RUMAH BARU MANTAN SUAMIKU 38. **PoV Siska Sejujurnya aku nggak mau datang ke tempat ini. Aku merasa malu, kenapa aku harus datang ke Balai Desa ini dan mempermalukan diriku sendiri. Aku hanya melakukan kekerasan kecil pada seorang bocah dan aku harus melakukan ini untuk menanggung semuanya agar tidak masuk penjara. Rasanya tidak adil.Aku melihat para warga sudah berkumpul dan mereka sangat ramai sekali. Sepertinya mereka antusias. Bu Kades mengumpulkan mereka semua di Balai Desa ini akan semakin mempermalukan diriku. Mereka akan menggosipkan ku yang tidak-tidak. Aku melirik Nara dengan tidak suka. Wanita ini benar-benar licik. Bahkan dia lebih licik dariku. Lihat saja. Dia belum tahu siapa Siska yang licik ini akan menjatuhkan dia sebentar lagi dan dia akan menerima rasa sakit yang ku rasakan. Setelah aku duduk di depan, sudah berkumpul Pak Kades, Bu Kades, para tokoh-tokoh masyarakat, Nara, Adnan dan juga Mas Raka. Jujur saja hatiku bergemuruh. Mungkin saja hari ini aku akan m
Kami juga kaget ketika Nara dan Mas Adnan menjadi suami istri. Saya hanya asal bicara saat itu mengatakan kalau Nara merebut mantan suami saya, Mas Adnan karena heran saja tiba-tiba mereka menikah. Saya juga nggak tahu apakah benar-benar Nara merebut suami saya atau tidak yang pasti kata-kata itu keluar begitu saja karena sesuatu hal yang membuat saya sedikit terpikir Kenapa mereka bisa menikah?Kalaupun Nara merasa saya bersalah maka saya meminta maaf atas kesalahan yang saya lakukan. Saya tidak berpikir jangka panjangnya karena saya juga tidak tahu hubungan mereka itu apa. Saat saya dan Mas Raka menikah. Apakah Nara dan Mas Adnan juga pernah bermain api. Saya juga tidak tahu dan kata-kata itu keluar begitu saja. Jika kalian menjadi saya dan kalian pernah menikah dengan Mas Adnan sebagai mantan istrinya pasti juga rasa curiga itulah yang saya rasakan. Terlepas dari apapun itu saya meminta maaf ke Nara karena saya juga menyakiti anaknya. Tentu saya tidak ada niat menyakiti anak suami
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 39. **PoV Author. Nara geram dengan Siska. Bisa sekali mencari kesempatan dalam kesempitan. Nara yakin kalau Siska itu manipulatif. Dia sengaja manfaatkan keadaan di antara orang-orang ramai yang masih berkumpul untuk memeluk suaminya. "Eh. Apaan sih kamu, Siska! Kenapa kamu ngelakuin ini? Bangun kamu, Siska, sadar!" kata Adnan panik. Siska tampaknya sengaja menjatuhkan diri diperlukan Adnan yang Adnan refleks untuk menangkapnya. Karena melihat kejadian itu Raka langsung mengambil Siska. Nggak enak juga dilihat banyak warga yang tahu bagaimana gosip mereka berempat. Mereka adalah pasangan yang bertukar, di mana Nara adalah mantan istri Raka dan Siska adalah mantan istri Adnan. Siska kemudian didudukkan untuk disadarkan. Sebenarnya apa yang terjadi kepada Siska? Apakah dia itu shock karena kejadian ini atau ada penyakit lainnya yang membuat Siska pingsan. "Siska … Siska … sadar …. Kamu gak apa-apa, 'kan?" tanya Raka mengguncang tubuh Siska. Nara hanya
Nara mendengkus kesal. Dia sebenarnya nggak mau membawa Siska ke rumah sakit. Apalagi perempuan itu udah mengacau. Menyebabkan orang semakin bergosip terhadap dia tetapi bagaimanapun warga pasti menyalahkan Nara kalau tidak membawa Siska Rumah Sakit. "Nara, Tolong dong bawa Siska ke rumah sakit," kata Raka menatap Nara. Bagaimanapun Siska masih istrinya dan sedang hamil. Akhirnya dengan segala pertimbangan terpaksa Nara mau membawa Siska ke rumah sakit. Adnan yang menyetir sementara Siska berada di belakang bersama Raka dan Rara berada di samping Adnan. Nara masih saja cemberut tidak senang Siska ada di mobilnya. "Nara. Sebelumnya saya atas nama Siska mohon maaf sebesar-besarnya atas kesalahan yang dilakukan Siska. Mas Raka tahu kalau Nara pasti marah sekali ke kami terutama kepada Mas Raka yang dulu tidak baik sama Nara ketika kita berumah tangga," sahut Raka. Nara melirik Raka. Dia hanya memandang Raka dengan wajah datar. Sementara itu Siska sudah sadarkan diri tetapi Kondisinya
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 40. **Sebelum Nara dan suaminya meninggalkan ruang perawatan Siska. Tiba-tiba perawat masuk ke dalam untuk memberitahu sesuatu. Siska melirik mereka yang bertemu di perawat ruang perawatannya. Siska mendesah, sepertinya nggak jadi Nara pergi dari ruang perawatannya. Mereka mungkin akan tetap stay di sini ngejagain dia. "Selamat siang, Bu. Apakah ibu, keluarga Bu Siska?" "Bukan!" kata Nara kesal. Nara melipat tangannya masih kesal dengan segala keadaan. Sama Siska yang tidak mau diajak kompromi padahal Nara sudah memberikan kertas kepadanya untuk dibicarakan saat dia meminta maaf di Balai Desa. Yang kedua Siska pura-pura pingsan dan dia menjatuhkan dirinya di depan suami Nara. Yang ketiga para warga semakin membicarakan dirinya. Kuping Nara terasa panas. Gawai Adnan bergetar. Sepertinya perawat ini masih mau membicarakan sesuatu ke Nara. Adnan melirik gawainya, telepon dari Edo. Mungkin masalah di home industri mereka. Seperti ada masalah produksi atau
"Aku nggak tahu, Mas. Dari tadi dia marah sama aku. Aku juga nggak tahu apa kesalahan ku sama dia. Nara itu kasar banget sama aku," ucap Siska. "Nggak mungkin lah Nara bersikap kayak gitu. Kamu nggak usah melebih-lebihkan apa yang nggak terjadi. Lagi pula kamu itu wajar disalahkan karena kamu udah menyakiti hati anaknya. Kamu juga udah menyebarkan gosip yang tidak baik tentang dia," kata Adnan mendengkus kesal. "Aku cuma ngomong kalau dia itu nikah sama kamu dan aku juga nggak tahu apa kalian selingkuh atau enggak. Aku cuma ngomong gitu aja dan itu sudah jadi hal yang besar untuk dia!" "Ya pastilah karena kami nggak pernah selingkuh. Kami itu nggak kayak kamu sama Raka!" "Mas ... Maafkan aku ya. Aku salah sama kamu. Aku tahu pernah berdosa sama kamu di pernikahan kita. Untuk itu aku minta maaf sama kamu, Mas. Sejujurnya kamu nggak pernah tahu kalau aku itu selalu menangis setiap malam menyesali perbuatan dan kesalahanku."Siska memegang tangan Adnan dengan sebelah tangannya begitu
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 41. **"Nara …" Nara menoleh begitu pula Adnan ketika ada suara yang memanggil dirinya. "Syamsul …" "Eh, Nara, ini sapu tangan kamu tadi jatuh," kata Syamsul tersenyum memberikan sapu tangan itu padanya. Nara nggak tahu kalau dia menjatuhkan sapu tangan. Mungkin tadi dia terburu-buru hendak mencari suaminya sehingga dia nggak sadar kalau sapu tangannya jatuh. Nara lagi hamil. Lagi mual makanya menggunakan sapu tangan. Dia mengambil sapu tangan itu dari Syamsul dan tersenyum ke lelaki tersebut. "Terima kasih ya, Syam. Aku nggak tahu kalau tadi menjatuhkan sapu tangan ini. Lagian juga nggak terlalu penting kalaupun hilang juga nggak apa-apa," kata Nara. "Nggak apa lagi kebetulan tadi aku ngelihat kamu menjatuhkan sapu tangan itu. Kamu kayaknya terburu-buru masuk ke ruangan. Jadi aku tunggu kamu sebentar dan Alhamdulillah masih ketemu sama kamu," kata lelaki itu juga mengulas senyum. Adnan gusar melihat pemandangan yang tidak seharusnya dia lihat. Nara
Dia memberikan gawainya itu ke Nara. Nara melihat benda pipih itu memang mati. Nggak tahu apa benar-benar dimatikan oleh Adnan atau kehabisan daya. "Kamu masih nggak percaya sama Mas? Ya udah kita charge aja handphone nya," kata Adnan. Adnan men-charge benda pipih itu di mobilnya dan memang berwarna merah. Artinya suaminya gak berbohong. Nara hanya diam dan cemberut. Dia lega masalah gawai Adnan jujur kalau handphone nya kehabisan daya. "Masalah handphone aku percaya sama kamu. Tapi kenapa Siska bisa pegang-pegang kamu, Mas? Dan kamu diam aja waktu dia melakukan itu? Kenapa kamu nggak menyentak kasar tangan dia?" kata Nara menyilangkan tangan tanda protes. "Sayang, aku bingung dan aku juga nggak ngerti kenapa tiba-tiba dia melakukan itu. Aku udah menarik tangan ku tapi dia memegangnya dengan dua tangannya. Apalagi sebelah tangan itu pakai infus dan aku masih punya rasa kemanusiaan ngelihat dia sakit. Aku nggak bisa kasar-kasar banget. Tapi ketika kamu datang. Aku benar-benar kage