Share

Bab 26

Author: Zhar
last update Last Updated: 2024-10-19 12:06:11

Chelsea segera menundukkan kepalanya untuk menggosok gigi dan mencuci muka dengan tergesa-gesa. Setelah selesai, ia kembali ke ruang tamu di mana Fikri dan Sisi sedang duduk di meja makan.

"Ayah, nanti setelah selesai makan, apakah Sisi akan pergi ke kelas melukis?" Tanya Sisi sambil mengerjapkan

matanya.

Fikri dengan sabar memberikan semangkuk bubur jagung, kemudian mengupas satu telur rebus dan tersenyum kepadanya, "Ya, bukankah Sisi suka melukis? Bu Lili sudah menemukan kelas tambahan untuk Sisi, jadi kelak Sisi bisa

melukis di kelas tambahan!"

Sisi memiringkan kepalanya, mengerjapkan mata yang seperti anggur hitam dan terlihat sedikit dilema.

Fikri sedang memakan bubur, setelah melihat tingkah Sisi, dia merasa sedikit lucu.

Anak kecil ini, baru umur segini sudah bisa memiliki ekspresi sedih seperti itu?

Saat ini, Chelsea juga duduk di meja makan dengan mangkuk bubur jagung yang masih panas di depannya.

la merasa sedikit terkejut melihat ini. Dia diam seribu bahasa, hanya menundukk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 27

    Guru ini memang lembut!Begitu membuka pintu, udara dingin bertiup, seorang wanita yang sangat mirip dengan Bu Lili keluar dari dalam ruangan.Namun, wanita tersebut jelas terlihat lebih tua dari Bu Lili dan memiliki sedikit pesona wanita dewasa.Ketika Fikri, Sisi dan Chelsea masuk, dia bergegas menyambut mereka."Halo, namaku Lia Brahma." Bu Lili bernama Lili Brahma.Fikri agak terkejut.Nama mereka sangat mirip! "Halo, aku Fikri.""Dia adalah ..""Rini Julio."Sebelum Fikri sempat bicara, Chelsea tiba-tiba berbicara dan memotong ucapannya. Dia tersenyum sangat cantik, dan gerakannya memancarkan aura masyarakat kelas atas.Pengucapannya jelas dan sopan. Terkadang, gaya seseorang bisa mencerminkan lingkungan tempat mereka berada.Lia segera tersenyum dan memberi isyarat pada mereka, "Silakan masuk, kita berkeliling sebentar. Aku yakin Sisi pastiakan menyukai tenmpat ini!" Lia membungkuk dan langsung memegang tangan Sisi dan membawanya masuk."Ini adalah lukisan yang dibuat oleh anak

    Last Updated : 2024-10-20
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 28

    Namun, saat dilihat oleh Chelsea, itu menjadi tampilan yang berbeda. Perlu diketahui, pakaiannya selalu dari merek-merek desainer seperti Chanel dan Gucci.Yang dibuat khusus untuk dirinya dan mampu menampilkan keindahan tubuhnya dengan sempurna.Dia tentu saja tidak menyukai baju-baju ini.Hanya saja sekarang ...Chelsea melihat Fikri menghitung uang dua juta dari sakunya, kemudian mengeluarkannya, menyerahkannya padanya dan berkata dengan serius,"Belilah dua pakaian untuk dipakai, kalau tidak cukup, aku akan memberikan uang lagi padamu."Hati Chelsea segera tergerak.Ini adalah uang yang seharusnya digunakan untuk les menggambar Sisi!Bagaimana dia bisa memilih-milih?Kemudian, Chelsea dengan tekad yang kuat memasuki toko pakaian dan melihat-lihat harga di sana, dia menyadari bahwa harganya masih bisa diterima.Para pelayan toko segera mendekati Chelsea dan bertanya, "Nona, apa yang ingin kamu beli?"Wanita cantik di depan mereka benar-benar seperti seorang model baju yang sempurna!

    Last Updated : 2024-10-21
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 29

    Chelsea belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya, sekarang ia sangat ketakutan dan wajahnya menjadi pucat. Namun, dia berusaha mengendalikan ekspresinya dan menarik napas dalam-dalam untuk menunjukkan bahwa dia tidak takut.Namun, jarinya yang sedikit gemetar mengungkapkan perasaannya."Terima kasih."Setelah beberapa saat memulihkan diri, Chelsea mengucapkan terima kasih kepada Fikri."Hanya hal kecil, orang seperti itu memang sudah seharusnya ditangkap!" kata Fikri.Mereka sudah memasukkan pria patuh baya itu ke kantor polisi dan setelah memberikan keterangan singkat, Fikri danChelsea keluar dari sana.Mengenai masalah hidung pria paruh baya yang terluka, orang-orang di bus bekerja sama untuk mengatakan dia jatuh sendiri!Orang seperti itu sangat menjijikkan,meskipun ada video di bus, sopir bus tidak mengatakan apa-apa.Polisi juga tidak mau bertanya terlalu banyak, ia membiarkan Fikri dan Chelsea pergi dengan bebas.Kemudian sopir bus membawa sekelompok orang kembali ke r

    Last Updated : 2024-10-22
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 30

    Satu per satu orang mulai memberikan penawaran."Dua ratus dua puluh ribu!""Dua ratus empat puluh ribu!""Tiga ratus ribu!"Mereka semua berlomba-lomba untuk memberikan penawaran, akhirnya dimenangkan oleh Hikari Wijoyo dari Soraky dengan harga tujuh ratus dua puluh ribu.Semua orang mengucapkan selamat di grup, tapi kebanyakan dari mereka merasa tidak puas.Itu adalah ceri super seukuran bola pingpong!Sayang sekali!Mereka semua hanya manajer pembelian kecil di perusahaan, kekuasaan mereka tidak begitu besar, jadi bahkan jika mereka merasa sangat terpukul, mereka juga tidak bisa nmenawar di atas harga yang sudah ditetapkan oleh perusahaan!Fikri berkata, "Baiklah, besok aku akan mengirimkan pesanan ke Soraky, pada saat itu harap kirimkan seseorang untuk memeriksa barang, kita akan melakukan transaksi tunai saat itu juga." Setelah Fikri selesai bicara, dia keluardari aplikasi WhatsApp.Meskipun Chelsea tidak tahu persis apa yang dilakukan Fikri, tapi melihat senyuman tipis di wajah

    Last Updated : 2024-10-24
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 31

    Sangat menyenangkan untuk dilihat.Fikri membawa keranjang yang dibelinya sebelumnya, lalu memanjat pohon dan mulai memetik buah.Keranjang-keranjang buah ceri yang sudah dipetik diletakkan di tanah, uap air khas dari air mata air ajaib menyelimuti ceri, menjaga kesegaran buah-buahan itu setiap saat.Setelah dengan tidak mudahnya berhasil memetik semua buah ceri, Fikri keluar dari ruang miliknya, ia menyadari bahwa hanya setengah jam berlalu di dunia nyata.Namun ia sudah memutuskan untuk membeli beberapa benih, karena ruang miliknya masih kosong!Fikri mengemudikan mobilnya dan bergegas menuju tokobenih terdekat dengan bantuan navigasi mobil.Toko Bibit jaya pertama.Setelah melihat sekilas nama toko, Fikri pun masuk ke dalam tokO. Pemilik toko adalah seorang wanita paruh baya. Ketika melihat Fikri masuk, ia tersenyum dan menyapa, "Halo, apa yang ingin kamu beli?"Fikri berkata, "Apakah ada benih anggur? Jenis Sunrose, mau jenis benih terbaik, apakah ada?"Sunrose adalah yang paling

    Last Updated : 2024-10-25
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 32

    Sisi memiringkan kepala kecilnya dan tersenyum manis pada Rito. Paman Rito?Kedengarannya Sisi mengenal Rito?"Begini, hari ini kebetulan aku datang ke studio lukis Little Genius untuk melihat-lihat, aku juga membantu mengajar satu jam pelajaran, kebetulan aku mengajar di kelas Sisi, jadi aku kenal dengannya."Rito bergegas menjelaskan."Ada urusan apa Pak Rito mencari kami?"Fikri tidak berencana untuk bertele-tele dan bertanya secara langsung."Aku terutama datang untuk Sisi!"Rito menggosok-gosok tangannya dan tampak sedikit gugup, "Ini adalah pertama kalinya aku melihat siswa yang begitu berbakat seperti Sisi, sungguh! Bakatnya sangat luar biasa, aku punya permintaan, dan aku harap kamu bisa setuju!"Rito menatap mata Fikri dan berkata satu kata per satu kata, "Aku berharap bisa menjadikan Sisi sebagai murid pribadiku!"Begitu ucapan ini keluar, bukan hanya Fikri, bahkan Lia yang berada di samping pun terkejut!Murid pribadi!Apa artinya ini?Dia adalah Rito Wijoyo, kurator museum

    Last Updated : 2024-10-26
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 33

    Selain itu, sore ini sudah harus pindah!Kompleks perumahan ini sudah tidak aman, siapa pun dapat masuk, meskipun orang yang ditargetkan adalah Chelsea, namun begitu Fikri teringat pria kejam di tempat parkir bawah tanah hari itu, dia merasa bahwa bagaimanapun dia tidak bisa bertaruh dengan menggunakan nyawanya dan nyawa Sisi!Setelah mengatakan itu Fikri mulai mengemasi barang, Chelsea terdiam di tempat, untuk sesaat tidak tahu harusbagaimana merespons.Pindah rumah?Mereka akan pindah kemana?Sisi baru selesai memberi makan Si Putih!Saat ini, dia melihat ayahnya mulai memasukkan pakaian dan barang-barangnya ke dalam koper, kemudian pergi ke dapur untuk membungkus berbagai jenis peralatan elektronik.Sisi bertanya dengan sedikit penasaran,"Ayah, kita mau pergi kemana?""Apakah Sisi mau tinggal di rumah yang besar?"Fikri berkata sambil tersenyum kepada Sisi.Sisi mengerjapkan matanya, lalu mengangguk, kemudian menggelengkan kepalanya."Sisi merasa tinggal di sini cukup baik, Ayah t

    Last Updated : 2024-10-27
  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 34

    Restoran kecil ini terletak di sudut gang kecil Kota Dakarta, dengan dekorasi yang terlihat sederhana dan tidak terlaludirancang dengan baik.Papan nama restoran yang sederhana digantungkan begitu saja, lampu dinyalakan, bahkan papan iklan yang layak pun tidak ada.Namun, pada saat ini, restoran ini penuh dengan orang, bahkan beberapa meja diletakkan di luar. Saat ini kebetulan ada satu meja kosong, Fikri segera berjalan ke sana dan duduk, tak lama kemudian, seorang wanita paruh baya datang untuk membersihkan meja.Wanita paruh baya itu terkejut saat melihat Fikri, kemudian tersenyum."Hei! Fikri, kenapa kamu bisa datang ke sini?"Fikri tersenyum dan berkata kepada wanita itu, "Kakak ipar, bagaimana kabar Kak Ridho?"Wanita itu tersenyum dan dengan cepat membersihkan meja. Dia mengangguk kepada Fikri dan berkata, "Masih seperti biasa, keponakanmu sudah bersekolah, biaya pendidikan di Kota Dakarta sangat mahal. Kalau tidak bekerja, apalagi yang bisa dia lakukan.Dengar-dengar daerah i

    Last Updated : 2024-10-28

Latest chapter

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 50

    Tidak dapat dipungkiri, Chelsea memang sangat cantik, dan kecantikannya mampu memikat pandangan dalam sekejap.Fikri adalah seorang manusia biasa.Masih memiliki nafsu.Pada saat ini, jantung Chelsea berdetak kencang dan wajahnya memerah!Seluruh rongga hidungnya penuh dengan hormon pria.Tubuh Fikri memiliki aroma yang sangat unik, bukan bau keringat pria biasa, juga bukan bau parfum murahan dari anak muda.Ini seperti aroma sayuran dan buah-buahan, tapi juga seperti aroma susu dari tubuh Sangat harum.Chelsea sangat menyukainya.Saat ini mereka berdua berdiri sangat dekat, suhu tubuh mereka saling tercampur, Chelsea merasa napasnya menjadi sesak.Terlalu... mesra.Untungnya, Sisi tidak membuat situasi canggung terlalu lama, dia berjalan berinjit dan dengan lembut mendekati Chelsea, lalu berkata, "Tadaaa! Bibi Chelsea! Buka matamu! Ini adalah hadiah dari Sisi untukmu!" Fikri merasa lega dan segera melepaskan tangannya dari mata Chelsea!Chelsea merasa cahaya masuk ke matanya, di tang

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 49

    Wajah ini tidak jauh berbeda dengan wajah operasi plastik di iklan, setidaknya Fikri tidak bisa mengenalinya! Melihat Fikri memperhatikan dirinya dengan saksama, Julia merasakan kepuasan yang besar! Huh! Dulu dia sangat tergila-gila pada Fikri! Namun tak disangka sekarang Fikri begitu malang! Mengemudikan mobil jelek! Ckck! "Sepertinya bintang sekolah kita, Fikri, juga tidak hidup dengan baik sekarang! Begitu sinis, apakah karena dipersulit hidup? Ha! Sungguh tak terduga!" Julia mengulurkan tangannya, menggerai rambut gelombangnya, kemudian melirik ke arah Sisi dan menaikkan alisnya, "Ini putrimu? Tidak melihat istrimu di sini! Seseorang di grup mengatakan melihatmu tahun lalu, apakah kamu sekarang menjadi ayah tunggal? Sungguh?" Raut wajah Fikri datar, ia menatap Julia, lalu menarik Sisi ke sisinya dan mengusap kepalanya. "Ya, dia putriku, lama tak bertemu" kata Fikri. Kemudian ia menunjuk ke Audi Q5, 'Sekarang aku harus pulang untuk memasak untuk putriku, jadi tolong pinda

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 48

    Sisi mengeluarkan uang koin dari sakunya dan memberikannya kepada pemilik toko, lalu berkata dengan serius, "Bibi, ini dua puluh ribu, silakan dihitung" Fikri sedikit tak berdaya dan terharu. Tidak heran Sisi menolak untuk menyuruh Fikri membayar dan membayarnya sendiri! Ternyata dia memiliki uang tabungan sendiri! "Oke, Bibi akan membungkuskan bunga itu dengan rapi untukmu, kamu tunggu sebentar!" Pemilik toko segera pergi ke dalam untuk mencari kertas pembungkus yang bagus dan membungkusnya dengan hati-hati. "Ini, pegang baik-baik! Letakkan di vas bunga ketika pulang, airnya diganti satu hari sekali ya!" Pemilik toko berpesan kepada Sisi. Sisi menatap bunga mawar merah yang menawan dengan tetes-tetes embun segar di atasnya, sekarang bahkan mengeluarkan aroma yang lembut. Hal ini membuat Sisi tersenyum lebar! Sebelumnya dia sedih karena tidak bisa membeli bunga mawar yang paling cantik, tapi sekarang dia bahagia karena bunga yang dia pegang terlalu cantik. Jika orang-orang me

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 47

    Ketika membahas tentang Bibi Chelsea, Sisi teringat pagi tadi di taman kanak-kanak, Bibi Chelsea sudah setuju untuk menjadi ibunya! Sisi tersenyum bangga dan menyipitkan matanya ke arah Fikri. "Suka! Bibi Chelsea sudah setuju untuk menjadi ibunya Sisi! Sisi sangat menyukai Bibi Chelsea!" Fikri sedang bersiap-siap untuk menyalakan mobilnya! Namun, begitu mendengar perkataan Sisi ini, dia hampir saja bergemetar! Setuju untuk menjadi ibunya Sisi? Kapan? Kenapa Fikri tidak tahu? "Sisi jangan sembarangan bicara! Bibi Chelsea masih harus menikah suatu hari nanti! Dia tidak menyukai Ayah, jadi Ayah tidak boleh membebaninya, apakah Sisi mengerti?" Fikri dengan serius memberikan nasihat kepada Sisi. Namun, Sisi tidak tahu apa artinya menikah. Baginya, dia hanya tahu Bibi Chelsea menyukainya dan dia juga menyukai Bibi Chelsea. Dan hari ini, Bibi Chelsea mengatakannya sendiri bahwa dia setuju menjadi ibunya. Itu sudah cukup! "Huh! Pokoknya yang Ayah katakan tidak dihitung! Yang dikata

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 46

    Nenek Lina sedang makan, setelah selesai dia mengambil ponselnya dan mencari kacamatanya lalu memakainya, setelah mencari-cari dia akhirnya menemukan nomor teman baiknya. "Fikri, tunggu sebentar, Nenek akan mencarikanmu seorang istri! Sisi tidak boleh tidak memiliki seorang ibu!" Nenek Lina berkata sambil pergi ke balkon untuk menelepon. Sambil berjalan dia terus bergumam. "Anak yang begitu baik, kenapa tidak ada gadis yang menyukainya? Aku tidak bisa membiarkan Sisi tidak memiliki ibu! Di zaman sekarang, hidup tanpa ibu sangat menyedihkan! Sisiku yang malang!" Fikri tidak memedulikan perkataan Nenek Lina. Dia sedang bersiap-siap untuk mencuci piring, saat ini Chelsea sudah berdiri dan buru-buru berkata,"Biarkan aku saja yang mencucinya, kamu sudah lelah seharian." Fikri juga tidak menolak. Dia pergi ke kamarnya. Bahkan tidak mengangkat kepala untuk melihat Chelsea. Entah kenapa ia merasa sedikit kesal. Dia dan Chelsea, tidak mungkin memiliki hubungan lebih dari teman. Di r

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 45

    Setelah mengembalikan mobil ke perusahaan rental, Fikri buru-buru pergi ke pasar sayur. Di dalam rumah ada tiga orang, jadi sebaiknya masak dua lauk dan satu sup. Fikri membeli sedikit daging babi, lalu bersiap-siap membeli tomat dan seikat sayuran hijau. Setelah membeli tomat, Fikri berbalik dan melihat seorang kakek di sampingnya yang menjual bibit sayuran yang sangat segar, dikat dengan jerami dan diberi air embun di atasnya. Fikri bertanya dengan heran, "Kakek, apakah sayuran ini untuk dimakan? Kenapa begitu kecil?" Kakek itu tersenyum dan berkata, "Ini adalah bibit sayuran, untuk ditanam! Ini bibit bayam yang sangat enak, hanya butuh sepuluh hari untuk tumbuh besar, sangat segar!" Fikri baru menyadari bahwa banyak pekerja kantoran di Kota Dakarta suka menanam bibit sayuran kecil seperti ini. Alasan pertama adalah untuk merasakan rasa pencapaian menanam sendiri, dan kenapa mereka tidak membeli benih, karena banyak anak muda kekurangan pengalaman hidup di pedesaan, sehingga be

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 44

    Di depan tatapan aneh dari orang-orang di sekitar, Chelsea membawa Sisi ke samping Bu Lli. Mereka berdua sudah pernah bertemu dan saling mengenal. Setelah bertemu, mereka saling bertatapan dan tersenyum sopan.Ini adalah pertama kalinya Yopi bertemu dengan Chelsea, ia berkata dengan penuh kagum, "Sisi, kamu cantik, ibumu juga sangat cantik!"Anak-anak selalu mengatakan yang terlintas dalam pikirannya. Ketika teman-teman sekeliling mendengar ucapan Yopi, mereka juga mendekat dan berkata dengan iri pada Sisi, "Sisi, ibumu benar-benar cantik! Andai saja ibuku secantik itu!""Iya, benar! Ibu Sisi sangat cantik! Tapi ibuku juga cantik! Aku suka ibuku! Aku menyayangi ibuku!""Sisi kelak sudah memiliki ibu! Sisi sangat beruntung!"Wajah Sisi memerah karena malu, dia mengangkat kepalanya dengan sedikit tidak enak dan melihat ke arah Chelsea. Wajah kecilnya memerah seperti apel merah.Chelsea bukan ibunya, tentu saja Sisi tahu itu. Hanya dalam situasi tertentu ini, Sisi sedikit egois dan tidak

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 43

    Akhirnya Chelsea selesai mengganti pakaian dan beres-beres, lalu keluar dari kamar untuk makan. Untungnya, Fikri seolah-olah tidak melihat apa-apa dan tidak terjadi apa-apa, ekspresinya tetap tenang dan santai. Namun, Chelsea sendiri tidak tahu apa yang dipikirkannya. Di satu sisi, dia merasa lega karena situasi tidak canggung lagi. Tapi, di sisi lain, dia mulai meragukan dirinya sendiri. Apakah dia benar-benar tidak menarik bagi Fikri? Bagaimana Fikri bisa berpura-pura tidak melihat apa-apa setelah melihatnya? Dengan pemikiran seperti itu, Chelsea merasa dilema sepanjang pagi dan bahkan bengong saat makan. Setelah selesai makan, Fikri awalnya ingin mengantar Sisi ke sekolah. Namun ponselnya tiba-tiba berdering. "Halo, siapa ini?" Pria paruh baya di seberang telepon langsung tersenyum dan berkata dengan menggosok-gosok tangannya, "Tuan Fikri, apakah Anda lupa? Aku Hikari dari Soraky!" Fikri akhirnya teringat bahwa dia sudah berjanji pada Hikari untuk mengirimkan ceri hari ini

  • RUANG AJAIB JURAGAN FIKRI   Bab 42

    Fikri tersenyum dan berkata, "Jangan khawatir, Nenek Lina. Aku mengumpulkan uang dari bisnis yang sah!" Dia tahu Nenek Lina khawatir dia melakukan sesuatu yang tidak benar, jadi dia memberi tahu Nenek Lina demikian. Setelah mengatakan itu, Fikri membawa Nenek Lina ke kamar paling dalam, "Ini adalah kamar Anda, semuanya sudah diatur. Nenek Lina hanya perlu merapikan pakaian dan sudah bisa tinggal di sini!" Mendengar ini, Chelsea berjalan mendekat, "Nenek, biarkan aku membantu Anda merapikannya. Pinggang Anda tidak baik, jangan sampai terlalu lelah." Nenek Lina tersenyum bahagia! "Ya ya ya! Baiklah! Kalian berdua anak baik, Nenek suka dengan kalian berdua!" Setelah itu Fikri membawa koper Nenek Lina ke kamar, kemudian Chelsea membantu Nenek Lina merapikan kamarnya. Setelah Chelsea selesai merapikan kamar, Fikri berkata padanya, "Cari kamar untukmu sendiri. Urusan Sisi juga harus merepotkanmu. Aku masih punya sedikit urusan, boleh tidak?" Mendengar permintaan dari Fikri, entah k

DMCA.com Protection Status