Wajah yang terheran-heran memandang wajah Nick.Nick tidak tahu apa yang salah kenapa wajah Kania begitu heran."Kau menggambarkan seolah mereka mereka sedang mencari rekan kerja yang handal dan bukan kekasih." Cetus Kania.Nick terdiam, memandang Kania sambil mengangkat keningnya. "Aku salah?" Kania menggigit bibirnya sebelum mengangguk. "Kau tersinggung?" Kembali Nick bertanya."Seharusnya.""Seharusnya...tapi?" Nick terus mengejar, dia ingin tahu pendapat Kania. "Tapi...ternyata aku tidak tersinggung, aku senang ada pria yang menghargai otakku." "Aku bukan pria tanpa nama." Kania tersenyum kecil. "Aku senang kau, Nick Sebastian, menghargaiku bukan hanya tampilan fisik saja." "Jangan salah, aku juga sangat tertarik dengan fisikmu." "Pembicaraan kita berputar putar kayak Aquatopia." "What is that?" "Kau benar benar tidak tahu Aquatopia? Disneyland? Kau pasti bercanda!" "Aku serius." Nick menjawab malu."Oke cukup, pembicaraan kita makin melebar kemana-mana." Kania meli
Nick sedikit teralihkan dengan banyaknya persetujuan yang harus diberikannya, hingga akhirnya ia tenggelam dalam pekerjaannya.Akan tetapi begitu semuanya telah selesai bayangan Kania kembali menghampirinya. Nick melirik jam dan terkejut mendapati ini sudah pukul tujuh malam. Tiba-tiba terpikir olehnya untuk menelepon Kania. Awalnya Nick ragu-ragu akan tetapi segera dia mengumpulkan tekat dan langsung menekan nomor Kania. "Halo?" "Hai." "Malam Nick." Nick senang mendengar Kania menyebut namanya tanpa ragu-ragu, tidak seperti jika mereka berada di kantor, Kania sering kebingungan memanggilnya."Malam Nia." "Ada yang dapat dibantu?""Kamu bersiaplah, tiga puluh menit lagi aku akan tiba." "WHATTT?"Seruan Kayana disertai pekikkan yang cukup keras hingga Nick menerka-nerka apa yang membuat Kania begitu kaget. "Nick... mungkin ada yang terlewat yang tidak kumengerti, boleh ceritakan alasan apa yang membawamu kemari?" "Bersiaplah nanti juga kau akan tahu." "Aku tidak mengundangm
"Maksudku adalah kita pergi sekarang, mau makan atau tidak terserah. Mau duduk duduk aja juga terserah. Mau panas mau dingin terserah, yang penting kita bersama..ada yang mau kubicarakan denganmu. Come on." Ajakan Nick jelas bukan untuk dibantah!Akhirnya Kania mengikuti Nick, mereka berangkat tanpa mengucapkan sepatah katapun, dia ingin tahu apa selanjutnya yang akan terjadi. Karena parkirnya yang penuh maka Nick meminta Kania turun dahulu yang seketika di tolak oleh Kania. "Kenapa harus turun dulu?" Bantah Kania. "Sepertinya hari ini ramai sekali, jadi parkir akan penuh, untuk menghemat waktu kau bisa turun, pesan sekalian, ok?" Kania mencerna perintah Nick dan dia setuju. Akhirnya Kania turun dan masuk lebih dahulu sementara Nick mencari tempat kosong. Kania pun memasuki restoran besar yang tampak mewah. Restoran yang sudah dijanjikan menjadi tempat dirinya dan Nick makan malam.Saat hendak masuk, seorang pelayan menyambut kedatangan Kania.“Apa sudah reservasi?” tanya
"Makan malam Bisnis?" Tanya Jackson dengan santainya.Kania bingung harus menjawab apa, saat itulah Nick mendorong lembut punggung Kania agar menuju meja mereka sambil meminta maaf kepada Jackson. "Sorry, kami harus segera makan." Jackson pun harus bergeser dan membiarkan Kania pergi dan duduk berdua dengan Nick."Kau belum pesan makanan?" Walau sudah tahu jawabannya, Nick tetap bertanya untuk menurunkan emosinya. Nick melihat raut gusar di wajah Kania saat mendengar pertanyaannya, akan tetapi bibir seksi itu tetap tertutup rapat. Nick angkat topi dengan pengendalian diri Kania. Wanita cantik yang bisa menjaga mulutnya. "Apapun yang ingin kau semburkan, go head!" "Pertanyaan tidak membutuhkan jawaban." "Aku hanya bertanya." "Memangnya aku terlihat sudah bersantai? Aku masih sibuk mencari strategi untuk mengusirnya." Nick merasa ada kelegaan yang besar tengah melandanya. "Oke, mari kita pesan." Pelayan yang sudah menunggu segera mendekat. Mereka memesan makanan masing-mas
Nick sampai di rumah langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur empuknya.Rasanya enggan untuk berpisah dengan Kania, tapi apa daya. Pikirannya masih terbayang Kania yang tampil cantik malam ini. Meski sangat sederhana, hanya gaun one piece polos berwarna hijau botol tapi entah kenapa pakaian sederhana itu sangat memesona jika Kania yang pakai. Nick merasa hatinya bahagia. Menghabiskan malam dengan Kania membawa rasa hangat di hatinya. Nick masih merasakan debaran dalam hatinya membayangkan Kania saat makan, saat minum, saat tersenyum, rupanya Nick diam-diam terus memperhatikan Kania sepanjang makan malam mereka.Nick benar-benar menikmati malam ini. Makan malam terlezat karena Kania yang menemaninya. Lalu ada princess kecil yang menghampiri mereka, saat itu Nick bisa melihat Kania sempat tersenyum sebelum kemuraman menghampirinya. Why??'Aih.. sudahlah, mungkin itu hanya bayangannya saja.' Nick menghibur hatinya sendiri. Nick sampai tersenyum-senyum sendiri bagai orang gila y
Nick tidak langsung menanggapi. Dia sedang memikirkan statement abangnya, dan kesimpulannya...abangnya benar. 'Memang aku sangat terpikat dengan Kania. Sangat!' Batin Nick."Jangan sok yakin,” balas Nick tapi dengan senyuman lebar. Entah kenapa saat abangnya berkata seperti itu wajah Kania yang ada di kepalanya.Apa benar Nick sudah tergila-gila pada Kania dan akan menjadi lebih bucin dari pada abangnya. Nick sampai tidak membalas salam perpisahan abangnya yang langsung mematikan ponselnya karena tak ada respon apa pun dari Nick.“Bang? Kok mati?” ucap Nick terheran-heran dan langsung menaruh ponselnya.Senyum masih tak lepas dari wajahnya. Nick pun beranjak dari tempat tidurnya, melepaskan pakaiannya kemudian mandi untuk menyegarkan tubuh dan pikirannya yang didominasi oleh Kania.Beberapa saat kemudian, Nick pun keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan bathrobe, rambutnya yang masih basah meneteskan air membasahi lantai.Nick pun hanya mengibaskan rambutnya agar cepat ke
Sebuah mobil tiba di depan restoran yang cukup ramai. Dengan design modern, restoran itu terlihat megah dan mewah. Nick tiba 5 menit lebih awal, saat masuk beberapa pelayan menyambutnya.Sebenarnya Nick tidak sering ke tempat ini, mungkin mereka mengenalnya dari surat kabar, entahlah.Nick hanya menatap dengan datar dan mencari meja yang tidak terlalu jauh dari pintu masuk agar dirinya bisa melihat kedatangan Kania dengan mudah, begitu pun Kania akan bisa menemukannya dengan mudah.Ada sebuah meja yang kosong, Nick pun langsung berjalan ke sana dan duduk dengan perasaan sedikit resah. Gairahnya menggebu-gebu sejak bertemu kembali dengan Kania, tadi pagi dia sampai harus menambah porsi lari paginya satu putaran lagi untuk meredakan gairahnya. Nick melihat jam di tangannya, masih terlalu cepat dari waktu yang ditentukan. Nick terus melihat ke arah pintu saat beberapa orang mulai berdatangan. Namun, wajahnya tampak kecewa karena bukan Kania yang datang.Nick memaksa dirinya untuk
"Kau menyuruhku pergi?" "Aku sedang menunggu kekasihku yang akan datang dan kami akan sarapan bersama. Jika dia datang, aku akan memanggilmu untuk meminta pendapatmu tentang sarapan yang enak di sini. Jadi, sebelum kekasihku datang, apa kau bisa pindah duduk ke kursi lain?”Ucapan Nick benar-benar seperti sebuah silet yang langsung melenyapkan harapan Amira. Jelas sekali senyuman manis Amira langsung hilang dari wajahnya. Ia benar-benar kecewa ditolak mentah-mentah, ia sudah bisa menebak pria tampan di hadapannya ini tidak mungkin tidak memiliki kekasih akan tetapi dia berharap ada kesempatan baginya mungkin di hari yang lain.Akan tetapi rupanya belum juga melancarkan aksi, sudah langsung di tolak mentah-mentah.Nick tetap memandang dengan wajah datar melihat reaksi Amira. Meski pun ucapannya barusannya tidak sepenuhnya benar, tetap saja Nick yang memang sudah sangat jatuh cinta dengan Kania merasa bahwa dirinya adalah milik Kania.Dia adalah kekasih Kania, karena dirinya