Arion Group merupakan perusahaan multinasional yang cukup terkenal dan bisa dibilang bersih dari berbagai masalah hukum. Tidak pernah ada gosip buruk yang menerpa perusahaan maupun karyawan.
Perusahaan milik keluarga suamiku itu sudah ada sejak ayah dari papa mertuaku masih hidup. Dari dulu, Arion Group juga terkenal karena ikut andil dalam pembangunan negara.Biarpun bukan perusahaan nomor satu, banyak pihak, mulai dari pengusaha dan pemerintah yang menghormati keluarga Arion. Dan meski Arion Group sudah mulai membuat cabang di luar negeri, tidak ada tanda-tanda mereka bekerja sama dengan mafia seperti Black Devil Scorpion.Jika melihat prinsip keluarga papa mertua, hanya satu persen kemungkinan mereka menjalin hubungan dengan mafia secara diam-diam. Tidak mungkin papa mertua sudi mencoreng nama baik keluarga hanya demi berbisnis di dunia hitam.Tapi, aku pun tidak tahu yang sebenarnya terjadi. Kalau mereka saling berhubungan pun, mungkin hanya antara Alex dan kelompok BDS.Kerja sama apa yang kira-kira mereka lakukan?Kelompok BDS sendiri mengelola jual beli senjata api melalui pasar gelap. Mereka menyelundupkan senjata-senjata itu dari negara lain masuk ke negara ini.Mereka bergerak cukup rapi saat bertransaksi. Orang yang baru mengenal dan menjalin kerja sama dengan kelompok BDS pasti berpikir bahwa kelompok itu sudah ada sejak lama.Tidak, mereka justru terbilang masih bayi di dunia hitam. Bahkan, beberapa kelompok mafia lain ingin menghancurkan mereka.Banyak anggota BDS yang terlibat perkelahian dengan kelompok lain. Belum lagi, mereka juga dikenal sebagai pencuri pelanggan.Bukan hanya satu atau dua kelompok mafia yang mengeluhkan langganannya beralih pada kelompok BDS. Tetapi, tidak ada yang memiliki bukti bahwa kelompok BDS diam-diam merebut pelanggan mereka. Kelompok lain juga tidak bisa menyerang asal-asalan.Tidak hanya itu, belum lama ini, kelompok BDS mulai menjual bubuk putih di kalangan para elit. Awalnya, aku mengira Alex menggunakan dan membeli bubuk putih dari kelompok BDS.Akan tetapi, tebakanku jelas salah. Aku tahu betul bagaimana gelagat pengguna barang terkutuk itu.Akhir-akhir ini pun nama kelompok BDS menjadi bahan perbincangan panas di kalangan dunia hitam. Sebab, mereka dengan beraninya mencuri pasaran Balacosa, salah satu kelompok keluarga mafia yang terkenal di seluruh dunia dan memiliki anak cabang di mana-mana.Siapa sosok di belakang kelompok BDS sehingga mereka berani menantang Balacosa? Aku belum menemukan jawabannya. Dari sejam lalu, aku masih sibuk berselancar di web gelap untuk mencari petunjuk."Kau sibuk apa dari tadi, Baby?"Aku buru-buru mengubah tampilan layar laptop milik bosku. "Sedang melihat-lihat video lucu, Bos. Ada apa? Kau membutuhkanku?""Bahuku terkilir waktu latihan tadi. Bisakah kau memijatku sebentar?" Ray mengedipkan sebelah mata dengan gaya genit."Duduklah di sini." Aku menepuk sofa di sebelahku.Ray membuka kaos biru gelapnya. Otot keras yang terpahat di kulit kecoklatannya sungguh mengagumkan. Aku menelan ludah susah payah ketika mulai menekan tanganku di bahunya."Nggghhh ... enak sekali, Baby. Kau memang serba bisa. Aku akan menaikkan gajimu nanti. Seratus juta sekali pijat, cukup?""Wah, kalau begitu, aku akan memijatmu setiap hari, Bos!""Hahaha! Apa kau mendoakan aku kesakitan setiap hari?""Tentu tidak!" Aku mencubit kecil lengan Ray yang dibalas ringisan geli."Bagaimana dengan pernikahanmu, Baby? Apa kau bahagia? Aku dengar suamimu kaya raya."Aku menghela napas. Baru saja pikiranku teralihkan dari masalah Alex, tapi Ray malah mengingatkanku lagi."Ada masalah? Apa permainan ranjang suamimu kurang memuaskan? Hemm? Miliknya terlalu kecil?""Dia tidak pernah menyentuhku.""Oh, jadi kau sedih karena dia tidak pernah membelai dan memanjakan tubuhmu? Mau aku bantu? Aku lebih terampil memuaskanmu, Baby." Ray tersenyum miring menggoda."Aku sedang banyak pikiran, bukan masalah sepele seperti permainan ranjang.""Tumben. Kau biasanya super cuek.""Semalam aku melihat suamiku bertemu dengan ketua kelompok BDS, Bos.""Jadi, malam kemarin kau tidak sakit, tapi membuntuti suamimu?" Kening Ray berkerut kesal."Tidak, aku benar-benar sakit. Setelah mengikuti suamiku, rencananya aku mau langsung ke sini. Tetapi, tiba-tiba badanku sakit semua. Apa kau tidak percaya padaku?"Pijatanku terhenti ketika Ray berputar duduk menghadapku. Wajahnya tampak serius dan jelas sekali menahan amarah."Aku percaya. Yang jadi masalah bukan itu." Ray menekan kedua lenganku cukup kencang. "Apa suamimu anggota mereka?""Tidak tahu. Yang aku lihat, ketua kelompok BDS justru menembak suamiku. Aku pikir suamiku telah mati. Tapi, tadi pagi aku menemukan dia sudah tidur di sebelahku. Sepertinya, kelompok BDS tidak benar-benar berniat membunuh suamiku.""Bukankah nama suamimu Alexander Arion dari Arion Group?""Betul. Apa kau mengenal orang-orang dari perusahaan Arion Group? Mungkin aku yang tidak tahu kalau mereka ada hubungan dengan dunia hitam."Ray tersenyum menghina. "Untuk apa aku mengenal orang-orang kaya yang cupu itu? Justru aku terkejut waktu kau bilang suamimu bertemu dengan ketua kelompok BDS."Ray mengambil cerutu. Aku sigap menyalakan korek api untuknya. Dia mengusap kepalaku seolah memuji tangan cekatan ini."Kat." Ray mengembuskan kepulan asap dari cerutu yang baru saja diisapnya.Perasaanku jadi tidak enak. Jarang sekali Ray memanggil namaku.Dia hanya mengucap namaku ketika memintaku untuk melaksanakan misi khusus yang sangat penting. Atau saat kami beradu argumen dan dia yang berakhir kesal padaku."Ya?"Ray membuka kerah belakang bajuku. Tangannya mengusap tato kupu-kupu hitam yang hinggap di angka nol di kulit yang menutup tulang belikatku."Kau kupu-kupuku yang paling setia dan sangat spesial. Aku ingin kau melakukan sesuatu untukku."Tatapan Ray begitu sensual. Dia seolah menelanjangi tubuhku hanya dengan mata coklat gelap itu. Rasa gugup yang baru saja aku rasakan menguap begitu saja."Apa yang harus aku lakukan, Bos?""Mudah. Mulai sekarang, jangan datang ke sini dulu."Aku mengerutkan kening. Tidak paham mengapa dia meminta aku menjauh darinya sampai tidak diizinkan datang. Bukankah aku kupu-kupu favoritnya? Apa dia akan membuangku karena aku memiliki suami yang berhubungan dengan kelompok BDS?Spontan aku mengutuk Alex dalam hati. Mengapa juga dia harus kebanyakan tingkah? Tidak! Seharusnya aku tidak bilang tentang apa yang dilakukan suamiku kepada Ray sejak awal. Tapi, itu juga tidak benar. Aku tidak berani membohongi Ray dan tidak mau menyembunyikan sesuatu darinya."Kenapa, Bos? Apa kau tidak membutuhkan aku lagi?" Akhirnya aku bertanya."Aku selalu butuh kau, Baby. Jangan khawatir, aku akan memberimu bayaran dua kali lipat dari yang biasanya selama kau tidak datang. Setuju?"Mataku langsung berbinar-bina
"Kok, Mas Alex sepertinya meremehkan aku? Jangan begitu, Mas. Biarpun aku hanya lulusan SMK, aku langganan juara satu dari kecil. Lagi pula, aku juga tidak minta posisi tinggi. Cukup menjadi karyawan biasa."Lagi-lagi, Alex berdecih menghina. Sikap Alex sungguh menguji kesabaranku. Ingin sekali aku siram wajahnya dengan kopi. Apa salahnya lulusan SMK? Banyak orang sukses yang bahkan tidak menamatkan sekolah!"Semua karyawan, termasuk karyawan biasa di Arion Group, pernah menempuh pendidikan tinggi. Dengan ijazahmu, kau hanya bisa jadi petugas bersih-bersih.""Tidak masalah. Aku mau, Mas.""Apa kau gila?! Kau sudah menikah denganku. Mau ditaruh di mana mukaku kalau semua karyawan tahu istri direktur yang sebentar lagi jadi presiden direktur mereka jadi tukang bersih-bersih?!"Suara Alex melengking tinggi. Aku pun terkekeh-kekeh geli."Ya, mukamu tetap di kepala, Mas. Mau dipindah ke mana lagi?""Maksudnya bukan secara harafiah! Bicara denganmu cuma bikin capek hati dan pikiran! Hal se
"Kau datang sendiri? Di mana Alex?" sinis mama mertua."Iya, Ma, aku ke sini sendirian. Mas Alex sakit dan sedang istirahat di rumah, Ma."Mama mertua berdecak-decak."Apa yang kau lakukan sebagai istri? Alex itu tidak mudah sakit. Giliran menikah denganmu baru beberapa hari saja sudah jatuh sakit!"Anakmu kemarin malam tertembak, Ma!Ingin aku menjawab seperti itu. Tapi, mama mertua jelas tidak akan percaya ucapanku.Kalaupun percaya, aku tidak bisa mengatakannya. Takut mama mertua akan pingsan mengetahui rahasia anak kebanggaannya."Mas Alex kelelahan bekerja, Ma. Cuma demam biasa saja. Mama tidak perlu khawatir.""Lalu, buat apa kau datang ke sini dan bukannya merawat suamimu?"Lihat, mulut mama mertua saja sampai berkedut-kedut ke atas. Jelas sekali mama mertua sangat tidak menyukaiku.Kenapa? Apa karena aku dari desa? Atau latar belakang pendidikanku? Mungkinkah ... karena parasku?Bukan hal yang aneh mengingat kecantikanku hanya mempan terhadap kaum Adam. Sebaliknya, para wanita
"Hai, Kat!"Alexa baru saja datang dan bergabung ke meja makan. Kecanggungan aneh pun hilang ditelan suara nyaring kembaran Alex itu."Hai, Kak Alexandra.""Ih, jangan panggil aku kakak! Panggil Alexa atau Lexa saja. Aku tidak mau terlihat lebih tua dari kembaran jelekku."Aku tersenyum manis dan mengacungkan ibu jari sebagai tanda setuju. Maksudnya, aku setuju waktu dia bilang kembarannya jelek. Alex memang jelek kelakuannya."Ini masakan darimu, Kat?" "Iya, coba cicipi."Alexa duduk di sebelahku, kemudian mengambil segunung nasi dan lauk. Dia mengingatkanku kepada Alex yang porsi makannya juga banyak."Kau memang mirip sekali dengan mas Alex. Dia juga banyak makan." Aku terkekeh-kekeh canggung karena tidak sengaja mengeluarkan isi hatiku."Jangan mulai, ya, Kat! Aku jadi kehilangan nafsu makan saat mendengar orang membandingkanku dengan si jelek itu. Kami berdua hanya statusnya saja kembar, tapi sebenarnya kami sangat berbeda ... jauuuuh sekali!" Begitu kata Alexa, tetapi dia tetap
"Sebenarnya, aku bisa langsung mengabulkan permintaanmu, Kat, tapi apa Alex sudah mengizinkanmu?""Kalau soal itu ... aku ingin memberi kejutan pada Mas Alex. Selain orang tuaku, aku juga ingin sekali-kali membelikan sesuatu untuk suamiku, Pa."Papa mertua tidak bisa lagi membendung air mata. Diambilnya sapu tangan untuk menyeka matanya yang memerah dan basah."Aku tidak salah menjadikanmu menantu, Kat. Alex beruntung sekali memiliki istri seperti dirimu.""Papa ...."Aku juga sedikit terharu. Papa mertua memiliki sikap yang sangat hangat dan baik sekali kepadaku. Bahkan, orang tuaku sendiri tidak pernah memujiku seperti beliau. Tanpa aku sadari, rasa hormatku kepada papa mertua tumbuh semakin dalam."Tapi, aku tidak bisa memberikan apa yang kau mau, Kat."Suara pintu berderit lirih. Aku melirik sekilas ke arahnya, mendapati mama mertua dan Sabrina beranjak pergi. Mereka mungkin muak mendengar kasih sayang papa mertua padaku.Dan aku juga baru ta
"Dari mana saja kau?!" Suara Alex pelan, tetapi penuh penekanan."Ke rumah papa, Mas."Alexa melesat masuk begitu saja. Dia sama sekali tidak peduli kembarannya sedang ingin meledakkan amarah padaku."Buat apa kau ke sini?" tanya Alex kepada Alexa.Pertanyaan pertama belum terjawab dia sudah bertanya lagi, "Kenapa keluar tidak minta izin dulu?" Kali ini ditujukan padaku."Maaf, Mas. Tadi Mas Alex tidur sangat nyenyak. Aku tidak ingin menganggu. Lagi pula, aku niatnya cuma mau memberi makanan untuk keluarga Mas Alex, tapi malah jadi kelamaan ngobrol.""Mau memberi makanan juga kau harusnya minta izin dulu! Kau selalu saja membuatku jengkel!""Maaf, Mas. Aku tadi juga sudah mengirim pesan, tapi Mas Alex tidak menjawab.""Jangan banyak alasan! Kalau belum dapat izinku, kau tidak boleh keluar ke mana-mana!" bentak Alex."Istrimu datang ke rumah, itu hal yang wajar. Tidak perlu marah-marah sampai begitu! Kau tidak suka punya istri yang perhatian kepada
"Aku sudah tidur, Mas."Sial! Aku jadi kelepasan menjawab!"Mau pura-pura tidur? Kenapa? Takut atau tidak mau melakukan tugasmu sebagai istri?"Tubuhku menggelenyar aneh ketika bibir Alex menempel di tengkuk. Suara napasnya semakin menggebu. Aku merasakan bibirnya mulai menyesap leherku. Dia pasti sangat menginginkanku malam ini. Aku dapat merasakan gairahnya menggebu dari deru napasnya yang memburu.Aku tidak mau penyakitan! Dia juga tidak boleh melihat tatoku!"Mas Alex ..." Tidak! Mengapa suara yang keluar dari mulutku justru bernada manja? Hampir mendesah pula! Rasanya aku ingin menampar bibirku sendiri."Hemm?" Suara Alex begitu rendah dan berat.Leherku basah oleh jilatan Alex yang semakin liar. Lidahnya yang kasar tidak jeda menyapu kulitku. Sesekali dia menyesap sangat kencang dan membuatku hampir mendesah lagi. Tangannya mulai melingkar di perutku yang rata. Kemudian, semakin naik ke atas membelai dadaku. Beruntung, aku masih
"Kau siapa, ya? Seenaknya mau nyelonong masuk ke mobil orang!" ketus Alexa."Ya ampun, ini aku, Katminah!"Mata Alexa membola sempurna. Dia menatapku dari kepala hingga ujung kaki, sampai kepalanya mendongak keluar jendela. Lalu, mulutnya terbuka lebar karena takjub dan terkejut oleh perubahanku.Alexa membukakan pintu mobil. Dia sama sekali tidak berkedip dan terus mengikuti pergerakanku yang begitu anggun."Kau ... bagaimana bisa berubah sekali?!" seru Alexa seraya menutup mulut menggunakan telapak tangan."Biar tidak ketahuan mas Alex." Aku terkekeh pelan."Suaramu juga ... kau bisa mengubah suaramu? Gila! Hebat!" puji Alexa."Sedikit bisa. Hehehe.""Kau barusan ke salon, ya?""Tidak, kok. Aku cuma melihat tutorial dandan yang ada di n-tub."Alexa menggeleng-geleng masih mengagumi kemampuanku mengubah diri sepanjang perjalanan. Hingga akhirnya kami sampai di depan gedung kantor Arion Group."Sampai sini saja. Terima kasih, Lexa.""A
"Aku tidak akan mau punya anak lagi. Dua saja sudah cukup." Keputusanku membuat dua pria di sampingku kecewa. "Kalian saja yang mengandung, biar tahu bagaimana rasanya.""Ya sudah. Lagi pula, aku hanya butuh Leah, Baby. Kau berbahagialah dengan Alex. Aku hanya akan menjadi suami di atas kertas saja." Ray mulai merajuk."Yakin? Perlu aku buatkan perjanjian di atas kertas?" cibir Mas Alex."Tidak perlu. Aku pria yang tidak bisa memegang janjiku," balas Ray dengan cepat."Dasar gila!" maki Mas Alex.Aku menghela napas panjang. Hari-hari yang akan aku lewati nanti, akan menjadi sangat berbeda dengan adanya dua pria dalam kisah cintaku. Entah mereka yang bodoh atau hanya benar-benar mencintaiku ... aku masih tidak bisa mengabaikan salah satu dari mereka.Pertengkaran kecil pasti selalu ada. Apalagi, dua lelakiku ini hanya akur jika sedang merencanakan sesuatu di belakangku. Tak jadi masalah ... asalkan bukan menyangkut nyawa, mereka boleh bertengkar sepuasnya.Jika aku wanita lain, mungki
"Mas Alex ... kau pasti tahu apa yang dikatakan Bos Ray, bukan?"Tentu saja Mas Alex tahu! Lihat saja wajahnya yang ketakutan. Seharusnya, Mas Alex marah saat bayi kami diakui sebagai anak kandung Ray."Wah ... ini tidak benar, Zero. Lihatlah ... kedua suamimu telah membohongimu." Billy berdecak-decak mendekat padaku. "Zero, sudah benar kalau kau menceraikan mereka berdua dan menikah denganku. Kita rekan yang sangat kompak, tidak mungkin ada rahasia di antara kita berdua. Tidak seperti mereka yang selalu membohongimu," bisik Billy."Diam, Billy! Kau malah semakin membuatku pusing!"Karena bentakan dariku, Leah sampai kaget dan kembali menangis. Ray langsung berbalik menimang-nimang Leah sambil menenangkannya."Kita bawa masuk Leah dulu, Ray. Sepertinya, Leah kepanasan karena terlalu lama dijemur," ucap Mas Alex.Aku tertawa tanggung tidak percaya. Dua pria itu berjalan cepat masuk ke dalam rumah menghindariku. Ray menggendong Leah dengan erat, sementara Mas Alex juga menggendong Rak
-------POV RAY-------Sejak kapan aku jatuh cinta dengan bocah ingusan itu?Sejak kapan aku jadi tidak bernafsu menyentuh para gadis muda perawan yang biasanya sangat menggairahkan?Awalnya, aku hanya merasa kasihan dan tidak tega karena Zero adalah keluargaku. Juga karena Zero spesial di hidupku. Zero merupakan perempuan yang aku selamatkan dan juga menyelamatkan aku dari gelapnya dunia tanpa seseorang di sisiku yang dapat aku percaya. Sejak ada Zero, aku merasa jadi manusia seutuhnya. Bukan anak mafia yang hanya dilahirkan untuk berkompetisi untuk menjadi penerus ayahku yang gila dan ingin aku enyahkan dari dunia fana.Tetapi, lama-lama aku merasakan sesuatu yang lain bergejolak dalam dadaku saat aku terlanjur berjanji dan mengatakan akan menjadi ayah dari bayi yang dikandung Zero.Semakin lama perut Zero membesar, semakin gemas rasanya. Rasanya, aku ingin menelanjangi Zero saat itu juga.Tangan nakalku berulang kali ingin menyentuhnya, tetapi aku tidak sanggup! Ada tiga alasan
--------POV Alex--------Sakit?Tentu saja aku merasakan itu. Ketika tahu bahwa istri yang sangat aku cintai menikah dengan pria lain, hatiku seakan terbelah menjadi dua, duniaku serasa hancur!Katminah ... wanita yang seharusnya menjadi satu-satunya istriku, telah mengucap janji suci pernikahan dengan pria lain di depan mataku. Gambaran kebahagiaan palsu itu terus melekat dalam benakku.Aku menyesal karena dulu memutuskan ingin bercerai dengan Katminah. Sangat menyesal ….Aku pikir, aku tidak akan bisa menghabiskan sisa hidup dengan wanita yang telah membunuh banyak orang seperti dirinya. Sebelum aku terlalu dalam mencintai Katminah, aku pun membulatkan tekad untuk bercerai dengannya.Aku yakin, akan ada wanita yang lebih pantas untuk aku jadikan istri. Bukan wanita pembohong yang menyimpan banyak rahasia dan seorang pembunuh profesional seperti dirinya.Akan tetapi, aku salah besar!Sekitar sepuluh hari setelah aku meninggalkan Katminah yang pingsan dan dibawa pergi oleh Ray, aku
“Mas, anak kita kenapa mukanya mirip sama Bos Ray, ya?”“Mungkin karena kau banyak memikirkan dia sewaktu mengandung,” balas Mas Alex seraya mengusap lembut kepala bayi kami, yang kami beri nama Leah Arion. Dari nama Alex dan Katminah.Leah kini berusia satu minggu. Bola matanya pun segelap manik mata Ray. Aneh bukan?Mas Alex memiliki mata hijau gelap, sedangkan mataku kecoklatan. Bagaimana bisa putri kecilku memiliki manik mata gelap?Aku sudah pernah bertanya kepada dokter, takut jika Leah ada masalah dalam penglihatannya. Akan tetapi, tidak ditemukan kecacatan pada mata Leah.Setiap kali aku membicarakan masalah perbedaan mata Leah dengan kami, Mas Alex selalu mengatakan hal tersebut wajar terjadi karena Leah masih bayi.“Aku tidak banyak memikirkan Bos Ray selama mengandung, Mas,” sanggahku dan hal itu memang benar.“Mungkin, kau hanya tidak menyadarinya, Sayang. Sudahlah … yang penting, Leah sehat ….”Itu lagi yang dikatakan Mas Alex. Aku benar-benar mencemaskan kondisi mata Leah
Kenapa Mas Alex diam-diam bertemu dengan Ray tanpa memberi tahu?Aku lantas mendekat dan bersembunyi untuk menguping pembicaraan mereka. Mas Alex dan Ray sudah terlalu sering dan banyak membohongiku, serta merencanakan sesuatu di belakangku. Aku tidak mau kecolongan lagi.“Setelah semua yang kau lakukan, kau ingin melarikan diri? Dasar pengecut!” bentak Mas Alex.“Aku sudah menjelaskan padamu kemarin! Sudahlah, bukankah ini yang kau inginkan?”Mas Alex mengacak-acak rambutnya dengan kasar. Wajah kedua pria itu sudah seperti pasangan yang sedang bertengkar saja. Jangan bilang … mereka berdua memiliki hubungan terlarang di belakangku?Kalau sampai benar … itu akan menjadi sebuah kejutan yang luar biasa!“Terserah kau saja! Pergi sana yang jauh!” teriak Mas Alex.Aku salah … Mas Alex ternyata masih emosian. Dia hanya menyembunyikan kebiasaan itu di depanku.“Aku memang mau pergi … kenapa kau malah marah-marah?”Mas Alex melayangkan tinju, tetapi Ray sigap menahan tangannya.“Aku juga perl
Tanpa sadar, aku air mataku bercucuran ketika mendengar ucapan Ray. “Kenapa kau menangis, Baby? Inilah jalan yang terbaik untuk kita semua,” ujar Ray lembut seraya menangkup lembut pipiku untuk menghapus air mata yang masih terus mengalir ini. “Bos … Ray … kau tidak perlu pergi jauh meninggalkan kami jika memang kau ingin bercerai denganku. Bagaimana dengan Raka nanti kalau mencarimu? Siapa yang akan mendengarkan keluh kesahku kalau tidak ada kau?” Ray Balacosa tersenyum indah hingga membuat hatiku berdebar-debar. “Baby, kau memiliki Alex yang akan senantiasa mendengarkan dirimu. Raka juga memiliki papanya yang sangat menyayangi dirinya. Aku hanyalah pengganti Alex untuk sementara.” Aku menggeleng pelan seraya memegang kuat pergelangan tangan Ray di pipiku. Tidak ada kata-kata lagi yang bisa terucap dari bibir ini. Aku merasakan tubuhku hangat ketika Ray memelukku sangat erat. Terdengar jelas jantung Ray berdebar-debar dengan kencang. Apakah dia juga merasa sedih sepertiku? Atauk
"Mama?" Anton menatap nanar Mama.Mama tampak begitu murka, begitu pula dengan Papa dan Alexa di belakangnya. Mereka menatap Anton seakan-akan pria itu orang asing bagi mereka.Siapa yang tak akan marah setelah keluarga mereka sendiri menyembunyikan fakta yang begitu besar? Aku pun cukup terkejut jika Anton mengetahui kehamilanku dan merahasiakan dari semua orang."Kau jahat sekali, Anton! Mama tidak mengira jika kau bisa setega ini …." Butiran bening menetes dari pelupuk mata Mama. "Apa kau tahu apa yang harus Raka lalui tanpa ayah kandungnya? Dan bagaimana perasaan Alex saat tahu anaknya sudah beranjak dewasa dan menganggap pria lain sebagai ayahnya?""Ma-""Jika bukan karena kau, Katminah tidak akan menikah dua kali. Tapi, Mama lebih senang dia menikah dengan Ray daripada berakhir dengan pria jahat sepertimu. Kau tidak punya perasaan dan sangat egois. Semua yang ada di sini mengorbankan perasaan masing-masing untuk bertahan hidup. Kau pasti sudah mendengar apa yang terjadi dengan B
"Elang- Anton!" Aku tanpa sadar berseru tatkala melihat sosok familiar yang sudah lama tidak aku jumpa.Anton si Elang Putih tampak begitu terkejut saat melihatku. Dia mengerutkan kening dan celingukan ke kanan kiri."Kau ... Zero ... kenapa kau ada di sini?" tanya Anton."Apa kau?! Menyingkir dari hadapan kami!" Mas Alex merangkul pundakku dan membawaku melewati Anton.Sementara itu, Anton masih tercengang di tempat. Dia menatapku seakan-akan tidak percaya jika aku memanglah aku."Mas Alex tidak memberi tahu Anton kalau aku sudah pulang dan kembali padamu? Lalu, di mana dia selama ini? Baru kali ini aku melihatnya?" Aku mencerca Mas Alex dengan banyak pertanyaan tentang adiknya, yang tentu saja membuat wajah tampan suamiku itu merengut tak senang."Sejak kau pergi dulu, dia ikut membantu mencari keberadaanmu. Tapi, entah apa yang dia lakukan, dia tidak pernah pulang atau hanya sekedar menghubungi orang-orang rumah." Terlihat jelas jika Mas Alex tidak suka membicarakan tentang adiknya