Share

Trauma

Penulis: Aphrodite
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Dia akan pulih meski butuh waktu. Luka di lengannya akan sembuh, tidak usah cemas.”

“Tapi kenapa dia belum sadar juga?”

“Itu hanya efek obat, Ariston. Luka yang dialaminya menyisakan rasa sakit dan juga trauma. Tidur akan bagus untuknya. Berikan obat yang kuresepkan secara teratur, semua akan baik-baik saja.”

Ariston menatap Presley yang terlelap dan tidak bisa mencegah gumpalan di tenggorokannya yang membuatnya ingin memukul sesuatu.

“Aku pergi dulu. Jangan membuatnya terkejut atau ketakutan, Ariston.”

Ariston mengangguk tidak kentara. Dia duduk di samping ranjang Presley yang masih memejamkan mata. Pandanganya jatuh pada lengan Presley yang dibalut perban. Bayangan saat darah membalut lengan Presley kembali melayang-layang di kepalanya. Dia bahkan tidak sanggup membayangkan rasa sakit yang harus dilalui Presley. Wanita itu pasti sangat ketakutan.

“Pavlos ….” geramnya dengan rahang terkatup.

Ariston baru berdiri saat merasakan erangan halus menguar dari bibir Presley. Wanita itu men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rahasia Sang Miliuner Yunani   Pengakuan Mengejutkan

    “Aku bisa melakukannya sendiri, Ariston.”“Dan bagaimana kau akan melakukannya?”Pertanyaan itu berhasil membungkam mulut Presley. Dia membuka mulut kemudian menutupnya lagi. Sorot matanya yang menantang sama sekali tidak berpengaruh pada Ariston.Presley berusaha menggerakkan tangannya dan langsung meringis, sebuah tindakan yang berhasil mengundang tatapan mengejek dari Ariston. Presley segera memperbaiki ekspresinya. “Kau pembohong yang payah,” tambah Ariston.“Bukan berarti aku mengijinkanmu melakukannya.”Ariston mendesah, terlihat frustrasi. “Sejujurnya apa yang membuatmu menghalangiku untuk membuka bajumu saat kau kesulitan melakukannya?” ucapnya jengkel. “Jujur saja, aku sudah melihat dan menyentuh seluruh—““Ariston!” pekik Presley horor, menatap pria itu dengan mata melotot. Bagaimana jika ada yang mendengar ucapannya? Presley melirik takut-takut pintu di belakang Ariston. Ada penjaga di sana yang pasti bisa mendengar ucapan pria ini. Presley mendelik jengkel.“Sejujurnya, bi

  • Rahasia Sang Miliuner Yunani   Interogasi

    “Aku yakin kau mau membunuhku sekarang,” bisik Presley menatap Ariston lewat bulu matanya, terlalu takut melihat ekspresi pria itu setelah pengakuan mengejutkan yang dia lakukan.“Kau siap mati, Presley?”Presley mendengus. “Aku tidak punya pilihan ‘kan? Aku tahu yang kulakukan salah dan aku siap menerima akibatnya,” bisiknya lemah.“Kenapa kau melakukannya?”Kenapa dia melakukannya? Karena kurangnya rasa percaya pada keterangan Ariston? Karena lebih mudah menemukan kebenaran saat kau sendiri yang berusaha menemukannya?”Entahlah, kupikir aku hanya ingin diyakinkan.”“Bahkan dengan semua bukti yang kutunjukkan kau tetap tidak percaya, Presley.”“Aku tahu,” akunya dengan kepala menunduk. “Kau bisa membunuhku kalau kau mau.”“Untuk seseorang yang hampir mati kau masih cukup kuat untuk menemui kematian ternyata.”“Sudah kukatakan aku tidak punya pilihan! Aku melakukan hal bodoh dengan maksud untuk menjebakmu—““Yang akhirnya berakhir konyol.”“Kau, adduh,” ucap Presley mengaduh, menatap

  • Rahasia Sang Miliuner Yunani   Pavlos

    “Apa maksudmu?”Ariston menatap Presley. Sejauh apa dia bisa memberikan penjelasan tanpa menimbulkan kecurigaan Presley.“Namanya Pavlos ….”Presley menyimak tanpa mengalihkan pandangan dan Ariston kembali hanyut dalam mata hijau milik Presley.“Dia kejam dan tidak mengenal empati. Jika ada satu hal yang paling dia sukai di muka bumi ini, itu adalah melihat penderitaan. Dia menyukai darah seperti kesukaan manusia akan kekuasaan," ucapnya, berhasil membuat wajah Presley pucat pasi.“Seharusnya aku tidak menceritakan ini padamu,” terangnya.Presley menggeleng, berusaha terlihat kuat. “Teruskan.”“Pavlos ingin membuatku menderita. Baginya kematian orang-orang yang dekat denganku akan memberikan penderitaan yang lebih buruk dari pada sekedar kematianku sendiri.”“Itukah sebabnya kau mengunci diri dari dunia selama ini?”Ariston terhenyak mendengar ketulusan dan juga rasa kasihan dalam kalimat sederhana Presley. Wanita itu hanya melihat dari sisi baiknya bukan? Presley lupa bahkan dalam ca

  • Rahasia Sang Miliuner Yunani   Makan Malam Terakhir

    “Ini laporan terakhir tentang rekam medisnya. Hanya ini yang bisa kami lakukan untuk membantumu.”Ariston menerimanya tanpa kata. Dia memegang berkas berwarna biru itu dengan erat seakan hidupnya bergantung di sana. Mata birunya menatap wanita dengan rambut yang mulai ditumbuhi uban itu dengan ekspresi penuh perhitungan.“Lakukan dengan cepat sebelum semuanya terlambat. Saat ini, dia benar-benar tidak terkendali. Kebebasan yang dia dapatkan bukan hanya bisa membahayakan orang lain, tapi juga dirimu. Kau dan orang-orang yang dekat denganmu adalah target utamanya, Ariston.”Dia tidak perlu diberitahu soal itu. Pengalaman sudah memberinya banyak pelajaran.“Apa kau masih menutup dirimu dari orang lain?”Pertanyaan wanita itu berhasil mengundang senyum muram bermain di wajahnya. Dia diam, memilih untuk tidak menjawab. Saat tangannya yang berada di atas meja dibalut tangan yang mulai menunjukkan penuaan, saat itulah dia melihat senyum pemahaman di wajah wanita itu.“Tidak apa bercerita. Me

  • Rahasia Sang Miliuner Yunani   Menjauh

    “Bersihkan rak yang ada di di ujung sana dan lakukan pengecekan berkala. Barang dengan expired lebih dekat letakkan di depan.” Presley tersenyum, mengangguk. Ini bukan pertama kalinya dia diinstruksi seperti ini, padahal dia sudah mengatakan pernah bekerja di toko serba guna dalam beberapa waktu. Sepertinya pengalaman itu tidak cukup untuk membuat wanita itu merasa puas dan percaya pada kemampuannya. “Baik, Alexa,” gumamnya lembut. “Dan jangan lupa, rak yang kosong—“ “Diisi dan pastikan penataannya rapi dan tertata berdasarkan kegunaan barangnya,” potong Presley kalem. Alexa, wanita dengan potongan rambut bob berwarna hitam melenggang pergi setelah puas mendengar jawabannya. Presley mengangkat kain lap dan juga pembersih yang dia bawa sebelum berjalan menuju rak yang dimaksud. Dia sudah bekerja di tempat ini selama beberapa minggu terakhir, sejak ... makan malam terakhirnya dengan Ariston.Presley sedang sibuk membersihkan rak diujung sudut toko saat dia merasakan gerakan di bela

  • Rahasia Sang Miliuner Yunani   Telepon Asing

    Presley membuka kunci apartemennya, menyalakan lampu dan langsung terkesiap saat melihat sosok yang duduk di kursi butut ruang tamu rumahnya yang sempit.“Ariston!” pekiknya terkejut. “Apa yang kau lakukan di sini?” cecarnya menatap Ariston dengan mata melotot.“Apa kau selalu pulang jam seperti ini, Presley?”Presley menatap jam yang melekat di dinding rumahnya. Jarum pendek menunjuk angka sebelas.“Tergantung,” balasnya pendek tidak ingin menjelaskan lebih lanjut. “Kau belum menjawab pertanyaanku, Ariston. Apa yang kau lakukan di sini dan bagaimana kau bisa masuk ke rumah ini?” tanyanya resah. Kelancangan pria ini tidak mengenal batas.Presley menatap penampilan kasual Ariston. Pria itu datang dengan setelan serba hitamnya. Mantel panjang, kemeja bahkan jeans yang dikenakan Ariston berwarna hitam. Sebuah topi baseball berwarna hitam membalut kepala pria itu. Sejak kapan Ariston menyukai warna hitam?“Kau terlihat berbeda," ucapnya saat menatap penampilan Ariston.“Berbeda?”Kenapa A

  • Rahasia Sang Miliuner Yunani   Bau Darah

    Presley baru saja selesai mandi. Rambutnya bahkan masih basah. Saat ini yang dia butuhkan hanya satu, tempat tidur. Dia lelah, ingin istirahat tapi interupsi orang-orang entah dari mana ini kembali mengusik ketenangannya. Presley bersedekap menatap tamu tak diundangnya dengan alis melengkung. Ketidaksukaan jelas terbaca di wajahnya.“Jadi …” ucapnya pelan, berusaha keras menekan kejengkelannya. “Bisa ulangi apa yang kalian katakan?”“Seperti yang kau dengar, Tuan Ariston memerintahkan kami untuk menjemput Anda, Ms. Presley.”Tertawa adalah balasan yang diberikan Presley. Manik mata hijaunya kembali menatap pria-pria berbadan besar yang memaksa masuk ke rumahnya di tengah malam saat semua orang seharusnya istirahat!“Aku tidak mau!” salaknya sengit.“Maaf, kami terpaksa melakukan sedikit kekerasan jika Anda tetap bersikeras.”“Ouh iya, kekerasan seperti apa yang akan kau lakukan pada wanita yang menolak untuk mengikutimu?” tanyanya tajam. “Mengikatnya, membiusnya atau memukulnya sampai

  • Rahasia Sang Miliuner Yunani   Kenapa?

    Darah? Apa maksudnya pria ini menginginkan darah? Presley ingin meloloskan diri tapi pisau yang mengancam dilehernya membuat geraknya terbatas. Sementara itu, di depannya Ariston tengah menatap pria dibelakangnya dengan penuh perhitungan.“Kau tahu kalau aku menyukai darah bukan? Tangan yang diwarnai dengan darah adalah favoritku, Ariston. Dan saat ini aku benar-benar ingin melihat tanganmu berlumuran darah.”Sinting.Kata itu pantas disematkan pada pria bertopeng yang menyanderanya ini. Presley menggeleng, berharap Ariston menatapnya dan menangkap maksud yang ingin dia sampaikan lewat tatapan mata.Jangan Ariston!“Singkirkan salah satu pengawalmu. Aku tahu kau membawa pengawalmu jadi jangan mencoba menipuku. Jika kau berhasil membuatnya berdarah dan kalah aku akan membebaskan Presley.”Satu alis Ariston terangkat. “Kau mau aku membunuh? Otakmu mungkin bermasalah.”“Kenapa? Tentunya tanganmu tidak sebersih itu, Ariston? Aku bisa membunuh Presley dengan mudah. Satu sayatan di lehernya

Bab terbaru

  • Rahasia Sang Miliuner Yunani   Cemburu?

    Presley mendorong tubuh Ariston saat dia masih punya kekuatan untuk melakukannya.“Kupikir kau ingin kita minum,” serunya lembut, berusaha menunjukkan wajah cerianya. Dia menatap ke mana pun kecuali pada Ariston.“Ada apa?”Pertanyaan itu seperti sengatan listrik. Presley berusaha mempertahankan ekspresi tenangnya meski saat ini dia merasa kalut. Ariston bukan orang yang mudah dibohongi.“Bukan apa-apa, aku hanya merasa lelah, Ariston.”“Kau tahu kalau kau ini pembohong yng payah?” Ariston mendekat dan Presley merasa jantungnya seperti siap meninggalkannya.Saat pria itu berdiri tepat di depannya, Presley yakin kalau suara detak jantungnya bisa di dengar pria itu.Kedua tangan Ariston mengurung Presley di dinding.“Kau tidak mau mengatakanya padaku?”Presley cepat-cepat menggeleng sebelum kinerja otaknya berantakan dan dia tidak bisa berpikir. Pandangan Ariston jatuh pada bibirnya dan langsung memberikan efek pada perutnya. Beruntung, saat Presley yakin dia tidak akan selamat suara bu

  • Rahasia Sang Miliuner Yunani   Tertampar Kenyataan

    Sekali lagi.Mereka terjebak dan berada dalam pelarian. Presley menatap Ariston yang tengah fokus menyetir. Rahang mengeras dan otot-otot wajahnya yang terlihat jelas menunjukkan kalau pria itu marah.Terkadang dia benar-benar lupa betapa kaya dan berkuasanya seorang Ariston. Dua hal yang pasti akan menarik minat banyak orang khususnya para pencari berita. Presley menoleh ke belakang hanya karena merasa perlu, meski kecepatan mobil Ariston membuatnya ragu kalau wartawan itu bisa mengejar mereka.“Wartawan itu tidak akan mengejar kita jika itu yang kau takutkan.”Presley memiringkan badannya sehingga fokusnya sepenuhnya pada Ariston. “Apa memang selalu seperti ini? Kau dikejar dan dikerubungi wartawan di mana pun kau berada?”Ariston tertawa mencemooh. “Saat kau memiliki kekayaan yang bisa menundukkan siapapun, percayalah kau akan jadi mangsa yang menarik bagi siapapun.”“Apa kau tidak bisa mengatasinya? Membuat wartawan menjauhimu?”Ariston menatap Presley sebentar. “Menurutmu kenapa

  • Rahasia Sang Miliuner Yunani   Ancaman Publisitas

    “Ketika ayahku terlalu mabuk atau terlalu marah dengan semuanya biasanya dia menggunakan tangan pada ka—maksudku aku untuk melampiaskannya. Dia bisa sangat marah ketika aku bertindak tidak masuk akal.”“Tidak masuk akal?”Ariston mengangkat bahu enggan, jelas sekali topik ini membuatnya tidak nyaman.“Ya. Aku menentangnya disetiap kesempatan, bentuk pemberontakan anak remaja dan saat itu terjadi aku biasanya melarikan diri ke sini dan wanita itu akan memberiku makan.”“Berapa usiamu saat hal itu terjadi?” tanya Presley penasaran.Seorang pelayan datang dan meletakkan makanan di meja mereka. Presley merasa air liurnya hampir menetes melihat makanan yang disajikan. Tangannya secara refleks mengambil sendok namun langsung mengaduh kesakitan.Presley merasakan gerakan di sampingnya dan ternyata Ariston sedang menggeser tempat duduknya. Pria itu sekarang duduk persis di sampingnya.“Ada apa?”“Kau tahu, Presley, saat kau butuh bantuan yang perlu kau katakan hanya memintanya.”Presley menge

  • Rahasia Sang Miliuner Yunani   Ayah Kejam

    “Proses pemulihannya lebih cepat dari yang kuperkirakan.”Presley tersenyum mendengar penuturan dokter yang memeriksanya.“Apa ini berarti sebentar lagi tangan saya akan bisa digerakkan dengan normal?” tanyanya antusias.Dokter wanita berambut sebahu itu tersenyum menyetujui.“Tetap saja, berhati-hati lebih bagus. Nah, obat ini akan membantu mempercepat pengeringan luka dan juga mengurangi rasa sakit di lengan dan telapak tanganmu.”Presley mengulurkan tangannya yang tidak terluka untuk meraih resep yang disodorkan, namun sebuah tangan besar mendahuluinya. Dia menoleh, menatap Ariston yang sejak tadi hanya diam dan menyimak. Ekspresi wajah pria itu tidak menunjukkan apa pun.“Terima kasih,” ucap Ariston datar. Pria itu berdiri seolah sudah tidak sabar meninggalkan ruangan. Kening Presley berkerut.“Ayo, kita pergi!”Meski heran, Presley memutuskan untuk menurut. Setelah sedikit mengangguk pada dokter yang memeriksanya dia mengikuti langkah Ariston.“Ada apa?” tanyanya langsung.“Apany

  • Rahasia Sang Miliuner Yunani   Rasa Penasaran

    Presley hampir meloncat karena kaget. Dia berbalik dan mengumpat pelan. Sepertinya dia harus mulai membiasakan diri dengan kehadiran Ariston yang mendadak.“Apa yang kau lakukan di sini? Kupikir kau memintaku bersiap untuk makan malam?”Ariston mengangkat bahu. Dia berjalan dan menutup pintu di belakangnya.“Aku tahu kau akan melakukannya.”“Melakukan apa?”Saat Presley mengikuti arah pandang Ariston seketika dia sadar kalau tangannya masih menyingkap pakaian yang dia kenakan sampai menunjukkan perutnya. Buru-buru Presley menurunkan bajunya.“Aku bisa melakukannya.”“Dengan tangan terluka seperti itu?”“Itu bukan masalah. Sedikit rasa sakit sebagai pengingat agar lebih berhati-hati. Selalu ada hal positif untuk setiap peristiwa yang terjadi,” ucapnya melantur berhasil membuat sudut mulut Ariston terangkat.Saat pria itu berdiri di depannya, Presley menahan napas.“Aku sudah pernah melihat seluruh tubuhmu, Presley. Kenapa kau harus malu? Kau memiliki tubuh yang indah.”Wajah Presley me

  • Rahasia Sang Miliuner Yunani   Pindah Kamar

    Presley menatap Marta, tapi gadis itu sedang menatap Ariston. Bikini one piece yang dikenakan gadis itu membalut tubuhnya yang sempurna. Presley meringis, seandainya dia memiliki tubuh seperti itu.“Kau pikir apa yang kau lakukan?” ujar Ariston datar.“Aku bosan dan Presley tidak membutuhkan bantuanku. Bagaimana menurutmu?” Marta memutar-mutar badannya, menunjukkan lekuk tubuhnya. “Aku membelinya waktu liburan di italian. Ini edisi terba—““Kau tahu kenapa kau ada di sini, bukan?” potong Ariston, sama sekali tidak tertarik mendengar ocehan Marta.Marta merengut. “Aku tahu,” gadis itu kini menatapnya. “Tapi Presley baik-baik saja. Luka di lengannya juga tidak buruk. Kenapa kau begi—““Aku tidak tahu apa yang kau katakan Marta, tapi sekali lagi kau mengabaikan kebutuhan Presley, kau harus pergi dari rumah ini,” gumam Ariston dingin, berlalu dari hadapan mereka berdua.Presley meringis dan tersenyum minta maaf. “Dia bisa sangat tidak masuk akal. Tidak usah cemas, dia tidak akan melakukan

  • Rahasia Sang Miliuner Yunani   Penghuni Baru

    Presley menatap wanita didepannya dengan wajah tidak percaya. Usia wanita ini atau lebih tepatnya gadis ini pasti tidak lebih dari awal dua puluhan. Apa maksud Ariston dengan mempekerjakan wanita muda ini bersamanya?“Namaku Martia atau lebih sering dipanggil Marta, Mam.”“Presley saja,” sahut Presley kikuk menerima uluran tangan gadis bernama Marta.“Berapa usiamu, Marta?”“Sembilan belas tahun.”Sialan! Dia harus bicara dengan Ariston setelah ini. Presley menyusuri tubuh Marta yang terawat. Gadis ini sepertinya tidak kekurangan makan. Apa yang membuatnya terjebak bekerja bersama Ariston?“Apa ada yang Anda butuhkan, Presley?”Presley menggeleng cepat-cepat. “Tidak ada.”“Kalau begitu bisa aku pergi? Aku ingin berenang sembari menikmati memandang air laut. Penthouse ini luar biasa! Kau pasti setuju denganku!” Dengan penuh semangat Marta menari-nari dan memekik gembira. Presley yang melihatnya hanya bisa tersenyum. Dari mana Ariston mendapat anak ajaib ini?“Pergilah, habiskan waktumu

  • Rahasia Sang Miliuner Yunani   Dendam Masa Lalu

    “Aku bisa melakukannya sendiri,” tukas Presley menepis tangan Ariston yang ingin membantunya melepas perban di tangannya.“Jangan keras kepala.”Presley mendelik tajam. “Jangan menceramahiku tentang keras kepala, Ariston.”“Apa kau akan terus marah seperti ini?”Presley mengabaikannya. Tangannya yang tidak terluka dengan susah payah mencoba melepas perban yang membalut lengan berikut telapak tangannya yang terluka. Usahanya tidak membuahkan hasil. Bukannya lepas, tindakannya justru membuatnya kesakitan dan darah segar kembali membasahi perban putih yang dia kenakan.“Diam!”Ucapan dingin bernada memerintah itu sejenak ingin membuat Presley membantah, namun saat dia mendongak, Ariston sedang menatap tangannya yang terluka dengan tatapan bersalah. Dalam situasi normal dia mungkin akan melunak melihatnya, tapi saat ini dia tidak akan luluh semudah itu.“Aku bisa melakukannya,” bisik Presley sekali lagi menolak bantuan Ariston. Air matanya tanpa bisa dicegah luruh saat rasa sakit menghuja

  • Rahasia Sang Miliuner Yunani   Kenapa?

    Darah? Apa maksudnya pria ini menginginkan darah? Presley ingin meloloskan diri tapi pisau yang mengancam dilehernya membuat geraknya terbatas. Sementara itu, di depannya Ariston tengah menatap pria dibelakangnya dengan penuh perhitungan.“Kau tahu kalau aku menyukai darah bukan? Tangan yang diwarnai dengan darah adalah favoritku, Ariston. Dan saat ini aku benar-benar ingin melihat tanganmu berlumuran darah.”Sinting.Kata itu pantas disematkan pada pria bertopeng yang menyanderanya ini. Presley menggeleng, berharap Ariston menatapnya dan menangkap maksud yang ingin dia sampaikan lewat tatapan mata.Jangan Ariston!“Singkirkan salah satu pengawalmu. Aku tahu kau membawa pengawalmu jadi jangan mencoba menipuku. Jika kau berhasil membuatnya berdarah dan kalah aku akan membebaskan Presley.”Satu alis Ariston terangkat. “Kau mau aku membunuh? Otakmu mungkin bermasalah.”“Kenapa? Tentunya tanganmu tidak sebersih itu, Ariston? Aku bisa membunuh Presley dengan mudah. Satu sayatan di lehernya

DMCA.com Protection Status