Home / Romansa / Rahim Dua Ratus Juta / Bab 28A. Ditampar Lagi

Share

Bab 28A. Ditampar Lagi

Author: Syatizha
last update Last Updated: 2025-01-15 14:22:42

"Ma, aku masih muda, enggak mungkin banget aku m4ti duluan. Kalau Mama sih m4ti duluan wajar soalnya kan ... Udah tua."

"Astaghfirullahalazim," lirih, Sabrina mengucap istighfar mendengar ucapan Angelica.

Bukannya minta maaf, Angelica justru semakin menjadi-jadi. Mendengar kekurangajaran Angelica, Sabrina pun ikut bicara.

"Enggak begitu, Non Lica. Kematian itu enggak melihat yang masih muda atau yang sudah tua. Banyak kok yang masih muda m4ti duluan." Suara Sabrina terdengar lembut tapi cukup menohok Angelica. Darren dan Ibu Renata mengulum senyum, mendengar pembelaan yang dilakukan Sabrina.

"Eh, eh ... tutup mulutmu! Lancang sekali kamu. Kamu berani sama aku, heuh? Enggak tau diri! P3lakor!"

"Kamu yang enggak tau diri, Lica! Bicaramu kayak sampah!" cibir Darren.

"Bela aja terus, belaaa ... Darren Kamu mesti ingat, di sini yang istri sah kamu itu aku, bukan dia!!" Kedua mata Angelica membeliak menatap madunya. Sabrina hanya menghela napas berat, tidak menanggapi ucapan Angelica.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 28B. Sebuah Peringatan

    "Sabrina, duduk di situ!" Ibu Renata menyuruh Sabrina duduk di sampingnya. Sabrina agak canggung jika duduk bersebelahan dengan ibu mertua. "Ada apa, Nyonya?" tanya Sabrina pelan. Kepalanya masih merunduk. Pandangan ibu Renata lurus ke depan. Seolah banyak beban yang dipikirkan. "Aku tau, masalah anak itu urusan Tuhan. Tapi, bukannya kita harus berusaha?" Ibu Renata memulai pembicaraan dengan sebuah pertanyaan. "Benar, Nyonya," jawab Sabrina singkat. Ibu Renata menoleh, menatap intens wajah wanita yang mengenakan hijab itu. "Kalau sampai dua bulan ke depan kamu belum juga hamil darah daging Darren, aku akan menyuruh Darren menikah lagi."Kepala Sabrina sontak terangkat. Kedua matanya membulat sempurna. Tidak, ia tidak mau dipoligami lagi. Sabrina tidak mau kalau Darren sampai menikah untuk ketiga kalinya. "Nyo-Nyonya ...." lirih, Sabrina memanggil. Ia ingin meminta waktu tapi takut. Takut jika Ibu Renata marah besar. "Enggak ada yang bisa mengubah atau menolak keputusanku. Kam

    Last Updated : 2025-01-15
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 29. Harus Banyak Uang

    Di dalam kamar, Angelica menghempaskan tubuh ke atas r4njang ukuran king size. Sebelah tangan memegang pipi karena tamp4ran Darren. Angelica memejamkan kedua mata, mengingat perlakuan ibu Renata dan Darren. Dia berpikir, perlakuan buruk keluarga Wirawan disebabkan Sabrina. "Aku harus segera melenyapkan wanita kampungan itu. Jangan sampai dia berhasil mengambil hati penghuni rumah ini," gumam Angelica pada diri sendiri. Ia lantas bangkit, duduk di sisi ranjang, lalu mengambil handphone. Saat ini yang dimintai bantuan hanyalah Andre. Lelaki yang belum genap satu tahun dikenalinya. Angelica menekan nomor Andre, lalu menunggu panggilannya diangkat. "Ada apa, Sayang?" sapa Andre di ujung telepon. "Aku kamu masih di rumah?" tanya Angelica dingin. "Ada apa, Angelica? Aku sekarang di rumah Mama. Kalau kamu kangen sama aku, ke rumah mama saja."Angelica langsung mematikan sambungan telepon, enggan menanggapi rayuan Andre. Ia dan mamanya Andre sudah saling mengenal. Bahkan suatu waktu Andr

    Last Updated : 2025-01-15
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 30. Ingin Hamil

    Ibu Regina meringis kesal mendengar ucapan Angelica. Wanita itu memang cantik tapi sayang mata duitan. Kalau sampai Angelica menikah dengan Andre, bisa-bisa ibu Regina tidak akan kebagian uang. Belum lagi usahanya mendapatkan warisan dari mendiang papanya, Wirawan Saka Abadi. "Kalau begitu, aku harus secepatnya mendatangi rumah Renata. Aku akan minta padanya, pembagian harta warisan papa. Aku yakin, kalau kami sudah punya uang yang banyak, Andre pasti mau segera menikahi Angelica." Senyuman ibu Regina terlihat. Wanita itu bergegas masuk ke dalam kamar, berganti pakaian dan bersiap mendatangi rumah Wirawan, papa biologisnya. Sudah lama sekali ibu Regina tidak ke rumah itu. Dia pikir, papanya tak punya anak lain, ternyata sebelum menikah dengan mamanya, pak Wirawan sudah memiliki istri dan anak perempuan. Usai bersolek, ibu Regina langsung meluncur ke rumah yang sekarang ditempati ibu Renata. Di depan pintu gerbang yang menjulang tinggi, ibu Regina membuka kaca mata hitamnya. Menatap

    Last Updated : 2025-01-16
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 31A. Bukan Sakit

    Darren sungguh heran melihat perubahan sikap istri keduanya. Tidak seperti biasa, kali ini Sabrina sangat agr3s1f. Darren pun baru merasakan sampai kl1m4ks lebih dari tiga kali. Permainan yang baru ia alami sepanjang hidupnya. Bermain hampir tiga jam bahkan sampai ia kewalahan. "Sayang, sebentar lagi Magrib. Nanti lagi mainnya." Nyerah. Darren menyerah saat Sabrina mulai mer4angsangnya kembali. Memang sangat n1kmat. Tapi, Darren tidak terbiasa. "Habis Magrib main lagi, ya?" Permintaan Sabrina disambut kekehan kecil Darren sembari menarik tubuh mungilnya. "Kamu habis minum obat kvat?" tanya Darren menatap lekat Sabrina. "Enggak, Tuan. Saya enggak minum obat apa-apa. Memangnya kenapa?" Sabrina balik bertanya. Darren menatap lekat Sabrina. Membelai lembut pipi wanita yang dicintai. "Enggak kenapa-napa. Ya sudah, kita mandi besar dulu. Sebentar lagi adzan Magrib.""Tapi, habis Magrib main lagi. Saya ingin cepat hamil, Tuan. Saya mohon," rengek Sabrina menatap sendu wajah suaminya.

    Last Updated : 2025-01-16
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bah 31B. Bukan Sakit

    "Aku bilang enggak mau! Enggak sudi aku lihat muka dia!" Ibu Renata langsung menimpali. Napasnya turun naik, menatap lekat pak Sugeng. "Dengar dulu, Re ... kamu mesti ketemu sama dia. Buat perjanjian atau kesepakatan di atas materai. Kalau enggak ada itu, nanti kamu diperas sama mereka. Aku enggak mau itu terjadi. Hanya satu kali saja bertemu dengannya. Kamu suruh dia pergi keluar kota atau keluar negeri. Jangan tinggal di sini apalagi sampai mengusik keluarga kita. Kalau dia enggak mau menyanggupi, jangan kamu kasih uang. Tapi, kalau dia menyanggupi, berikan sejumlah uang yang kita tentukan. Dan ingat, kamu enggak boleh ngebiarin dia meminta sendiri uangnya. Kamu yang harus menentukan berapa rupiah yang dia dapat." Panjang lebar Pak Sugeng menjelaskan maksud sarannya. Meski kekayaan yang dia miliki sekarang berasal dari keluarga ibu Renata, tetapi Pak Sugeng juga tidak mau ada orang yang memanfaatkan keluarganya. Dia adalah kepala keluarga. Sudah menjadi kewajibannya menjaga istri

    Last Updated : 2025-01-16
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 32A. Saling Mengenal

    Sabrina tergagap mendengar pertanyaan ibu Renata. Ia menelan saliva, bingung mau menjawab apa? Ekor mata Sabrina melirik suaminya, minta dibantu menjawab. "Ehm, tadi ... tadi Sabrina terlalu lama ... hmm ... terlalu lama apa ya, Sayang?"Kedua mata Sabrina membeliak mendengar Darren justru menggodanya. "Sudah, sudah. Enggak usah kamu jawab! Sekarang duduklah! makan yang banyak, Sabrina. Supaya kamu enggak sakit lagi, maag kamu enggak kumat lagi. Supaya kami semua enggak kamu repotin."Ibu Renata mengerti penyebab cara jalan Sabrina yang meng4ngk4ng. Itu pasti karena obrolan mereka tadi. Ibu Renata yang hanya memberi waktu sampai dua bulan. Ibu Renata menggelengkan kepala, melirik Sabrina yang menyantap makan malam sambil merunduk. Mungkin karena merasa malu. "Darren, besok kamu mesti masuk ke kantor. Mama dan papa mau ada urusan. Mungkin sampai sore di luar. Jadi kerjaan di kantor harus kamu yang nge-handle," ucap ibu Renata selesai menyantap makan malamnya. "Iya, Ma. Besok aku ke

    Last Updated : 2025-01-17
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 32B. Saling Mengenal

    *** "Aku mau pulang dulu," ucap seorang wanita yang beberapa menit lalu usai melampiaskan h4sr4t biologisnya pada seorang pria selain suaminya. Mereka baru saja melakukan perzinahan. Pertahanan Angelica goyah oleh rayuan Andre. Sebelumnya Angelica tak mau melakukan itu lagi pada Andre. Lelaki itu sering kali melakukan hubungan terlarang dengan banyak wanita. Ada ketakutan dalam hati Angelica jika Andre mengidap penyakit mematikan. Tetapi, lagi dan lagi ia mudah terpedaya oleh bujuk rayu Andre. "Jangan dong, Sayang ... aku masih kangen sama kamu." Andre menarik pinggang Angelica hingga tubuh wanita itu jatuh ke atas pangkvannya."Andre aku mohon. Aku harus pulang. Aku enggak mau Darren curiga lagi," kata Angelica berusaha melepaskan rengkuhan kedua tangan Andre pada pinggang rampingnya. Jika Angelica sudah menyebut nama Darren, Andre tidak bisa berbuat apa-apa. Ia sangat benci dan muak pada lelaki itu. Sudah tidak mempedulikan Angelica, tapi tak juga menceraikannya. Berdalih ingin me

    Last Updated : 2025-01-17
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 33A. Saling Kenal

    "Kenal, Ma. Om Ady papa kandungnya Angelica."Tubuh ibu Regina mundur selangkah, kedua mata membulat dan mulut menganga lebar. Ia tak menyangka kalau lelaki yang mengajaknya menikah esok, adalah papa kandung kekasih anak tunggalnya. "Ka-kamu jangan bercanda, Dre." Kepala ibu Regina menggeleng berulang kali, tak mau percaya akan kenyataan yang dihadapi. Berbeda dengan Pak Adyatama. Walaupun awalnya terkejut, tetapi ia tetap tenang. Justru itu lebih baik. Kalau dia dan ibu Regina sudah menikah, Andre tidak akan mengganggu Angelica lagi. "Andre benar, Regina. Aku memang papa kandung Angelica." Sangat tenang, Pak Adyatama membenarkan ucapan Andre. Giliran Andre yang tampak panik. Ia takut kalau ibu Regina mengatakan dirinya adalah kekasih Angelica. "Ma, aku mau bicara sama Mama sebentar. Ikut aku! Om, bentar ya, kami tinggal dulu," ujar Andre."Iya, Dre."Andre memegang lengan mamanya agar menjauh dari Pak Adyatama. "Dre, maafin Mama. Mama enggak tau kalau mas Ady ----""Tenang, Ma ..

    Last Updated : 2025-01-18

Latest chapter

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 111. Bertemu Setelah Kematian

    "Kalian mau kemana?" Pak Sugeng bertanya ketika Darren dan ibu Regina berpapasan dengannya di pintu depan. "Aku mau ---""Anterin aku pulang ke panti. Aku mau ambil beberapa pakaian ganti. Kalau boleh, aku mau nginap di sini sampai acara tahlilan mbakyu selesai," sela ibu Regina. Tidak ingin kalau pak Sugeng mengetahui kalau dirinya dan Darren menemui Angelica. "Boleh saja. Silakan."Setelahnya, Pak Sugeng masuk ke dalam rumah. Darren dan ibu Regina melanjutkan langkah, menuju tempat di mana Angelica ditahan. "Tante, kenapa enggak tinggal bersama kami saja?" tanya Darren ketika kendaraan yang mereka tumpangi melaju. "Enggak, Darren. Tante udah nyaman tinggal di panti."Jawaban ibu Regina membuat Darren terdiam seribu basa. Mereka baru bertemu beberapa jam, tapi Darren merasa kalau sudah sangat lama bertemu dengan ibu Regina. Mungkin karena diantara mereka terdapat ikatan darah. "Kenapa selama ini Tante enggak pernah muncul di acara keluarga kami?" tanya Darren heran. Mengingat k

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 110B. Terima Kasih, Sayang.

    Usai pemakaman, Ibu Regina bertanya kembali pada Darren. Di rumah itu hanya Darren yang bisa diajak bicara. Ibu Regina bertanya kenapa ibu Renata sampai ditusuk orang perutnya? Siapa pelakunya?Awalnya Darren tak ingin menjawab namun karena ibu Regina memaksa, akhirnya Darren mengatakannya. Kedua mata ibu Regina membeliak mendengar nama Angelica. "Jadi, yang membuat Mbakyuku meniggal Angelica juga?" ibu Regina teramat terkejut. "Iya, Tante. Tapi keadaan mama sempat membaik."Ibu Regina menggelengkan kepala berulang kali. Rasa sakit hati pada Angelica semakin besar. Anak dan kakaknya telah dibunuh wanita berhati iblis itu. Pandangan ibu Regina beralih pada ibu Anita yang menangis di depan pusara ibu Renata. Dengan kasar, ibu Regina mendorong tubuh ibu Anita hingga wanita itu terjungkang. "Munafik! Gara-gara anakmu, Mbak Renata meninggal! Anakmu, anak iblis! Dulu anakku yang dibunuhnya, sekarang kakakku!" Teriakan ibu Regina membuat ibu Anita dan orang lain terkejut. Mereka kasak-ku

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 110A. Pemakaman

    Keluarga Wirawan berduka. Wanita yang selama ini mengharapkan cucu kini telah tiada ketika keinginannya itu dikabulkan Tuhan. Pak Sugeng duduk di samping jenazah ibu Renata sejak beberapa jam lalu. Belahan jiwanya telah hilang. Dibiarkan air mata membasahi wajah. Tak ada lagi sikapnya yang tegas, yang berwibawa dan yang berkharismatik. Kini, ia telah kehilangan semangat. "Pa, Papa makan dulu," ucap Darren mengingatkan sang papa yang seharian ini tidak ada makanan yang masuk ke dalam perut. "Nanti saja." Hanya itu jawaban yang terucap dari mulut lelaki yang ditinggal kekasih hatinya. Kekasih yang telah menemani hidupnya. Sabrina yang berada di dalam kamar, tengah memberi ASI pada kedua buah hatinya meneteskan air mata. Masih teringat jelas, bagaimana perhatiannya ibu Renata, bagaimana keinginan ibu Renata memiliki cucu. "Ya Allah, mohon kesabaran serta keikhlasan dalam hatiku ya Allah. Hamba tahu, semua ini sudah menjadi takdir-Mu."Rumah duka keluarga Wirawan semakin berjalan wak

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 109B. Panik

    Pak Sugeng bergegas keluar ruangan, hendak membeli brownies keinginan ibu Renata. Lelaki itu membeli brownies di toko yang letaknya tak jauh dari rumah sakit. Ia tak ingin berlama-lama meninggalkan ibu Renata. Hanya memakan waktu lima belas menit, pak Sugeng sudah kembali ke ruangan ibu Renata. Di dalam ruangan, terlihat ibu Renata sedang berbicara sendiri di depan handphone. "Lho, Mas. Cepat sekali belinya?" tanya ibu Renata heran. Ia lantas mematikan rekaman suara di handphone milik suaminya. Jangan sampai pak Sugeng tahu kalau ibu Renata meninggalkan pesan suara pada ponselnya. "Aku sengaja beli di toko kue terdekat. Ini aku beli dua. Ada yang pake toping keju dan ada yang enggak pake toping. Kamu mau makan yang mana dulu?" tanya pak Sugeng sembari menunjukan dua kotak brownies. Sengaja membeli dua supaya Ibu Renata memilih. "Aku mau toping keju. Mas, suapin aku ...," rengekan ibu Renata membuat hati pak Sugeng mencelos. Permintaan itu seperti mengisyaratkan sesuatu. "Tentu. A

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 109A. Pegang

    "Aku harus bilang gitu, Anita. Umur orang enggak ada yang tau. Paling enggak kalau aku udah bilang, kamu bisa wujudin," jelas ibu Renata menatap sendu wanita yang napasnya turun naik karena kesal akan ucapannya. "G1la kamu, Renata! Bisa jadi umurku lebih dulu yang tamat daripada kamu." Sangat sewot ibu Anita menanggapi ucapan ibu kandung Darren. Ibu Renata meraih telapak tangan ibu Anita. Ia seolah memohon pada mantan besannya itu."Anita, aku mohon padamu. Kabulkan---""Stop!" sela Anita menghempaskan genggaman tangan ibu Renata. "Aku enggak mau dengar soal itu lagi. Renata, kamu pasti sembuh. Sekarang keinginan terbesarmu sudah Tuhan penuhi. Langsung dikasih dua, Renata. Kamu harus sembuh. Oke?" ucap ibu Anita. Jantungnya berdetak lebih cepat. Dia sangat takut kalau sahabat dari semasa SMA-nya itu benar-benar pergi meninggalkannya. Dia sangat takut, jika apa yang dikatakan ibu Renata akan terjadi. Ibu Anita menggelengkan kepala, menghalau pikiran dan firasat buruk. Sesaat, terjad

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 108. Gantikan Posisiku

    "Mama Anita?" pekik Darren melihat mantan ibu mertuanya yang berdiri di hadapan. "Darren, apa Mama boleh menjenguk Mamamu?" suara ibu Anita bergetar. Ia takut sekali jika keluarga Wirawan membencinya karena perbuatan jahat anak semata wayangnya, Angelica."Boleh, Ma. Silakan masuk."Darren memberi ruang pada ibu Anita agar masuk ke dalam ruangan. Semuanya terkejut akan kedatangan ibu Anita. Wanita yang telah melahirkan Angelica. "Anita?" gumam ibu Renata melihat sahabatnya datang menjenguk. Ibu Anita merasa sangat bersalah akan perbuatan jahat yang dilakukan Angelica pada ibu Renata. "Renata, Renata ...." Ibu Anita menghambur dalam pelukan wanita yang telah melahirkan Darren. Pak Sugeng menarik mundur kursi roda Sabrina agar tidak menghalangi Ibu Anita yang memeluk sahabatnya. "Aku minta maaf, Renata ... aku minta maaaff ...." Permohonan maaf diucapkan ibu Anita disela pelukan pada sahabatnya. Ibu Renata mengusap lembut punggung ibu Anita. "Kamu enggak perlu minta maaf, Anita. Ka

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 107B. Mantan Ibu Mertua

    Pertanyaan ibu Anita sarat penekanan. Tatapannya sangat tajam. Angelica memicingkan kedua mata, merasa kesal karena mamanya lagi dan lagi tidak membelanya justru membela orang lain. "Aku enggak bermaksud mencelakai dia. Tujuanku Sabrina dan calon anaknya!" tandas Angelica membalas tatapan ibu Anita tak kalah tajam. "Kenapa? Memangnya Sabrina melakukan kesalahan apa sama kamu, Lica?" Ibu Anita mencondongkan tubuh lebih ke depan. "Kesalahan apa?" Angelica mengulang pertanyaan mamanya. "Mama lupa, dia udah ngerebut kebahagiaanku! Gara-gara kedatangan dia di rumah itu, aku diusir! aku diceraikan. Hidupku hancur, kacau gara-gara dia! Dia enggak boleh lebih lama bahagia. Aku ingin ... aku ingin Sabrina hidupnya hancur dan menderita sepertiku!" Mendengar ucapan Angelica, ibu Anita menggelengkan kepala berulang kali. "Bodoh!" maki ibu Anita dipenuhi amarah. "Kamu sangat bodoh, Lica! Lihatlah ... akibat kebodohanmu, sekarang kamu di penjara! kamu akan mati di dalam sel sana, Lica!" sambun

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 107A. Kenapa?

    Ibu Anita yang memutuskan pindah tempat tinggal terkejut mendengar kabar anak semata wayangnya menusuk perut ibu Renata. Kabar itu disampaikan oleh Jessi yang mengetahui keberadaan wanita yang telah melahirkan Angelica. "Anak kurang ajar! Aku pikir dia sudah m4ti!" geram ibu Anita mengepalkan kedua telapak tangan di hadapan wanita yang wajahnya mirip Sabrina. Tiga bulan lalu, ibu Anita tanpa sengaja bertemu dengan Jessi di kantor keluarga Wirawan. Jessi kala itu menemani Mr. Whang meeting di kantor Darren. Singkat cerita hubungan mereka semakin dekat. Jessi yang telah kehilangan sosok ibu, seperti menemukan sosok ibu dalam diri ibu Anita. Begitu pula ibu Anita. Sampai akhirnya, ibu Anita memutuskan pindah rumah karena tak nyaman selalu didatangi ibu Regina. Sekarang ibu Anita tinggal di apartemen yang dulu ditempati Darren dan Sabrina. "Awalnya Angelica ingin menusuk Sabrina. Tapi, dihalangi mama Renata.""Ya Tuhan ... Kenapa anak itu selalu mencari masalah?" Ibu Anita menutup waja

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 106B. Kembar

    Pak Sugeng bergegas menuju ruangan Sabrina yang letaknya cukup jauh. Sedangkan Darren berjalan, menghampiri jendela ruangan yang di dalamnya ada ibu Renata. Darren tak menyangka kalau ibu Renata yang menyelamatkan nyawa Sabrina dan calon anaknya. Ternyata ibu Renata sikapnya sudah benar-benar berubah. Sangat menyayangi dan perhatian pada Sabrina. Dari kejauhan, Darren melihat pergerakan jari ibu Renata. Lalu, perlahan-lahan kedua mata wanita tua itu terbuka. Mulutnya menganga, seolah sedang bicara. Menit berikutnya, perawat yang menjaga ibu Renata di dalam ruangan membuka pintu. "Sus, Mama saya sudah sadarkan diri?" tanya Darren tampak sumringah."Betul, Mas. Apa Mas keluarga pasien?""Saya anaknya, Sus.""Oh silakan masuk, Mas."Suster membuka pintu ruangan lebar, mempersilakan Darren masuk. Lalu, suster itu berjalan cepat, hendak memanggil dokter yang menangani kesehatan ibu Renata. "Mama!" pekik Darren berdiri di samping wanita yang telah melahirkannya. Ibu Renata mengulas sen

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status