Beranda / Fantasi / Rahasia Gadis Biasa / Bab 16: Pembalasan Keempat

Share

Bab 16: Pembalasan Keempat

Penulis: Aufa Hardy
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-22 11:08:22

"Iya, anakku bercerita kalau Bella suka berbohong di sekolah, apakah itu benar?" Senyumnya masih menunjukkan cemoohan. 

Sayangnya Bella tidak dapat melihat manik mata wanita sok kaya anaknya Wali Kota itu. Mungkin dia merasa dirinya diatas awan, sementara orang-orang biasa dianggapnya rakyat rendahan yang tidak ubahnya seperti sampah.

"Tidak." Bella langsung menyahutnya. "Maaf Bu, saya berbohong soal apa, ya?" 

"Ah, sepertinya ..." Ibunya Nazar seolah menyapu pandangan ke sekeliling toko, enggan langsung menjawab, "Kamu menyebarkan rumor tentang dirimu sebagai pewaris Starfront. Apa itu benar? Hahaha." Suaranya dibesarkan seolah ingin agar orang lain mendengarnya.

Benar saja para karyawan toko lantas memperhatikan mereka. Apalagi karyawan yang tadi sempat menanyakan apakah Bella benar-benar akan membeli tasnya.

Bella sampai membeku di tempat.

"Memang itu benar." Tidak diduga, Ibu membelanya. Bella terkejut sendiri. Padahal it

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rahasia Gadis Biasa   Bab 17: Pura-Pura Miskin

    "Nak." Malamnya, Ibu memanggil sekalian untuk makan malam. Ketika mereka sudah duduk berhadapan di meja makan, Ibu memulai percakapan dengan "mau diapakan semua tas yang dibelinya tadi." Bella terkikik malu. Dia sangat emosional sampai-sampai tidak lagi memikirkan hal lain diluar pembalasannya terhadap perlakuan mereka ke Ibunya. Bahkan angka 175.000 dolar yang melayang di kepalanya masih membuatnya geli. "Aku tidak menyangka akan melakukan hal seperti itu," Gumamnya pelan. "Bella." Ibu mulai serius, "Kamu tidak boleh membeli barang-barang dengan mubazir, Nak! Ingat kata Ayah, kamu adalah anaknya yang dermawan dan pandai menghemat uang." Bella tertunduk saja. Ditariknya nafas panjang, "Bu, tadi aku sangat tersinggung melihat Ibu diperlakukan seperti itu oleh mereka. Kalau itu aku sendiri, aku tidak akan sampai melakukan semua ini ..." Ibu bersiap menyelanya, namun Bella langsung melanjutkan, "Tapi, aku bahagia bisa membel

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-22
  • Rahasia Gadis Biasa   Bab 18: Pelajaran Pertama

    "Hei, bagaimana ini???" Luna langsung bereaksi panik. Bukan karena apa, tetapi dia sudah berjanji kepada pengikutnya di media sosial bahwa dia menerima tantangan untuk berfoto di ruangan khusus Istana itu. "Ah, tidak berguna." Sahut anak laki-laki lain menunjuk Aiko. "Hei! Jangan sembarangan, ya!" Omel Aiko tidak terima. "Aku masih harus menunjukkan siapa Ayahku, mungkin saja mereka lupa atau tidak mengenalinya." "Itu sih, parah." Balas Era. Grup masih terus berlanjut ramai dengan saling tuduh, mengejek, bahkan bertengkar virtual karena masing-masing memiliki gengsi yang tinggi. Bella, seperti biasanya, diam saja menyaksikan tulisan-tulisan itu semua di layar. Kali ini sambil meminum dari gelasnya dan duduk santai menikmati perjalanan. "Benar, kan." Gumamnya. "Tidak ada dari kalian yang tulus dalam pertemanan." Dia melamunkan hal itu cukup lama hingga kalimat Luna terngiang di pikirannya. Bahwa Ilham sebenarnya telah memendam rasa pada

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-22
  • Rahasia Gadis Biasa   Bab 19: Tamu Istimewa

    "Huh." Para gadis turun dari lift sambil misuh-misuh, saling berbisik tidak mengenakkan satu sama lain. Beberapa dari mereka berjalan menjauh dari Aiko setibanya di lantai dasar atau lobi Istana yang ramai."Aiko." Luna sudah hampir hilang kesabaran, berkata dengan mata tertutup dan kedua mata terlipat didepannya, "Mau berapa kali kamu mempermainkan kami, hah? Kamu pikir itu lucu, membuat kami bolak-balik seperti orang bodoh begini?""Nng ..." Aiko masih berusaha menghubungi lewat ponselnya yang tidak juga diangkat sedari tadi. Sejak saat seorang pelayan di lantai atas menolak akses mereka dan segera menyuruh mereka untuk turun dengan tegas."Sudahlah," Era melewatinya, "Tidak berguna." Lalu menggandeng yang lain berjalan keluar, melewati deretan lukisan berpigura emas dibalik tiang-tiang emas yang menjulang puluhan meter keatas langit-langit yang digantungi lampu kristal.Aiko menahan geraman diantara grahamnya. Menyimpan ponsel di tas, kemudian be

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-23
  • Rahasia Gadis Biasa   Bab 20: Déjà vu

    Bella tercekat mendengarnya. Sampai-sampai dia membeku tanpa bisa bereaksi apapun.Celaka! Benar juga, waktu itu mungkin saja pegawai toko memberitahu Mamanya Nazar tentang siapa aku sebenarnya.Merasakan bahwa Bella sendiri langsung tergagap dan kikuk, Ilham langsung paham dengan situasi yang sebenarnya, "Bella. Aku tidak bermaksud mencari tahu, tapi Nazar yang memberitahunya padaku. Aku sungguh tidak apa-apa kalau–""Benar." Bella mengangguk pada akhirnya. "Tapi, diamlah, Ilham.""Eh?" Ilham terkesiap di tempat. Begitu juga Nazar yang juga menarik napas panjang."Kalian berdua harus diam. Jika sampai yang lain tahu, maka kalian bedua," Bella menggerakkan manik mata cokelatnya, mengawasi kedua orang di hadapannya dengan serius, "Akan terkena masalah oleh Istana."Keduanya langsung menurunkan pandangan. Menunduk seraya berkata, "Baik ... Yang Mulia.""Sekarang bersikaplah seperti biasa. Terutama kamu, Nazar." Bell

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-23
  • Rahasia Gadis Biasa   Bab 21: Berita yang Tidak Diharapkan

    Sudah dapat dipastikan itu Aiko dan gengnya yang bersiap menghadang di depan pintu utama. Mengabaikan ketidaknyamanan pengunjung lain dengan sikap berisik mereka, Aiko mendekati Bella yang baru datang setelah ditunggu setengah jam. "Heh! Enak sekali kamu baru datang!" Omelnya dengan kedua tangan di pinggang. "Kamu ditunggu sejak tadi oleh guru!" Yang lain menimbrung, seolah tidakafdholrasanya kalau tidak ikutan mengomeli Bella yang telat itu. "O-oh, iya." Dengan kalemnya Bella menyahut sebelum melangkah masuk melewati mereka. "Hiih!" Gerutu anak-anak gadis di belakangnya. "Lihat gayanya! Seenaknya sekali dia bersikap seperti itu. Memangnya dia pikir siapa dia, hah? Orang tidak punya saja belagu!" Bella sadar bahwa apapun yang dilakukannya, baik diam tidak menjawab cemoohan mereka ataupun membalasnya, akan sama saja. Dia yang serba disalahkan. Jadi, lebih baik dia tidak peduli. "Ada apa, sih?" Ilham di samping

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-23
  • Rahasia Gadis Biasa   Bab 22: Jangan Tinggalkan Aku, Bu!

    Bella terus menggigiti kuku jemarinya menahan kegugupan, pikiran tidak menentu yang berlebihan. Perasaannya sangat kacau, cemas, dan penuh harap dari dalam hati bahwa semuanya akan baik-baik saja. Meski dirinya diterpa rasa tidak yakin.Seorang supir dan Pengawal di depannya diam tidak bersuara sejak mereka mulai berangkat tadi. Sebentar lagi, menurut penunjuk jalan di dasbor mobil, mereka akan tiba di Royal Hospital. Untungnya rumah sakit kelas satu itu tidak jauh dari sini."Nnng ..." Sementara di bus yang juga sudah melanjutkan perjalanan, guru mereka ragu untuk mengatakan yang sebenarnya."Pak," Ilham merendahkan suaranya seraya mendekat, "Saya tahu Bella adalah Putri dari Mutra Mahkota.""Pu-Putra Mah–" Guru itu terkejut bukan main.Ilham segera menaruh telunjuk di depan bibir, memohon untuk tidak bersuara, "Pak, ada apa dengannya? Apa terjadi sesuatu?"Guru itu berkata dengan lemah, "Ibunya sakit dan dilarikan ke Royal Hospital."

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-23
  • Rahasia Gadis Biasa   Bab 23: Berita Besar!

    Kabar wafatnya istri dari Putra Mahkota Pangeran Kahlil langsung menyebar dan menjadi berita Nasional seantero Negeri. Semua stasiun televisi berlomba-lomba mengabarkan berita teraktual tentang prosesi pemakaman yang rencananya akan dilaksanakan di Istana Kerajaan."Padahal selama ini tidak pernah ada kabar mengenai beliau." Komentar orang-orang di media sosial."Tiba-tiba saja kabar menyedihkan ini datang." Balas yang lainnya."Apakah mereka memiliki anak?" Yang lain ada saja yang bertanya-tanya."Tidak tahu. Kalaupun ada, mungkin saja juga disembunyikan ..."Sementara Ilham tidak henti-hentinya menyesali ketidakhadiran dirinya di hari peringatan kematian Ayah Bella beberapa waktu lalu. Dia malah menuruti ajakan Aiko yang malah gagal itu. Padahal kalau dipikir-pikir, sebenarnya itu juga acara untuk memperingati orang yang sama!Masih terbayang ramahnya sambutan Ibunya Bella jika dia datang berkunjung. Meski orang tuanya telah berkali-kali m

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-23
  • Rahasia Gadis Biasa   Bab 24: Temani Aku Kali Ini Saja

    "Ha-halo, Bell?" Ilham menutupi mulutnya di ujung ponsel. Tidak terdengar suara melainkan tarikan napas yang panjang. Lama dia menunggu, hingga suara yang bergetar itu menjawabnya, "Ilham." Bella berusaha mengatakannya dengan jelas, namun yang terjadi malah dia menangis sejadi-jadinya, "Aku sendirian. Aku tidak mau tinggal di sini. Aku mau pulang." Isakannya yang tertahan itu membuat hati Ilham tersenyuh. "Ya, ya. Kamu sedang dimana? Di Istana?" "Hmm, hmm." Bel masuk berbunyi mengganggu sambungan telpon keduanya. Ilham menunggu sejenak sampai bel yang berisik itu berhenti. "Bell, bolehkah aku menjemputmu sepulang sekolah?" Tanyanya berinisiatif. "Bo-boleh." Bella tergugu. "Aku a-akan mengatakannya pada Ka-Kazem." Kazem itu siapa?Tetapi Ilham tidak banyak bertanya, dia hanya mengiyakan. Dirinya kini sadar sepenuhnya sebagai teman baik dari Putri Kerajaan yang sedang membutuhka

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-24

Bab terbaru

  • Rahasia Gadis Biasa   Bab 57: Masa Lalu Yang Dilupakan

    Dua belas tahun yang lalu, ketika usianya baru menginjak tujuh tahun dan baru masuk sekolah, Ilham ingat diajak Ayahnya ke rumah seseorang. Di jalan dia bercerita banyak hal tentang sekolah barunya yang seolah tidak begitu digubris oleh sang Ayah yang fokus menyetir."Ayah, dengarkan aku, dong." Mulutnya cemberut. Kedua pipinya yang gempal dan putih seperti bakpao jadi tambah menggemaskan. Membuat siapa saja yang melihatnya merasa senang, namun agaknya berbeda dengan sang Ayah."Maaf, nak. Diamlah dulu, Ayah sedang menyetir dan tidak bisa mendengarkanmu." Bicaranya yang formal dan kaku, serta keengganan untuk menatap anaknya meski hanya sekilas, membuat Ilham sadar bahwa dia bukanlah apa-apa di mata Ayahnya.Ayahnya adalah orang yang diam-diam sangat ambisius. Memang semuanya diperuntukkan untuk keluarganya, dan juga dapat memberikan apapun yang Ilham inginkan. Kecuali kasih sayang dan perhatian.Sampainya mereka di depan bangunan yang teramat besar, mega

  • Rahasia Gadis Biasa   Bab 56: Katakan Semuanya

    Siang itu, mereka selesai membagikan sekerat buat-buahan kepada tetangga terdekat. Tidak ada satupun yang mengenali Bella sebagai pemimpin baru di Negeri ini, bukan karena teknologi belum memasuki desa ini, tetapi karena penampilan perempuan itu yang jauh berbeda dari yang digambarkan media.Inilah kehidupannya yang asli. Jauh sebelum dia mengetahui siapa identitas dirinya sebenarnya.Dan Ilham Azimi, putra tertua keluarga konglomerat di kota Pusat, tidak mau Bella mengetahui lebih banyak mengenai dirinya dan masa lalunya. Ada sesuatu yang terjadi di masa itu, sesuatu yang membuat Bella tidak mengingat apapun karena ..."Sayang?" Suara lembut istrinya membangunkan lelaki itu dari tidur siang sejenak. Ilham mengucek sebelah matanya. Sebenarnya dia tidak tertidur sejak tadi, melainkan sibuk berpikir tentang rencana selanjutnya. Mereka tidak mungkin terus berada di sini sementara di Istana, semua sedang berperang memperebutkan tahta.Termasuk p

  • Rahasia Gadis Biasa   Bab 55: Pangeran Yang Menyimpan Rahasia

    "Ma-maksudmu?" Kedua alis Bella menyernyit dan manik mata coklatnya membulat. Diamatinya wajah pria di depan wajahnya itu, namun pikirannya tanpa sadar malah mengagumi wajah indahnya. Dia menggeleng samar.Ilham mengeluarkan nafas pendek, "Tidak." Seperti sedang menyimpan pemikiran itu di dalam dirinya sendiri, dia mengalihkan perhatian Bella ke jendela kamar yang menghadap ladang yang gelap."Lihat!" Katanya seraya membentangkan jemari tangan, "Kita berada di desa terpencil, lebih terpencil daripada kampung rumahmu dulu, Bell!"Bella sedikit mendengus, "Apa maksudmu?" Gumamnya, namun segera melepaskan tawa ringan. Dia sebenarnya sangat senang diajak kembali ke tempat sederhana seperti ini. Semua rumah di sini saling berjauhan dipisahkan oleh ladang yang berhektar-hektar."Terima kasih telah membawaku ke sini." Katanya membalas tatapan Ilham dengan sungguh-sungguh, "Akhirnya aku bisa merasakan kehidupan normal lagi."Ilham terbahak mendengarnya, "K

  • Rahasia Gadis Biasa   Bab 54: Misteri Kerajaan

    "Aku merasakan sesuatu yang tidak beres. Bukan, bukan hanya gerakan para saudara yang mencurigakan. Tetapi, lebih tepatnya sesuatu yang telah lama sekali disembunyikan oleh Kerajaan ini. Apa itu?"Bella menuliskan keluh kesahnya di selembar buku harian. Buku berukuran setelapak tangan yang selalu dibawanya kemana saja. Terselip di saku baju, tas, atau bahkan ditentengnya dalam tas kecil saat bepergian.Karena dia tidak begitu pandai mengungkapkan perasaan, termasuk dalam bentuk tulisan. Hanya coretan-coretan kecil yang dia isi di dalamnya. Tetapi, cukup menjadi petunjuk dan penenang kala sesuatu yang tidak diduga atau mengganggunya terjadi. Seperti saat ini.Ditutupnya buku kecil itu, disembunyikan dibalik selipan nakas sambing ranjang dan lekas tertidur di samping suaminya yang telah terlelap sejak tadi.Bella memang masih sangat muda dan inosen untuk memegang tampuk kekuasaan. Tetapi, firasat dan intuisinya mengatakan bahwa dia cukup p

  • Rahasia Gadis Biasa   Bab 53: Enyahlah!

    Bella terdiam. Menutup lembaran majalah di tangannya dan bangkit menegakkan punggung. Seorang pelayan yang berdiri di dekatnya sampai memperhatikan gerakannya yang memindahkan telepon ke lain sisi."Ya?" Sahutnya sedikit tertahan, namun juga penasaran apa yang terjadi pada anak itu selepas semua kejadian ini? Apakah Aiko akhirnya sadar bahwa kelakuannya berbahaya untuk dirinya sendiri? Haruskah aku benar-benar menghukumnya jika dia kembali ke sini? Pikir Bella."Apakah aku mengganggumu?" Tanyanya."Tidak." Bella menjawab malas.Ingin cepat-cepat mengakhiri sambungan dan mengatasi anak satu itu. Kenangan lama yang sangat kelam selalu mencari celah di hatinya untuk membuat dia terjatuh, dan celah itu akan selalu terbuka manakala sosok Aiko muncul.Betapa Bella benci itu!"Ehm," Aiko tidak berada di depan matanya, namun senyum jahatnya seolah terlihat jelas sekarang, "Rencananya aku akan kembali ke Negeri Mulia untuk masuk ke kampus baru. Aku a

  • Rahasia Gadis Biasa   Bab 52: Liontin Sang Raja

    Hari baru beranjak siang kala kawanan burung dari selatan terbang melewati angkasa, di bawahnya hamparan padang hijau dan kebun bunga bermekaran, mengelilingi rumah yang damai nan sepi.Sinar matahari yang menerobos dinding kaca menciptakan kesan eksotis dan elegan bagi Bella yang terbangun diatas ranjang dengan kelambu minimalis. Ilham yang memesannya langsung dari perusahaan furnitur ternama, agar menyamakan dengan desain kamar Sang Ratu di Istana Wheels."Pagi yang indah, Sayang!" Sambut suaminya yang sedang duduk di tepian dan memandangi dengan kagum.Kecantikan Bella memang tiada duanya! Itu adalah kecantikan yang diturunkan dari garis dua Kerajaan. Sampai-sampai Ilham itu bersyukur dengan kepribadian penyendiri Bella yang tidak lantas membuatnya dikerubungi lelaki-lelaki busuk."Huahhhm!" Bella menutupi wajah dengan kedua telapak tangannya dan beringsut menaikkan selimut lagi."Bangunlah." Ilham menggoyangkan lengan kecil itu seraya tertawa k

  • Rahasia Gadis Biasa   Bab 51: Pasangan Baru

    Tiba-tiba wajah itu muncul dari balik pelindung kepala seorang pengawal Ratu. Semua orang seketika terkejut, terbangun, dan bersiaga penuh.Dia adalah Pangeran Kedua!Bagaimana bisa dia selama ini berada di samping Sang Ratu, sementara tidak ada seorangpun yang menyadari keberadaannya? Bella sendiri langsung bergerak mundur ke belakang Ilham yang langsung memasang badan. Suaminya hendak menarik pedang di sisi kiri, meski dia tentu saja belum mahir menggunakannya.Sekedar gertakan untuk mengesankan kekuatan disaat terdesak itu perlu! Pikir Ilham menajamkan kedua alisnya."Berhenti disitu!" Balas Kazem, ikut melayangkan ujung pedangnya di depan wajah Pangeran Kedua yang membelalakkan mata kepadanya."Be-beraninya kau, pelayan rendahan!" Maki Pangeran Kedua dalam gumaman kerasnya saat mencoba menghindar secepat kilat."Yang Mulia mendiang Raja telah mewasiatkan kami untuk mengangkat Ratu pertama di Kerajaan ini!" Kazem berseru ke arahnya.

  • Rahasia Gadis Biasa   Bab 50: Aku Tidak Romantis, Tapi ...

    "Jam berapa dia akan tiba?" Bella bertanya dengan suara lemah. Dirinya telah terbaring selama beberapa jam terakhir di ranjang, sementara para pelayan mengelilinginya. Mereka semua bersiaga, demikian juga para pasukan khusus di depan gedung. Beberapa jam lalu ... Duagh! Bella terjatuh saat hendak turun dari helikopter. Hal itu dikarenakan suasana yang sangat mencekam kala pasukan Pangeran Kedua telah bergerak ke arah gedung pencakar langit yang dia tuju. Membuatnya panik dan kalang kabut. Lutut dan tulang keringnya terluka parah, sehingga dia langsung dilarikan ke suatu kamar yang paling aman di puncak gedung tersebut oleh tim medis. Tentu saja hal ini tidak diketahui oleh pihak yang lain dan timnya menjaga ketat informasi ini dari siapapun, apalagi media. Rakyat hanya mengetahui bahwa calon Ratu tetap dalam keadaan selamat dan baik-baik saja. Bella berusaha menggerakkan kakinya agar tidak menjadi kaku dan semakin parah. Besok, jika se

  • Rahasia Gadis Biasa   Bab 49: Mimpi Sang Pangeran

    Sambungan diangkat.Pada awalnya terdengar riuh dari jauh, lalu suara seorang pria yang tegas menyahutnya, "Apakah ini dengan Tuan-""Dimana Bella?" Ilham langsung memotong, "Apakah dia baik-baik saja??" Dia yakin yang kini memegang ponsel itu adalah salah satu ajudannya."Ya, beliau baik-baik saja." Ajudan itu menyahut lagi, "Ada pesan yang harus saya sampaikan kepada Anda, Tuan. Bahwa Anda harus datang ke Istana besok siang untuk menemui Yang Mulia."Kalimat itu menjalar bagai rambatan listrik dari tangan hingga ke kepala Ilham. Bella memintanya untuk datang besok?? Apakah itu artinya ... dia diterima?? Semoga saja!Ilham merasa lega, sekaligus senang bukan kepalang. Namun, dia berusaha keras untuk menahannya.Sementara Gerry terus menguping tepat di samping ponselnya tanpa mengerti satu katapun. Yang Mulia? Istana? Apa yang sebenarnya orang aneh ini sedang bicarakan?"Baik!" Ilham segera menjawab, lalu sambungan dimatikan. Tut. Tut

DMCA.com Protection Status