Tatapan Risa tajam melihat kedatangan Aurel ke butiknya. Naira sudah merasa cemas dengan pandangan Risa kepada Aurel. Yang ditatap malah senyum sumringah layaknya calon pengantin yang akan melepas kesendiriannya."Hai Queen, waah aku senang sekali bisa ketemu sama kamu. Biasanya Naira yang nemuin aku! " Reaksi Queen ternyata tidak seperti biasanya membuat Aurel menatap horor dan melirik Naira."Ada apa, kenapa menatapku begitu Queen ? "Risa hanya menghela nafas panjang, seharusnya dia tidak bersikap begini. Aurel juga tidak tau kalau dirinya adalah istri Dion. Risa akhirnya tersenyum meskipun terpaksa, dia tidak ingin pelanggannya lari gara-gara sikapnya yang tidak bersahabat.Naira menarik nafas lega melihat perubahan di wajah Risa setelah Aurel mendekatinya. Aurel memang tidak mengetahui jika Risa yang dia panggil Queen adalah istri mantannya yaitu Dion.Akhirnya Risa memang harus kembali bersikap profesional dengan pekerjaannya, jika tidak maka bisa saja butiknya akan kehilangan p
Dunia benar-benar sempit, Leon adalah saingan Dion dan kini Dion sedang sibuk dengan laptopnya dikursi singgasananya. Sebagai seorang CEO yang sangat handal dia tidak pernah menganggap main-main dengan pekerjaannya.Sedangkan Leon masih sempat mengantar mamanya berbelanja di QN butik milik Risa. Kini Risa menemui mereka sekedar berbasa-basi meskipun sebenarnya Risa enggan, namun dia harus melakukannya untuk menghormati semua membernya."Selamat datang tante dan Leon, terimakasih atas kedatangannya. Semoga tante berkenan masih menggunakan rancangan kami. " Leon langsung menunjukkan rasa senangnya melihat kedatangan Risa."Sudah selesai pekerjaannya ?" Tatap Leon dengan rasa yang tidak bisa dia ungkapkan. Pandangan Lisa beralih pada Leon, terlihat semangat sekali dia menyambut kedatangan Risa. Namun belum sempat Leon bertanya kembali, Lisa sudah menggandeng Risa untuk mengikutinya memilih gaun pesta yang diinginkannya."Sayang, tante lagi butuh gaun pesta nih, barusan tante juga ketemu
Risa hanya terdiam ketika Dion meminta keluar dengannya, "Saya harus selesaikan pekerjaan saya dulu. Bisakah bapak menunggu sebentar? "Kata-kata Risa tentu saja membuat Leon terkejut, Risa terlihat mudah sekali menerima ajakan dari Dion. Sedangkan dia selalu mendapat penolakan dari Risa.Leon tentu saja curiga dengan hubungan mereka. Begitu juga dengan Lisa, dia langsung melirik ke arah Leon. Namun mereka tidak bisa memaksa Risa untuk mengikuti kemauan mereka.Risa dengan profesional menyelesaikan tugasnya, Dion menatap istrinya tanpa henti. Baru kali ini dia menyaksikan bagaimana pekerjaan istrinya dan menurutnya itu sangat melelahkan.Pantas saja jika sudah sampai rumah Risa lebih suka langsung tidur karena terlalu lelah. Kini dia bisa memahami bagaimana dia harus bersikap kepada Risa. Dion juga harus memaklumi karena istrinya bekerja sebagai seorang designer.Dion masih belum mengetahui jika istrinyalah pemilik butik ini, sehingga diapun tidak berani meminta Risa untuk segera meme
Daniar benar-benar kecewa dengan sikap Daren, akhirnya dia meminta ijin pada Risa untuk bergabung makan siang dengan mereka. Risa cukup terkejut dengan keinginan Daniar, bahkan dia tidak peduli dengan kepergian Daren.Dion yang masih tidak mempedulikan kehadiran Daniar hanya bisa menggerutu dalam hatinya, "Ngapain sih Daniar malah mengganggu makan siangnya dengan Risa."Risa sendiri tidak ambil pusing, dia segera menyelesaikan makannya karena harus segera kembali ke butik. Sedangkan Daniar justru memperlambat makannya agar bisa berlama-lama menatap Dion.Risa kemudian mengakhiri makan siangnya dan segera bersiap kembali ke butiknya. Begitupun Dion, melihat istrinya bangkit dari tempat duduknya dia segera mengikuti istrinya. Tinggallah Daniar yang tercengang melihat mereka meninggalkannya."Loh, kalian sudah selesai. Bagaimana dengan aku? Apakah kak Dion mau menemaniku disini? " Dion menyipitkan matanya mendengar permintaan Daniar. "Aku tidak punya waktu, karena aku harus segera mengan
"Ini gila! Aku tidak menyangka sama sekali jika aku sudah melakukan kesalahan besar selama ini. Bahkan aku tidak menyadari siapa tunanganku yang sebenarnya. Hhh..benar-benar bodoh!"Daren terhenyak mengetahui kenyataan tentang Daniar yang sebenarnya. Daren ingin sekali melampiaskan kemarahannya, namun dia masih bingung dengan kenyataan yang sekarang sedang dihadapinya.Vanesa dan Regina hanya saling berpandangan, Regina baru mengetahui jika ternyata kakaknya selama ini dalam tekanan yang luar biasa. Cintanya malah dia abaikan demi dirinya, pantas saja selama ini Regina sering melihat Vanesa termenung sendirian."Sudahlah mas, aku sudah mengikhlaskan kamu dengan Daniar. Mungkin kita tidak berjodoh." Mata Daniar menatap tajam pada Vanesa, "Tidak, aku tidak akan melanjutkan pertunanganku dengan seorang perempuan yang tidak punya hati! "Vanesa tersentak kaget, "Maksudnya, mas mau melakukan apa setelah tau perbuatan Daniar. Mas tidak mengenal Daniar rupanya? " Kini gantian Daren yang mera
Daniar kini dilanda kecemasan yang luar biasa, tidak disangka Bara mantan suaminya sudah keluar dari penjara. Bukankah seharusnya 2 tahun lagi dia baru dibebaskan? Daniar segera menghubungi Daren, namun sudah berkali-kali dirinya menelfon tunangannya namun tidak diangkat.Di sebuah rumah kosan yang sempit, seorang laki-laki sedang tersenyum jahat. Dia adalah Bara, mantan suami Daniar yang ingin memeras dan membalas dendam karena gara-gara Daniar dia bisa mendekam dipenjara.Bara divonis hukuman penjara selama 5 tahun karena perbuatannya, termasuk terlibat kasus membantu menghilangkan nyawa orang lain. Bara tidak mau hanya dia yang menanggung derita, dia akan membuat perhitungan dengan Daniar."Vanesa, aku minta maaf ternyata selama ini aku mengira kamu meninggalkan aku karena menikahi laki-laki lain! " Tatapan sendu Daren membuat Vanesa akhirnya luluh juga, ternyata selama ini Daren juga menjadi korban dari keserakahan Daniar."Iya mas, aku percaya. Mungkin Daniar sudah menceritakan t
Bara mulai meneror Daniar, dia terus-menerus minta uang pada Daniar. Akhirnya karena sudah pusing menerima cacian dan umpatan dari Bara, Daniar menyewa seseorang untuk melenyapkan nyawa mantan suaminya.Meskipun akhirnya Daniar harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit dari kantongnya. Daren sampai kini tidak pernah menemuinya lagi, padahal Daniar sudah berusaha mencarinya kemana-mana.Semakin lama sikap Daniar semakin agresif, bahkan kini mengeluarkan kata-kata kotor dan makian menjadi kebiasaannya. Akhirnya Daren menemui Daniar juga, kini mereka bertemu di caffe tempat awal mereka bertemu."Apa kabar sayang, kemana saja kamu selama ini. Aku sudah sangat merindukanmu! " Daren mendelik mendengar kata-kata Daniar, dia sudah muak melihat wajah Daniar yang bermuka manis padanya."Aku kesini bukan untuk kangen-kangenan, langsung saja ya Daniar. Aku ingin kita putus, karena hubungan kita memang tidak sehat! " Duarrrr...!! Daniar seperti disambar petir ketika mendengar permintaan Daren.Ti
Kini Daniar sedang mencari orang yang akan mengeksekusi Bara, dia tidak mau mengambil resiko lagi dengan membiarkan Bara mengganggu ketenangan hidupnya.Setelah mencari informasi kesana kemari akhirnya didapatlah nama Baron, seorang pembunuh bayaran yang bisa menjaga rahasianya tetap aman. Dia sudah terkenal sangat rapi dalam melakukan pekerjaannya.Meskipun tidak sedikit uang yang harus dikeluarkan untuk membayar Baron namun Daniar tidak peduli. Dia masih memiliki sedikit uang simpanan yang dia tabung selama menjadi tunangan Daren.Baron menyanggupi permintaan Daniar sesuai perjanjian meskipun awalnya dia menolak. Tapi Daniar terus memaksanya, bahkan berkali-kali memintanya untuk membantunya."Baiklah aku akan membantumu dengan catatan aku dibayar lunas diawal karena aku tidak mau tertipu." Baron sudah memahami sikap orang-orang seperti Daniar. Dia tidak mau dirinya nanti yang dijadikan tumbal dan harus menanggung akibatnya."Ya aku akan transfer uangnya sesuai dengan permintaanmu! "
Rafael terluka karena mendengar kabar Naira dilamar oleh Glen. Kesempatan untuk mendekati Naira kini sudah tertutup. Berkali-kali dia menyesali kebodohannya karena mau bekerjasama dengan Karina.Kini Rafael sudah berada di pesawat yang akan membawanya terbang meninggalkan hatinya yang terluka. Tidak disangka semua usahanya untuk mendapatkan hati Naira hanya sia-sia saja.Bahkan kini di kediaman Naira prosesi lamaran itu sedang berlangsung. Terlihat wajah-wajah bahagia yang tidak dapat disembunyikan lagi saat itu, hingga akhirnya kesepakatan tanggal pernikahanpun ditentukan.Mereka akan menikah satu bulan ke depan dengan semua pertimbangan dari kedua belah pihak. Naira dan Glen tidak dapat menyembunyikan rasa bahagianya, demikian juga dengan Risa."Selamat ya say, akhirnya sold out juga..!" Naira terkekeh mendengar ucapan selamat dari sahabatnya. "Alhamdulillah ternyata cepet laku jadi ngga bisa lirik-lirik brondong lagi niiih..! " Keduanya cekikikan tanpa bisa dicegah lagi.Leon dan L
Laura terhenyak mendengar penuturan Vania, seolah semuanya biasa saja yang disampaikannya kepadanya. Vania tersenyum smirk melihat reaksi Laura. Dia berharap Laura akan meninggalkan Leon dan dia bisa kembali lagi menjadi kekasih Leon.Perasaan Laura jelas saja langsung tersulut emosi saat mengetahui alasan Leon ingin menikahinya. Seandainya Vania tau kalau Marko sudah menikah dengan Lisa mungkin Vania tidak akan seberani ini.Laura akhirnya mencoba untuk mencari tau dulu apakah benar dengan semua yang dikatakan oleh Vania. "Oh ya, benarkah? Bahkan jika kamu tau kalau sekarang mama Leon sudah menikah dengan papiku?"Kini mata Vania yang membelalak lebar, tidak sadar Vania menutup mulutnya, kemudian dia berteriak, "Apa..! Tidak mungkin. Bagaimana itu bisa terjadi, bahkan yang ku tau mama Lisa sangat membenci pak Marko? "Kini Laura yang tersenyum sinis melihat kekagetan Vania. "Makanya ngga usah sok tau tentang perasaan Leon padaku, kalau kamu juga tidak tau apa-apa tentang keluarga Leo
Braakk..!! Rafael memukul meja didepannya dengan keras. Kini dia tidak bisa lagi menahan kemarahannya, "Semuanya gara-gara kamu Karin, ingat mulai sekarang aku tidak peduli lagi dengan semua rencana kamu!!"Rafael berlalu pergi begitu saja meninggalkan Karina yang masih terhenyak karena kaget dengan gebrakan meja dari Rafael yang hampir saja menghancurkannya.Karina hanya tersenyum kecut melihat Rafael yang berlalu dengan kemarahan. Dia sendiri juga sedang sedih karena kegagalannya mendapatkan Glen.Kini Glen tidak akan lagi memberikan kesempatan pada Rafael untuk kembali mendekati Naira. Bahkan setelah kejadian itu dia segera menemui kedua orangtua Naira dan meminta waktu untuk membicarakan masalah lamarannya untuk Naira."Kamu serius Glen mau melamar Naira?" Papa Naira menyipitkan matanya karena merasa heran, kedua orangtua Naira merasa ini terlalu cepat karena hubungan Naira dengan Glen saja belum ada satu tahun.Namun melihat kesungguhan Glen kepada putrinya, akhirnya papa Naira m
Glen kini bisa bernafas dengan lega, sedangkan Naira masih diam mematung. Buket bunga untuknya dari Rafael sudah dibuang oleh Glen. Meskipun kesal, Glen masih menunggu kata-kata Naira. "Aku minta maaf Glen, tadinya kupikir Rafael hanya main-main denganku. Karena aku sendiri begitu, tidak ada sedikitpun keinginan untuk membohongimu. Hanya aku tadi benar-benar tidak menyangka kalau Rafael serius ingin menjalin hubungan denganku."Glen hanya menarik nafasnya berat, "Nay, aku ngga nyalahin kamu. Aku tau tidak ada perempuan yang bisa menolak pesona Rafael, karena dibandingkan dengan aku mungkin Rafael banyak memiliki kelebihan. Dan aku tidak akan memaksa kamu untuk terus mencintaiku jika kamu sendiri sudah tergoda dengannya."Deggh..!! Naira melotot horor ke arah Glen yang terlihat serius dengan kata-katanya. "Sebentar Glen, kamu pikir aku sudah tergoda dengan Rafael? Terus kenapa sekarang aku masih bersamamu?"Kini Glen yang gelagapan, dia keceplosan. Tanpa disadarinya itu pasti membuat
Rafael terbelalak melihat dirinya dalam video itu bersama Karina sedang merencanakan akan membuat Naira jatuh cinta padanya. Bahkan Karina terlihat sangat emosional ketika menyampaikan rencana yang ada di kepalanya.Semangat Karina untuk menjauhkan Naira dengan Glen terlihat tidak main-main dalam video tersebut. Melihat perubahan di wajah Rafael membuat Naira cukup terkejut, karena baru kali ini Naira melihatnya secara langsung."Naira, awalnya aku memang hanya ingin membantu Karina. Dia itu masih sepupuku. Namun seiring berjalannya waktu, aku malah semakin tertarik padamu. " Terlihat Rafael mulai mengatur nafasnya yang kini mulai tidak teratur."Aku mohon percayalah padaku kalau aku sekarang benar-benar jatuh cinta padamu. Aku ingin serius menjalani hubungan denganmu, bukan karena rencana Karina tapi ini murni dan tulus dari hatiku. "Naira hanya terdiam, dia tidak berani menjawab sedikitpun. Naira masih shock dengan ungkapan perasaan Rafael padanya. Dia juga tidak menyangka kalau R
Jodoh memang tidak akan lari kemana, meskipun mereka harus menikah dulu dengan orang lain. Akhirnya takdir kembali mempersatukan mereka. Marko tersenyum kembali mengingat perjuangannya untuk kembali pada Lisa."Sayang, kok senyum-senyum sendiri sih!" Lisa menghampiri Marko dan memeluknya erat. Marko tersenyum gemas melihat kemanjaan istrinya. "Bee, siap-siap makan malam bareng Robert dan Rere yuk? "Lisa menatap mata elang Marko, "Memangnya ada acara apa sayang? " Marko mengedikkan bahunya, "Tadi pagi kan aku sudah bilang padamu Bee? "Lisa tertawa geli, "Maaaf.. Lupa sayang." Marko mencubit dagu istrinya mesra, "Lupa melulu, akibat faktor U yaa..? ""Apa tuh.. Kok faktor U? " Marko tertawa, "Usia kita sudah banyak Bee." Mereka saling menatap dan tertawa lagi. Kini mereka sudah siap berangkat. "Eh, sebentar Bee, aku lupa memberitahu Leon dan Laura."Lisa mengangguk dan menunggu Marko menghubungi Laura. Merekapun berangkat ke restoran yang sudah dipesan Robert dan Rere. Pertemuan yang
Gea tersenyum saat melihat Surya baru tiba setelah seharian bekerja. Dia melihat semangat suaminya kini mulai kembali menyala. Usia Gea dan Surya memang terpaut cukup jauh, namun bagi Gea itu bukan masalah. Di dalam diri Surya terlihat sosok ayahnya di sana."Sayang, kok masih di luar ? Ayo masuk sebentar lagi adzan maghrib tidak baik juga buat Ruby." Gea tersenyum dan menghampiri suaminya, "Kami menunggumu pulang, dari tadi Ruby menanyakanmu. Entah kenapa dia terlihat khawatir."Surya terkekeh sambil memeluk Gea dan masuk ke dalam. Disinilah mereka tinggal sekarang, jauh dari keramaian dan suasana pedesaan masih terasa kental. Gea sendiri tidak mempermasalahkannya, selama dia masih bersama Surya baginya itulah kebahagiaan yang sebenarnya."Papa kok pulangnya terlambat, masih sibuk ya?" Putri cantiknya ini berbeda dengan Reva, dia memang selalu ingin dekat dengannya setelah mengetahui dirinya adalah papanya yang selama ini dirindukannya.Surya merasa dirinya dibutuhkan dan dihargai di
Keputusan Rayyan sudah tidak bisa diganggu gugat. Dia sudah mengurus semuanya, dengan bantuan Om Steve semuanya bisa ditangani dengan cepat. Meskipun kakek dan neneknya melarang, Rayyan tetap pergi ke Jerman.Kirey hanya bisa melepas Rayyan dengan doa. Sikap Rayyan memang seperti dirinya, hampir semua sikap anak-anaknya diturunkan darinya. Hanya dari fisik saja mereka seperti Surya namun yang lainnya seperti Kirey.Reva menangis melepaskan kepergian Rayyan di bandara bersama keluarganya. Akhirnya mereka mengalah mengikuti kemauan Rayyan, apalagi Rayyan cucu laki-laki satu-satunya.Mereka berpelukan sesaat sebelum Rayyan dan Vira memasuki pesawat. Pandangan Kirey semakin hampa melihat buah hatinya pergi jauh ke ke negara orang. Sedangkan Surya hanya melepas Rayyan dari kejauhan.Surya enggan bertemu dengan Kirey dan keluarganya. Namun tatapan rindu untuk putrinya yang kini sudah remaja membuatnya hanya bisa terharu. Dari jauh Surya menatap putri kesayangannya.Merasa ada yang memperhat
Rayyan terlihat enggan mengikuti kemauan adiknya. Biarlah ini jadi pelajaran untuk mama dan kakek neneknya meskipun sepertinya mereka masih juga tidak menyadari kesalahan mereka.Tiba-tiba ponselnya di nakas terdengar nada deringnya berbunyi memanggil. Rayyan melirik penelfonnya ternyata Vira kekasihnya. "Halo sayang, tumben telfon biasanya kirim pesan doang? "Vira terkekeh geli, "Sayang, kamu bisa ke caffe Brown ngga? Aku tadi mampir ke sini sekalian ada yang mau omongin ke kamu, penting loh.. Aku tunggu ya? ""Lah, kalo mau ngomong mah ditelfon aja neng, ngapaian harus ke caffe? " Rayyan memang sedang dalam mode malas bertemu siapapun termasuk Vira kekasihnya yang sudah dia pacari selama satu tahun ini."Ishh.. Kamu mah kebiasaan mager aja, sebentar kesini pokoknya aku tunggu, awas kalo ngga datang! " Kini Rayyan terkekeh, "Dih, bisanya ngancam. Bentar lagi ngambek deh..! ""Rayyan..!! Kebiasaan pisan kamu tuh bikin orang kesel aja. Udah deh, sekarang ke sini ditunggu ngga pake lam