Risa mulai sibuk dengan persiapan fashion show yang akan digelar di Paris. Naira juga sudah menyiapkan segala sesuatu yang akan mereka gunakan disana. Dion tidak lagi bisa fokus dengan perusahaannya setelah beberapa hari ini dia kesulitan bertemu dengan Risa.Setiap Dion pulang pasti Risa sudah di alam mimpi, dan pagi-pagi dia juga kadang tidak sempat sarapan bersama dengan Risa. Namun tidak sekalipun Risa bertanya padanya, begitupun dengan dia.Rumah tangganya semakin hambar, mereka seperti dua orang asing didalam satu rumah. Hingga akhirnya mereka dipertemukan dalam sebuah acara fashion show yang diselenggarakan sebuah perusahaan.Gladys yang menjadi tuan rumah tentu saja mengundang semua desaigner dan para pengusaha. Dia juga melibatkan rancangan Risa untuk ikut bergabung meramaikan acaranya. Terlihat Risa dan Naira sedang asyik ngobrol dengan beberapa pengusaha.Dion mencoba bergabung dengan mereka, matanya melirik tajam ke arah Risa. Namun yang dilirik pura-pura tidak tahu, hal i
Leon terus menatap Risa tanpa mempedulikan pandangan Dion yang sudah ingin mengulitinya. Saat Leon akan mendekati Risa kembali tiba-tiba Risa berbalik dan melihat tatapan tajam Dion kepada Leon.Tubuhnya merinding melihat kemarahan yang mulai muncul diwajah suaminya, mau tidak mau Risa segera mendekati Dion agar kemarahannya tidak meluap ditempat itu. Risa tersenyum memandang Dion, "Eeh ada pak Dion, kelihatannya bapak sedang tidak baik-baik saja. Barangkali ada yang bisa saya bantu pak? "Dion tersenyum senang melihat istrinya mendekatinya sambil bertanya, meskipun Risa berbicara formal padanya dia tidak akan mempermasalahkan itu. Yang penting kini Risa bersamanya dan Leon tidak akan berani mengganggu mereka.Dion langsung menggandeng tangan Risa mengajaknya keluar dari ruangan itu, tentu saja hal ini membuat Leon sontak terbakar cemburu. "Gila, berani sekali Dion menggandeng Risa tanpa persetujuan darinya."Dion tersenyum melirik Leon yang terlihat kelimpungan melihat dirinya mengga
Surya mulai tidak sabar menunggu Kirey untuk segera pulang, sedangkan Kirey masih asyik ngobrol dengan teman-teman semasa mereka jadi model. Sambil bernostalgia Aurel yang juga ada bersama mereka membisiki Kirey, "Say suamimu terlihat gelisah tuh. Dari tadi aku perhatikan kayanya ada yang dia tunggu deh! "Refleks Kirey menoleh ke arah Surya, memang saat itu Surya sedang melihat jam mewah yang melingkar ditangan kanannya dengan tidak sabar. Namun Kirey tidak peduli, dia hanya terkekeh pelan sambil meneruskan obrolannya.Kini Surya sudah terlihat menjauh dan mencoba mendekati salah satu model yang sedang melamun sambil memegang gelas minumannya. Rupanya mereka sedang membicarakan sesuatu yang serius karena terlihat model itu menatap sedih kepada Surya.Sambil melihat ke kiri dan ke kanan Surya terlihat mengusap pipi model itu kemudian dia berlalu. Dan lagi, model itu terlihat tatapannya semakin sendu. Model tersebut akhirnya pergi dan keluar dari acara dengan langkah gontai.POV GeaA
Dion mulai kebingungan saat Risa mendiamkannya sejak dari acara Gladys, bagaimana dia harus menjelaskannya. Sedangkan kini hatinya masih tertaut pada Aurel, meskipun Aurel sendiri sudah melupakannya.Bahkan yang dia dengar gosipnya Aurel kini dekat dengan Baskoro, entah bagaimana kejelasan status hubungannya dengan Devan yang sudah dinikahinya dulu di Bali."Abang kalau mau makan sudah aku siapin ya, aku mau tidur duluan capek?! "Dion hanya pasrah saat Risa menghindarinya lagi. Risa langsung masuk kamar, dia lelah sekali hari ini.Ini sudah tiga hari berlangsung sejak dia keceplosan bilang kalau Aurel adalah mantan kekasihnya. Berkali-kali Dion menjelaskan pada Risa kalau Aurel itu hanya masa lalunya.Namun sepertinya Risa tidak peduli dengan penjelasan Dion, tentu saja ini membuat Dion tidak enak hati. Dion juga sudah tidak punya cara lagi untuk meluluhkan hati Risa.Sedangkan Aurel sudah menyiapkan segala tuntutannya, ditemani oleh Baskoro, Sasha dan Vania mereka menuju kantor poli
Tatapan Risa tajam melihat kedatangan Aurel ke butiknya. Naira sudah merasa cemas dengan pandangan Risa kepada Aurel. Yang ditatap malah senyum sumringah layaknya calon pengantin yang akan melepas kesendiriannya."Hai Queen, waah aku senang sekali bisa ketemu sama kamu. Biasanya Naira yang nemuin aku! " Reaksi Queen ternyata tidak seperti biasanya membuat Aurel menatap horor dan melirik Naira."Ada apa, kenapa menatapku begitu Queen ? "Risa hanya menghela nafas panjang, seharusnya dia tidak bersikap begini. Aurel juga tidak tau kalau dirinya adalah istri Dion. Risa akhirnya tersenyum meskipun terpaksa, dia tidak ingin pelanggannya lari gara-gara sikapnya yang tidak bersahabat.Naira menarik nafas lega melihat perubahan di wajah Risa setelah Aurel mendekatinya. Aurel memang tidak mengetahui jika Risa yang dia panggil Queen adalah istri mantannya yaitu Dion.Akhirnya Risa memang harus kembali bersikap profesional dengan pekerjaannya, jika tidak maka bisa saja butiknya akan kehilangan p
Dunia benar-benar sempit, Leon adalah saingan Dion dan kini Dion sedang sibuk dengan laptopnya dikursi singgasananya. Sebagai seorang CEO yang sangat handal dia tidak pernah menganggap main-main dengan pekerjaannya.Sedangkan Leon masih sempat mengantar mamanya berbelanja di QN butik milik Risa. Kini Risa menemui mereka sekedar berbasa-basi meskipun sebenarnya Risa enggan, namun dia harus melakukannya untuk menghormati semua membernya."Selamat datang tante dan Leon, terimakasih atas kedatangannya. Semoga tante berkenan masih menggunakan rancangan kami. " Leon langsung menunjukkan rasa senangnya melihat kedatangan Risa."Sudah selesai pekerjaannya ?" Tatap Leon dengan rasa yang tidak bisa dia ungkapkan. Pandangan Lisa beralih pada Leon, terlihat semangat sekali dia menyambut kedatangan Risa. Namun belum sempat Leon bertanya kembali, Lisa sudah menggandeng Risa untuk mengikutinya memilih gaun pesta yang diinginkannya."Sayang, tante lagi butuh gaun pesta nih, barusan tante juga ketemu
Risa hanya terdiam ketika Dion meminta keluar dengannya, "Saya harus selesaikan pekerjaan saya dulu. Bisakah bapak menunggu sebentar? "Kata-kata Risa tentu saja membuat Leon terkejut, Risa terlihat mudah sekali menerima ajakan dari Dion. Sedangkan dia selalu mendapat penolakan dari Risa.Leon tentu saja curiga dengan hubungan mereka. Begitu juga dengan Lisa, dia langsung melirik ke arah Leon. Namun mereka tidak bisa memaksa Risa untuk mengikuti kemauan mereka.Risa dengan profesional menyelesaikan tugasnya, Dion menatap istrinya tanpa henti. Baru kali ini dia menyaksikan bagaimana pekerjaan istrinya dan menurutnya itu sangat melelahkan.Pantas saja jika sudah sampai rumah Risa lebih suka langsung tidur karena terlalu lelah. Kini dia bisa memahami bagaimana dia harus bersikap kepada Risa. Dion juga harus memaklumi karena istrinya bekerja sebagai seorang designer.Dion masih belum mengetahui jika istrinyalah pemilik butik ini, sehingga diapun tidak berani meminta Risa untuk segera meme
Daniar benar-benar kecewa dengan sikap Daren, akhirnya dia meminta ijin pada Risa untuk bergabung makan siang dengan mereka. Risa cukup terkejut dengan keinginan Daniar, bahkan dia tidak peduli dengan kepergian Daren.Dion yang masih tidak mempedulikan kehadiran Daniar hanya bisa menggerutu dalam hatinya, "Ngapain sih Daniar malah mengganggu makan siangnya dengan Risa."Risa sendiri tidak ambil pusing, dia segera menyelesaikan makannya karena harus segera kembali ke butik. Sedangkan Daniar justru memperlambat makannya agar bisa berlama-lama menatap Dion.Risa kemudian mengakhiri makan siangnya dan segera bersiap kembali ke butiknya. Begitupun Dion, melihat istrinya bangkit dari tempat duduknya dia segera mengikuti istrinya. Tinggallah Daniar yang tercengang melihat mereka meninggalkannya."Loh, kalian sudah selesai. Bagaimana dengan aku? Apakah kak Dion mau menemaniku disini? " Dion menyipitkan matanya mendengar permintaan Daniar. "Aku tidak punya waktu, karena aku harus segera mengan