RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 32. **Raka terkaget mendengar penuturan Siska yang mengaku hamil. "Kamu hamil?" tanya Raka. "Ya, aku hamil, Mas. Jadi kamu jangan terus-terusan mikirin perempuan lain karena hati aku terluka akibat ulah suamiku sendiri."Siska mencoba untuk membela diri. Dia tersenyum sinis ke Nara dan Nara bisa memastikan kalau Siska sengaja melakukan ini. Nggak tahu apakah benar dia hamil atau tidak. Tetapi apa yang sudah diperbuat Siska menyakiti hati anaknya dan tidak akan bisa didiamkan Nara. "Aku sama sekali nggak peduli kamu mau hamil atau enggak. Itu ada urusan kamu. Tetapi kamu nggak bisa bersikap seenaknya kepada anakku. Bagaimanapun dia adalah anakku dan ini adalah keluarganya. Mas Raka ayahnya. Jadi kamu nggak bisa bersikap semena-mena kepadanya, kamu hanya ibu tiri!" kata Nara menunjuk Siska dengan pandangan sengit. "Udahlah lagian ngapain sih kasus ini dibahas lagi. Anak kamu yang sakit bisa diobati kan aku sekarang juga kurang enak badan. Aku sama seperti
Setelah Nara pergi. Raka kembali beranjak dan sana Siska sudah sadar setelah Ibu memberikan minyak angin kepadanya Siska sudah terduduk dan dia terlihat pucat. "Kamu serius hamil?" tanya Raka. "Ya, kan aku sudah bilang sama kamu kalau aku hamil. Apa kamu nggak percaya sama aku?" "Aku nggak tahu aku percaya apa nggak Tapi kamu memang sudah sering membohongi ku jadi aku sama sekali nggak bisa percaya sama kamu." "Udah daripada ribut mendingan kita bawa aja Siska ke bidan. Apakah benar dia itu hamil atau enggak. Kita akan lihat sendiri Siska berbohong atau tidak!" kata Ibu. Raka menganggukkan kepalanya. Sepertinya itu ide yang bagus kalau Siska hamil maka dia benar-benar hamil tapi kalau tidak dia tidak akan bisa berbohong lagi. Di sana akan diuji secara klinis. Apakah dia benar-benar hamil atau tidak. "Iya, Siska aku setuju untuk membawa kamu ke bidan agar diperiksa. Apakah kamu hamil atau tidak." "Ya udah kalau kalian nggak percaya aku bener-bener hamil dan aku bisa membuktikan
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 33.**Terjadi perdebatan diantara mereka. Kenapa tiba-tiba Siska bisa hamil? Padahal Raka selalu menggunakan alat kontrasepsi dan itu sama sekali nggak masuk akal. Raka nggak bisa menerima. Ibu dan Mira hanya menonton saja perdebatan mereka. Mau nyambung gak ranahnya. Jadi untuk sementara ketika berada di tempat umum seperti berada di bidan dan Siska sedang di periksa lebih baik mereka diam mendengarkan apa yang dikatakan Bidan. "Baik, Pak. Bapak mengatakan kalau selalu menggunakan alat kontrasepsi dan Bu Siska mengatakan ada beberapa kali tidak menggunakan alat kontrasepsi. Baiklah saya akan menjelaskan secara umum saja ya."Raka, Siska serta ibu dan Mira mendengarkan ucapan bidan. "Begini. Kesalahan pakai kondom yang menyebabkan Bu Siska hamil ini bisa terjadi karena gesekan meningkat sehingga kondom jadi semakin rapuh dan rentan robek. Jika kondom robek, alat kontrasepsi ini tidak akan bekerja dengan efektif. Itulah mengapa, pakai kondom robek menjadi
"Sayang, Bagaimana keadaan Ervan? Apakah dia sudah jauh lebih baik?" tanya Adnan ke Nara. Adnan baru saja pulang dari kantor dan banyak sekali hal yang diurusnya sesuai dengan perintah dan arahan Nara. Adnan melakukan apa yang diinginkan istrinya. "Alhamdulillah keadaannya sudah jauh lebih baik, Mas. Tetapi dia mungkin masih trauma kayaknya setelah ini aku harus mengajaknya ke psikolog juga untuk menghilangkan trauma dalam dirinya kalau memang bertambah parah."Adnan mengelus lengan istrinya. Ervan sengaja dirawat di rumah karena demam dan lemas. Ervan menggunakan infus dan Bidan desa datang untuk memantau keadaan Ervan yang sakit. "Iya apa yang terbaik aja buat Ervan dan kamu tadi ke rumah Raka, 'kan?" tanya Adnan. "Dari mana kamu tahu Mas aku ke sana?" "Aku tadi tanya sama Bik Narti, apakah kamu keluar dan Bik Narti mengatakan kamu memang keluar sebentar. Aku curiga kamu pasti ke rumah Raka dan ngelabrak Siska. Sayang itu terlalu berbahaya. Bukankah kita sudah berencana melakuk
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 34. **Mata mereka semua melebar. Siapa yang datang ke rumah kontrakan Raka? Sementara itu Siska yang dicari masih tertidur. "Pak Polisi?" tanya Raka. "Ya, Kami sengaja kemari untuk mencari Ibu Siska karena ada laporan dari Ibu Nara tentang anaknya yang di sakiti Siska Wahyuni. Apakah di sini tempat tinggal Bu Siska?" tanya Polisi itu. Ibu dan Mira menelan salivanya sepertinya Nara tidak main-main terhadap ancamannya. Dia benar-benar melaporkan Siska ke Polisi. Nara yang lembut dan selalu bersikap tenang ternyata bisa menghanyutkan. Bahkan dia membuktikan apa yang dikatakannya. Begitu pula pikiran Raka yang tidak menyangka mantan istrinya bisa berbuat seperti ini melaporkan hanya kejadian kecil yang menimpa Ervan. Walau Raka juga kesal kepada Siska karena sudah menyakiti Putra kandungnya. Tetapi dia juga kasihan sebab Siska hamil. Meskipun dia merasa ragu, apakah itu benar-benar anak dia atau tidak. Tetap aja Siska itu sedang hamil dan tidak layak diperla
Siska menelan salivanya karena dia melihat ada senjata. Mungkin Polisi ini nggak main-main. Dia nggak menyangka kalau Nara bisa sekejam ini. Lihat saja Nara. Dia bisa lebih kejam dari ini kalau Nara melakukan ini kepadanya. Siska benar-benar kesal kepada perbuatan Nara yang hanya melakukan perbuatan kecil mencubit anaknya dengan sangat kuat bisa berimbas kemarahan Nara demikian besar kepadanya. Nara pikir dia siapa? Dia juga bisa berbuat lebih jahat daripada ini. Lihat saja Nara Siska tidak akan tinggal diam dengan semua yang sudah dilakukannya mempermalukan dirinya dengan cara membawanya ke Kantor Polisi ini sudah benar-benar keterlaluan. Akhirnya terpaksa Siska mengikuti Polisi tersebut membawanya ke kantor sedangkan ibu dan Mira tidak jadi pulang karena melihat kasus ini menjadi besar dan rumah tangga Raka berantakan apalagi Siska hamil Raka juga kepikiran masalah itu. Raka ikut ke Kantor Polisi bersama Siska untuk menemani Siska. Bagaimanapun Siska masih istrinya dan sekarang S
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 35. **PoV Nara. Aku sudah memikirkan konsekuensi ini dari jauh-jauh hari. Aku memang sengaja melaporkan Siska ke Polisi karena dia sudah sangat menyakiti anakku. Begitu terkejutnya aku melihat luka memar kebiruan di perut Ervan yang pasti dicubit dengan sangat kuat oleh Siska. Setega itu dia menyakiti anakku. Apakah karena dia nggak punya anak jadi dia bisa seenaknya melakukan ini kepada anak orang lain. Aku nggak peduli dengan Siska dan keluarganya, Mas Raka atau siapapun yang menghalang-halangiku untuk melaporkannya. Walaupun dia sendiri bakal nggak terima tetapi tetap kulakukan agar dia mendapat efek jera atas apa yang sudah dilakukannya kepada putraku.Ternyata Mas Adnan juga mendukung Apa yang kulakukan karena dia juga kesal ke Siska. Beberapa kali aku juga nggak suka ke Siska yang seakan-akan mencoba mendekati suamiku. Mengatakan suamiku sebagai suaminya. Itu membuatku nggak terima. Dia juga sebelumnya sudah pernah merebut suamiku dan aku mengikhlas
"Bukan salah kamu kok, Mas. Lagi pula aku semangat menghadapi masalah ini apalagi melihat Siska terpuruk seperti ini. Dia udah bener-bener melakukan kesalahan dengan memfitnah ku sehingga membuat aku jadi jatuh sakit berimbas karena pikiran yang besar ditambah lagi anakku tapi melihat keadaannya aku berbalik semangat menghadapi masalah ini." Mas Adnan memegang kepalaku lembut. Kamipun akhirnya sampai di kantor Polisi. Begitu sampai. Dibantu oleh polisi yang lain kami diantarkan ke salah satu ruangan di mana sudah ada Mas Raka, Siska dan juga dua atau tiga orang polisi di sana. Satu polisi lebih sering mondar-mandir keluar masuk. Mungkin mengambil sesuatu atau melakukan perintah sebelum akhirnya dia datang lagi. Kami pun berkumpul dalam suatu meja yang mungkin akan dibicarakan masalah ini secara baik-baik. Aku duduk santai bersama Mas Adnan. Aku memegang tangan suamiku dan aku melihat pancaran wajah Siska yang tidak menyukai itu. Aku sama sekali nggak peduli karena sekarang dia suam
"Raka ..."Adnan terkejut melihat Raka sudah berada di depan pintunya. Lelaki itu sepertinya hendak pergi jauh. Sudah membawa tas besar. Dahi Adnan berkerut. Raka sudah mengambil keputusan besar. Kayaknya dia sedang bertengkar dengan Siska dan mengambil keputusan untuk pergi dari mantan istrinya."Maafkan kedatanganku yang tiba-tiba. Kedatanganku kemari untuk bertemu dengan Nara dan juga anakku. Ada hal penting yang ini ku sampaikan kepada mereka. Bagaimanapun Nara adalah mantan istriku dan Ervan anak kandungku. Semoga kamu tidak keberatan aku bertemu dengan dia, ini adalah keputusan yang tersulit yang harus ku jalani!"Adnan membuka pintu rumahnya secara lebar. Dia mengizinkan Raka masuk. Tak lama berselang Adnan memanggil Ervan dan juga Nara untuk keluar melihat. Sementara bagi mereka sedang tertidur pulas Di box bayi. Bik Narti menjaga anak mereka sebentar."Maaf kalau aku mengganggu kalian. Kedatanganku kemari untuk mengatakan ke Nara dan juga Ervan, bagaimanapun Nara adalah manta
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 60.**Siska terkejut. Raka begitu saja melemparkan kertas hasil tes DNA ke Siska. Mata Siska membola melihat apa yang dilakukan Raka dengan Adnan. Dia sama sekali nggak menyangka kalau mereka diam-diam melakukan ini untuk menjatuhkannya."Apa yang kamu lakukan kepadaku, Mas? Ini sama sekali nggak benar!"Siska masih mencoba membela diri. Hal itu membuat Raka tersenyum getir, sudah salah tetapi tetap saja mempertahankan kesalahannya. Apa salahnya kalau dia mengakui kalau perbuatannya itu salah."Bukti valid sudah kamu lihat tetapi tetap saja kamu merasa berada di pihak yang benar. Kamu sebagai istri nggak pernah bersyukur dengan apa yang kudapatkan. Apa yang telah kuberikan kepadamu dan kamu selalu merasa kurang. Jadi ini balasan kamu terhadapku? Kamu main serong dengan laki-laki lain! Selamat, Siska kamu sudah berhasil memperdayaku. Tapi selamanya, aku nggak mau menjadi lelaki bodoh yang mudah sekali kamu tipu! Aku minta bawa anak kamu keluar dari rumahku ka
"Mau ke mana kamu, Siska? Kamu sudah rapi, sudah pakai make up. Apakah kamu mau mencari lelaki yang bisa membayarmu untuk kau tiduri dan kamu mendapatkan uang?!" kata Raka sengit. Wajah Raka memerah, marah Ini sudah ditahan Raka dan kali ini Raka akan mengeluarkannya tidak akan dipendamnya lagi."Apa-apaan kamu, Mas. Kamu baru pulang dan udah ngomong yang tidak-tidak. Ucapanmu ini sangat berbahaya.""Seharusnya kamu yang berbahaya. Kamu adalah wanita ular yang sudah aku pelihara di rumahku. Namun kamu mematuk ku begitu saja. Ternyata kamu adalah pelacur yang sesungguhnya. Aku tidak tahu kalau istriku seorang pelacur!" kata Raka tajam."Brengsek kamu, Mas! Kenapa kamu ngomong kayak gitu sama aku. Jaga ucapan kamu dan tutup mulut kamu ya!" kata Siska gak terima."Raka apa-apaan Ini? Kenapa kamu datang-datang marah-marah sama Siska dan tuduh dia pelacur?! Siska itu istri kamu dan ini anak kamu! Selama ini ibu selalu menasehati Siska tapi Ibu nggak suka dengan ucapan kamu yang menjelekkan
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 59**Raka menunggu kurang lebih sebulan untuk mengetahui hasil dari tes DNA itu. Dalam kurun waktu tersebut, Raka harap-harap cemas. Kondisi Siska sudah kondusif. Dia sudah cukup sehat, wanita itu sekarang sudah bisa leluasa bergerak.Siska tidak bisa pergi ke mana-mana karena ibunya di rumah memantau begitu pula dengan Raka. Tapi yang namanya siska tetap saja tidak bisa diberitahu. Ketika Raka menyuruhnya untuk stay di rumah menjaga anak mereka. Beberapa kali Siska keluyuran dan tidak mendengarkan perkataan ibunya.Hari ini Raka berada di rumah sakit. Setelah dia mendapatkan hasil tes DNA. Adnan juga ada di sampingnya. Adnan menepuk bahu Raka, ada rasa perih tak terkira yang dirasakan Raka."Sabar, Raka. Aku sudah tahu begini jadinya. Ternyata Siska tidak mengandung anak kamu. Aku turut prihatin," kata Adnan lega.Ternyata keputusannya tepat untuk melakukan tes DNA. Walaupun hasilnya pasti negatif. Namun Adnan akan menunjukkan ke Raka dan juga istrinya kala
Kejadian sangat luar biasa adalah ketika Adnan telah memiliki anak. Dulu dengan pernikahan Sebelumnya dia tidak mendapatkannya. Siska tidak mau memiliki anak secara cepat karena berkilah mereka belum mapan dan belum memiliki penghasilan tetap. Sekarang, Alhamdulillah, kebahagiaan yang sangat besar sudah dirasakan Adnan menjadi seorang ayah dari wanita yang sangat dicintainya."Bukankah kamu juga akan segera mendapatkan anak dari Siska. Kamu benar-benar keren, Raka. Karena Siska sudah mau melahirkan anak untukmu," ucap Adnan. Raka hanya diam saja di telepon. Jadi Adnan yang menyambung pembicaraan."Aku tidak bahagia sepertimu. Ingat kita punya janji yang harus ditunaikan!" kata Raka mematikan panggilan telepon...Kondisi kesehatan Nara semakin membaik. Dia sudah pulang dari Rumah Sakit dan membawa putri kecil mereka. Rumah Adnan dan Nara di penuhi dengan suara tangisan bayi."Terima kasih, Sayang, kamu sudah mau menjadi Ibu untuk anakku. Aku sangat menyayangimu. Wajahnya sangat mirip
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 58.**Siska diam dengan ucapan Raka. Sepertinya Siska harus mengalah kali ini. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya karena Irman juga sudah masuk penjara. Siska tidak mendapatkan uang. Semuanya hancur.Untuk sementara lebih bagus calm down dulu. Siska tidak bisa menggugurkan kandungan kalau dia juga tidak mendapat dukungan dari banyak orang. Hubungannya dengan Moly semakin merenggang akibat uang yang dijanjikan Siska belum bisa Siska bayarkan sepenuhnya.Hubungan Siska juga tidak baik dengan Raka, tapi, Raka masih mau menerima dia, Raka mesin menganggap anak yang dilahirkannya itu adalah anaknya. Beberapa bulan berlalu. Raka tidak menganggapnya ada. Siska juga semakin pusing dan stres akibat kehamilan yang semakin membesar dan kurangnya perhatian dari Raka, untuk mengganggu Nara dan untuk memfitnah Nara dia tidak bisa melakukannya karena Raka akan mengusirnya dari rumah kalau Siska melakukannya.Siska selalu menatap kesal dan iri dengan perlakuan Adnan
"Mas, Kenapa kamu bisa masuk penjara? Kenapa kamu bisa sebodoh ini? Terus bagaimana dengan anak yang ada dalam kandunganku dan uang yang kamu janjikan?!" kata Siska ketika berkunjung ke Penjara."Kamu datang kemari masih saja membahas itu. Kamu nggak lihat aku sekarang ada di sini. Ini semua juga gara-gara kamu aku ketahuan menggelapkan dana sehingga aku bisa masuk ke penjara gara-gara dilaporkan istriku!""Kamu masih bisa menyalahkan ku, istrimu mengatakan kamu mengencani banyak wanita dan banyak juga yang datang mengaku kalau mereka itu hamil anak kamu. Di mana sih pikiran kamu? Kenapa kamu tega banget sama aku? Kamu dulu janji sama aku mau menikahiku tapi kenyataannya seperti ini. Kalau kamu nggak selingkuh dari aku dan andai kamu fokus dengan tujuan kita, tidak tergoda dengan wanita lain. Mungkin kita udah menikah dan bahagia.""Pergi, Siska! Aku gak bisa memberikan uang ke kamu dan aku berharap uang dulu saja yang kamu gunakan untuk menggugurkan kandungan kamu!" Irman muak dengan
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 57.**Mata Siska melebar mendengar ucapan wanita paruh baya di depannya."Maksud Mbak apa? Saya kemari mencari Irman? Sebenarnya ada hal penting yang ingin saya katakan kepada, Mbak.""Kayaknya kamu udah tahu siapa saya. Buktinya kamu repot-repot datang kemari karena kamu udah kehilangan jejak dia, 'kan?" Sang istri berkata santai."Ya, dia mengatakan akan memberikan uang ke saya tapi sampai sekarang dia tidak juga memberikannya. Saya mau tahu di mana keberadaan dia sekarang?""Udah kukatakan kalau dia gak ada lagi. Dia ku penjarakan karena kasus penggelapan uang," katanya lagi santai."Penggelapan uang bagaimana maksud kamu, Mbak? Dia janji sama saya memberikan uang ke saya. Saya datang kemari menagih janji itu.""Dasar jalang gak tau malu! Kamu harus sadar diri. Saya ini istri sah bisa aja mengadukan kamu ke Polisi karena kasus perzinahan. Ingat itu!"Siska terdiam mendengar ucapan istri sah Irman. Aja datang kemari tapi tidak dengan perhitungan tepat. Nya
Mereka pulang dengan perasaan was-was terutama Nara. Dia takut rumah tangganya hancur lagi. Bagaimana kalau Adnan melihat photo yang dikirim kan Siska dan gak percaya kalau anak yang ada dalam kandungannya adalah anak Adnan? Bagaimana kalau Adnan percaya Nara selingkuh dengan Raka? Sebuah fitnah yang di lontarkan Siska.Sampailah mereka di rumah. Nara memeluk anaknya sebelum masuk kamar. Dia menjelaskan kalau hubungan dirinya dan Siska baik-baik saja. Ervan gak perlu khawatir.Sekarang Nara dan Adnan berada di kamar mereka. Nara bingung apa yang harus di sampaikan ke suaminya."Kenapa, Sayang. Kayaknya kamu bingung gitu setelah bertemu Siska. Apa yang di katakannya?" tanya Adnan mendekati Nara."Mas, kamu tahu perihal photo itu? Photo aku sama Mas Raka?""Siska bicara apa tentang photo itu?" Adnan balik bertanya."Kamu udah tahu, 'kan, Mas?" tanya Nara mengguncang tangan Adnan."Ya, sudah.""Terus. Kenapa kamu nggak bilang sama aku dan kenapa kamu nggak mempertanyakannya? Apakah kamu