BAB 93. DRAMA BARUSarah mengajak Anna untuk datang ke rumah sakit, memastikan keadaan Mike yang sebenarnya. Anna pun bersedia, dan mereka pergi ke sana ketika sore menjelang malam.Sepanjang perjalanan, keduanya terus mengutuk Mike. Mereka tak percaya kalau Mike yang berbadan bugar, tengah mengalami sakit serius. Setibanya di rumah sakit, mereka pun mencari tahu tempat di mana Mike dirawat. Ketika tahu Mike dirawat di ruang VVIP, makin kesal saja mereka jadinya."Keenakan banget dirawat di VVIP!" cetus Sarah sambil mereka berjalan menyusuri lorong demi lorong rumah sakit."Mereka punya uang, jadi mereka bisa gunakan kesempatan ini untuk menghirup udara bebas," sahut Anna.Di depan kamar rawat VVIP, terlihat seorang polisi sedang berjaga. Wajah pak polisi itu tampak lelah, akan tetapi tetap siap siaga. Sarah dan Anna pun menyapa Pak Polisi, lalu meminta izin untuk masuk.Rianti dan Mike yang sedang berdua saja di ruang rawat inap, begitu terkejut mendapatkan kedatangan Anna dan Sarah
Setelah mendapatkan ponsel baru, Mike langsung menghubungi Andrew. Tepat tengah malam saat para polisi sedang berjaga hanya di lorong rumah sakit. Rianti sengaja memilih duduk santai bermain ponsel di depan ruangan agar para polisi itu bisa menjauh dari ruangan saat Mike sedang menelepon."Hubungi orang-orang yang bisa kita bayar untuk rencana memalsukan kematian," ucap Mike tanpa basa-basi menelepon Andrew."Kamu serius meminta bantuan saya? Minta maaf saja tidak!" sahut Andrew ketus."Saya akan lakukan apa pun yang kamu mau, kalau saya bisa kabur dari semua jerat hukum ini!" Sambar Andrew.Andrew terdiam, lalu mulai berpikir keras tentang rencana Mike. Dia merasa ini begitu berat dan beresiko."Saya gak tahu harus mulai dari mana, nanti saya akan tanyakan dengan agensi mata-mata," ucap Andrew."Segera kabari saya, waktu saya tidak banyak!" sahut Mike lalu mematikan ponselnya.
BAB 95. GAGAL MELARIKAN DIRI.Jeritan Rianti terdengar hingga keluar ruangan, sontak membuat semua orang di dekat ruangan itu berhamburan datang. Dua orang rekan Mike yang tadi menunggu di luar, juga ikut masuk saat beberapa perawat datang membawa kereta.Brandon dan Andrew mengangkat Mike ke atas tempat tidur, dan para perawat mengecek kondisinya. Merasa tidak yakin dengan pemeriksaan mereka, mereka pun membawa Mike ke ICU. Di sana dokter pun datang dan melakukan pemeriksaannya.Brandon terus mengawasi jarum jam, memperkirakan rentang waktu Mike akan sadar. Reaksi dokter dan perawat cukup tidak bisa ditebak, hingga akhirnya Brandon memutuskan untuk membuat rencana kedua."Strategi tukar pasien! Siapkan itu," ucap Brandon kepada dua orang suruhannya yang ada di dekat ICU.Namun, tiba-tiba saja dua orang suruhannya itu berjalan mendekati Brandon yang ada di lorong. Tatapan mereka menunjukkan rasa putus asa.
Rianti merasa lega karena Mike telah bersikap santai, tak lagi grasak-grusuk ingin kabur dari rumah sakit. Selang infus dan oksigen sudah terlepas, Mike juga sudah berkata akan suka rela saja kalau segera dibawa kembali ke kantor polisi."Malangnya nasibmu, Nak," gumam Ibu Mike setelah mendengarkan penuturan Rianti."Papah gak mau jenguk aku, Mah?" tanya Mike."Papah kamu gula darahnya gak stabil dan sedang dirawat di rumah, Nak. Walau dia cuek sama kamu, dia terus memikirkan kamu," jawab Ibu Mike dengan rasa bersalah."Terserahlah," sahut Mike lemas.Empat hari dirawat di rumah sakit, akhirnya Mike akan dibawa kembali ke kantor polisi. Tak disangka, di depan gerbang rumah sakit sudah ada beberapa media berita yang menunggu untuk bisa mengambil gambar Mike dan ingin mewawancarainya.Dari layar ponselnya, Vyolin bisa melihat jelas wajah Mike yang tertunduk lesu ketika digiring ke mobil polisi. Mike tak bicara sepatah kata pun dan langsung saja memasuki mobil. Para wartawan terlihat tid
Seminggu sudah, Donita berada di Vietnam. Kesehariannya hanya jalan-jalan dan makan. Kadang Hendrik datang menemaninya, kadang dia juga berjalan sendirian saja.Hari ini dia akan kembali ke Jakarta, kasus Mike sudah terkirim ke persidangan dan tak mungkin lagi ada tersangka tambahan. Donita sudah merasa yakin untuk bisa kembali menjalani hidup bebas di Jakarta.Di Bandara Internasional Vietnam, Donita duduk sendirian. Bermain ponsel lalu sesekali memperhatikan sekeliling sembari menunggu waktu keberangkatan. Dia teringat pada pengalaman waktu itu, saat seorang pria berseragam pilot kebetulan lewat dan menoleh memberi senyum padanya. Donita selalu tersenyum sendiri setiap mengingat kejadian itu."Benar kan, itu kamu," ucap seseorang tiba-tiba sudah berada di hadapan Donita.Donita ternganga dengan kedua mata membulat sempurna, pilot yang baru saja tadi terlintas di pikirannya kini sudah ada di hadapannya.
Kasus Mike kini telah tiba di persidangan, persidangan pun dilakukan di Jakarta. Mike tidak lagi membuat masalah, dan menerima saja setiap berlangsungnya prosedur.Kevin dan Vyolin diminta untuk hadir di persidangan, akan tetapi keduanya menolak. Hanya ada pengacara dan juga saksi, yakni Anna, Selena dan Sarah. Saksi rahasia juga dihadirkan, terkait dengan adanya bukti-bukti yang diambil secara tersembunyi."Terdakwa dijerat dengan pasal berlapis, yakni pelecehan seksual terhadap saudari Vyolin. Penculikan bayi dari pasangan Vyolin dan Kevin, juga pemalsuan kematian bayi tersebut," ucap majelis hakim saat akan memberikan keputusan persidangan.Rianti dan Ibu Mike ikut hadir di persidangan, begitu juga Stephen dan Rion. Mereka ingin memberi dukungan untuk Mike, walau ini di saat-saat terakhir keputusan hakim."Dengan ini, Terdakwa telah ditetapkan menjadi tersangka, berdasarkan kuatnya bukti dan ket
BAB 99. ANAK SIAPA LAGI INI?Ketenangan yang semula sudah terasa, kini kembali terganggu. Mike tak menyangka Rianti akan membawa kabar mengejutkan ini. Langsung saja dia mengecek perut Rianti, sudah lama bantal untuk pura-pura hamil itu Rianti tanggalkan."Kamu sudah gak pakai bantal itu lagi?" tanya Mike."Aku sudah buat drama keguguran seperti yang kamu bilang. Dan sudah hampir dua bulan ini aku gak dapat menstruasi. Aku cek ke dokter, ternyata aku hamil sudah sebulan," jawab Rianti mengungkapkan dengan perasaan haru."Kamu … benar-benar gak ngelakuin hubungan intim selain sama aku?" tanya Mike ragu."Heh! Aku gak sebejad kamu, ya! Selama ini aku gak pernah selingkuh, apa lagi tidur sama laki-laki lain," jawab Rianti dengan tatapan tajam.Mike terdiam, seketika merasa tubuhnya lemas. Perasaan berdebar yang tiba-tiba membuatnya bingung. Entah bahagia atau apa."Kamu memang sudah divonis mandul, Mike. Tapi keajaiban Tuhan itu nyatanya tetap bisa terjadi. Sama seperti Mike, anak yang k
Beberapa hari sudah hujan enggan turun dari langit kota Jakarta, membuat asap polusi semakin buruk dan menyiksa pernafasan. Tomo memutuskan untuk cuti dari rutinitas penerbangan karena terserang flu berat, dan pergi ke rumah sakit untuk perawatan."Kalau kamu ke sana, yang ada malah cari oenyakit!" Hendrik terus mengomeli Donita yang sedang bersiap untuk menjenguk Tomo di rumah sakit."Lagian, itu orang baru masuk rumah sakit pagi tadi, Donita. Besok juga udah pulang!" lanjut Hendrik."Suka-suka aku, dong. Lagian aku juga save safety kok supaya gak ketularan!" sahut Donita akhirnya."Ya udah sana, bodo amat lah!" ujar Hendrik akhirnya menyerah.Donita pergi diantar taksi menuju rumah sakit, karena Hendrik enggan mengantarnya. Hubungan Donita dan Tomo semakin lengket setelah berminggu-minggu melakukan komunikasi hampir tak terputus.Siang dan malam, saat Tomo sedang di kabin pesawat. Donita akan terus mengajaknya mengobrol via chating. Meski pembicaraan mereka kebanyakan hanya basa-bas
Langit seketika mendung, saat Vyolin dan Kevin baru saja membawa Vyona memasuki mobil. Mereka berencana untuk makan malam di sebuah restoran mewah, bertepatan dengan hari jadi pernikahan mereka yang ke delapan tahun. Karena khawatir pada cuaca takut semakin buruk, Vyolin pun mengatakan pada Kevin untuk di menunda rencana mereka."Aku sudah booking mejanya, Sayang," ucap Kevin menyesal."Gak apa-apa, Mas. Mungkin bukan rejeki kita," sahut Vyolin."Jadi? Gimana?" tanya Kevin sambil menggendong Vyona masuk ke rumah."Kamu bawa Vyona ke kamar, aku akan siapkan makan malam," jawab Vyolin sambil lalu menuju dapur.Kevin membawa Vyona ke kamar, memberikan susu dan menggendong bayi kecilnya itu sampai akhirnya tertidur. Saat Vyona telah tertidur, Kevin pun langsung pergi ke dapur.Area makan tampak gelap, hanya ada penerangan dari tiga lilin yang menyala di meja makan. Asap masih mengepul dari dua piring berisi spagheti dengan saus tomat bertoping keju. Kevin tersenyum, melihat hasil kerja Vy
Pukul delapan pagi, tepat di pertengahan musim dingin. Masjid Jami Tokyo, tampak ramai menggelar acara pernikahan Tomo dan Donita. Keluarga inti Tomo datang, juga beberapa teman lamanya yang asli tinggal di Jepang. Donita hanya mengundang Hendrik dan Brandon, sedang pernikahannya akan diwakilkan wali hakim.Menggunakan gaun pengantin serba putih, Donita terlihat begitu cantik. Dengan kerudung warna senada berhiaskan renda-renda rajutan sederhana, Donita menjadi pusat perhatian semua yang datang. Tomo terus tersenyum melihat gadis cantik yang kini duduk di sampingnya, sosok yang akan mendampinginya menjalani sisa waktu seumur hidup."Nih, tissu," ucap Brandon menjulurkan sebungkus kecil tisu saku."Ish, kain serbet aja kalau ada," sahut Hendrik ketus."Hahaha. Gak nyangka, ya. Donita akan nikah ngeduluin kita," ujar Brandon sembari menikmati kue cemilan manis yang disediakan keluarga pengantin."Cewek kan memang gitu, selalu pengen ngeduluin," sahut Hendrik."Kita pulang dari sini, har
Sebulan setelah melalui perawatan intensif di rumah sakit, Ayah Mike telah sadarkan diri dan bisa kembali ke rumah. Shock berat membuatnya tak lagi bisa bergerak bebas seperti dulu. Air matanya tumpah lagi, saat mengetahui menantu dan calon cucunya telah tiada.Ibu Mike menyimpan nomor ponsel Vyolin, dan sering meminta Vyolin untuk datang berkunjung. Seperti hari ini, Vyolin membawa Vyona datang ke rumah keluarga besar Baskoro Group. Menghibur orang tua Mike yang masih merasa berduka."Kalian orang-orang yang baik," ucap Ayah Mike saat Vyolin mengupaskan buah jeruk untuknya."Anda juga, Pak," sahut Vyolin lalu tersenyum."Di mana suamimu?" tanya Ayah Mike. Sudah beberapa kali dia menanyakan Kevin. "Masih di kantor, Pah. Sudah dibilang dari tadi," sahut Ibu Mike dengan raut kesal karena Ayah Mike terus mengulang pertanyaan.Sesuatu terjadi pada saraf otak Ayah Mike, membuatnya sulit konsentrasi dan mudah lupa. "Ah, iya. Mau kah suamimu melanjutkan bisnis kami?" tanya Ayah Mike tiba-t
Kembali ke dalam sel, Mike disambut wajah duka teman-temannya. Hampir semua orang di sel juga sudah mengetahui perihal nasib malang yang dideritanya. Mike langsung membaringkan tubuhnya ke pojokan sel, menghadap dinding. Tidak ada yang berani mengajaknya bicara. Dalam tatapan kosongnya, Mike terus bertemu dengan bayang-bayang Rianti. Senyum istrinya, bahkan keributan-keributan yang dulu terjadi, Mike merindukan masa-masa itu."Apa kurangnya aku, Mike? Sampai kamu harus begitu ingin mendapatkan anak dari istri orang lain!" Mike kembali teringat pertengkaran mereka saat itu.Mike kembali menyalahkan dirinya sendiri, tentang mengapa semuanya terjadi. Dia langsung beranjak duduk, dan perlahan-lahan membenturkan kepalanya ke dinding. Semakin lama semakin keras."Bos, berhenti, Bos," ucap seorang teman Mike di sel yang langsung mencoba menghentikan Mike.Mike tak bergeming, terus mencoba membenturkan kepalanya dengan keras ke dinding. Semua orang akhirnya menahan tubuhnya, hingga menjauhi
Rianti masih berada di kamar jenajah, tepatnya di sebuah lemari pendingin khusus. Jasadnya telah dibersihkan dari peluru, hanya tertinggal bekas luka yang membuat merinding siapa saja yang melihatnya.Ibu Mike mengumpulkan keberanian dan kekuatan untuk pergi ke penjara, tempat Mike ditahan. Bersama dengan dua orang pengacara keluarga mereka. Sedangkan Ayah Mike masih dirawat karena koma, serangan jantungnya tak pernah sehebat ini sebelumnya.Mendengar kedatangan Ibunya, Mike merasa senang. Orang tuanya belum pernah datang sebelumnya, walau selalu menanyakan kabarnya pada Rianti. "Mamah, senangnya aku lihat Mamah mau datang," ucap Mike dengan senyum lebar."Ma-maaf, Mamah baru sempat datang," sahut Ibu Mike dengan suara yang begitu berat."Gak apa-apa, Mah. Mamah apa kabar?" tanya Mike.Ibu Mike langsung merasakan sesak di dadanya, mengingat kabar buruk yang saat ini menimpa keluarganya. Segera dia beranjak dari kursi, meninggalkan meja pertemuan dengan Mike dan menangis di luar ruang
Rianti begitu marah dengan sikap Andrew yang diterimanya pagi ini, tak menunggu waktu lama dia pun segera pergi ke kediaman Ayah mertuanya, CEO Samudera."Mungkin dia pikir, aku gak akan berani mengadu!" ucap Rianti saat melangkah keluar rumah.Sopir pribadi pun langsung melajukan mobil, mengantarkan Rianti ke rumah CEO Samudera. Dengan perasaan gugup,.Rianti mencoba menyusun kalimat yang akan disampaikannya nanti di hadapan Ayah mertuanya.Meski pun kinerja Andrew bagus untuk perusahaan, nyatanya Andrew punya attitude yang buruk. Andrew bahkan sudah berani merendahkan Mike di hadapan Rianti."Menantu, tumben datang ke sini," ucap CEO Samudera yang kebetulan sedang bersantai minum teh di taman depan rumah. Rianti langsung menuju ke sana setelah diberitahu pelayan."Ada apa, Rianti? Perut kamu sakit?" tanya Ibu Mike yang juga ada di sana."Bu-bukan, Mah. Bukan perut yang sakit, tapi hati," jawab Rianti dengan mata berkaca-kaca.Rianti langsung duduk di kursi kosong sebelah Ibu Mertuany
Berada di tempat baru dengan suasana baru, siapa pun harus menyesuaikan diri agar terbiasa. Donita tampaknya masih kesulitan untuk tidur, sampai akhirnya dia pun memutuskan untuk keluar kamar dan pergi ke ruang keluarga rumah Tomo. Menyalakan televisi dengan suara kecil, dan duduk menonton di sana sembari memeluk bantal."Belum tidur?" rupanya Ibu Tomo berada di dapur. "Ibu?" sahut Donita. Benar-benar memanggil Ibu Tomo dengan sebutan Ibu, seperti orang Indonesia."Kenapa belum tidur?" tanya Ibu Tomo dalam bahasa inggris."Susah tidur, gak tahu kenapa," jawab Donita terbata-bata karena sambil memikirkan kosa kata inggris yang tersimpan di kepalanya.Ibu Tomo lalu kembali ke dapur, rupanya membuatkan susu coklat hangat dan membawakan biskuit untuk cemilan Donita."Terima kasih, Bu," ucap Donita.Ibu Tomo hanya mengangguk, lalu pergi meninggalkan ruang keluarga. Tak lama, tiba-tiba Tomo datang. Dengan wajah mengantuk, Tomo langsung berbaring saja di sofa."Kamu kenapa belum tidur? Gak
Lewat dari pukul sembilan pagi, Vyolin menyambut kedatangan tiga sahabatnya. Anna, Sarah, dan Selena. Sudah cukup lama mereka tidak berkumpul, sejak terpecahnya kasus Vyolin dan Mike di penjara.Ada yang berubah di pertemuan kali ini, yaitu tertutupnya pakaian Anna dan Selena. Dua sahabat Vyolin yang sudah menikah ini, memutuskan untuk belajar hijrah. Mereka begitu terinspirasi dengan suka duka Vyolin, dan ingin semakin mempererat persahabatan mereka dengan saling mendukung perbaikan diri. Sedangkan Sarah, baru mengubah gaya berpakaiannya, belum sampai menutup rambutnya."Ini hari yang sangat indah," ucap Vyolin lalu menyuguhkan makanan dan minuman ke atas meja makan.Vyona tampak senang berada di pangkuan Sarah, mata bulat Vyona terus melihat Sarah sembari tersenyum. Tangan kecilnya juga sesekali memainkan rambut Sarah yang terurai bergelombang."Emm, menurut kalian … apa kita gak mau bikin agenda liburan bareng lagi setelah ini?" tanya Anna."Liburan? Hayuk, kemana?" sahut Selena ce
'Sesuatu yang buruk akan berakhir, ketika kebaikan meraja di setiap hati manusia.' tulis Rianti pada postingan media sosialnya setelah sekian lama tak aktif.Akun Rianti dengan ribuan pengikut itu pun kembali ramai, panen banyak komentar baik karena di sana terpampang foto kebersamaan Rianti, Ibu Mike dan Vyolin. Rianti memang sempat meminta Vyolin untuk foto bersama, akan tetapi Vyolin tak diberitahu bahwa itu akan diunggah ke media sosial."Mereka ke sini?" tanya Kevin sembari melepas kancing kemejanya sepulang kerja."Iya, Mas. Aku kaget banget mereka datang," jawab Vyolin yang masih membaca komentar-komentar di postingan Rianti."Syukurlah kalau niat mereka tulus ingin menjalin hubungan baik," ucap Kevin lagi."Tadi Sarah dan Anna bilang, mungkin Rianti cuma perlu buat konten. Untuk membangun lagi citra baik Baskoro Group," sahut Vyolin."Hemm, ya, selama itu tidak merubah hukuman Mike dan tidak merugikan keluarga kita. Its oke," ujar Kevin.Kevin gegas membawa handuk ke kamar man