Share

Ch. 22 Manis

last update Last Updated: 2022-08-14 13:16:01

Aline mengerjapkan mata ketika merasakan ada sinar hangat yang menyorot wajahnya dalam rentan waktu yang cukup lama. Perlahan-lahan Aline membuka mata dan terkejut mendapati langit sudah cukup cerah terpampang dari jendela kamarnya.

Jam berapa ini? Aline perlahan bangun, dan hampir berteriak ketika melihat jarum jam sudah menunjukkan angka 10! Astaga!

Dengan sedikit panik, Aline turun dari ranjang, membuka pintu kamar dan mendapati rumah begitu sepi. Agaknya Aline lupa, jam segini tentu Adam sudah berada di rumah sakit dan di rumah besar itu hanya tinggal dia, mak Surati dan pak Ugi, tidak ada yang lain lagi.

“Untung bukan orang kantoran, kalo iya, habis lah sudah!” rintih Aline yang merasa bersyukur dia tidak harus bekerja di kantor yang jam masuk dan pulangnya sudah ditentukan perusahaan.

Aline hendak kembali masuk ke dalam kamar untuk mandi, ketika panggilan itu mengejutkan dirinya.

“Mbak Aline sudah bangun? Ini Mak bawain sarapan, Mbak.”

Mak Surati muncul dengan nampan di tangan,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Ayu Cla
mungkinkah adam punya anak di luar nikah dengan perempuan lain???
goodnovel comment avatar
Amee la
Seperti nya Adam punya anak Di luar nikah ya dan keluarga nya gak ada yg tau Makanya jadi rahasia ^_^
goodnovel comment avatar
Aisha Arkana
bikin penasaran aja ini outhor....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 23 Galau

    “Apa? Jadi kalian belum pernah gituan?”Aline kontan nyengir lebar, meskipun tahu lawan bicara tidak berada di depannya, namun reflek itulah yang kini Aline lakukan ketika mendapat pertanyaan itu dari Nagita, sahabatnya sejak ia duduk di bangku semester satu.“Heh! Mendadak budek atau mendadak pingsan?” salak Nagita galak ketika ia tidak kunjung mendapatkan jawaban dari mulut Aline.“Segitunya, gue denger kok!” balas Aline sewot, ini anak kenapa sih? Lagi PMS?Terdengar helaan panjang dari seberang, Aline begitu yakin bahwa setelah ini, ibu hamil satu itu pasti akan mengomeli dirinya panjang kali lebar. Tentu Nagita sudah dengar jelas semua petaka yang menimpa Aline, bagaimana ia mendadak harus menggantikan saudari kembarnya menikah karena insiden itu.“Lu ini gimana sih, Lin? Riskan banget tau, nggak?”Aline yang tengah mengerjakan pembaruan bab novel on-going miliknya yang beberapa hari mangrak, kontan menyingkir sejenak dari depan laptop. Dengan ponsel yang masih menempel di teling

    Last Updated : 2022-08-15
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 24 Rayuan

    “... lalu apa rencanamu selanjutnya, Vin?”Senyum Kelvin sontak lenyap, ia menundukkan kepala barang beberapa detik, kemudian menghela napas panjang dan kembali mengangkat kepalanya. Ditatapnya wanita paruh baya yang memiliki garis hidung dan mata begitu mirip dengan Aleta, sang kekasih.“Yang ada di pikiran saya untuk saat ini adalah tetap di sini sampai Aleta sadar, Tante. Setelah dia sadar dan kami bisa bicara dari hati ke hati, saya baru bisa tentukan apa rencana saya selanjutnya.”Desi tersenyum getir, ia ikut menghela napas panjang, pandangannya tidak beralih dari lelaki yang ternyata sudah cukup lama menjalin kasih dengan Aleta, anak sulungnya itu. Pantas saja Aleta kemudian sampai nekat bunuh diri demi mempertahankan cinta mereka.“Tapi kamu tentu punya plan A dan B untuk saat ini, kan? Nah apa plan yang sudah kamu rancang sedemikian rupa? Tentu tidak mungkin kamu tidak punya rencana atau goals sama sekali, kan, Vin?”Kembali Kelvin tersenyum dengan sorot mata pedih, sebuah so

    Last Updated : 2022-08-16
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 25 Balasan Aline

    Mata Aline berbinar cerah begitu melihat sample lipstik berjejer di atas meja display. Refleks Aline menarik tangan Adam, menyeret lelaki itu untuk mendekat ke counter make-up asal Korea yang menjadi favorit Aline.Adam hanya tersenyum begitu manis, pasrah ditarik istrinya seperti ini. Bukankah ini hal yang langka? Jadi Adam tidak akan mensia-siakan kesempatan ini, bukan? Setelah melangkah beberapa langkah, mereka tiba di depan counter yang langsung mendapat sambutan dari BA brand kosmetik tersebut.“Selamat datang, mari silahkan, Kak. Mau cari skincare atau make-up?” sapa wanita berkulit bersih itu dengan begitu ramah.“Lipcream dong, Kak. Yang seri paling baru kemarin.” Aline menjawab dengan penuh antusias, ia sama sekali tidak melepaskan tangan Adam dari genggamanya.“Untuk seri terbaru kebetulan sekali baru datang stock, Kak, jadi warnanya komplit. Ini untuk tester sample warnanya. Silahkan.”Adam mencebik ketika tangan itu melepaskan tangannya. Bisa dia lihat Aline begitu semanga

    Last Updated : 2022-08-16
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 26 Boleh, kah?

    Adam langsung meraih tangan Aline begitu keluar dari booth itu. Di genggamnya tangan itu erat seraya membawanya melangkah. Paperbag yang tadi Aline bawa, kini sudah berpindah ke tangan Adam lengkap dengan hasil jepretan di booth yang menjadi saksi bisu di mana untuk pertama kalinya Aline membalas ciuman Adam. Apa perasaan Adam saat ini? Tentunya tidak perlu dijelaskan lagi! Dia begitu bahagia sampai-sampai ia merasakan langkahnya begitu ringan dan rasanya ia seperti hendak terbang. "Mas? Kita mau kemana?"Adam tersentak, ia menoleh dan mendapati Aline menatapnya dengan tatapan penuh tanya. "Pulang dong. Oh kamu ingin kemana lagi, Sayang? Sekalian." tawar Adam tanpa melepaskan genggaman tangannya. "Ya aku juga mau pulang, Mas. Cuma kan mobil kita parkir di basement. Kenapa ini kita malah naik ke atas?"Adam melotot, benar juga! Sekarang mereka tengah berdiri di eskalator yang bergerak ke lantai atas. Adam terkekeh, Aline melepaskan genggaman tangan mereka lalu mencubit perut Adam d

    Last Updated : 2022-08-17
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 27 Momen Pertama (21++)

    "... kamu serius?"Aline kembali mengangguk pelan, ia lantas menundukkan wajahnya sembari mengigit kuat-kuat bibirnya yang basah efek pagutan Adam beberapa detik yang lalu. Ia terkejut ketika dua tangan Adam masing-masing memegangi sisi kanan-kiri kepalanya, dahi Adam pun beradu dengan kepala Aline, membuat Aline lantas mendongak sedikit sampai ujung hidung mereka bersentuhan. Dengan jarak yang sangat dekat, mata mereka beradu. Sorot sayu itu masih menyapa Aline, dengan deru napas yang memburu. "Aku tidak pernah memaksamu, Sayang. Aku tidak masalah menunggu sampai sesiap kamu dan kalau hari ini kamu mengatakan sudah siap, aku sangat berterima kasih."Dua tangan itu meraup wajah Aline, mempertahankan posisi wajah itu tetap mendongak ke atas. Tanpa menunggu waktu lama, Adam kembali meraih bibir itu. Melumat bibir Aline dengan sedikit lebih kasar. Sebuah tindakan yang membuat Aline terkejut namun sama sekali tidak melakukan penolakan. Ia malah menyukainya! Aline bahkan mulai berani mem

    Last Updated : 2022-08-18
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 28 Kamu Mencintaiku, Lin? (21++)

    Aline membelalakkan mata. Akan sedikit lebih sakit? Ini aja sudah cukup sakit dan Adam bilang setelah ini akan terasa lebih sakit? Yang benar saja!“Mas, ini aja udah sakit, Mas! Perih!” Aline hendak memberontak, namun baru bergerak sedikit, inti tubuhnya terasa begitu pedih. Ia baru ingat, sebagian organ vital suaminya sudah melesak masuk ke dalam.Adam hanya tersenyum, menundukkan wajah lalu kembali meraih bibir Aline. Dengan lembut dan perlahan, Adam kembali hendak membuat Aline terbuai dalam indah dan nikmat ciumannya seperti biasa. Sebuah taktik yang agaknya berhasil Adam lakukan karena tubuh Aline yang tadi sempat kaku dan tegang kini terasa kembali rileks.Perlahan tapi pasti, Adam kembali mendorong miliknya masuk ke dalam, lebih dalam dan jauh lagi pada tubuh sang istri. Momen yang jujur sudah Adam nantikan sejak mereka menikah kemarin. Adam pikir akan butuh waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk bisa meluluhkan hati Aline, rupanya tidak selama itu.Milik Adam yang t

    Last Updated : 2022-08-20
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 29 Biarkan Seperti Ini Dulu!

    Adam tersenyum, ia menatap tubuh polos yang memeluk tubuhnya dengan begitu posesif. Bekas-bekas keringat masih tergambar di sana-sini, belum lagi bekas kemerahan yang sengaja Adam tinggalkan untuk tanda kepemilikannya di tubuh itu. Sumpah, dalam keadaan seperti ini istrinya ini terlihat berkali-kali lebih cantik! Sanggat cantik dan menggoda, Adam akui itu. Tidak salah, kan, dia lantas memilih sosok ini untuk dia jadikan teman hidup? Rasa kantuk sebenarnya sudah menyerang Adam sejak ia melepaskan cairan pelepasannya beberapa menit yang lalu. Tubuhnya terasa lemas, enak tapi lemas. Andai saja pemandangan di depan matanya tidak seindah ini, tentu Adam akan lebih memilih menuruti hasrat kantuknya daripada memandangi Aline yang sudah terlelap sejak beberapa saat yang lalu. Agaknya sama seperti Adam, dia juga sangat kelelahan. “Kamu adalah orang pertama yang membuat aku percaya dan semakin yakin bahwa manusia kembar identik sekalipun tidak sepenuhnya sama, Lin. Seperti kamu dan Aleta.” Ad

    Last Updated : 2022-08-20
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 30 Lakik Elu Aman, Kan?

    Adam baru saja turun dari mobil, hendak melangkah masuk ke rumah sakit ketika ponselnya berdering. Wajah Adam kontan berubah cerah dengan senyum lebar ketika mendapati pesan masuk itu berasal dari istrinya. Pasti Aline sudah membaca pesan singkat yang Adam kirim subuh tadi, bukan?[It`s okay, Mas. Semangat untuk hari ini, ya!]Sebuah pesan singkat yang begitu manis, tambah manis ketika Adam menyadari ada sisipan emoticon kiss untuknya di akhir pesan. Hati Adam berbunga-bunga, ia segera menepikan tubuh dan membalas pesan itu. Ia tentu tidak mau mengabaikan Aline begitu saja setelah segala macam upaya keras yang Adam lakukan untuk meluluhkan hati sang istri, bukan? Jadi ia harus segera membalas pesan ini, membalas sebuah ciuman virtual yang dikirimkan wanita tercinta Adam itu.“Kenapa kamu makin manis saja sih, Lin? Jadi pengen cepet pulang tau nggak?” Adam bergumam sendiri, ia baru saja selesai mengirimkan pesan itu.Ponsel keluaran terbaru itu segera Adam masukkan kembali ke dalam sak

    Last Updated : 2022-08-21

Latest chapter

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 34

    "Kamu serius?"Bukan pertanyaan lain yang Kelvin lemparkan, ia langsung mencecar Aleta begitu mereka bertemu di depan kantor Aleta. Tidak salah kalau sampai Kelvin masih tidak percaya dengan keputusan yang Aleta buat, pasalnya sejak dulu Aleta selalu menolak permintaan Beni untuk bergabung di perusahaan keluarga dan sekarang? "Bisa kita pending nanti untuk interview-nya? Bantuin dulu dong!" Aleta langsung menarik tangan Kelvin masuk ke gedung. Kelvin pun menurut saja, ia membiarkan Aleta membawanya masuk ke dalam gedung, melangkah ke sofa yang ada di loby gedung. "Tolong bantuin bawa ke mobil, ya?" pinta Aleta dengan seulas senyum manis. Sejenak Kelvin tertegun, ada dua kardus di sana. Kelvin mengalihkan pandangan, menatap Aleta yang masih mengukir senyum manis di wajah. "Ka-kamu beneran resign?" tanya Kelvin seolah masih tidak percaya. Kini tawa Aleta tergelak, ia mencubit gemas pipi Kelvin, membuat Kelvin memekik antara terkejut dan kesakitan dibuatnya. "Kamu pikir aku tadi h

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 33

    "Vin, kamu handle proyek yang ini, ya?"Berkas-berkas itu dihantarkan Beni secara langsung ke mejanya, membuat Kelvin segera meraih dan membacanya dengan saksama. Nilai proyek ini sangat jauh di bawah proyek dengan Irfan, tapi bagi Kelvin, itu bukan masalah yang serius. Selama ia tidak harus sering bertemu dengan lelaki itu, semua lebih dari cukup. "Deal! Kelvin sangat berterimakasih sama Papa." ucap Kelvin sembari tersenyum. Beni balas tersenyum, ia menepuk bahu Kelvin dengan lembut."Sebenarnya Papa ingin kamu tetap di sana, Vin. Nilai proyek dan prospek ke depannya sangat menjanjikan untuk kariermu, tapi sayang...."Kelvin tersenyum, "Tidak apa, Pa. Bukankah ini yang Kelvin minta? Setidaknya keputusan ini tidak membuat Aleta terus menerus khawatir."Beni kembali tersenyum, setuju dengan apa yang Kelvin katakan barusan. Misi visi mereka sama, yaitu membuat Aleta bahagia dan itu sudah mutlak. "Baiklah kalau begitu, Vin. Kamu bisa pelajari dulu untuk proyek baru mu, kalau ada pert

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 32

    "Ke kantor pak Beni, Pak?"Hendra terkejut, hari ini tidak ada jadwal meeting dengan perusahaan Beni, lantas untuk apa Irfan meminta untuk diantarkan ke sana. "Iya, kesana. Emangnya tadi saya bilang kita mau kemana, Hen?"Kalimat tanya yang dilemparkan balik pada Hendra adalah sebuah penegasan bahwa Irfan tidak main-main dengan ucapannya. Hendra menghela napas panjang, ia mengangguk pelan sembari mempersilahkan Irfan melangkah lebih dulu. Hendra kembali teringat pada sosok Kelvin. Apakah Irfan minta diantar ke sana hanya agar bisa melihat Kelvin? Hendra terus memunculkan siluet wajah Kelvin dalam pikiran, memang kalau diperhatikan, ada beberapa bagian wajah yang mirip dengan Irfan. Kalau hanya sekilas, tidak akan ditemukan kemiripan itu, namun kalau diperhatikan dengan saksama, ada wajah Irfan di sana. "Kok ngelamun, Hen? Kenapa?"Pertanyaan itu kontan membuat Hendra tersentak, ia mengangkat wajah dan mendapati mata itu dengan memperhatikan dirinya. "Saya teringat putra Bapak, Pak

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 31

    "Astaga!"Beni menghela napas panjang, sementara Aleta, ia bersandar di kursi teras dengan wajah lesu. Selesai sudah ia menceritakan rahasia terbesar dalam hidup Kelvin. Ia sedikit takut sebenarnya, takut Kelvin marah karena Aleta sudah ingkar janji untuk menjaga rahasia ini dari siapapun. Tapi Aleta lakukan ini juga demi Kelvin! "Jadi secara nggak langsung, kamu minta papa tarik Kelvin dari proyek papa sama dia?"Aleta segera menoleh, kepalanya terangguk dengan cepat. Wajahnya berubah, menyorotkan sebuah permohonan. "Tapi belum tentu juga, kan, si Irfan tahu kalau Kelvin ini anak kandung dia, Ta?" wajah Beni nampak ragu. "Pa ... dia udah tahu siapa mama Kelvin, kalaupun sekarang dia belum tahu, cepat atau lambat dia akan tahu!" kekeuh Aleta tidak ingin di bantah. "Coba nanti papa carikan ganti dulu, sebenarnya ini proyek pas banget dan bagus buat Kelvin, Ta." desis Beni lirih. "Nggak bagus kalau nanti dia sampai kenapa-kenapa, Pa! Aku nggak mau itu kejadian!" tegas Aleta mengult

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 30

    "Bagaimana kerjasama mu dengan Beni, Fan? Sudah sampai mana?"Irfan tersentak, ia mengangkat wajah dan mendapati wajah lelaki itu tengah menatap lurus ke arahnya. Dia adalah Setiawan, papa kandung Irfan, orang yang mewariskan segala macam kekayaan dan kekuasaan yang sekarang ada di tangan Irfan. "Baik, Pa. Semua baik. Lusa mungkin kami sudah harus ada di lokasi untuk meninjau dan memantau secara langsung proyek berjalan." jawab Irfan mencoba fokus dan mengenyahkan bayangan Yeni dan Kelvin yang terus bercokol dalam kepalanya. Di meja makan itu tidak hanya ada Irfan dan Setiawan, ada Mery, istri Irfan dan Clarisa, anak bungsu Irfan. Orang-orang ini adalah orang yang tidak boleh tahu, rahasia apa yang selama ini tersimpan, bahwa sebenarnya Irfan memiliki anak lain di luar pernikahannya. "Jangan sampai mengecewakan Beni, papa sudah peringatkan kamu berulang kali, kan? Dia bisa menjadi tonggak supaya perusahaan kita makin kokoh." ucap Setiawan yang entah sudah keberapa kali. Irfan hany

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 29

    "Dia habis nemuin kamu? Serius? Tapi kamu nggak apa-apa kan?" Seketika Aleta panik. Bagaimana tidak kalau calon suaminya ditemui oleh lelaki yang sejak dulu sekali ingin membunuhnya tak peduli dia adalah ayah kandung dari Kelvin. "Emang dia mau ngapain aku sih, Yang? Aku malah takut dia nekat nyari mama, ganggu mama lagi." jelas suara itu risau. "Dia ngomong apa emang?" kejar Aleta penasaran, harusnya tadi dia tidak langsung pulang, jadi dia bisa melihat dan mendengar langsung apa yang lelaki itu katakan pada Kelvin. "Cuma nanya aku bener anak mama apa bukan. Entah dia tahu dari mana, keceplosan juga tadi dia ngomong kalau dia itu dulu temen deket mama." Aleta mendengus perlahan, baru tahu dia kalau Irfan ini orangnya sedikit tidak tahu malu. "Kamu jawab apa? Kamu pura-pura nggak tahu soal rahasia mama sama Irfan, kan?" kekhawatiran mulai menyelimuti hati Aleta, ia benar-benar takut kalau sampai Irfan tega menyakiti Kelvin! "Ya aku berlagak bodoh, sekalian mau mancing reaksi di

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 28

    “Jadi gimana?” cecar Irfan begitu Hendra duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Irfan.Nampak Hendra menghela napas panjang, ia merogoh saku dan mengeluarkan ponsel dari dalam sana. Hendra nampak fokus pada benda itu beberapa saat sampai kemudian ia menyodorkan ponselnya ke depan Irfan.Dengan segera Irfan meraih ponsel yang disodorkan padanya. Mata Irfan menyipit membaca rentetan data yang ada di sana, hingga kemudian mata itu membelalak ketika membaca nama orang tua dari lelaki yang hendak menikah dengan putri rekan bisnis Irfan.“Ye-Yeni?” tangan Irfan bergetar hebat, ia mengankat wajah, menatap Hendra yang nampak heran melihat perubahan pada wajah Irfan.“Betul, Pak. Itu ibu kandung dari si Kelvin.” jawab Hendra yang membuat Irfan segera menyandarkan tubuh di kursi.Otaknya mendadak blank. Jadi benar Kelvin adalah anak dari Yeni? Tapi belum tentu itu anak Irfan, kan? Bisa saja Kelvin adalah anak Yeni dengan suaminya, ada nama laki-laki yang tercatat sebagai ayah dari Kelvin d

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 27

    "Bagaimana kalau benar dia ...."Irfan baru saja hendak memikirkan kemungkinan terburuk, ketika tiba-tiba ponsel di atas meja berdering nyaring. Ia tersentak terkejut, dengan bergegas diraihnya benda itu dan segera mengangkat panggilan yang dilayangkan kepadanya. "Gimana, Hen?" Tanya Irfan tak sabar. "Saya sudah dapat semua informasi mendetail tentang calon menantu pak Beni, Pak. Saya da--.""Posisimu di mana?" Tanya Irfan dengan segera. "Saya masih di kampus te--.""Ke ruangan saya sekarang! Saya tunggu!"Tut! Irfan segera memutuskan sambungan telepon. Hatinya benar-benar risau. Ia ingin Hendra menjelaskan dan memberitahu semua informasi itu secara langsung di hadapan Irfan. "Semoga tidak seperti apa yang aku pikirkan." Irfan mendesah panjang. Kepalanya mendadak pening. Tentu ini bukan hal yang mudah untuknya kalau benar ternyata anak itu adalah buah cintanya dengan Yeni. Baik dulu maupun sekarang, kehadirannya akan menjadi sebuah masalah besar! Hal yang kemudian membuat Irfan

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 26

    "Bapak nggak apa-apa?"Irfan tersentak, ia menatap ke arah sebelahnya, di mana Hendra nampak tengah memperhatikan dirinya dengan saksama. "Fine. Saya nggak apa-apa." Irfan menghela napas panjang, berusaha menyunggingkan seulas senyum untuk menutupi pikirannya yang berkecamuk. "Bapak yakin? Sejak tadi saya lihat Bapak seperti tidak fokus. Bapak benar-benar tidak apa-apa? Atau mungkin merasa pusing?"Irfan terkekeh, kepalanya menggeleng pelan sebagai jawaban akan kekhawatiran Hendra. Ternyata anak buahnya begitu memperhatikan Irfan dengan detail. Sampai-sampai dia tahu bahwa sejak tadi pikiran Irfan memang melayang sampai mana-mana.Bagaimana Irfan bisa tenang, kalau wajah dan sorot mata pemuda tadi mengingatkan Irfan pada seseorang pada masa lalu yang bahkan sudah Irfan lupakan sekian lamanya. "Hen, masih ingat tugas yang tadi saya kasih ke kamu?" Irfan benar-benar penasaran, kali ini tujuan Irfan berbeda. Ia memang penasaran, tapi dalam konteks lain."Tentu masih ingat, Pak. Bapak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status