Accueil / Romansa / Rahim Dua Ratus Juta / Bab 30. Ingin Hamil

Share

Bab 30. Ingin Hamil

Auteur: Syatizha
last update Dernière mise à jour: 2025-01-16 12:01:30

Ibu Regina meringis kesal mendengar ucapan Angelica. Wanita itu memang cantik tapi sayang mata duitan. Kalau sampai Angelica menikah dengan Andre, bisa-bisa ibu Regina tidak akan kebagian uang. Belum lagi usahanya mendapatkan warisan dari mendiang papanya, Wirawan Saka Abadi.

"Kalau begitu, aku harus secepatnya mendatangi rumah Renata. Aku akan minta padanya, pembagian harta warisan papa. Aku yakin, kalau kami sudah punya uang yang banyak, Andre pasti mau segera menikahi Angelica." Senyuman ibu Regina terlihat. Wanita itu bergegas masuk ke dalam kamar, berganti pakaian dan bersiap mendatangi rumah Wirawan, papa biologisnya. Sudah lama sekali ibu Regina tidak ke rumah itu. Dia pikir, papanya tak punya anak lain, ternyata sebelum menikah dengan mamanya, pak Wirawan sudah memiliki istri dan anak perempuan.

Usai bersolek, ibu Regina langsung meluncur ke rumah yang sekarang ditempati ibu Renata.

Di depan pintu gerbang yang menjulang tinggi, ibu Regina membuka kaca mata hitamnya. Menatap
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Related chapter

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 31A. Bukan Sakit

    Darren sungguh heran melihat perubahan sikap istri keduanya. Tidak seperti biasa, kali ini Sabrina sangat agr3s1f. Darren pun baru merasakan sampai kl1m4ks lebih dari tiga kali. Permainan yang baru ia alami sepanjang hidupnya. Bermain hampir tiga jam bahkan sampai ia kewalahan. "Sayang, sebentar lagi Magrib. Nanti lagi mainnya." Nyerah. Darren menyerah saat Sabrina mulai mer4angsangnya kembali. Memang sangat n1kmat. Tapi, Darren tidak terbiasa. "Habis Magrib main lagi, ya?" Permintaan Sabrina disambut kekehan kecil Darren sembari menarik tubuh mungilnya. "Kamu habis minum obat kvat?" tanya Darren menatap lekat Sabrina. "Enggak, Tuan. Saya enggak minum obat apa-apa. Memangnya kenapa?" Sabrina balik bertanya. Darren menatap lekat Sabrina. Membelai lembut pipi wanita yang dicintai. "Enggak kenapa-napa. Ya sudah, kita mandi besar dulu. Sebentar lagi adzan Magrib.""Tapi, habis Magrib main lagi. Saya ingin cepat hamil, Tuan. Saya mohon," rengek Sabrina menatap sendu wajah suaminya.

    Dernière mise à jour : 2025-01-16
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bah 31B. Bukan Sakit

    "Aku bilang enggak mau! Enggak sudi aku lihat muka dia!" Ibu Renata langsung menimpali. Napasnya turun naik, menatap lekat pak Sugeng. "Dengar dulu, Re ... kamu mesti ketemu sama dia. Buat perjanjian atau kesepakatan di atas materai. Kalau enggak ada itu, nanti kamu diperas sama mereka. Aku enggak mau itu terjadi. Hanya satu kali saja bertemu dengannya. Kamu suruh dia pergi keluar kota atau keluar negeri. Jangan tinggal di sini apalagi sampai mengusik keluarga kita. Kalau dia enggak mau menyanggupi, jangan kamu kasih uang. Tapi, kalau dia menyanggupi, berikan sejumlah uang yang kita tentukan. Dan ingat, kamu enggak boleh ngebiarin dia meminta sendiri uangnya. Kamu yang harus menentukan berapa rupiah yang dia dapat." Panjang lebar Pak Sugeng menjelaskan maksud sarannya. Meski kekayaan yang dia miliki sekarang berasal dari keluarga ibu Renata, tetapi Pak Sugeng juga tidak mau ada orang yang memanfaatkan keluarganya. Dia adalah kepala keluarga. Sudah menjadi kewajibannya menjaga istri

    Dernière mise à jour : 2025-01-16
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 32A. Saling Mengenal

    Sabrina tergagap mendengar pertanyaan ibu Renata. Ia menelan saliva, bingung mau menjawab apa? Ekor mata Sabrina melirik suaminya, minta dibantu menjawab. "Ehm, tadi ... tadi Sabrina terlalu lama ... hmm ... terlalu lama apa ya, Sayang?"Kedua mata Sabrina membeliak mendengar Darren justru menggodanya. "Sudah, sudah. Enggak usah kamu jawab! Sekarang duduklah! makan yang banyak, Sabrina. Supaya kamu enggak sakit lagi, maag kamu enggak kumat lagi. Supaya kami semua enggak kamu repotin."Ibu Renata mengerti penyebab cara jalan Sabrina yang meng4ngk4ng. Itu pasti karena obrolan mereka tadi. Ibu Renata yang hanya memberi waktu sampai dua bulan. Ibu Renata menggelengkan kepala, melirik Sabrina yang menyantap makan malam sambil merunduk. Mungkin karena merasa malu. "Darren, besok kamu mesti masuk ke kantor. Mama dan papa mau ada urusan. Mungkin sampai sore di luar. Jadi kerjaan di kantor harus kamu yang nge-handle," ucap ibu Renata selesai menyantap makan malamnya. "Iya, Ma. Besok aku ke

    Dernière mise à jour : 2025-01-17
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 32B. Saling Mengenal

    *** "Aku mau pulang dulu," ucap seorang wanita yang beberapa menit lalu usai melampiaskan h4sr4t biologisnya pada seorang pria selain suaminya. Mereka baru saja melakukan perzinahan. Pertahanan Angelica goyah oleh rayuan Andre. Sebelumnya Angelica tak mau melakukan itu lagi pada Andre. Lelaki itu sering kali melakukan hubungan terlarang dengan banyak wanita. Ada ketakutan dalam hati Angelica jika Andre mengidap penyakit mematikan. Tetapi, lagi dan lagi ia mudah terpedaya oleh bujuk rayu Andre. "Jangan dong, Sayang ... aku masih kangen sama kamu." Andre menarik pinggang Angelica hingga tubuh wanita itu jatuh ke atas pangkvannya."Andre aku mohon. Aku harus pulang. Aku enggak mau Darren curiga lagi," kata Angelica berusaha melepaskan rengkuhan kedua tangan Andre pada pinggang rampingnya. Jika Angelica sudah menyebut nama Darren, Andre tidak bisa berbuat apa-apa. Ia sangat benci dan muak pada lelaki itu. Sudah tidak mempedulikan Angelica, tapi tak juga menceraikannya. Berdalih ingin me

    Dernière mise à jour : 2025-01-17
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 33A. Saling Kenal

    "Kenal, Ma. Om Ady papa kandungnya Angelica."Tubuh ibu Regina mundur selangkah, kedua mata membulat dan mulut menganga lebar. Ia tak menyangka kalau lelaki yang mengajaknya menikah esok, adalah papa kandung kekasih anak tunggalnya. "Ka-kamu jangan bercanda, Dre." Kepala ibu Regina menggeleng berulang kali, tak mau percaya akan kenyataan yang dihadapi. Berbeda dengan Pak Adyatama. Walaupun awalnya terkejut, tetapi ia tetap tenang. Justru itu lebih baik. Kalau dia dan ibu Regina sudah menikah, Andre tidak akan mengganggu Angelica lagi. "Andre benar, Regina. Aku memang papa kandung Angelica." Sangat tenang, Pak Adyatama membenarkan ucapan Andre. Giliran Andre yang tampak panik. Ia takut kalau ibu Regina mengatakan dirinya adalah kekasih Angelica. "Ma, aku mau bicara sama Mama sebentar. Ikut aku! Om, bentar ya, kami tinggal dulu," ujar Andre."Iya, Dre."Andre memegang lengan mamanya agar menjauh dari Pak Adyatama. "Dre, maafin Mama. Mama enggak tau kalau mas Ady ----""Tenang, Ma ..

    Dernière mise à jour : 2025-01-18
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 33B. Mengembung

    Usai salat Subuh, Sabrina bersiap-siap hendak pulang kampung. Beberapa pakaian dan kebutuhan lainnya sudah dikemasi di dalam koper kecil. Hati Darren sangat berat melepaskan Sabrina pulang kampung sendirian. Dia ingin ikut, menemani Sabrina di sana akan tetapi ibu Renata melarang keras. Mengingat kedua orang tuanya itu ada urusan penting. Entah urusan apa. "Tuan, saya berangkat sekarang, ya?" ucap Sabrina duduk bersimpuh di depan kedua kaki suaminya. Darren yang duduk di sisi ranjang menghela napas berat. Menarik tubuh istrinya, berpelukan. "Aku enggak mau pisah sama kamu, Sayang," lirih, Darren berucap. Kedua matanya berembun, menahan tangisan. Entah bagaimana nantinya jika tidak ada Sabrina di rumah ini. "Saya hanya dua hari saja di sana, Tuan," timpal Sabrina melepaskan pelukan Darren. Lelaki itu tetap memandang wajah istrinya penuh kasih sayang. Membelai pipi Sabrina yang mulus dan putih berseru. "Aku pasti sangat merindukanmu, Sayang." Lagi, ungkapan mesra Darren membuat jant

    Dernière mise à jour : 2025-01-18
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 34. I Love You

    Teriakan ibu Renata sama sekali tidak dihiraukan Darren. Pak Sugeng memegang tangan wanita yang dicintainya itu. "Sayang, bicaramu sangat keterlaluan. Darren bukan robot yang bisa kamu atur sesukamu. Anak kita manusia yang punya akal, hati dan perasaan. Jangan sampai Darren membenci kita, Sayang. Aku mohon, kali ini dengarkan apa kataku.""Tapi, kalau Sabrina sampe dua bulan belum juga hamil gimana, Mas?" sentak ibu Renata menghalau tangan suaminya. Pak Sugeng hanya menghela napas berat."Pagi, Mama ... pagi, Papa ...." Belum sempat Pak Sugeng menjawab pertanyaan istrinya, Angelica datang ke ruang makan menyapa mereka. "Pagi, Angelica," balas Pak Sugeng, memaksakan bibir tersenyum. Terlihat sekali kalau ibu Renata sangat tidak menyukai kedatangan menantu pertamanya itu. Pandangan Angelica mengarah pada kursi Darren dan Sabrina. "Ma, Pa, Darren sama perempuan kampungan itu kemana? Mereka belum bangun? Tumben amat," celetuk Angelica. Namun, pertanyaan Angelica tak ada yang menjawa

    Dernière mise à jour : 2025-01-18
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 35A. Gosip

    Hati Darren sangat bahagia mendapat balasan pesan singkat dari Sabrina, wanita yang sangat ia cintai. Bibirnya menyunggingkan senyum sepanjang jalan menuju kantor. Kerinduannya pada Sabrina semakin besar. Darren sudah bertekad, pulang dari kantor akan menyusul Sabrina di kampungnya. Tiba di kantor, Darren berjalan cepat hendak ke ruangannya. Ia ingin cepat-cepat menyelesaikan pekerjaan hari ini. Jika pekerjaanya cepat selesai, Darren akan cepat bertemu Sabrina. Langkah Darren terhenti ketika melewati ruangan pak Sugeng. Dari kaca ruangan, Darren melihat kedua orang tuanya dan juga Pak Hendrik sedang berbincang. Dalam hati, ia bertanya. 'Sebenarnya mama dan papa ada urusan apa sampai memanggil pengacara keluarga?'Darren menggelengkan kepala, menghalau rasa penasaran. Dia tidak mau tahu urusan kedua orang tuanya. Yang jelas, sekarang Darren harus segera menyelesaikan pekerjaannya. ***Sedikit pun ibu Regina tak menyangka kalau ibu Renata mengajaknya bertemu. Usai melangsungkan per

    Dernière mise à jour : 2025-01-19

Latest chapter

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 111. Bertemu Setelah Kematian

    "Kalian mau kemana?" Pak Sugeng bertanya ketika Darren dan ibu Regina berpapasan dengannya di pintu depan. "Aku mau ---""Anterin aku pulang ke panti. Aku mau ambil beberapa pakaian ganti. Kalau boleh, aku mau nginap di sini sampai acara tahlilan mbakyu selesai," sela ibu Regina. Tidak ingin kalau pak Sugeng mengetahui kalau dirinya dan Darren menemui Angelica. "Boleh saja. Silakan."Setelahnya, Pak Sugeng masuk ke dalam rumah. Darren dan ibu Regina melanjutkan langkah, menuju tempat di mana Angelica ditahan. "Tante, kenapa enggak tinggal bersama kami saja?" tanya Darren ketika kendaraan yang mereka tumpangi melaju. "Enggak, Darren. Tante udah nyaman tinggal di panti."Jawaban ibu Regina membuat Darren terdiam seribu basa. Mereka baru bertemu beberapa jam, tapi Darren merasa kalau sudah sangat lama bertemu dengan ibu Regina. Mungkin karena diantara mereka terdapat ikatan darah. "Kenapa selama ini Tante enggak pernah muncul di acara keluarga kami?" tanya Darren heran. Mengingat k

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 110B. Terima Kasih, Sayang.

    Usai pemakaman, Ibu Regina bertanya kembali pada Darren. Di rumah itu hanya Darren yang bisa diajak bicara. Ibu Regina bertanya kenapa ibu Renata sampai ditusuk orang perutnya? Siapa pelakunya?Awalnya Darren tak ingin menjawab namun karena ibu Regina memaksa, akhirnya Darren mengatakannya. Kedua mata ibu Regina membeliak mendengar nama Angelica. "Jadi, yang membuat Mbakyuku meniggal Angelica juga?" ibu Regina teramat terkejut. "Iya, Tante. Tapi keadaan mama sempat membaik."Ibu Regina menggelengkan kepala berulang kali. Rasa sakit hati pada Angelica semakin besar. Anak dan kakaknya telah dibunuh wanita berhati iblis itu. Pandangan ibu Regina beralih pada ibu Anita yang menangis di depan pusara ibu Renata. Dengan kasar, ibu Regina mendorong tubuh ibu Anita hingga wanita itu terjungkang. "Munafik! Gara-gara anakmu, Mbak Renata meninggal! Anakmu, anak iblis! Dulu anakku yang dibunuhnya, sekarang kakakku!" Teriakan ibu Regina membuat ibu Anita dan orang lain terkejut. Mereka kasak-ku

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 110A. Pemakaman

    Keluarga Wirawan berduka. Wanita yang selama ini mengharapkan cucu kini telah tiada ketika keinginannya itu dikabulkan Tuhan. Pak Sugeng duduk di samping jenazah ibu Renata sejak beberapa jam lalu. Belahan jiwanya telah hilang. Dibiarkan air mata membasahi wajah. Tak ada lagi sikapnya yang tegas, yang berwibawa dan yang berkharismatik. Kini, ia telah kehilangan semangat. "Pa, Papa makan dulu," ucap Darren mengingatkan sang papa yang seharian ini tidak ada makanan yang masuk ke dalam perut. "Nanti saja." Hanya itu jawaban yang terucap dari mulut lelaki yang ditinggal kekasih hatinya. Kekasih yang telah menemani hidupnya. Sabrina yang berada di dalam kamar, tengah memberi ASI pada kedua buah hatinya meneteskan air mata. Masih teringat jelas, bagaimana perhatiannya ibu Renata, bagaimana keinginan ibu Renata memiliki cucu. "Ya Allah, mohon kesabaran serta keikhlasan dalam hatiku ya Allah. Hamba tahu, semua ini sudah menjadi takdir-Mu."Rumah duka keluarga Wirawan semakin berjalan wak

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 109B. Panik

    Pak Sugeng bergegas keluar ruangan, hendak membeli brownies keinginan ibu Renata. Lelaki itu membeli brownies di toko yang letaknya tak jauh dari rumah sakit. Ia tak ingin berlama-lama meninggalkan ibu Renata. Hanya memakan waktu lima belas menit, pak Sugeng sudah kembali ke ruangan ibu Renata. Di dalam ruangan, terlihat ibu Renata sedang berbicara sendiri di depan handphone. "Lho, Mas. Cepat sekali belinya?" tanya ibu Renata heran. Ia lantas mematikan rekaman suara di handphone milik suaminya. Jangan sampai pak Sugeng tahu kalau ibu Renata meninggalkan pesan suara pada ponselnya. "Aku sengaja beli di toko kue terdekat. Ini aku beli dua. Ada yang pake toping keju dan ada yang enggak pake toping. Kamu mau makan yang mana dulu?" tanya pak Sugeng sembari menunjukan dua kotak brownies. Sengaja membeli dua supaya Ibu Renata memilih. "Aku mau toping keju. Mas, suapin aku ...," rengekan ibu Renata membuat hati pak Sugeng mencelos. Permintaan itu seperti mengisyaratkan sesuatu. "Tentu. A

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 109A. Pegang

    "Aku harus bilang gitu, Anita. Umur orang enggak ada yang tau. Paling enggak kalau aku udah bilang, kamu bisa wujudin," jelas ibu Renata menatap sendu wanita yang napasnya turun naik karena kesal akan ucapannya. "G1la kamu, Renata! Bisa jadi umurku lebih dulu yang tamat daripada kamu." Sangat sewot ibu Anita menanggapi ucapan ibu kandung Darren. Ibu Renata meraih telapak tangan ibu Anita. Ia seolah memohon pada mantan besannya itu."Anita, aku mohon padamu. Kabulkan---""Stop!" sela Anita menghempaskan genggaman tangan ibu Renata. "Aku enggak mau dengar soal itu lagi. Renata, kamu pasti sembuh. Sekarang keinginan terbesarmu sudah Tuhan penuhi. Langsung dikasih dua, Renata. Kamu harus sembuh. Oke?" ucap ibu Anita. Jantungnya berdetak lebih cepat. Dia sangat takut kalau sahabat dari semasa SMA-nya itu benar-benar pergi meninggalkannya. Dia sangat takut, jika apa yang dikatakan ibu Renata akan terjadi. Ibu Anita menggelengkan kepala, menghalau pikiran dan firasat buruk. Sesaat, terjad

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 108. Gantikan Posisiku

    "Mama Anita?" pekik Darren melihat mantan ibu mertuanya yang berdiri di hadapan. "Darren, apa Mama boleh menjenguk Mamamu?" suara ibu Anita bergetar. Ia takut sekali jika keluarga Wirawan membencinya karena perbuatan jahat anak semata wayangnya, Angelica."Boleh, Ma. Silakan masuk."Darren memberi ruang pada ibu Anita agar masuk ke dalam ruangan. Semuanya terkejut akan kedatangan ibu Anita. Wanita yang telah melahirkan Angelica. "Anita?" gumam ibu Renata melihat sahabatnya datang menjenguk. Ibu Anita merasa sangat bersalah akan perbuatan jahat yang dilakukan Angelica pada ibu Renata. "Renata, Renata ...." Ibu Anita menghambur dalam pelukan wanita yang telah melahirkan Darren. Pak Sugeng menarik mundur kursi roda Sabrina agar tidak menghalangi Ibu Anita yang memeluk sahabatnya. "Aku minta maaf, Renata ... aku minta maaaff ...." Permohonan maaf diucapkan ibu Anita disela pelukan pada sahabatnya. Ibu Renata mengusap lembut punggung ibu Anita. "Kamu enggak perlu minta maaf, Anita. Ka

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 107B. Mantan Ibu Mertua

    Pertanyaan ibu Anita sarat penekanan. Tatapannya sangat tajam. Angelica memicingkan kedua mata, merasa kesal karena mamanya lagi dan lagi tidak membelanya justru membela orang lain. "Aku enggak bermaksud mencelakai dia. Tujuanku Sabrina dan calon anaknya!" tandas Angelica membalas tatapan ibu Anita tak kalah tajam. "Kenapa? Memangnya Sabrina melakukan kesalahan apa sama kamu, Lica?" Ibu Anita mencondongkan tubuh lebih ke depan. "Kesalahan apa?" Angelica mengulang pertanyaan mamanya. "Mama lupa, dia udah ngerebut kebahagiaanku! Gara-gara kedatangan dia di rumah itu, aku diusir! aku diceraikan. Hidupku hancur, kacau gara-gara dia! Dia enggak boleh lebih lama bahagia. Aku ingin ... aku ingin Sabrina hidupnya hancur dan menderita sepertiku!" Mendengar ucapan Angelica, ibu Anita menggelengkan kepala berulang kali. "Bodoh!" maki ibu Anita dipenuhi amarah. "Kamu sangat bodoh, Lica! Lihatlah ... akibat kebodohanmu, sekarang kamu di penjara! kamu akan mati di dalam sel sana, Lica!" sambun

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 107A. Kenapa?

    Ibu Anita yang memutuskan pindah tempat tinggal terkejut mendengar kabar anak semata wayangnya menusuk perut ibu Renata. Kabar itu disampaikan oleh Jessi yang mengetahui keberadaan wanita yang telah melahirkan Angelica. "Anak kurang ajar! Aku pikir dia sudah m4ti!" geram ibu Anita mengepalkan kedua telapak tangan di hadapan wanita yang wajahnya mirip Sabrina. Tiga bulan lalu, ibu Anita tanpa sengaja bertemu dengan Jessi di kantor keluarga Wirawan. Jessi kala itu menemani Mr. Whang meeting di kantor Darren. Singkat cerita hubungan mereka semakin dekat. Jessi yang telah kehilangan sosok ibu, seperti menemukan sosok ibu dalam diri ibu Anita. Begitu pula ibu Anita. Sampai akhirnya, ibu Anita memutuskan pindah rumah karena tak nyaman selalu didatangi ibu Regina. Sekarang ibu Anita tinggal di apartemen yang dulu ditempati Darren dan Sabrina. "Awalnya Angelica ingin menusuk Sabrina. Tapi, dihalangi mama Renata.""Ya Tuhan ... Kenapa anak itu selalu mencari masalah?" Ibu Anita menutup waja

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 106B. Kembar

    Pak Sugeng bergegas menuju ruangan Sabrina yang letaknya cukup jauh. Sedangkan Darren berjalan, menghampiri jendela ruangan yang di dalamnya ada ibu Renata. Darren tak menyangka kalau ibu Renata yang menyelamatkan nyawa Sabrina dan calon anaknya. Ternyata ibu Renata sikapnya sudah benar-benar berubah. Sangat menyayangi dan perhatian pada Sabrina. Dari kejauhan, Darren melihat pergerakan jari ibu Renata. Lalu, perlahan-lahan kedua mata wanita tua itu terbuka. Mulutnya menganga, seolah sedang bicara. Menit berikutnya, perawat yang menjaga ibu Renata di dalam ruangan membuka pintu. "Sus, Mama saya sudah sadarkan diri?" tanya Darren tampak sumringah."Betul, Mas. Apa Mas keluarga pasien?""Saya anaknya, Sus.""Oh silakan masuk, Mas."Suster membuka pintu ruangan lebar, mempersilakan Darren masuk. Lalu, suster itu berjalan cepat, hendak memanggil dokter yang menangani kesehatan ibu Renata. "Mama!" pekik Darren berdiri di samping wanita yang telah melahirkannya. Ibu Renata mengulas sen

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status