dirinya. Risky hanya orang lain yang mengikuti rencana busuk dari kakak Irene, bibirnya tersenyum tipis saat melihat bayi yang ada di inkubator itu bergerak. Bayi mungil yang kemungkinan besar kata dokter akan meninggal di dalam kandungan.Langkahnya berjalan kembali menuju ruang rawat Irene, perempuan yang menjadi ibu muda itu masih terlelap dalam tidurnya setelah di berikan obat bius untuk melahirkan.“Irene, bayi kamu sudah lahir dan mereka sangat menggemaskan. Meskipun lahir prematur akan di usahakan mereka tetap hidup, jadi ayo bangun karena kamu harus menyusui mereka dan melihat betapa cantik dan tampannya mereka.”Tidak ada respon dar
Happy Reading Semuanya!Semua sesuai yang dianjurkan oleh ibu mertuanya sudah ia lakukan, kini Rangga menjadi kembali hidup. Ia sudah rapi dan harum seperti citranya selama ini, bahkan kini bibirnya bisa tersenyum dengan lebar sembari berjalan menuju ruangan di mana istrinya berada.Perlahan senyum dari Rangga tampak pudar saat ruangan itu hanya menampilkan sang mertua tengah menangis dengan tangan gemetar seperti mencoba menghubungi seseorang, sekarang yang lebih mengejutkannya lagi adalah kalau ia tidak melihat keberadaan dari sang istri. Padahal beberapa waktu lalu bahkan tidak sampai 2 jam ia masih melihat Irene tidur dengan lelap di sana dan kini ia tidak melihatnya lagi.“Ma... Irene di mana?”tanya Rangga .“Maaf Rangga ,”
Happy Reading Semuanya!“Rangga , kamu istirahat saja terlebih dahulu. Kamu pulang makan, mandi, lalu tidur biar mama yang menjaga Irene. Sudah 4 hari kamu enggak makan dan istirahat dengan layak, kamu hanya menatap Irene setiap hari.” Mana bisa ia meninggalkan Irene. Kepala Rangga menggeleng mendengar perkataan dari ibu mertuanya itu, ia tidak ingin merepotkan perempuan paruh baya di sebelahnya. Biar dirinya saja yang mengalami kelelahan itu dan jangan orang lain.“Enggak apa-apa Ma, Rangga mau ada di sini. Rangga khawatir kalau terjadi sesuatu dengan Irene,” ungkap Rangga dengan nada khawatir.“Tapi setidaknya kamu makan yang banyak Rangga ,”ucap Ira.“Bagaimana bisa Rangga&n
Happy Reading Semuanya!Sisi dan Zara tampak terdiam memikirkan sesuatu, kepala Mereka mendadak pening dan mereka masih sangat terkejut mendengar kabar Kalau Irene mendadak jatuh koma seperti saat ini. Padahal sebelumnya mereka bertemu Irene masih dalam keadaan baik-baik saja dan tidak terjadi sesuatu.“Kenapa? Muka kalian kelihatan banyak beban sekali? Apakah terjadi sesuatu?”tanya Erika.Zara menatap Erika yang ada di hadapannya itu dan rekan lainnya,“Nggak bisa ya kalau kita berdamai lagi kayak dulu? Gue rindu sama Irene dan merasa bersalah karena kita memusuhi dia dan meninggalkan dia sendirian,”ungkap Zara pelan.“Bukan Irene itu merusak rumah tangga kakaknya sendiri? Dia hanyalah orang jahat jadi untuk apa kita berdamai dengan orang ya