RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 50**Nara akan pergi ke Balai Desa seperti yang dikatakannya ke Adnan, sang suami. Adnan sendiri sudah pergi lebih dulu dan Nara tidak mau diantar suaminya. Rasa kesal dan marah masih menghinggapi Nara. Padahal Adnan sudah minta maaf. Tapi tetap saja yang namanya kesal tetap kesal. Bagaimana Nara nggak kesal. Siska berada di dalam mobilnya, memfoto suaminya kemudian memfoto bunga pemberian Adnan yang seharusnya diberikan untuk Nara, dia juga memfoto kalau mereka seolah-olah berada di Hotel. Tentu saja itu membuat kemarahan Nara memuncak. Hati perempuan mana yang nggak marah melihat postingan tersebut? Semua perempuan pasti marah dan curiga ke suami mereka. Tidak mungkin semudah itu minta maaf walaupun dimaafkan, tetap ada rasa kesal dan rasa nggak percaya. Dan itulah yang dirasakan Nara jadi dia masih berusaha jual mahal untuk menerima bantuan sang suami mengantarkannya ke balai desa. "Nara, kamu mau ke mana?" tanya Raka. Dia menghampiri Nara. Nara sepe
Nara menganggukkan kepalanya. Dia setuju dengan perkataan Raka. Raka lalu menyuruh Nara untuk duduk di becaknya. Nara harus segera ke rumah sakit secepatnya. Memeriksa kondisinya dan bayi di kandungannya.Nara segera menghubungi suaminya agar datang ke rumah sakit. Dia baru saja menghadapi kecelakaan secara tiba-tiba. Mendengar hal itu Adnan terkaget. Dia pun bergegas pergi untuk menjumpai sang istri dengan perasaan berkecamuk. Adnan juga merasa takut terjadi apa-apa dengan istrinya. "Mas Raka kamu gak apa-apa?" tanya Nara lembut. Raka yang mengendarai becak itupun tersentuh mendengar ucapan Nara yang dianggapnya sebagai bentuk perhatian. Ucapan lembutnya sangat dirindukan Raka terutama perhatiannya sebagai istri dulu. Ah, Raka menyesal membuang berlian berharga seperti Nara.**Sementara itu Siska datang lagi untuk menjemput Moly. Moly naik ke mobilnya. Siska mendengkus kesal karena dia tidak berhasil menabrak Raka dan Nara. Namun, Moly mengambil gambar yang bagus untuk dijadikan b
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 51**PoV Author "Siska, balikin mobil aku dasar maling kamu!" Siska terpaksa mengangkat panggilan tersebut. Dia menghentikan mobil. Dia kemudian lebih memilih fokus untuk berbicara sebentar dengan Irman. Bagaimanapun ini adalah keputusan besar untuk menjual mobil. Bisa saja Irman melaporkan dia ke polisi tetapi Siska harus mengancam balik laki-laki itu agar tidak semena-mena kepadanya. "Kamu bilang aku maling? Siapa yang maling sekarang kamu atau aku, Mas? Kamu udah berjanji sama aku tapi kamu tidak menepatinya. Malah kamu selingkuh dengan wanita lain. Di mana perasaan kamu. Kamu juga hanya memberikan aku 30 juta. Padahal aku sedang hamil anak kamu. Aku bongkar sekalian aja sama istri kamu kalau kamu sudah menghamili diriku!" "Kurang ajar kamu, Siska. Sebenarnya apa yang kamu inginkan dariku. Jangan mengganggu Rumah tanggaku dan ranah pribadiku. Kita hanya bersenang-senang. Kamu menikmatinya dan aku menikmatinya. Balikin mobil aku sekarang juga. Sebelum
Sehingga Raka dengan tega menceraikan istrinya. Padahal istrinya adalah berlian yang berharga dan sekarang dia menyesal. Namun penyesalan selalu datang terlambat. Raka bosan dengan semua perbuatannya di masa lalu. "Maafkan aku ya, Nara, sudah menyakitimu ketika kita menikah dulu. Aku tidak bisa membedakan yang mana berlian dan yang mana lumpur. Aku tahu ini karma untukku.""Aku sudah memaafkanmu dari dulu, Mas. Aku tidak pernah membencimu. Hanya ada rasa kesal sedikit saja tetapi makin ke sini aku tahu kamu sebenarnya laki-laki baik. Asalkan kamu mau bertaubat dan menjadi orang yang lebih baik lagi. Kamu harus bertanggung jawab ke Siska. Kamu harus mendidik dia dengan baik agar dia juga menjadi perempuan yang baik untuk kamu dan anak-anak kamu nantinya."Raka tersenyum kecut mendengar ucapan Nara. Apakah dia bisa mendidik Siska dengan lebih baik? Selama ini Siska selalu berlaku seenaknya sendiri. Tidak pernah mendengar ucapannya dan menjadi istri durhaka. Sementara itu dengan dalam
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 52**Adnan diam saat Nara membela Raka daripada dirinya. Apalagi Nara mengatakan seharusnya Adnan berterima kasih. Dia sudah menyelamatkan Nara. Dan tidak seharusnya berlaku kasar ke Raka, mantan suaminya. "Bagaimana mungkin dia bisa menyelamatkan kamu, Nara. Aku tahu betul siapa dia. Dia hanya ingin mencari simpatimu. Dia hanya ingin membuat kamu itu suka lagi sama dia karena dia itu masih sayang sama kamu. Dia ingin kamu jadi suaminya lagi dan dia ingin kalian bersama lagi!"Adnan berkata tegas seolah-olah meyakinkan Nara kalau Raka itu punya niat yang tidak baik. Walaupun perkataan itu hanya sebuah bentuk kecemburuan. "Bagaimana mungkin kamu bisa mengatakan itu, Mas. Jelas-jelas Mas Raka yang sudah menyelamatkan ku. Aku hampir ditabrak mobil dan kehilangan bayi kita. Jangan memfitnah dirinya. Kami sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi dan murni hubungan kami sebagai orang tua dari Ervan. Mengertilah jangan terlalu cemburu buta. Bagaimana dengan kamu s
Irman mendesah. Dia bingung apa yang harus dilakukannya ke Siska. Sebenarnya dia ingin menghabisi Siska begitu saja. Namun melenyapkan nyawa orang tidak mudah. Irman, laki-laki yang penuh pertimbangan kalau sampai dia ketahuan, bagaimana? Kalau karirnya hancur, bagaimana? Kalau dia harus mendekam di penjara, bagaimana?Semua itu sudah terlintas dalam pikirannya. Jadi sebelum dia mengambil keputusan itu. Dia lebih banyak memikirkan kalau nanti dia jadi gembel dan tidak punya apa-apa. Dia tidak akan sanggup hidup susah karena kemewahan sudah selalu bersamanya. Jika pun ketahuan istrinya dia lebih takut lagi. Selagi istrinya masih hidup maka Irman tidak punya hak atas harta istrinya. Jadi dia harus sabar karena istrinya juga punya wasiat yang mengejutkan. Bagian harta istrinya akan diberikan ke badan amal jika dia meninggal. Jadi Irman harus perlahan-lahan mengambil dan menguras harta istrinya. "Begini saja, Siska. Aku akan memberikan kamu 50 juta lagi. Selebihnya aku akan memberikanny
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 53. **Siska dan Ibunya tersentak ketika Raka datang. Raka juga datang dengan marah-marah dan memaki Siska. Tentu saja Siska nggak terima karena sebenarnya Siska nggak pernah menganggap Raka suami. Dia hanya menganggap Raka sebagai lelaki yang membuat hidupnya sengsara. Bayangkan saja dulu Raka pernah berjanji kepadanya untuk memberikan kebahagiaan untuknya setelah dirinya menceraikan Adnan. Tetapi apa kenyataannya? Bahkan membuat hidupnya tambah susah dan Siska harus selingkuh dengan laki-laki lain untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. "Kurang ajar sekali kamu, Siska. Anak siapa yang ada di dalam kandungan kamu? Apa kamu selingkuh dengan Adnan?!" kata Raka sengit. "Apaan sih kamu, Mas. Kamu itu baru datang dan udah marah-marah sama aku!" Siska berdiri menghadapi Raka. Ada sedikit rasa takut di wajahnya ketika Raka mengatakan dia sebagai istri durhaka. Aura kemarahan Raka jelas. Tapi, Siska mencoba tenang, seakan-akan dia biasa aja. Dia merasa tid
Tapi, Adnan mencoba sabar kali ini. Bisa saja foto ini editan atau seperti apa hanya sebagai obsesi Siska untuk menghancurkan rumah tangganya. Kalau Adnan menurutinya maka rumah tangganya hancur. Raka akan masuk ke dalam dan merebut Nara lagi untuk menjadikan Nara sebagai istrinya. Adnan tahu betul Raka tidak lagi mencintai Siska dan Siska melakukan segala cara untuk merusak rumah tangganya. Adnan harus mencari kebenarannya dulu. Dari mana Siska mendapatkan foto ini. "Kenapa, Mas. Kok wajah kamu tegang seperti itu. Apakah ada satu hal yang penting?" tanya Nara. "Eh, enggak. Kamu makan aja dulu ya. Mas Adnan ada urusan kantor. Kata Bik Narti. Ervan udah berangkat sekolah. Sebentar lagi Bik Narti datang kemari untuk jagain kamu. Mas Adnan benar-benar minta maaf sekali, Sayang karena ada urusan Toko. Sebentar saja kamu Mas Adnan tinggalkan. Kalau ada apa-apa kamu hubungi aja ya. Mas Adnan akan segera datang kemari." Adnan memegang kepala Nara dan mengelusnya sebentar. Dia berpamitan d