"Oh iya, kamu tak perlu khawatir. kita tidak akan tidur satu ranjang kok, disini ada beberapa kamar … dua diatas dan dua dibawah." jelas Mahesa.
"Sekarang kamu mau pilih yang mana, atas atau bawah?" tanya Mahesa dan langsung mendapat tatapan tajam dari Zishu."Nggak–kok bercanda saja, tapi jika hasrat ku naik aku mau kamu layani aku sebagai suamimu" goda Mahesa yang membuat Zishu melarikan diri dari masuk kedalam kamar."Gadis nakal." gumam Mahesa lalu mengambil koper yang masih berada didalam mobil.Setelah selesai membawa koper masuk kedalam rumah, Mahesa langsung keluar untuk mencari persediaan bahan makan."Mau kemana dia?" tanya Zishu sambil mengintip di balik jendela kamarnya."Mumpung pria mesum itu pergi, aku koper-koper ku saja." gumam Zishu lalu menyalakan mesin otomatis di kursi roda untuk berjalan.Setelah berselang lama, Mahesa pulang dengan membawa belanjaan yang sangat banyak.Zishu hanya mengintip dari balik pintu, Mahesa yang mengetahui hal itu, ia pun menghela nafas. "Untuk apa kamu mengintip seperti itu, ini juga rumahmu." ucap Mahesa sambil mengeluarkan beberapa cemilan untuk ia makan bersama.Zishu yang ketahuan pun Akhirnya keluar dan menghampiri Mahesa yang masih sibuk."Ini untukmu, jika kurang ambil saja. aku tak tahu cemilan kesukaan mu apa jadi aku beli sebanyak ini." tutur Mahesa.‘hah, dia beli bahan makanan dan cemilan ini. dapat uang dari mana atau jangan-jangan … dia mencuri’ batin Zishu penasaran.“Tenang saja, semua ini uang berkah kok. tidak merugikan orang lain” cetus Mahesa seolah-olah mendengar apa yang diucapkan Zi dalam hati.“Aku tak mengatakan kamu mencuri kok, cuma aku penasaran kamu belanja sebanyak ini uang dari mana?” tanya Zi.“Itu tidak penting, Oh iya setelah ini aku ada urusan, jika kamu mau makan pesan online saja. aku nanti pulangnya malam” lanjut Mahesa.“Kamu tega ninggalin aku sendirian di rumah ini?” ucap Zi bertanya lagi.“Nanti ada P-R-T datang kesini, sudah aku mau menata belanjaan dulu.” dalih Mahesa berusaha Menghindar dari pertanyaan-pertanyaan yang nanti akan membongkar rahasia Mahesa.“Mahesa tunggu, aku belum selesai bicara.” teriak Zi karena masih penasaran.“Siapa sih tuan rumah disini.”gumam Zi kesal, kemudian ia membawa cemilan beserta susu botol Masuk kedalam kamar.***tak berselang lama, Mahesa kembali keruang utama, ia pun membawa koper berisi pakaiannya masuk kedalam kamar. setelah menata pakaian didalam lemari Mahesa pun bergegas ke kamar atas untuk menata alat kerja.tak berselang lama, ia pun kembali kebawah lalu mengetuk pintu kamar Zishu.“Zi, keluar sebentar ada sesuatu yang ingin aku bicarakan.”ucap Mahesa setelah Mengetuk pintu.“Ada apa, aku masih sibuk nonton film kesukaan ku.” sambung Zi dengan kesal, “Atas dasar apa kamu berani memanggil ku dengan sebutan nama.” lanjut Zishu lalu ia memperhatikan dokumen yang ada ditangan Mahesa.“Kita bicara sebentar.” ajak Mahesa lalu Meraih gagang Kursi roda dan mendorongnya mendekati Meja tamu.“Aku tidak mau Mahes, jangan memaksa ku seperti ini.” tolak Zi namun tidak bisa apa-apa selain menurut pada Mahesa.“Kita tinggal satu atap tapi tidak ada rasa cinta, itu katamu. jadi aku memutuskan untuk mengajukan kontrak kamu bisa baca dulu sebelum tanda tangan, dan ingat jangan sampai merugikan kedua belah pihak." jelas Mahesa setelah Melemparkan Dokumen yang dia Bawa.“Aku sangat keberatan dengan pasal 3, kenapa harus membebankan padaku, kamu boleh mencampuri urusan ku tapi aku tidak boleh mencampuri urusan mu. naskah apa-apaan ini?. ganti!" tutur Zi berkomentar karena ada pasal yang menurut dia tidak Adil.“Sekarang gini, kita suami dan istri. tidak ada hubungan Ranjang itu sudah membuat ku tersiksa Zi … maksud saya Nona Zi.” ungkap Mahesa.“Pokoknya di ganti, kamu tidak boleh mencampuri urusan ku dan aku sebaliknya.” tutur Zishu masih tetap menolak apa yang ada di naskah kontrak.“baiklah jika begitu, aku ganti naskah nomer tiga, tidak ada yang boleh mencampuri urusan masing-masing dari pihak satu mau pun pihak dua, kecuali itu sangat darurat” ucap Mahesa mengalah.“Nah gitu dong, ingat jangan sampai ada yang mencampuri urusan masing-masing kecuali Darurat." tutur Zishu lalu menanda tangani kontrak tersebut.Sreekkk! Hati Mahesa seperti teriris, saat mata pena mulai mengeluarkan tinta diatas metrai. dalam hati Mahesa sesungguhnya sangat menyayangi dan mencintai Zishu.“Sudah Tuan Mahesa, sekarang simpan saja surat kontrak ini, aku tak membutuhkan itu karena sampai kapan pun aku tak akan melanggar kontrak perjanjian itu." ucap Zi tanpa rasa bersalah dan bergegas Pergi Meninggalkan Mahesa yang masih tertegun menatap dokumen tersebut.“Aku akan senatiasa membuatmu penasaran dengan ku, sehingga kamu sendiri yang melanggar kontrak kita” gumam Mahesa kemudian masuk kedalam kamar."ting-tung—ting-tung” suara bel rumah terdengar oleh Zishu dan Mahesa dan mereka pun keluar dari kamar masing-masing.“Siapa?” tanya Zi Melempar pandangan mata pada Mahesa.“Nggak tahu, atau jangan-jangan … penjahat.” jawab Mahesa menakut-nakuti Zi kemudian tertawa.“Nggak lucu!” Gerutu Zi kesal.“Dasar penakut.” goda Mahesa kemudian Berjalan kearah pintu utama.“Aku nggak takut kok” sambung Zi lalu menjulurkan lidah,mengejek.“eh, nona. Nona P-R-T dari yayasankan?” tanya Mahesa setelah membuka pintu dan malah mengobrol dahulu yang membuat Zi penasaran.Ia pun menyalakan mesin otomatis di kursi roda lalu berjalan mendekati Mahesa.“Oh iya mbak, ini Zishu Adik saya” ucap Mahesa yang mengenalkan Zishu yang baru saja tiba sebagai Adik, tidak sebagai Istri.‘Adik, kenapa tidak Istri?’ tanya Zishu dalam hati.“Adik tuan Mahesa, Aku kira Istri. maaf ya sebelumnya soalnya Tuan dan Nyonya lebih pantas menjadi Suami Istri, serasi.” ucap P-R-T yang membuat Zi kesal.namun lain dengan Mahesa, ia malah senang saat dibilang serasi dengan Zishu. “mbak bisa saja” tampik Mahesa.“Mari masuk mbak, tugas mbak membantu keperluan Zishu, dan jika ada kesulitan panggil saya." ucap Mahesa dengan nada Genit yang pasti itu membuat Zi tak suka.“Dasar Pria Mesum.” umpat Zi lalu menggilas kaki Mahesa.“Aw, dasar wanita gil*.” ucap Mahesa mengumpat dan memegang ibu jari kaki yang terasa sakit.***“Nona Zi.”panggil Mahesa didepan pintu kamar Zishu.“Mau kemana? tumben rapi banget.” tanya Zishu setelah membuka pintu dan ia sangat penasaran.“Kan tadi aku sudah bilang, jika aku ada urusan.” jelas Mahesa belum selesai sudah disahut oleh Zishu “Iya–Iya, Aku sudah ingat.” Mahesa pun mengulurkan tangannya didepan Zishu “Ini apa maksudnya?" tanya Zishu dengan polos.“Sebagai suami yang baik, wajib hukumnya jika mau pergi kemana-mana pamit pada Istri” tutur Mahesa menceramahi Zishu.“Ini tidak ada dikontrak ya, Aku tak mau.” tolak Zishu dengan membuang muka.“Zi, ini tak perlu di tulis dalam kontrak. ini tu hukum nya wajib dan tidak boleh di tolak” lanjut Mahesa.“Ya sudah-sudah,” gerutu Zishu lalu mencium tangan menyahut tangan Mahesa dan bersalaman.“Nah gitu dong, Istriku yang baik." puji Mahesa lalu ia pun bergegas pergi.Wait For The Next Story“Nona Zi, mau dimasakin apa?” Tanya P-R-T dari luar kamar.“Terserah Mbak. Apa aja yang penting Enak” sahut Zi dari dalam kamar.“Kok rumah terasa sepi ya. padahal biasanya aku juga sendiri ” gumam Zi merasa kesepian.ia pun keluar dari rumah, dengan niatan hati jalan-jalan agar bisa menghilangkan rasa sepi.“Mbak, Saya keluar sebentar." pamit Zishu pada P-R-T yang sedang sibuk di dapur.“Iya Nyonya, hati-hati.”pesan P-R-T.Zishu sedikit terhibur dengan suasana di sekitar rumah, suasana yang Asri nan indah begitu memanjakan Mata Zishu.“Disini sangatlah tenang.” gumam Zi lalu menghirup udara segar dalam-dalam dan ia hembuskan perlahan.***“Mbak. Zi pergi keman ya? kok didalam kamar nggak ada.” tanya Mahesa.“Nona muda keluar sebentar Pak, tadi katanya akan segera kembali.” jawab P-R-T.“Saya permisi dulu Pak.” pamit P-R-T kembali ke dapur, namun karena ia terlalu sembrono, Ia terpeleset lantai yang masih basah karena baru saja selesai di pel.Mahesa dengan sigap menangkap tubuh P-R-T
Setelah selesai makan Mahesa mencuci piring dan merapikan dapur, tak berselang lama Mahesa pun selesai dan dapur terlihat bersih dan rapi. kemudian dia pun menghampiri Zishu yang masih berada di ruang makan.“Tunggu sebentar, aku mau mandi dulu.” tutur Mahesa pada Zi."Hm– jangan lama-lama, nanti jika telat. Aku yang malu." sambung Zi sambil bercak kesal.setelah 15 belas menit berlalu, dia berjalan setengah berlari menghampiri Zishu "Ayo buruan aku sudah siap." tutur Mahesa.Zishu tampak terlihat terpesona saat menatap Mahesa, walaupun dia hanya menggunakan pakaian dengan harga yang sangat murah. Tapi itu mampu membuat Mahesa terlihat begitu menawan.Zishu hanya berdehem kemudian ia pun didorong oleh Mahesa keluar Rumah.***Saat dalam perjalanan Zishu pun berucap “Ingat! jangan sampai membuat aku malu. Di dalam acara reunian banyak anak orang kaya yang tak bisa di singgung oleh siapa pun.” jelas Zishu memperingati.“Baik Nyonya Zi, aku akan lakukan seperti kemauan Nyonya.” sambung Ma
Setelah selesai menghubungi nomor Mahesa, Zishu pun mengirim pesan kepada Tuan Kay sambil melirik kearah Dua Scurity yang sedang menahan dirinya.Zishu sangat berharap bisa cepat mendapatkan pertolongan dan bantuan dan terbebas dari Scurity yang sendiri tadi memperhatikan dia dengan tatapan nafvu.FLASHBACK ON."Zi kamu tunggu di sini dulu, aku selesaikan urusanku dengan temanmu yang tidak tahu sopan santun itu." ucap Mahesa setelah membawa Zishu ke tempat yang lumayan aman."Jangan lama-lama, aku takut sendirian di sini." tutur Zishu."Kamu tenang saja, aku akan segera kembali." sambung Mahesa kemudian pergi meninggalkan Zishu.setelah kepergian Mahesa, ada dua Scurity yang datang."Maaf nona, kami mendapat tugas dari atasan kami untuk membawa anda ke pos Scurity." ucap salah satu Scurity kemudian membawa Zishu.FLASHBACK OFF.setelah mengirim pesan pada sang Ayah, Zishu merasakan firasat yang tidak mengenakkan karena melihat lirikan yang mencurigakan dari mata scurity.“Sepertinya,
Melihat barang pemberian dari Mahesa, Tuan Kay berdecak menghina. “Ck, kamu kira ini perkara main-main. saya tahu itu barang K-W.” tutur Tuan Kay menghina.“Maaf sebelumnya Tuan, sudikah anda melihat dulu. Siapa tahu tuan menyukai barang pengganti ini” ungkap Mahesa lalu mengambil Guci yang sangat cantik dan mewah, yang pasti itu lebih indah dari pada Guci Sebelumnya.“Dari mana kamu dapat uang untuk membeli Guci seindah ini?” tanya Tuan Kay dengan Tatapan menyelidik“Saya … ”“Kamu mencuri? Dasar orang miskin.” sahut Tuan Kay kemudian pergi meninggalkan Mahesa.Mahesa hanya bisa menghela nafas, dia sangat sedih karena usahanya tak begitu dihargai oleh Majikan. Hinaan serta cacianlah yang Mahesa dapatkan dikarenakan ia Miskin tak punya apa-apa.“Terserah Tuan mau berkata apa tentang saya, yang paling penting saya sudah mengganti guci yang sudah saya pecahkan.” jelas Mahesa kemudian pergi setelah mena
"Tamu? siapa?" tanya Mahesa."Saya sangat takut jika kejadian kemarin terulang lagi, jadi saya ingin mengenalkan seseorang yang akan melindungi bapak kedepannya." lanjut Minzo.Mendengar penuturan dari asisten pribadinya, Mahesa bertambah bingung, ia belum paham betul arah ucapan dari Minzo."Maksud kamu?." tanya Mahesa lagi."Tadi saya menemui seseorang, beliau orang yang paling kuat di kota X. jadi saya berinisiatif untuk mengenalkan beliau pada pak bos, untuk melindungi anda dan menjaga keselamatan pak Bos." jawab Minzo menjelaskan.Mahesa tampak berpikir sesaat, ia baru menyadari bahwa bahaya bisa saja datang setelah keluar dari restoran. Dan bisa menyangkut keselamatan sang istri."Baiklah, aku ikut saja apa katamu. Dan apa yang kamu katakan ada benarnya juga." sambung Mahesa.***Setelah berselang lama, Mahesa dan Minzo pun sampai di kafe X.Saat hendak turu
Plakkk!Satu tamparan keras mendarat di pipi Yin Billy, hingga membuat dia terhuyung kesamping. Billy sangat terkejut mendapati tamparan tersebut."Itu belum seberapa dibandingkan hinaan yang kamu lontarkan untuk Tuan Muda Mahesa." tutur Gan Qiang sambil menunjuk Billy yang masih mengelus pipi yang masih terasa panas.Tak hanya Billy, Tuan Kay Albert Abiyasa pun terkejut sekaligus tercengang melihat pemandangan yang ada di depan mata, sampai-sampai ia terdiam tak bisa berkata-kata."Kak Qiang, mengapa anda menampar saya? Seharusnya anda memberikan pelajaran pada pria sampah itu." ucap Billy lalu mengusap sudut bibir yang mengeluarkan darah."Mulutmu memang harus di sumpal, agar tidak banyak bicara." ucap Qiang kemudian menarik kerah baju Billy setelah Billy berdiri, Qiang pun menampar wajah Billy lagi. Kali ini lebih keras dari tamparan pertama.Setelah mendapat dua kali tamparan, Billy tak berani be
Saat dalam perjalanan, Mahesa teringat aka perubahan sikap dari sang Ayah mertua, ia masih belum percaya dengan pembelaan yang dilakukan oleh Kay Albert Abiyasa."Benarkah dia tadi membela ku, atau hanya sekedar membalas budi, atas pertolongan yang aku lakukan tadi pagi?" batin Mahesa bertanya-tanya sendiri pada diri sendiri.Tak berselang lama, Mahesa pun sampai pada tempat yang diminta oleh wanita yang ada didalam telepon."Mahesa." sapa Wanita yang terlihat cantik dan anggun melambaikan tangan."Kamu kenapa? wajahmu terlihat kusut seperti baju yang belum di setrika." tanya wanita itu yang tak lain adalah Su-Tian ."Aku banyak masalah hari ini." sambung Mahesa saat mendaratkan bokongnya di kursi."Masalah? bukankah pernikahan mu baik-baik saja?." lanjut Su-Tian bertanya lagi."Ini bukan masalah pernikahan. hanya saja … " ucapan Mahesa terhenti lalu menyingkap rambut kebelakang.
Setelah kepergian Su-Tian dan Tuan Kay, Zishu pun memandang wajah sang suami di teras rumah."Jangan lama-lama memandangku, nanti bisa jatuh cinta." ucap Mahesa meledek dengan sangat percaya diri."G-R, siapa yang memandangi mu," sambung Zishu kemudian pergi masuk ke dalam rumah.Mahesa pun tersenyum, dan ia semakin senang karena tadi dia melihat sang istri cemburu, itu tanda bahwa telah tumbuh benih cinta di hati Zishu."Ling-ling dan Mei-mei, hantar aku kesalon." ajak Zishu pada kedua P-R-T yang masih sibuk bekerja."Tapi Nyonya, pekerjaan kita belum selesai." sambung Mei-mei setelah melempar pandangan pada Ling-ling."Tinggal saja, biar di lanjutkan Mahesa." sahut Zishu."Tapi Nyonya … " jawab Mei-mei."Kalian berdua di pekerjakan oleh Mahesa untuk melayani aku." sahut Zishu dengan kesal."Maaf Nyonya, maafkan kami berdua." tutur Mei-mei."Ka
"Kau dengar sendiri kan? belum sampai lima menit aku bicara, dia sudah datang." ucap Mahesa."Kalian temui dia dulu, aku nanti menyusul." perintah Mahesa pada Gan Qiang dan Minzo.Mereka berdua pun pergi ke depan setelah mengatakan "Baik tuan"Mahesa pun tersenyum menyeringai, dia sangat menunggu apa yang akan di lakukan oleh pamannya Billy."Kalian lagi! mana pria sampah itu, pria pengecut yang tiba-tiba menghilang dan lari dari masalah, dan membuat masalah denganku." ucap Yin Wu-pen dengan nada tinggi."Tutup mulutmu! kamu memang pria tak tahu diri." sahut Gan Qiang dengan tatapan tajam, hingga melototkan mata."Aku tidak pengecut seperti yang kamu katakan." ucap Mahesa tiba-tiba muncul dari belakang Gan Qiang dan Minzo."Cepat kembalikan Bar Bintang Sempurna padaku." pinta Yin Wu-pen dengan berteriak sampai menampakkan urat leher."Hahahaha. Kamu minta B-B-S yang sudah
"Foto Tuan Rian masih di pajang." batin Mahesa saat tatapan mata tertuju pada bingkai foto di atas nakas.Zishu yang menyadari hal itu pun bergegas menghampiri suami dan memeluk dia dari belakang.."Dia teman masa kecilku, aku tak bisa melupakan dia. Kamu jangan khawatir–Aku sudah sangat mencintaimu." ucap Zishu saat memeluk tubuh suami."Aku tahu itu … " ucap Mahesa lalu membalikkan badan dan menatap wajah Zishu. "Seandainya dia masih hidup, aku pasti tidak akan pernah bisa menjadi pengisi hatimu." lanjut Mahesa."Itu belum tentu. Kita terpaksa menerima tawaran papa karena orang yang hendak di jodohkan aku sebelum Rian, dia melarikan diri dari perjodohan yang telah direncanakan tapi, tak tahu kemana perginya pria itu." sambung Zishu menundukkan kepala.Glekkk."Kamu tak usah bersedih, aku akan berusaha membuat dirimu bahagia." ucap Mahesa membuat Istri mendongak menatap wajah Suami dengan lekat-lekat.
"Kamu harus kuat, kita akan segera sampai rumah sakit." ucap Zishu saat dalam perjalanan, dia sangat khawatir pada suami."Aku tak apa-apa, maaf membuatmu khawatir." sambung Mahesa lirih, sambil menahan rasa sakit akibat pukulan dari anak buah Sony."Jangan banyak bicara, apa kamu ingin membuat aku mati mendadak di sini" balas Zishu dengan nada cemas.Mahesa tersenyum, dia melihat sang istri sudah bisa berjalan dan sekarang mengemudikan mobil.tak berselang lama, mereka pun sampai di rumah sakit. Zishu bergegas turun dan memapah suaminya masuk ke dalam rumah sakit."Suster! Tolong!–Darurat!" teriak Zishu dengan keras sampai menampakkan urat leher.beberapa perawat datang dengan mendorong brangker, Mahesa pun di baringkan diatas brangker lalu di dorong masuk ke kamar pasien, untuk di periksa dokter."Syukurlah, cuma luka ringan. Mungkin besok sudah pulih." ungkap Dokter setelah memeriksa
"Zi, maafkan aku meninggalkanmu." ucap Mahesa saat tiba di rumah sakit, dan kebetulan Zishu tengah istirahat."Tak apa, aku tahu kamu pasti ada urusan." sambung Zishu mencoba memahami suami."Terima kasih, oh iya? gimana? apa sudah ada perkembangan dengan terapi yang kamu jalani." tanya Mahesa."Aku sudah tidak boleh menggunakan kursi roda lagi, kata dokter agar cepat memperkuat kaki ku." jawab Zishu lalu tersenyum."Syukurlah, setelah dari sini. Kamu ingin makan dimana?" tanya Mahesa lagi, karena ingin mengajak sang istri kencan."Aku ingin makan seafood yang masih segar." sambung Zishu, kemudian perawat datang dan mengajak Zishu untuk terapi lagi.*Di tempat yang lain*"Kurang ajar!. dia cukup lincah dalam berkendara." ucap Sony mengumpat dengan kesal. Tak berselang lama, dia mendapati ponsel bergetar, saat layar ponsel menyal. Sony melihat ada notifikasi Email dari seseorang, yang di
"Kamu kenapa? kamu sakit?" tanya Zishu kemudian berdiri dari kursi roda dan menyentuh kening suami."Aku tak apa-apa." sambung Mahesa menggenggam tangan Zishu dengan lembut, lalu menarik Zishu dalam pelukan."jika kamu tahu tentang aku, apa kita akan tetap bersama?" tanya Mahesa, membuat Istri terkejut sekaligus bingung."Kamu ini bicara apa? aku masih bersama mu." sahut Zishu merasa ada yang aneh.Zishu mendapatkan firasat kalau ada yang di sembunyikan oleh suami, dia akan bertanya di saat Mahesa sudah siap untuk bercerita."Apa kamu mimpi buruk lagi?" tanya Zishu teringat dulu saat Mahesa juga sering mimpi buruk.Mahesa pun mengangguk, lalu terlihat Zishu ada tatapan mata penyesalan di dalam pandangan suami. "Kita tidur lagi, aku akan menemanimu." ucap Zishu kemudian ia pun mengajak suami masuk ke dalam kamar.Mahesa pun menuntun istri dan membantu dia naik di atas ranjang. "Aku tidak
Suasana di dalam restoran sangat Romantis, Mahesa sangat menikmati setiap waktu, setiap jam, setiap detik, saat bersama Zishu di dalam restoran hotel."Zishu? Kamu juga berada di sini?." tanya Pria yang tiba-tiba muncul di belakang Mahesa. yang tak lain adalah Sony bersama dengan wanita cantik berpakaian modis."Kamu?" ucap Zishu terkejut saat melihat sosok pria yang sudah mempermainkan perasaannya di masa lalu."Kamu masih saja seperti ini, apa dia kekasih mu? sungguh menyedihkan." tutur pria itu yang tak lain adalah Sony."Dia kekasihku atau tidak … itu bukan urusanmu!" jawab Zishu dengan ucapan yang di pertegas Sony tampak memperhatikan penampilan Mahesa, kemudian ia tertawa kecil lalu menatap dengan tatapan hina. "Zishu-Zishu, aku tak habis pikir. Bagaimana bisa kau mempunyai kekasih jauh di bawahku. Seleramu memang rendahan." ucap Sony dengan nada menghina.Mahesa pun bangkit, kemudian membalik
Tak berselang lama, mereka pun keluar dari ruangan dokter, karena sudah selesai konsultasi."Kamu pasti bisa berjalan seperti dahulu." ucap Mahesa menyemangati Istri."Aku mau bertanya padamu. Sebelum aku mulai terapi." ucap Zishu menghentikan Mahesa."Aku tahu, bahkan kamu juga tahu–kalau biaya terapi dan operasi itu tidak murah?"yang jadi pertanyaan di benakku itu … uang dari mana untuk biaya semua ini?." tanya Zishu lalu mendongak menatap kearah suami yang berada di belakang.Mahesa terkejut dengan pertanyaan Zishu, ia tampak terlihat gugup. "I–Itu. A–Aku–Aku dapat hadiah lotre." jawab Mahesa berbohong.Zishu pun mengerutkan kening, dia menatap wajah Suami dengan lekat-lekat."Kenapa kamu tidak bilang dari awal, kamu bahkan sudah menggunakannya untuk melunasi hutang Ayahku. Atau jangan-jangan, kamu berhutang pada kak Su-Tian?." sambung Zishu."Enggak, aku benar-benar dapat hadiah lot
Tak terasa waktu sudah berganti malam, Mahesa baru saja selesai Miting dengan staf restoran. dia pun segera berganti pakaian di kamar mandi, kemudian menggosok gigi. selepas itu dia pun bergegas membaringkan tubuh di atas ranjang."Zishu, ini pertama kali aku melihat dia tersenyum dan tertawa lepas." gumam Mahesa terngiang-ngiang akan candaan serta tawa dari Zishu."Apa dia sudah mencintai ku ya?" gumamnya sambil menatap langit-langit kamar."Akh, tidak mungkin. pasti dia hanya merasa berhutang budi atas pertolongan yang aku berikan pada Ayah mertua." ucap Mahesa menjawab pertanyaannya sendiri.Tanpa terasa, dia sudah terlelap dalam mimpi, Mahesa tidur sangat nyenyak, hingga ia tak mendengar suara ketukan pintu kamar.Zishu yang mengetuk pintu sedari tadi tak ada jawaban dari dalam pun menekan daun pintu.Crek. "Tidak di kunci." gumam Zishu lalu masuk ke dalam kamar Mahesa.Dia menjalan
"Hallo Qiang, Aku ada urusan di luar negeri, besok berangkatnya. Aku mau titip restoranku padamu selama aku pergi." tutur Mahesa saat panggilan terhubung."Tuan serius mau menitipkan restoran pada saya?" tanya Gan Qiang dari jauh sana dalam sambungan telepon."Aku sudah sangat percaya padamu, dan satu lagi. Di restoran masih ada satu masalah."ini tentang HHC, jadi bekerja samalah dengan Minzo." tutur Mahesa pada Gan Qiang yang ada dalam sambungan telepon."Apa yang harus saya lakukan untuk Tuan Muda?." tanya Gan Qiang dalam sambungan telepon.Mahesa pun menjelaskan pada Qiang tugas-tugas yang harus dilakukan saat ia berada di luar negeri, setelah selesai menjelaskan Mahesa bergegas mematikan sambungan telepon, karena mendengar gagang pintu Zishu."Sudah selesai?" tanya Mahesa gugup, takut Zishu mendengar semua pembicaraan dia dan Qiang."Sudah, kapan kita berangkat? tapi aku sedikit merasa takut." ja