Rumah Baru Mantan Istriku?
Rumah Baru Mantan Istriku bag 2 **PoV Raka**"Mas Raka ...," cicit Nara.Dia terkaget melihatku dan akupun terkaget melihat Nara. Sungguh aku benar melihat mantan istriku dan anakku ada di depan mataku. Ku kucek sekali lagi mataku dan kucubit sedikit tanganku. Rasa sakit langsung kurasakan. Ini benar dan bukan mimpi. Melihat tingkahku Nara menjadi tak nyaman. Inara Anggraini wanita yang tujuh tahun lalu kunikahi. Kami bercerai dua tahun lalu ketika Ervan masih empat tahun. Kini putraku sudah enam tahun dan semakin besar. "Nara ..." Saat aku memanggilnya mantan istriku mencebik. Dia menarik tangan Ervan untuk menjauh dariku. Aku sakit hati ketika mantan istriku menolakku. Aku lalu memegang tangannya. "Nara ...," panggilku sekali lagi. Dia berusaha melepaskan tanganku secara kasar. Tanganku pun terlepas. "Letak saja airnya di sini. Ini uangnya!" katanya ketus. "Siapa, Bu?" tanya Ervan. "Tukang Aer!" lanjut Nara. Mendengar pertanyaan putraku dengan suara pelan dan jawaban Nar
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 3. **POV RAKA. **Mataku melotot melihat seorang pria turun dari mobilnya. Mobil Fortuner keluaran terbaru dan rasa terkejutku semakin bertambah karena dia Adnan. "Adnan ...," cicitku pelan. Dia juga kaget melihat aku yang sedang duduk diatas becak hendak berniat meninggalkan rumah ini. Menelisik penampilannya sepertinya dia pemilik rumah ini. Tampilannya parlente seperti seorang Bos. Apakah Adnan adalah tetanggaku? Mengapa dia yang harus menjadi tetanggaku? Aku sama sekali tak siap kalau harus Adnan tetanggaku. Saat mata kami bertemu satu sama lain. Dia mencebik padaku. Segera di datanginya aku dan di tolaknya kecil tubuhku. "Mau apa kamu ke sini, Ha?! Kamu mau maling di rumahku!" katanya marah. "Sebentar. Enggak kok. Aku ke sini ngantar air yang di pesan Nara. Kamu tinggal di sini?" tanyaku bodoh. "Bukankah tadi udah kubilang kalau ini rumahku. Kamu udah dapat uangnya kan dan pergi dari sini!" katanya murka melihatku. Hubunganku dan Adnan memang
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 4. **PoV Raka"Uhuk ... Uhuk ..." Aku terbatuk saat Siska mengatakan itu. "Kamu kenapa, Mas?" tanyanya. "Gak ada. Eh, kamu udah ketemu sama tetangga baru kita?" tanyaku.Dari ekspresinya, kayaknya Siska belum ketemu Nara dan Adnan. Tapi apa hubungan Nara dan Adnan? Apakah mereka majikan dan pembantu. Aku masih penasaran. Namun, memberi tahu Siska lebih lanjut soal tetangga kami aku malas. Dia pasti ribut dan gak terima.Kalau hanya majikan dan pembantu. Entah kenapa aku merasa masih punya harapan bersama Nara. Kami punya anak. Sedangkan aku bersama Siska sampai sekarang belum juga punya anak. "Belum, Mas. Rencana besok ada perkumpulan di balai desa katanya tetangga baru akan menjelaskan usaha Mikro. Kali aja tetangga mau bantu ibu-ibu kompleks membuka usaha." "Oh, kalau ada acara begituan emang kamu mau ikut?" tanyaku. "Ya maulah," jawab Siska cepat. "Kalau di lihat dari usaha tetangga baru kita ini. Dia buka usaha camilan ringan keripik pisang cokla
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 5. POV Raka**"Nara, apa hubungan kamu dengan Adnan?" tanyaku begitu saja saat dia membuka gerbang nya. "Bukan urusan kamu, Mas Raka. Lagian kamu ngapain di depan rumah orang. Kamu tahu gak kalau kamu menggangu!" katanya marah. "Aku cuma mau tahu aja karena kita tetangga dan kamu mantan istriku. Ingat, Nar, kita punya anak. Apalagi dia dekat sama Adnan dan itu gak baik," kataku lembut padanya. "Gak baik? Kamu tahu apa? Selama dua tahun cerai sama aku. Kamu yang gak baik! Kamu cuma mau buang-buang waktu aja!" katanya. Dia masuk ke dalam rumah dan beranjak pergi dengan sepeda motor. Tanpa menghiraukan ku dia pergi begitu saja. Aku tersentak, Nara bisa naik sepeda motor? Setahu ku dia gak bisa karena dulu memang ku batasi. Dulu aku takut motorku rusak jadi dia tak ku izinkan belajar naik motor. Dulu aku punya dua kendaraan satu mobil dan satu lagi motor. Qadarullah, bercerai dari Nara aku bangkrut yang tersisa hanya motor. Aku bergegas pulang ke rumah ka
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 6. **PoV Siska. Aku pergi saja ke acara desa. Aku diundang Bu Kades untuk menghadiri pertemuan dengan mentor kami. Yang kutahu kalau ikut undangan bisa jadi diundang juga ke rumahnya. Mentor kami itu juga tetangga baruku. Aku juga belum tahu tetangga kami itu siapa karena belum kenal dekat. Melihat dari rumah mewahnya yang berkelas dan minimalis. Aku ingin juga memiliki rumah seperti itu. Namun, sayang suamiku tidak bisa mengabulkan permintaanku. Dulu kami memang mempunyai rumah. Tetapi rumahnya sederhana sekali tidak sebagus rumah tetangga kami yang sekarang. Mengingat masa lalu, aku merasa entah kenapa terlalu bodoh. Tapi ya sudahlah ini sudah terjadi. Dulu mantan suamiku penurut sekali tapi dia miskin. Karena sebuah reuni sekolah aku akhirnya bertemu Mas Raka dan kami bernostalgia kembali dengan masa lalu.Aku dan Mas Raka dulu pernah pacaran saat SMA. Memori itu kembali hadir saat kami berjumpa. Dia bekerja di Perusahaan yang bergengsi. Aku tergiur d
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 7**POV SISKAAku kaget karena dia benar-benar Nara, mantan istri suamiku. Ngapain dia di sini dan ngasih pelatihan segala. Dia gak pantas. Nara gak pantas jadi keren!Dulu, saat aku dan Mas Raka menjalin hubungan gelap. Mas Raka berkata kalau dia tersiksa menikah dengan Nara. Dia gak bisa apa-apa dan bisanya membuat malu suami saja. Penampilan kumal dan jelek. Jauh sekali dengan seleranya. Kata Mas Raka kalau dia sebenarnya di jodohkan dengan Nara oleh almarhum ayahnya. Mas Raka terpaksa menerima Nara karena kasihan. Dia hanya anak yatim yang malang.Akhirnya mereka bercerai karena aku menjadi duri dalam rumah tangga mereka. Saat itu Ibu Mas Raka yang sekarang jadi mertuaku marah besar dengan keputusan Mas Raka menikahiku. Tapi, karena kami saling cinta dan bernostalgia di masa lalu. Akhirnya mereka bercerai. Yang jadi tanyaku kenapa Nara bisa jadi mentor? Apa dia Nyonya di rumah besar itu? "Nara, sini ada yang mau aku tanya!" kataku menarik saja tangann
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 8. **POV Raka. Aku tersentak melihat Siska, istriku datang ke sini. Tumben. Biasanya dia ogah datang ke Ruko. Katanya Ruko sempit dan panas. Aku memang menyewa Ruko sepetak saja. Hanya muat untuk tempat usaha. Untuk tempat tinggal tak muat di sini. Makanya kami ngontrak. Wajah Siska cemberut. Dia duduk di kursi plastik. Aku tak hiraukan karena tetap bekerja. Tadi, aku sempat datang ke acara desa di mana Nara sebagai mentor. Namun, aku langsung pergi saat ketahuan oleh Nara sedang mengintip dia berbicara. "Mas, Nara tetangga kita?!" tanyanya gusar saat sudah duduk. Kakinya di satukan sambil melipat kedua tangannya. Wajahnya semakin cemberut tak senang. Aku sudah yakin kalau dia bakal ke sini buat marah dengan keadaan, di mana Nara bisa sukses dan dia gak terima. "Ya begitulah, sekarang dia tetangga kita seperti yang kamu lihat di pertemuan balai Desa tadi. Kalau dia menjadi mentor di sana. Bukankah semuanya sudah jelas," kataku santai. "Kok kamu bisa s
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 9. **POV Raka. Aku bergegas ke balai desa berharap Nara masih di sana. Setelah sampai di sana. Aku segera menurunkan air minuman yang di pesan. Kulihat peserta yang di balai sedang memakan makanan yang di bagikan panitia serta camilan dengan logo Adnar. Keyakinan ku semakin menjadi dengan perasaan tak enak hati mengingat Adnar adalah Adnan dan Nara. Aku tak langsung pergi dari sana. Ku tunggu sebentar sepertinya acara itu akan selesai. Benar saja, menunggu beberapa saat akhirnya Nara berpamitan dengan alasan ada urusan. Dia bergegas naik motor seperti tadi. Aku yang memang sudah menunggunya langsung melajukan becakku. Aku mau bertanya padanya, apa benar mereka suami istri. Kok bisa? Sebelum dia sampai ke rumah mewahnya itu aku dengan becakku langsung ke depan dan menghentikan motor Nara. Dia tersentak kaget dengan ulahku. "Mas Raka!" katanya sengit. Aku turun dari becak dan ku datangi dia sebab mau bertanya. "Nara, aku sengaja menghentikan kendaraa
"Raka ..."Adnan terkejut melihat Raka sudah berada di depan pintunya. Lelaki itu sepertinya hendak pergi jauh. Sudah membawa tas besar. Dahi Adnan berkerut. Raka sudah mengambil keputusan besar. Kayaknya dia sedang bertengkar dengan Siska dan mengambil keputusan untuk pergi dari mantan istrinya."Maafkan kedatanganku yang tiba-tiba. Kedatanganku kemari untuk bertemu dengan Nara dan juga anakku. Ada hal penting yang ini ku sampaikan kepada mereka. Bagaimanapun Nara adalah mantan istriku dan Ervan anak kandungku. Semoga kamu tidak keberatan aku bertemu dengan dia, ini adalah keputusan yang tersulit yang harus ku jalani!"Adnan membuka pintu rumahnya secara lebar. Dia mengizinkan Raka masuk. Tak lama berselang Adnan memanggil Ervan dan juga Nara untuk keluar melihat. Sementara bagi mereka sedang tertidur pulas Di box bayi. Bik Narti menjaga anak mereka sebentar."Maaf kalau aku mengganggu kalian. Kedatanganku kemari untuk mengatakan ke Nara dan juga Ervan, bagaimanapun Nara adalah manta
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 60.**Siska terkejut. Raka begitu saja melemparkan kertas hasil tes DNA ke Siska. Mata Siska membola melihat apa yang dilakukan Raka dengan Adnan. Dia sama sekali nggak menyangka kalau mereka diam-diam melakukan ini untuk menjatuhkannya."Apa yang kamu lakukan kepadaku, Mas? Ini sama sekali nggak benar!"Siska masih mencoba membela diri. Hal itu membuat Raka tersenyum getir, sudah salah tetapi tetap saja mempertahankan kesalahannya. Apa salahnya kalau dia mengakui kalau perbuatannya itu salah."Bukti valid sudah kamu lihat tetapi tetap saja kamu merasa berada di pihak yang benar. Kamu sebagai istri nggak pernah bersyukur dengan apa yang kudapatkan. Apa yang telah kuberikan kepadamu dan kamu selalu merasa kurang. Jadi ini balasan kamu terhadapku? Kamu main serong dengan laki-laki lain! Selamat, Siska kamu sudah berhasil memperdayaku. Tapi selamanya, aku nggak mau menjadi lelaki bodoh yang mudah sekali kamu tipu! Aku minta bawa anak kamu keluar dari rumahku ka
"Mau ke mana kamu, Siska? Kamu sudah rapi, sudah pakai make up. Apakah kamu mau mencari lelaki yang bisa membayarmu untuk kau tiduri dan kamu mendapatkan uang?!" kata Raka sengit. Wajah Raka memerah, marah Ini sudah ditahan Raka dan kali ini Raka akan mengeluarkannya tidak akan dipendamnya lagi."Apa-apaan kamu, Mas. Kamu baru pulang dan udah ngomong yang tidak-tidak. Ucapanmu ini sangat berbahaya.""Seharusnya kamu yang berbahaya. Kamu adalah wanita ular yang sudah aku pelihara di rumahku. Namun kamu mematuk ku begitu saja. Ternyata kamu adalah pelacur yang sesungguhnya. Aku tidak tahu kalau istriku seorang pelacur!" kata Raka tajam."Brengsek kamu, Mas! Kenapa kamu ngomong kayak gitu sama aku. Jaga ucapan kamu dan tutup mulut kamu ya!" kata Siska gak terima."Raka apa-apaan Ini? Kenapa kamu datang-datang marah-marah sama Siska dan tuduh dia pelacur?! Siska itu istri kamu dan ini anak kamu! Selama ini ibu selalu menasehati Siska tapi Ibu nggak suka dengan ucapan kamu yang menjelekkan
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 59**Raka menunggu kurang lebih sebulan untuk mengetahui hasil dari tes DNA itu. Dalam kurun waktu tersebut, Raka harap-harap cemas. Kondisi Siska sudah kondusif. Dia sudah cukup sehat, wanita itu sekarang sudah bisa leluasa bergerak.Siska tidak bisa pergi ke mana-mana karena ibunya di rumah memantau begitu pula dengan Raka. Tapi yang namanya siska tetap saja tidak bisa diberitahu. Ketika Raka menyuruhnya untuk stay di rumah menjaga anak mereka. Beberapa kali Siska keluyuran dan tidak mendengarkan perkataan ibunya.Hari ini Raka berada di rumah sakit. Setelah dia mendapatkan hasil tes DNA. Adnan juga ada di sampingnya. Adnan menepuk bahu Raka, ada rasa perih tak terkira yang dirasakan Raka."Sabar, Raka. Aku sudah tahu begini jadinya. Ternyata Siska tidak mengandung anak kamu. Aku turut prihatin," kata Adnan lega.Ternyata keputusannya tepat untuk melakukan tes DNA. Walaupun hasilnya pasti negatif. Namun Adnan akan menunjukkan ke Raka dan juga istrinya kala
Kejadian sangat luar biasa adalah ketika Adnan telah memiliki anak. Dulu dengan pernikahan Sebelumnya dia tidak mendapatkannya. Siska tidak mau memiliki anak secara cepat karena berkilah mereka belum mapan dan belum memiliki penghasilan tetap. Sekarang, Alhamdulillah, kebahagiaan yang sangat besar sudah dirasakan Adnan menjadi seorang ayah dari wanita yang sangat dicintainya."Bukankah kamu juga akan segera mendapatkan anak dari Siska. Kamu benar-benar keren, Raka. Karena Siska sudah mau melahirkan anak untukmu," ucap Adnan. Raka hanya diam saja di telepon. Jadi Adnan yang menyambung pembicaraan."Aku tidak bahagia sepertimu. Ingat kita punya janji yang harus ditunaikan!" kata Raka mematikan panggilan telepon...Kondisi kesehatan Nara semakin membaik. Dia sudah pulang dari Rumah Sakit dan membawa putri kecil mereka. Rumah Adnan dan Nara di penuhi dengan suara tangisan bayi."Terima kasih, Sayang, kamu sudah mau menjadi Ibu untuk anakku. Aku sangat menyayangimu. Wajahnya sangat mirip
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 58.**Siska diam dengan ucapan Raka. Sepertinya Siska harus mengalah kali ini. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya karena Irman juga sudah masuk penjara. Siska tidak mendapatkan uang. Semuanya hancur.Untuk sementara lebih bagus calm down dulu. Siska tidak bisa menggugurkan kandungan kalau dia juga tidak mendapat dukungan dari banyak orang. Hubungannya dengan Moly semakin merenggang akibat uang yang dijanjikan Siska belum bisa Siska bayarkan sepenuhnya.Hubungan Siska juga tidak baik dengan Raka, tapi, Raka masih mau menerima dia, Raka mesin menganggap anak yang dilahirkannya itu adalah anaknya. Beberapa bulan berlalu. Raka tidak menganggapnya ada. Siska juga semakin pusing dan stres akibat kehamilan yang semakin membesar dan kurangnya perhatian dari Raka, untuk mengganggu Nara dan untuk memfitnah Nara dia tidak bisa melakukannya karena Raka akan mengusirnya dari rumah kalau Siska melakukannya.Siska selalu menatap kesal dan iri dengan perlakuan Adnan
"Mas, Kenapa kamu bisa masuk penjara? Kenapa kamu bisa sebodoh ini? Terus bagaimana dengan anak yang ada dalam kandunganku dan uang yang kamu janjikan?!" kata Siska ketika berkunjung ke Penjara."Kamu datang kemari masih saja membahas itu. Kamu nggak lihat aku sekarang ada di sini. Ini semua juga gara-gara kamu aku ketahuan menggelapkan dana sehingga aku bisa masuk ke penjara gara-gara dilaporkan istriku!""Kamu masih bisa menyalahkan ku, istrimu mengatakan kamu mengencani banyak wanita dan banyak juga yang datang mengaku kalau mereka itu hamil anak kamu. Di mana sih pikiran kamu? Kenapa kamu tega banget sama aku? Kamu dulu janji sama aku mau menikahiku tapi kenyataannya seperti ini. Kalau kamu nggak selingkuh dari aku dan andai kamu fokus dengan tujuan kita, tidak tergoda dengan wanita lain. Mungkin kita udah menikah dan bahagia.""Pergi, Siska! Aku gak bisa memberikan uang ke kamu dan aku berharap uang dulu saja yang kamu gunakan untuk menggugurkan kandungan kamu!" Irman muak dengan
RUMAH BARU MANTAN ISTRIKU 57.**Mata Siska melebar mendengar ucapan wanita paruh baya di depannya."Maksud Mbak apa? Saya kemari mencari Irman? Sebenarnya ada hal penting yang ingin saya katakan kepada, Mbak.""Kayaknya kamu udah tahu siapa saya. Buktinya kamu repot-repot datang kemari karena kamu udah kehilangan jejak dia, 'kan?" Sang istri berkata santai."Ya, dia mengatakan akan memberikan uang ke saya tapi sampai sekarang dia tidak juga memberikannya. Saya mau tahu di mana keberadaan dia sekarang?""Udah kukatakan kalau dia gak ada lagi. Dia ku penjarakan karena kasus penggelapan uang," katanya lagi santai."Penggelapan uang bagaimana maksud kamu, Mbak? Dia janji sama saya memberikan uang ke saya. Saya datang kemari menagih janji itu.""Dasar jalang gak tau malu! Kamu harus sadar diri. Saya ini istri sah bisa aja mengadukan kamu ke Polisi karena kasus perzinahan. Ingat itu!"Siska terdiam mendengar ucapan istri sah Irman. Aja datang kemari tapi tidak dengan perhitungan tepat. Nya
Mereka pulang dengan perasaan was-was terutama Nara. Dia takut rumah tangganya hancur lagi. Bagaimana kalau Adnan melihat photo yang dikirim kan Siska dan gak percaya kalau anak yang ada dalam kandungannya adalah anak Adnan? Bagaimana kalau Adnan percaya Nara selingkuh dengan Raka? Sebuah fitnah yang di lontarkan Siska.Sampailah mereka di rumah. Nara memeluk anaknya sebelum masuk kamar. Dia menjelaskan kalau hubungan dirinya dan Siska baik-baik saja. Ervan gak perlu khawatir.Sekarang Nara dan Adnan berada di kamar mereka. Nara bingung apa yang harus di sampaikan ke suaminya."Kenapa, Sayang. Kayaknya kamu bingung gitu setelah bertemu Siska. Apa yang di katakannya?" tanya Adnan mendekati Nara."Mas, kamu tahu perihal photo itu? Photo aku sama Mas Raka?""Siska bicara apa tentang photo itu?" Adnan balik bertanya."Kamu udah tahu, 'kan, Mas?" tanya Nara mengguncang tangan Adnan."Ya, sudah.""Terus. Kenapa kamu nggak bilang sama aku dan kenapa kamu nggak mempertanyakannya? Apakah kamu