Beranda / Romansa / Rahasia di Balik Duda Arogan / Semua ini salahmu, Angkasa.

Share

Semua ini salahmu, Angkasa.

Penulis: berymatcha_
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Selamat membaca~

-

Asya ikut duduk bersama dengan Angkasa di ruang makan. Ruang makan minimalis bertemakan warna cokelat dan putih itu membuat Asya kagum akan interior yang ada di rumah milik Angkasa.

Saat Angkasa hendak mengambil piring yang berada di dekat Asya, sontak membuat Asya berdiri dan memegang piring untuk Angkasa. “Biar saya bantu ambilkan nasinya,” ujar Asya seraya mengambil nasi dan menaruhnya pada piring milik Angkasa.

Setelahnya, Asya memberikan piring tersebut pada Angkasa. “Nasinya kebanyakan.” protes Angkasa yang membuat Asya menatapnya tajam.

Angkasa tidak memperdulikannya dan mengembalikan nasinya setengah kedalam wadah nasi. Setelah itu Angkasa mulai mengambil lauk pauk yang dia tahu bahwa masakan malam ini adalah hasil karya dari Asya. Angkasa memulai makannya setelah piringnya terisi penuh dengan lauk pauk. Namun dia kembali menghentikan aktivitas makannya saat Asya hanya diam dan tidak ikut makan bersamanya.

“Kenapa gak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rahasia di Balik Duda Arogan   Dua sisi berbeda.

    Selamat membaca~ - Setelah melakukan perdebatan panjang, Wira dan Aneska memutuskan untuk pulang. Di balik pintu utama rumahnya, Angkasa menghela napas lega. Dia berjalan ke arah ruang makan untuk bisa menemui Asya yang masih duduk di sana dalam diam. “Lupakan semua perdebatan yang sudah anda dengar malam ini.” ujar Angkasa pada Asya. “Pak Angkasa mau lanjut makan lagi? Saya panaskan dulu ya ikannya,” balas Asya yang berusaha untuk mengalihkan pembicaraan agar suasana tidak terlihat canggung. Angkasa diam. Dia bingung melihat sikap Asya yang random, namun Angkasa berhasil dibuat tersentuh saat mengetahui bahwa Asya tidak ingin ikut campur ke dalam masalah keluarganya. “Tidak perlu. Saya sudah tidak napsu makan,” balas Angkasa. Asya menatap Angkasa seolah dia sedang marah. “Kalau kamu juga gak bisa jaga pola makan yang baik, sama aja kayak Jef dong. Siapa yang akan jaga Jef kalau kamu jatuh sakit?” ujar Asya. Angkasa kembali diam.

  • Rahasia di Balik Duda Arogan   Gamya Sang Mega Bintang.

    Selamat membaca~- Seperti yang diinginkan oleh Asya, dia dibiarkan Angkasa untuk berangkat kerja sendiri. Namun dengan syarat, dia akan kembali selepas kerja nanti untuk menjaga Jef. Perjanjian Asya dan Angkasa masih berjalan dan belum berakhir hingga satu minggu ke depan. Mau bagaimanapun Asya harus menepatinya demi Jef. “Hai, Cha. Kamu gak ada jadwal mengajar pagi ini?” tanya Vania memasuki ruang kecil yang mereka jadikan sebagai kantor untuk tempat berkumpulnya pengajar di rumah bangsa. Asya tersenyum seraya menggeleng, “Gak ada, Mbak. Aku mengajar setelah kelasnya Mas David selesai.” jawab Asya. “Ya sudah aku ngajar dulu ya.” ujar Vania lalu berjalan pergi setelah menaruh barangnya di meja kerja miliknya. Tidak banyak meja dan kursi yang terdapat dalam kantor guru, karena guru lain yang mengajar tidak pernah singgah lama. Setelah mereka mengajar pelajaran umum, mereka akan langsung pulang dan menuju sekolah utamanya. Pintu terbuka saat fok

  • Rahasia di Balik Duda Arogan   Jef, anak Mama.

    Selamat membaca~- | Serius Sil? Gamya datang tadi siang ke kantor? | Iya Cha, masa aku bohongin kamu sih. | Wah, iri banget kamu bisa ketemu sama dia. | Dia ganteng gak? Kayak selama ini aku banggain ke kamu? | Yup. Sama persis. Pantas aja kamu bucin ke dia. Ganteng banget Cha, baik lagi. | Yah, makin iri deh. | Hahahaa, semoga deh lain waktu kita bisa ketemu dia. | Ohiya Cha, aku lihat kamar kost mu sepi banget. Belum pulang ngajar? | Ha? Oh aku lagi nginep di rumah salah satu guru Rumah Bangsa. Ada yang mau dibicarain soal anak-anak. | Cepat banget akrabnya sampai langsung nginep. | Iya Sil. Karena penting. Penting banget. | Oh gitu? Padahal aku mau banyak cerita tentang Gamya hari ini. | Lewat telepon aja ya. | Memangnya gak ganggu teman kamu? Terdengar suara pintu terketuk dua kali saat Asya hendak menjawab pertanyaan dari Sila. Asya pun segera mematikan teleponnya setelah mengucapkan kalimat penutup. Asya menaruh ponselnya sembarangan diatas ranjang dan

  • Rahasia di Balik Duda Arogan   Permintaan Asya.

    Selamat membaca~ - Angkasa tampak membolak-balikkan berkas perusahaan yang selalu dibawanya pulang. Kerja adalah bagian dari hidupnya dan sudah tidak bisa di pisahkan sejak dia dinobatkan sebagai Direktur Utama Sandhaya Sea Company. Sebenarnya Angkasa merasa lelah, dia ingin istirahat. Namun jika Angkasa istirahat sebelum waktu yang sudah dibuatnya, sama saja dia sudah membuang uang begitu saja. Angkasa tidak ingin melakukannya, karena jam istirahat yang dibuatnya adalah pukul satu pagi sedangkan saat ini masih pukul sepuluh malam. Tangan Angkasa bergerak mencari cangkir yang selalu terisi dengan kopi agar rasa kantuk tidak pernah menyerangnya. Namun alih-alih matanya fokus pada kertas yang bertumpukkan, Angkasa berpaling untuk melihat isi cangkirnya yang kosong. Dia menghela napas seraya menyandarkan tubuhnya pada punggung kursi. “Bi Tari udah pulang, sedangkan aku gak bisa buat kopi.” ujar Angkasa menyesali situasinya saat ini. Dengan berat h

  • Rahasia di Balik Duda Arogan   Mengantar Jef dan Asya.

    Selamat membaca~ - Asya berkutat di dapur dengan wadah bekal yang ada dihadapannya. Sesuai perintah Angkasa yang selalu mengedepankan gizi dari makanan, dia khusus memasak capcay goreng, daging, dan juga memberikan irisan buah untuk penutup makanan. Tak lupa Asya juga membawakan susu untuk Jef. Asya sibuk dengan masakannya sejak pukul 5:00 AM, dia ingin menepati janjinya pada Jef untuk membawakannya bekal. Setelah selesai menata diri, Asya mulai memasukkan masakannya pada kedua wadah bekal yang ada dihadapannya. “Jef sudah siap? Ayo kita berangkat sekarang.” ujar Angkasa dengan suaranya yang menggema sehingga dapat di dengar oleh Asya yang masih sibuk di dapur. “Sebentar.” teriak Asya dari arah dapur. “Mama kenapa?” tanya Jef yang baru saja keluar dari kamarnya dengan membawa ransel yang ada dipunggungnya. Angkasa menggeleng, “Gak tahu.” balas Angkasa. Angkasa pun berjongkok dan menata kerah jas yang digunakan Jef. Ya, seragam sek

  • Rahasia di Balik Duda Arogan   Perihal Bekal Kantor.

    Selamat membaca~ - Juno masuk kedalam ruang kerja Angkasa setelah memasuki jam istirahat. Ia berniat untuk mengajak Angkasa makan siang karena ia tahu jika Angkasa jarang sekali untuk makan jika sudah terlanjur fokus dengan pekerjaannya. “Sa, kantin yuk. Makan dulu,” ajak Juno sembari berjalan mendekat kearah meja Angkasa. Angkasa mengangguk, kemudian ia bangkit karena sedang merasa lapar. Namun sesaat sebelum ia melangkah, matanya menangkap kotak bekal yang ditaruhnya diatas meja ruangannya. Ia pun menatap Juno, “Gak deh. Kalian aja.” Jawab Angkasa menolak. “Kerja bisa nanti lagi Sa, makan cuma sebentar.” Ujar Juno yang tidak mengerti maksud dari Angkasa. “Tadi aku bawa bekal dari rumah,” balas Angkasa lirih. Juno mengernyit, “Tumben?” tanyanya penasaran karena Angkasa sama sekali tidak suka jika membawa bekal dari rumah. Maka dari itu kantin perusahaan menetapkan standart masakan sesuai dengan keinginan Angkasa. Juno mendelik seraya mengang

  • Rahasia di Balik Duda Arogan   Jam Malam Angkasa.

    Selamat membaca~ - Asya sibuk memasak untuk malam hari ini. Tadi Asya mengirimkan pesan ke Tari untuk tidak rumah Angkasa setelah menemani Jef di sekolah. Namun Tari sempat menolak karena ia belum memasak untuk makan malam Jef. Karena Asya memiliki kemampuan memasak yang tidak bisa disepelekan, akhirnya ia mengalah untuk mengambil pekerjaan Tari agar Tari bisa merawat anaknya yang sakit. “Bi, minta tolong bikini kopi ya.” Ujar Angkasa yang berjalan dengan fokusnya mengarah pada layar tablet yang digenggamnya. “Kopinya habis pak,” balas Asya asal sambil sibuk menumis bumbu. Angkasa menghentikan langkahnya, ia tampak tak asing dengan suaranya. Ini bukan suara Tari, dan Tari tidak mungkin menjawabnya dengan perkataan seperti tadi. Angkasa mengalihkan pandangannya pada wanita dengan rambut yang dikuncir dengang rapi dan membelakangi dirinya. “Bi Tari mana? Kenapa jadi kamu yang masak?” tanya Angkasa dengan berjalan mendekat kearah pantry. “Tadi aku suruh Bi Tari di rumah

  • Rahasia di Balik Duda Arogan   Terbongkar sudah.

    Selamat membaca~ - Sesuai dugaan, Asya dadan dengan ala kadarnya dan segera pergi menuju mall tempat di mana dia sudah berjanji untuk bertemu dengan Sila di sana. Asya berlari dengan terburu-buru untuk menemui Sila yang sudah di depan stand toko brand kosmetik yang cukup terkenal di Indonesia. Napasnya yang masih tersenggal terdengar sangat kuat di telinga Sila yang menyaksikan aksi Asya. “Sila, maaf ya nunggu lama. Jalanan kota macet banget.” ujar Asya seraya mengatur napasnya. “Yaudah sih, kayak sama siapa aja.” balas Sila yang tidak mempermasalahkan keterlambatan sahabatnya itu. Mereka berdua akhirnya jalan menyusuri lorong mall yang masih ramai. Beberapa tokoh baju mereka datangi untuk sekedar memilih baju yang sesuai, namun tidak ada yang cocok bagi Asya untuk dikenakan besok. Alhasil dia hanya mengantar Sila untuk membeli keperluannya yang dapat digunakan besok. “Cha, serius gak ada yang mau kamu beli?” tanya Sila saat mengantre di depan kasir untuk

Bab terbaru

  • Rahasia di Balik Duda Arogan   Selisih

    Asya duduk termenung di ruang khusus pengajar yang ada di Rumah Bangsa. Di sana tidak banyak orang, hanya ada Adrian, Vania dan Sendi yang sedang menilai hasil kerja para muridnya hari ini.“Cha nanti ikut rapat ya?” ajak Sendi ditengah kesibukannya pada selebaran kertas dihadapannya.“Rapat apa Mbak?” tanya Asya bingung.“Kamu gak lihat grup pengajar?” tanya Sendi yang langsung mendapatkan gelengan kepala dari Asya.“Mana sempat Mbak, dia kan sibuk orangnya.” Intrupsi Vania tanpa menatap orang yang sedang disindirnya.“Iya, maaf gue belum sempat buka grup semalam. Tapi gue bakal ikut kok Mbak.” Balas Asya yang paham akan arah sindiran Vania. Adrian menatap Sendi seolah sedang memberikan perintah padanya untuk segera dapat dilakukan. Melihat sorot nyalang itu, Sendi lantas mengangguk dan bangkit dari kursinya untuk mendekat ke arah Vania.“Ikut gue beli makan siang yuk, sambil nunggu Mas Dafid selesai ngajar.” Ajak Sendi dengan menatap Vania yang masih tertunduk kes

  • Rahasia di Balik Duda Arogan   Pers Conference

    Seperti yang diinginkan oleh Wira, dengan berat hati Angkasa datang ke acara Ressa Company untuk membahagiakan hati mungil Wira sebagai Ayah kandungnya. Meskipun Angkasa sangat keras kepala, dia masih menghargai Wira sebagai orang yang telah berjasa untuk hidupnya. Semua media berkumpul untuk hari bahagia dari Ressa Company. Tampilan Angkasa yang terbalut dengan tuxedo hitam dan celananya nampak membuatnya terlihat sangat berwibawa dan memancarkan aura alpha dominan yang sangat ditakuti oleh orang yang melihatnya.“Angkasa, saya yakin kamu akan datang hari ini.” Ujar Aditomo dengan merangkul bahu Angkasa erat. Senyum Aditomo merekah hingga membuat teman media senang karena bisa mengabadikan gambar apik untuk serentetan momen langkah kedua orang penting di perusahaan terbesar se Indonesia ini.“Apa hubungan antara Pak Aditomo dengan Pak Angkasa?” tanya seorang reporter yang sedang bertugas saat itu disela sesi pertemuan hangat Aditomo dan Angka

  • Rahasia di Balik Duda Arogan   Mana Mama?

    Selamat membaca~- Angkasa meregangkan dasi yang sudah mencekat lehernya seharian ini. Hari ini sangat melelahkan untuknya. Bahkan jauh terasa lebih berat dari yang biasanya telah dia jalankan. Angkasa melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga untuk melihat kondisi Jef yang bahkan tidak mau lagi untuk berbicara dengannya.“Astaga.” Angkasa terkejut karena keberadaan Jefrey yang sedang duduk sendirian di tengah redupnya ruang keluarga. Jef duduk tepat di tempat biasanya Asya gunakan untuk istirahat sambil menonton televisi saat memiliki waktu senggang. Sorot mata Jef menangkap mata Angkasa yang masih terkejut akan keberadaannya yang tidak terduga. “Kamu kenapa di situ Jefrey?” tanya Angkasa.“Jef tidak mau tidur Pak. Jef sengaja menunggu Bapak pulang,” Angkasa mengarahkan pandangannya ke arah dapur di mana ada Tari yang kini datang dengan membawa secangkir kopi. Tari meletakkan kopi pesanan Angkasa yang se

  • Rahasia di Balik Duda Arogan   Kembali atau tidak?

    Selamat membaca~ - Asya termenung dalam kamar kosnya. Materi untuk mengajar besok, sudah dia siapkan sejak sore. Malam ini harinya terasa sepi, tidak ada lagi pekerjaan yang harus dia selesaikan. Waktunya terbuang sia-sia hanya untuk memandangi palfon kamar yang berwarna putih. Pintu kamar Asya di ketuk, dia bangkit dengan badan yang lunglai dan tak berdaya. Dia sungguh malas untuk menerima tamu malam ini. Asya membuka pintu dengan terpaksa karena dia tahu siapa yang datang saat ini. “Surprise!” ujar Sila dengan membawa banyak tentengan kresek yang berisi makanan. Tanpa menunggu di suruh untuk masuk, Sila melangkahkan kakinya dan duduk di lantai yang sudah dilapisi karpet berbulu berwana abu-abu. Asya hanya pasrah dan segera menutup pintu kamarnya. “Banyak banget makanannya? Tanggal gajian kamu masih lama kan?” tanya Asya yang bingung dengan sikap Sila saat ini. “Kita hari ini akan merayakan pesta atas kamu yang sudah pensiun jagain Jef.”

  • Rahasia di Balik Duda Arogan   Syarat untuk Aneska.

    Selamat membaca~ - Adrian duduk di bangku tukang siomay langganannya bersama Asya. Asya tidak mengira jika Adrian akan mengajaknya ke sini untuk makan siang bersama. Suasana canggung melanda mereka berdua. Asya bingung hendak memulai percakapan dari mana. “Kamu gak bilang kalau udah punya calon suami,” ujar Adrian membuka percakapan yang berhasil membuat Asya terkejut. “Hah? Kata siapa?” tanya tanya Asya. “Waktu itu, ada suara cowok yang angkat telepon kamu. Dia bilangnya kamu izin soalnya ada acara sama calon suami.” jelas Adrian. Asya diam. Dia berusaha untuk mengingat siapa saja yang sudah meminjam ponselnya akhir-akhir ini. Pikiran Asya tertuju pada hari setelah Angkasa sakit. Asya menghela napas, terlihat dia sangat frustasi saat ini karena ulah Angkasa yang sangat ceroboh. “Bukan, Mas. Dia bukan calon suamiku.” ujar Asya. “Lalu dia siapa? Kenapa bisa ada sama kamu di pagi hari?” tanya Adrian dengan menatap dalam Asya untuk mencari jawaban jujur yang ke

  • Rahasia di Balik Duda Arogan   Vania Cemburu

    Selamat membaca~ - Suasana kantor Sandhaya Sea Company pagi ini tampak tentram. Seluruh pegawai bekerja sesuai dengan pekerjaan setiap divisi. Bagian paling sibuk setelah melakukan launching produk adalah Departemen Produksi, karena mereka harus selalu siap siaga di gudang dan kantor untuk memantau pekerjaan agar hasil yang di cetak maksimal. “Jangan lupa untuk mengawasi setiap pekerja agar bahan yang sudah rusak tidak ikut di produksi.” tegas Galih kepada anggotanya yang saat ini ikut survey lokasi di gudang. “Siap.” Semuanya berpencar untuk menjalankan tugas yang sudah diberikan oleh Galih kepada setiap kepala anggota. Bagian produksi kantor dan produksi gudang berbeda. Produksi kantor berfokus kepada untuk perencanaan bahan, alat, model, dan yang berhubungan dengan memproduksi sebuah bahan. Sedangkan bagian produksi gudang, merekalah yang akan memproduksi sebuah barang sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan oleh Ketua Divisi Produksi. Sila berkeli

  • Rahasia di Balik Duda Arogan   Apa itu perasaan?

    Selamat membaca~ - Angkasa melihat kamar Jef yang sudah gelap. Ternyata dia sudah tidur. Mungkun karena kelelahan diperjalanan. Angkasa kini beralih untuk menemui teman-temannya yang sudah asik dengan dunianya sendiri, yaitu bermain PS 5 milik Jef. “Ada apa?” tanya Angkasa tanpa berbasa-basi. “Jengukin orang sakit lah. Eh yang sakit malah lagi bulan madu.” ujar Nathan yang mulutnya langsung dibekap oleh Rafasnya. “Mulutnya lancar banget kayak kereta api.” “Acha mana?” tanya Angkasa saat menyadari bahwa tidak ada tanda-tanda akan kehadiran Asya di rumah miliknya. “Pulang. Katanya mau ke kosan aja.” balas Juno. “Gak kalian anterin?” tanya Angkasa. “Nathan tuh, gak mau.” jawab Juno. Mata tajam Angkasa seolah sedang mencekik leher Nathan. Saat ini dia kesulitan untuk bernapas dan membuatnya untuk mencari perlindungan dari Rafasya yang duduknya dekat dengannya. “Tolongin adik sendiri Bang.” ujar Nathan pada Rafasya. “Gak mau lah. Takut.” tolak Rafasya. “Udah malam,

  • Rahasia di Balik Duda Arogan   Kembali.

    Selamat membaca~ - Pagi ini Angkasa membawa mereka sarapan sambil melihat rusa dan jerapah di sana. Asya benar-benar takjub dengan villa yang dibangun oleh Angkasa. Mengusung tema sederhana namun terlihat elegan dan nyaman, juga adanya taman bermain, ternak rusa dan jerapah, serta kebun strawberry yang sengaja dibuatnya untuk pengunjung bisa menikmati momen liburan dengan damai. Sebenarnya Angkasa bisa memanggil staffnya untuk membawa makanan ke villa, namun hal itu dibatalkannya lantaran dia ingin menyenangkan Asya dan Jef sebelum mereka pulang ke rumah nanti siang. Akhirnya setelah melakukan perdebatan dengan batinnya, Angkasa memutuskan untuk mengunjungi resto villa dengan pemandangan rusa dan jerapah. Area resto ini sangatlah luas apalagi dengan dinding kaca yang mengantarkan pemandangan gunung serta halaman luas yang digunakan sebagai penangkaran rusa dan jerapah. Setelah mereka melakukan sarapan, kini Jef mengajak Angkasa dan Asya untuk per

  • Rahasia di Balik Duda Arogan   Malam dan Kamu.

    Selamat membaca~ - Asya berjalan keluar hanya dengan menggunakan handuk kimono. Dia lupa jika tidak memiliki baju ganti untuk digunakannya malam ini. Dengan langkah kakinya yang ragu, Asya melangkah untuk mencari Angkasa. Dia hendak meminjam baju Angkasa untuk digunakannya malam ini. Namun Asya terkejut saat melihat ada 3 orang perempuan berbaju hotel sedang berdiri dan tersenyum kearahnya. “Selamat sore, Nyonya Angkasa. Di sini kami hendak melayani anda untuk bersiap dinner bersama Bapak Angkasa dan Jef yang akan berlangsung tiga jam lagi. Jadi mohon izinkan kami untuk membantu Nyonya.” ujar salah seorang pegawai dengan senyumnya yang tidak pernah tertinggal. Asya diam. Dia bingung harus memberikan respon yang bagaimana untuk kejutan yang sama sekali tidak pernah dia bayangkan akan bisa menerima semua ini. “Mari ikut kami,” ajak salah seorang pegawai. “Jef sama Angkasa di mana?” tanya Asya bingung karena villa terasa sangat sepi. “Jef dan Bapak Angkasa

DMCA.com Protection Status