“Ke-kenapa kamu mendadak mengatakan hal itu,” ujar Ivana memalingkan wajahnya dengan tatapan berkaca-kaca. Mendengar ungkapan cinta dari Arsen saja sudah membuat hatinya sesak, terharu, dan merasa bahagia. Tetapi, keadaan tidak sedang berpihak padanya saat ini. “Bagaimana pun, untuk mengalahkan Alex, kita butuh bantuan putra mahkota. Dan bukankah kamu harus menikah dengan Grasella,” ucap Ivana menundukkan kepalanya. “Ivana, apa kamu mempercayaiku?” tanya Arsen. “Ya, aku mengikutimu sampai sejauh ini karena mempercayaimu,” jawab Ivana. Arsen tersenyum di sana. “Kalau begitu, apa pun yang akan aku lakukan nanti. Kamu harus percaya, kalau aku tidak akan pernah meninggalkanmu dan menikahi wanita lain,” ujarnya. “Apa yang ingin kamu lakukan, Arsen?” tanya Ivana menatap Arsen di depannya dengan intens. Arsen menarik tangan Ivana ke dalam genggamannya. “Aku akan bertunangan dengan Grasella.” Degh! “Apa-
“Maaf, apa kamu menunggu lama?” tanya Elmer yang baru saja tiba di restoran di mana Arsen sudah menunggunya. “Tidak. Aku harusnya minta maaf karena menyita waktumu kembali. Waktu itu, aku harus pulang karena ada sesuatu yang terjadi,” ucap Arsen. “Tidak masalah, aku tau kamu sedang sangat sibuk,” ucap Elmer mendaratkan bokongnya di kursi yang ada di meja makan ruang pribadi itu. “Aku sudah memesankan kopi untukmu, tidak masalah, kan?” tanya Arsen. “Tidak masalah. Lagi pula kita sudah beberapa kali bertemu dan sudah tau apa yang menjadi kopi favoritku,” ucap Elmer terkekeh. “Elmer, aku bersedia menikahi Grasella, tetapi setelah Alex dikalahkan,” ujar Arsen membuat Elmer diam. “Arsen, aku tidak yakin ini bisa menguntungkanku,” ucap Elmer tersenyum di sana. Seperti dugaan Arsen kalau Elmer bukan orang yang akan mudah diajak negosiasi dan menerima penawarannya. “Kamu sudah tau kalau aku tidak memiliki perasaan sedikitpun
Ivana terkejut saat membuka pintu kamarnya. Di hadapannya, ada sebuah buket bunga mawar merah yang begitu besar hingga menutupi wajah orang yang membawanya. Untuk sesaat, dia hanya bisa terdiam, jantungnya berdetak lebih cepat. Siapa yang memberinya kejutan seperti ini? Perasaan campur aduk antara penasaran dan bahagia menyelimutinya. Buket bunga itu pelan-pelan bergerak, memperlihatkan sosok di baliknya.“Arsen?” Ivana tersenyum melihat sosok Arsen di sana. “Untukmu,” ucapnya menyerahkan buket tersebut pada Ivana. “Astaga besar sekali,” ucapnya memeluk buket itu dan membawanya masuk ke dalam ruangan. Arsen mengekorinya dari belakang. “Dalam rangka apa nih, kamu membawakanku bunga besar ini?” tanya Ivana meletakkan buket itu di atas sofa dan membalikkan badan ke arah Arsen. “Apa kamu suka dengan bunganya?” tanya Arsen. “Ya, aku menyukainya. Tapi, dalam rangka apa kamu memberikanku bunga?” tanya Ivana memicingkan matanya menatap Arsen penuh kecurigaan. “Sangat mencurigakan!”Arsen
“Bagaimana, Cedric?” tanya Arsen. “Menurut orang yang aku kirim untuk mengawasi gerak-gerik Bruce, katanya Bruce sering berkeliling untuk menyapa warga selama proses pemilu dan keberadaan Grasella Rylee masih belum diketahui,” jawab Cedric. “Menurut Elmer Rylee, Grasella ditahan di mansion besar milik Bruce,” ucap Arsen. “Orang yang kita kirim tidak melihat ada pergerakan di sana. Bahkan mereka merasa kalau Grasella tidak ada di sana,” penjelasan Cedric. “Arsen, takutnya Elmer menjebak kita. Apa dia benar-benar ada di pihak kita?”Arsen mengerutkan keningnya, merenungkan kemungkinan pengkhianatan dari Elmer Rylee. Ketidakpastian ini membuat situasi semakin rumit. “Kita tidak bisa sepenuhnya mempercayai siapapun saat ini, Cedric,” ujar Arsen dengan suara tegas namun bijaksana. “Namun, kita juga tidak bisa mengabaikan informasi yang mungkin bisa menguntungkan kita. Kita harus berpikir taktis. Bagaimanapun, kita membutuhkan bantuan Elmer untuk segera bertemu dengan putra mahkota.”C
Di ruangan lain, Ivana duduk dengan lembut membelai perutnya yang kian membesar. Senyumnya merekah saat merasakan tendangan kecil dari calon bayi mereka, tapi senyum itu segera luntur ketika dia menangkap bayangan Arsen yang gelisah di balik pintu kaca. Dia tahu, di balik ketenangan yang coba dipertahankan oleh Arsen, terdapat badai besar yang siap memporak-porandakan segalanya.Ketika Arsen berbalik dan melihat Ivana, dia menghampirinya dan duduk di sampingnya, menggenggam tangan Ivana erat-erat. “Apa yang sedang kamu pikirkan?” tanya Ivana. “Tidak ada hal yang terlalu penting, “ jawab Arsen. “Jangan bohong! Aku tau, ada banyak hal yang sedang kamu pikirkan Arsen. Jadi, kumohon katakanlah, jangan memendamnya sendirian,” tutur Ivana. Arsen tersenyum di sana. “Kamu selalu mengerti aku dan selalu peka,” jawab Arsen tersenyum manis di sana. “Apa ada sesuatu yang terjadi?” tanya Ivana. “Aku hanya sedang menunggu kabar dari Cedric tentang keberadaan Grasella. Aku khawatir kalau Elmer
“Gimana dia bisa kabur?” pekik Bruce sangat marah di sana. Saat mengetahui kalau Grasella melarikan diri. “Maafkan kami, Tuan. Tetapi, tidak ada yang mencurigakan tadi malam. Kami berjaga dengan ketat di depan kamar nona Grasella,” ucap salah satu anak buah Bruce. “Dasar kalian tidak berguna!” bentaknya. “Cepat, periksa rekaman CCTV!”Para anak buah segera melakukan apa yang diperintahkan Bruce. Mereka melihat rekaman CCTV dan menemukan bahwa Grasella keluar dari kamar pada tengah malam, dan ada tiga orang pria yang membantunya. Salah satu dari mereka, mengenakan pakaian pelayan. “Bagaimana bisa ada penyusup dan kalian sama sekali tidak menyadarinya? Apa saja kerja kalian?” Bruce benar-benar marah. Grasella adalah untuknya menekan Elmer Rylee, bagaimana pun kontribusi dari keluarga Rylee sangat berpengaruh dalam proses pemilunya untuk menjadi wali kota. Anak buah Bruce merasa sangat tertekan dan takut saat Bruce marah. Mereka segera berusaha menjelaskan bahwa mereka telah melakuka
“Arsen ke mana, ya?” gumam Grasella mencari keberadaan pria itu. Dia mencari sosok Arsen ke beberapa bagian mansion, hingga langkahnya terhenti di lantai atas, yang ada ruang televisi. Di sana, Grasella melihat Arsen sedang bersama Ivana dan terlihat mesra sekali, mereka sedang berbincang dan sesekali tampak tertawa bersama, bahkan tak sungkan, Arsen mengusap perut Ivana yang sudah membesar. Melihat situasi itu, jelas sekali kalau Grasella merasa sangat cemburu pada Ivana. Bisa-bisanya hanya seorang mantan istri, bisa bersikap manja pada Arsen. Di matanya, Ivana jelas terlihat wanita tak beretika dan hanya bisa menggoda mantan suaminya.Grasella merasa hatinya bergejolak saat melihat kebersamaan Arsen dan Ivana. Tidak hanya cemburu, tetapi juga bingung dengan perasaannya sendiri. Sudah berusaha untuk melupakan Arsen, namun melihat pria itu begitu akrab dengan wanita lain yang merupakan mantan istrinya, membuat Grasella merasa sakit.“Apa yang dia lihat di Ivana?” pikirnya dalam hat
“Elmer!” “Arsen, kamu sudah datang. Duduklah,” ucap Elmer. Saat ini, Arsen menemui Elmer di sebuah jalanan sepi dan Arsen menaiki mobil milik Elmer. “Apa yang terjadi?” tanya Arsen. “Paul Cezary mengirimkan proposal pernikahan untuk Grasella, dia ingin Grasella menikah dengan Alex,” ujar Elmer. “Aku rasa, mereka mulai ingin memperkuat kekuasaan untuk menurunkan putra mahkota Alhtar,” ucap Arsen memahami maksud Elmer. “Bagaimana pun, keluarga Elmer adalah keluarga bangsawan yang kuat, sama seperti Manley,” tutur Arsen. “Paman Bruce akan berusaha keras membujukku yang menjadi kepala keluarga Elmer untuk menerima tawaran itu. Dan kalau tidak-“ Elmer menghentikan kata-katanya. “Kalau tidak, kamu yang akan dibunuh oleh mereka,” ucap Arsen meneruskan perkataannya. “Benar. Kamu sudah mengerti cara main mereka,” ucap Elmer. “Kalau begitu, kita harus cepat bertindak,” ucap Arsen. “Bagaimana dengan
Acara dilanjut dengan resepsi di halaman gereja yang meriah. Zeeya sibuk menikmati banyak camilan dan dessert yang tersaji di sana.Resepsi di halaman gereja berlangsung meriah, dengan nuansa taman yang indah, dihiasi lampu-lampu berkelip dan bunga-bunga berwarna cerah. Meja-meja penuh dengan berbagai jenis hidangan lezat, dari makanan pembuka hingga hidangan penutup yang menggugah selera. Sambil berdiri di sekitar area dengan pemandangan danau yang tenang, para tamu menikmati kebersamaan dan suasana yang penuh kebahagiaan.Zeeya yang tak bisa menahan rasa ingin tahunya, sudah berada di meja dessert, dengan wajah ceria dan penuh semangat. Camilan-camilan kecil, kue-kue manis, dan es krim berwarna-warni menarik perhatian balita tersebut. Dengan riang, dia memilih beberapa kue kecil dan memakannya satu per satu sambil tertawa kecil.
Saat mereka melangkah masuk ke dalam gereja, suasana penuh kehangatan menyambut. Hiasan bunga putih dan hijau menghiasi altar, sementara cahaya matahari yang masuk melalui kaca patri memberikan nuansa sakral. Para tamu, yang sebagian besar adalah kerabat dekat dan teman, sudah menempati tempat duduk mereka.Cedric dan istrinya, yang sedang berbincang di dekat pintu masuk, langsung melambai begitu melihat Arsen, Ivana, dan Zeeya. Cedric tersenyum lebar, lalu menghampiri mereka. "Akhirnya kalian sampai juga. Zeeya, kamu terlihat sangat cantik hari ini!" katanya sambil bercanda.Zeeya tersenyum malu-malu sambil merapat ke Ivana. "Terima kasih, Uncle Cedlic."Tak lama kemudian, Elmer dan Grasella datang menghampiri. Elmer tersenyum sopan, sementara Grasella tampak anggun dengan gaun biru muda. "Senang sekali bertemu kalian di sini," sapa Elmer. "Doly pasti bahagia melihat kalian hadir.""Iya, ini acara yang tidak mungkin kami lewatkan," balas Arsen sambil menjabat tangan Elmer. "Bagaiman
“Ini lumah siapa, Mom, Dad? Besal sekali!” ujar Zeeya yang ada di gendongan Arsen. “Ini, rumah keluarga Daddy. Selama di sini, kita akan tinggal di sini,” ucap Arsen. “Asyik… Zeeya bisa main lali-lali dan ke tempat bunga,” ucap Zeeya dengan lucunya. Arsen tertawa kecil sambil mencium pipi Zeeya yang penuh semangat di gendongannya. "Tentu saja, Sayang. Nanti Daddy ajak Zeeya lihat semua tempat di sini. Ada taman bunga yang besar, ada air mancur juga. Kamu pasti suka."Ivana tersenyum melihat kegembiraan putrinya. Dia mengamati mansion megah yang sudah direnovasi itu dengan perasaan campur aduk. Tidak banyak yang berubah, Arsen dan Doly tidak ingin menghilangkan momen penuh kenangan di sini. Berada di sini secara langsung tetap memberinya kesan yang berbeda. Besar, mewah, dan penuh aura nostalgia."Mommy juga bisa ikut main sama Zeeya?" tanya Zeeya dengan mata berbinar, memeluk leher Arsen erat-erat."Tentu saja," jawab Ivana sambil mengusap lembut kepala putrinya. "Mommy dan Daddy a
2 Tahun Kemudian….. “Apa ini serius?” tanya Arsen mendengar ucapan Doly di sana. “Ya, kamu pikir aku berbohong,” ujar Doly. “Apa kamu sudah bertemu dengan wanita yang akan dinikahi Doly, Ric?” tanya Arsen. “Ya, sudah. Ini sih beneran pawangnya si Doly,” kekeh Cedric. “Dia langsung tunduk sama omongan calon istrinya.”Cedric dan Arsen terkekeh mendengarnya. “Itu bukan tunduk. Tapi, bentuk rasa cinta,” ucap Doly. Arsen tertawa kecil mendengar pembelaan Doly yang terdengar tulus namun juga sedikit defensif. "Rasa cinta, ya?" ucap Arsen menggoda. "Jadi, siapa wanita hebat yang berhasil menjinakkan si Doly ini?"Cedric, yang masih terkekeh, menyela lebih dulu. "Percayalah, dia tipe yang nggak main-main. Elegan, cerdas, tapi juga punya aura tegas. Doly langsung berubah total kalau di dekat dia. Serius banget."Arsen menatap Doly dengan senyum penuh arti. "Wah, kalau sampai Cedric bilang begitu, berarti dia benar-benar istimewa. Aku penasaran ingin bertemu dengannya. Kapan kamu memper
Doly sudah berpenampilan rapi dengan setelan jasnya. Dia bersiap untuk datang ke sebuah undangan pesta salah satu kliennya. “Uh... pesona Doly memang tidak terkalahkan,” gumamnya penuh percaya diri sambil merapikan jas yang dikenakannya.Doly menatap dirinya sendiri di cermin besar, senyum puas menghiasi wajahnya. Dengan gaya khasnya, ia mengangkat dagu sedikit, memiringkan kepala, dan mengedipkan satu mata ke pantulan dirinya. "Siapa yang bisa menolak daya tarik ini?" ujarnya sambil tertawa kecil.Dia mengambil parfum mahal dari meja rias, menyemprotkannya dengan gerakan anggun ke pergelangan tangan dan lehernya. Setelah itu, dia memeriksa kembali dasinya untuk memastikan segalanya sempurna."Klien pasti akan terkesan. Lagi pula, bukan Doly namanya kalau tidak mencuri perhatian," gumamnya sambil tersenyum penuh percaya diri.Sebelum melangkah keluar, ia mengambil ponselnya dan melihat sekilas undangan di layar. "Saatnya membuat malam ini lebih berwarna," katanya s
“Wah, ada kue ikan,” ucap Doly menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Pria itu turun dari mobil dan berjalan mendekati pedagang kue ikan yang berjualan di sebuah gerobak pinggir jalan. “Bungkuskan kue ikannya, sepuluh biji,” pinta Doly. Pedagang tersebut menoleh ke arah Doly sambil menganggukkan kepalanya. “Baik, Tuan.” Sambil menunggu, Doly memainkan ponselnya. Dan saat itu, dia terkejut karena ponselnya dirampas oleh seseorang yang berada di atas motor bersama rekannya. Doly yang terkejut pun langsung berteriak, “Perampok! Perampok!” teriak Doly di sana membuat semua orang melihat ke arahnya. Sayangnya, motor yang dikendarai perampok itu sudah cukup jauh, sampai ada sebuah motor sport berwarna hitam melaju cepat mengejar perampok tersebut. Doly masih berdiri di tempatnya dengan tatapan yang penuh kegelisahan.Kejadian itu membuat suasana sekitar menjadi tegang sejenak. Doly berdiri terpaku, pandangannya mengikuti motor spo
“Kamu mau menanam apa, Sayang?” tanya Arsen saat melihat melihat taman yang sudah di rapihkan oleh Ivana. “Aku ingin menghias taman dengan nuansa yang bagus. Apalagi, sebentar lagi musim dingin akan segera berakhir, dan aku ingin menyambut musim baru dengan suasana yang baru. Aku ingin menanam bunga dan tanaman hias,” jelas Ivana penuh semangat.Arsen tersenyum melihat semangat Ivana yang menggebu-gebu. Dia berjalan mendekat dan meraih tangan Ivana lembut, memandangnya dengan penuh perhatian.“Bunga dan tanaman hias? Itu ide yang bagus. Kamu sudah memutuskan bunga apa yang ingin kamu tanam?” tanyanya sambil mengusap punggung tangan Ivana.Ivana mengangguk kecil, matanya berbinar. “Aku ingin menanam tulip, mawar, dan lavender. Mereka akan membuat taman ini penuh warna dan harum. Oh, dan aku juga ingin beberapa pohon kecil untuk memberikan sedikit keteduhan.”Arsen tertawa pelan. “Kamu memang selalu punya rencana besar, Sayang. Tapi aku suka itu. Aku akan membantumu
“Wah, Zee udah wangi, ya... “ Ivana membawa Zee ke dalam gendongannya dengan wajah yang ceria. Dia berjalan keluar dari kamar Zee, seorang pelayan berjalan mendekatinya. “Nyonya, ada tamu untuk anda. Dia adalah baby sister yang di kirim kantor penyedia,” tuturnya. “Oh iya, baiklah. Aku akan turun dan menemuinya,” ujar Ivana dengan menggendong Zee, dia pun turun ke bawah dan melihat sosok wanita di ruang tamu. Wanita itu terlihat masih muda, tetapi wajahnya cukup mirip dengan Ana, sekretarisnya dulu yang menjadi mata-mata Arsen. “Selamat siang, Nyonya Manley,” sapa wanita itu. “Saya Laila, yang di kirim oleh pihak penyedia untuk menjadi baby sister putri Anda,” ucap Laila tersenyum ramah.Ivana mengamati Laila dengan cermat. Ada sesuatu di mata Laila yang terasa familiar, meskipun ia tidak bisa langsung mengingat apa."Selamat siang, Laila," jawab Ivana dengan senyuman hangat tapi hati-hati. "Silakan duduk. Saya ingin tahu lebih banyak
Oek… Oek… Oek… Ivana bergegas bangun dari tidurnya saat mendengar tangisan Zee. Dia bangkit dari posisinya dan mendekati ranjang bayi yang berada di samping ranjang tempatnya dan Arsen tiduri. “Uh… putri cantik Mommy bangun, ya,” ucap Ivana tersenyum merekah menyapa Zee yang sudah mulai berhenti menangis. “Kenapa? Zee menangis?” tanya Arsen yang ikut terbangun di sana. “Sepertinya, popoknya basah. Aku akan menggantinya,” ucap Ivana. “Kamu pasti lelah. Istirahatlah, aku yang akan menggantikannya,” ucap Arsen bangkit dari posisinya mendekati ranjang bayi. “Apa tidak apa-apa?” tanya Ivana menatap Arsen. “Kenapa kamu ragu? Kamu takut aku tidak bisa melakukannya, ya?” kekeh Arsen. “Tenang saja, aku bisa melakukannya dengan baik. Lihatlah nanti,” ucap Arsen tersenyum dengan penuh rasa percaya diri.Ivana tersenyum kecil melihat kepercayaan diri Arsen yang jarang ia lihat dalam momen seperti ini. Ia mengangguk pe