Share

Part 55 A

Penulis: Nay Azzikra
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-13 23:00:14

Part 55

Diah menutup ponsel karena tidak kuat lagi membaca pesan-pesan yang ditujukan untuk membullly nya.

Mental siapapun akan terjatuh seketika bila berada di posisinya. Grup masih ramai dengan berbagai macam olokan yang ditujukan untuknya. Dilema, antara ingin tahu isi dari percakapan di sana ataukah menghindari demi sebuah kewarasan mental. Namun, Diah akhirnya memilih menghadapi kenyataan dengan melihat isi pesan di sana.

Lita: Lha kalau Pak Sela keluar, terus yang akan menjadi ketua paguyuban siapa?

Ambar: Ya jangan boleh keluar to ….

Lita: Iya lah, Pak, jangan keluar.

Sela: Nanti ada yang menggantikan.

Ibra: yang menggantikan ya pengganti bendaharanya dong. Pasti luar biasa hebatnya ini bendahara yang baru. Sudah sangat berpengalaman dan berkompetensi. Cocok sekali dijadikan ketua. Calon kepala sekolah.

Diah hanya sesekali bertemu Ibra saat orang itu ada keperluan dengan Sela datang ke sekolah. Hari ini, lelaki yang hanya dikenalnya beberapa kali saja itu seolah ingin menjatuhk
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 55 B

    Ambar meski di grup begitu begitu ramai, tetapi aslinya ia murung. Berharap bisa menghasut teman-temannya untuk melakukan seperti apa yang dikatakannya di grup.“Bu, Yuli, tahu, gak?” tanya Ambar.“Apa?” tanya Yuli balik.“Mbak Diah sedang dibully lho di grup. Alah dikatain yang tidak-tidak lho, Bu. Kalau aku di posisi dia ya malu sekali lah ya. Sudah direndahkan seperti itu. secara lho yang dia gantikan itu adalah sosok yang paling hebat. Masa dia yang tidak tahu apapun tentang dunia bendahara mau menggantikan Pak Sela yang master,” kata Ambar berapi-api. “Mentalnya tuh kuat banget ya? Atau barangkali dia sedang kena mental? Aduh, pokoknya kalau aku mah, pilih mundur.”“Lhah, berarti bendahara sekolah sebelah sudah ganti?”“Sudah, Bu ….”“Oalah, pantesan Bu Ambar uring-uringan ya?”“Ya iyalah, Bu, soalnya lho ya, yang diganti ‘kan sosok penting. Bukan sosok yang biasa saja. Nanti kalau aku tidak bisa mau minta diajari siapa coba?”Yuli menatap Ambar sangat lama. “Lha ya biarkan saja,

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-13
  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 56 A

    Part 56Sepuluh hari sudah berlalu sejak rapat pergantian bendahara. Sela memberikan laptop inventaris bendahara pada diah melalui Asih.Diah yang memang tidak tahu menahu bagaimana cara kerja bendahara, hanya bisa memandang layar laptop dengan penuh kebingungan.“Bantuin aku bekerja, ya?” tanya Diah pada Asih. “Kudoakan semoga tahun depan bisa lolos di sekolah ini, jadi kita bisa bekerjasama membangun sekolah ini bersama,” lanjutnya lagi, merasa kasihan karena teman seperjuangannya belum sampai pada titik yang diinginkan.“Amin …,” sahut Asih. “Kamu mau minta diajari siapa?” tanyanya.“Gak tahu, Risna aku chat selalu bilang gak bisa.”“Minta diajari Mbak Lita saja,” saran Asih.“Malu, aku tidak akrab. Risna saja yang akrab sama aku kayak cuek. Entah lah, aku merasa kali ini dia beda sama aku. Padahal, waktu mau cerai sama suaminya, tiap hari curhat terus lho sama aku. Dia juga yang suka cerewet minta aku buat ikut ngumpul-ngumpul.”“Jangan berprasangka buruk dulu,” kata Asih.“Iya. M

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-13
  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 56 B

    Jika membahas tentang mertuanya, tidak akan habisnya. Banyak hal menjengkelkan yang dia terima. Namun, Rizal selalu saja mendukung mereka.Terkadang Diah merasa ingin tertawa tatkala istri dari paman Rizal bersolek. Tangan hitam, tetapi wajah putih bagai dicat. Alis melengkung dengan warna hitam pekat dan lipstik merah menyala. Gelang lima dengan model oval besar dengan jumlah yang banyak. Kalung besar dengan liontin bundar bertaburan permata. Sosok itulah yang selalu dicontohkan ibu mertua Diah agar ia menirunya. Menurut mertuanya, gaya seperti itu membuat orang tua bahagia dan percaya diri saat mengajak Diah pergi.Sementara Diah, menyukai warna lipstik yang natural. Setiap kali ke rumah mertuanya, ia harus memakai lipstik warna merah menyala di tengah jalan. Rizal selalu memaksa itu. Bahkan, ia memiliki sebuah kalung dengan bentuk yang seperti bibi ipar Rizal, yang hanya digunakan saat acara keluarga mertua.Rizal mengejar Diah. “Dek, jangan ancam kayak gitu, aku malu, nanti Ibu ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-13
  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 57 A

    Part 57POV Diah"Jangan mundur! Jangan mau kalah! Kita sudah melangkah sejauh ini. Jadi, harus dilanjutkan apapun yang terjadi. Atau, Mbak Diah akan seperti menyiram ari kotoran ke wajah sendiri. Ingat! Mbak Diah sudah menyanggupi, apapun yang terjadi harus dilanjutkan." Pak Nanang memberi semangat saat aku menceritakan yang terjadi di hari kemarin. Semua guru yang mendengar termenung dengan ekspresi tidak percaya, ada sosok guru seperti Ambar dan kawan-kawannya. "Aku mau mengerjakan laporan agar uang bisa segera cair. Aku cari di youtube adanya yang depag. Beda penampilannya sama yang dinas. Aku bingung, Pak. Aku bisa saja belajar. Tapi, siapa yang mau kuminta untuk mengajari?" tanyaku putus asa. Aku orang yang sangat bersemangat dalam mempelajari hal baru. Namun, untuk kali ini, akh merasa buntu. Risna benar-benar terlihat menjauh. Risna seperti ikut membenciku. Hingga aku bertanya pada diri sendiri, salahku apa? "Orang yang jadi bendahara bukan cuma satu kecamatan sini. Minta

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15
  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 57 B

    Mas Rizal yang melihatku murung membuatkan segelas cokelat hangat. "Diminum, Dek," katanya. "Kamu kusut sekali. Kamu bingung ya?"Aku melirik sekilas. "Sudah tahu kok tanya sih, Mas," jawabku lesu. Aku iseng melihat-lihat kontak di ponsel. Lalu menemukan sebuah nama. Giyanti.Aku menjerit kegirangan."Kamu kenapa, Dek?" tanya Mas Rizal. "Aku nemu orang yang bisa kutanya tentang ini," jawabku senang. Akhirnya, aku berhasil mendapatkan seorang yang mau memberi pertolongan. Dia menyuruhku ke rumahnya di luar jam sekolah. Giyanti, teman beda kecamatan. Di hari Minggu aku akan pergi kesana. Suami Giyanti adalah teman dekat Sela. Namun, Giyanti yang memang sudah tahu sekali tentang hubungan Sela dengan Ambar, tidak merasa keberatan mengajariku. "Aku seperti dibuat agar tidak bisa membuat laporan, Gi. Masa iya, semua orang tidak ada yang bisa saat kutanya. Termasuk Pak Harjo.""Lhah, Pak Harjo itu mentor lho. Dia di atasnya Sela banget. Masa iya nyuruh kamu ke dinas?" tanya Giyanti hera

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15
  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 58 A

    Part 58 Saat terjatuh, kita akan tahu, siapa orang yang mendekat mengulurkan bantuan, dan siapa yang akan menjauh dan tidak peduli. Itu yang sedang kurasakan saat ini. Pusing, bingung, dijatuhkan mentalnya oleh orang-orang itu, tetapi ada sebuah pelajaran lain yang kupetik. Aku tahu seperti apa sosok Risna. Seolah kebaikan yang kutanam selama ini padanya tidak terlihat sama sekali. Aku: Makasih, Ris, sudah melupakan aku. Risna: Kamu ngomong apa sih, biasa saja lah. Aku menganggap semua teman sama. Iya betul, semua teman sama. Sama-sama dibutuhkan dia. Tergantung butuhnya pada saat apa maka dia akan mendekat. Hati, jangan pernah berharap kebaikan orang! Lupakan orang-orang toxic yang hanya memanfaatkan kita saat butuh saja. Akhirnya aku bisa masuk ke rumah Nila setelah lama menunggu. Ku jatuhkan tubuh di atas sofa dan langsung terlentang. "Suami kamu gak di rumah 'kan, Nil?" tanyaku sambil menatap langit-langit rumah Nila yang belum di plafon, karena rumah itu rumah yang ba

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15
  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 58 B

    Allah telah berjanji dalam Al-Qur'an surah Al Insyirah yang berbunyi, di setiap kesukaran pasti ada kemudahan. Ayat itu bahkan diulang sampai dua kali. Sempat putus asa, berkali-kali menggigil saat Ambar and the gank mencoba menjatuhkan mentalku. Sampai pernah aku benar-benar jatuh sakit panas semalaman memikirkan ini, tapi sekarang Allah mengirimkan bantuan padaku melalui Nila. Berjalanlah di jalan yang benar dan tegakkan kebenaran meski kau hanya sendiri di tengah banyak orang yang berbuat zalim, dan Allah benar-benar akan memudahkan langkah kita. Semula aku hanya ingin meminta agar Nila bersedia mengajariku, tetapi dia justru menawarkan bantuan untuk mengerjakan laporan di aplikasi yang belum kupahami sama sekali. "Mungkin mereka sering masuk angin saat membuka baju lama." Aku bergumam. Nila hanya menanggapi dengan tawa yang kecil. "Kamu tahu, gak? Kalau input realisasi, harus selesai tiga hari lagi?" tanya Nila. "Enggak.""Tidak ada info di grup?""Tidak.""Berarti kamu sed

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15
  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 59 A

    Part 59Setelah tahu jika orang itu Mas Rizal, sosok suami yang sering membuat emosi naik turun dan hati kesal, aku menangis meraung-raung. Jika ada orang yang melihat, mungkin dikiranya kami sedang bertengkar. "Diah, Di, kamu kenapa menangis?" Mas Rizal mengguncang tubuhku. Aku tidak menjawab. Hati ini lega karena yang mengejar sedari tadi bukan pembunuh. Tetapi, aku juga merasa kesal kenapa Mas Rizal membuntuti seperti tadi. Bukannya langsung menunjukkan jati dirinya. Malah memakai berbagai macam atribut yang menakutkan serta memakai motor dan helm yang berbeda. Sulit untukku mengendalikan emosi yang membuat menangis. Agak lama aku tergugu. Namun, sedikit demi sedikit mereda. "Kamu kenapa?" tanya Mas Rizal lembut."Kamu kenapa sih, Mas membuntuti aku seperti begal? Aku takut tahu? Aku kira kamu ini pembunuh bayaran Sela. Dari tadi kamu mengejar terus tanpa mau membuka helm. Aku sampai ketakutan dan mengendarai motor dengan kecepatan delapan puluh di jalan berkelok. Kenapa kamu t

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-16

Bab terbaru

  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Ekstra Part

    EKSTRA PARTPuntung rokok berserakan. Aroma kamar tentu saja tidak sedap. Ditambah lagi beberapa botol minuman yang masih ada isinya dan berhari-hari tidak dibuang.Micella menyesap rokok dalam keadaan terbatuk-batuk. Semenjak Sekar menjauh dari hidupnya hingga akhirnya menikah dengan Catur, hidupnya sudah tidak terarah lagi. Ia keluar dari kampus, kembali ke kotanya dan setiap hari hanya mabuk-mabukan saja.Orang tua Micella sudah kehabisan akal untuk bisa menyembuhkan putri kesayangan dari perbuatan menyimpang. Mereka hanya bisa pasrah dan merawat Micella dengan sebaik-baiknya.Suatu pagi, Micella yang merasa suntuk jalan-jalan keliling komplek. Duduk sendiri di sebuah kursi panjang di trotoar membuat ingatannya berlari pada masa dimana ia dan Andrew masih sekolah. Dengan tatapan kosong memandang rumah yang ada di depan sana. Tempat tinggal sang mantan kekasih, sosok yang sudah tidak akan pernah ia miliki.“Kamu sedang melihat apa di sana, Micel?” Sebuah suara membuat Micella kaget

  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   ENDING

    Part 94 “Maaf, Bu, saya tidak tahu apa-apa. Saya seorang muslim dan saya tidak akan berpindah agama. Cella, kamu keterlaluan melakukan ini semua. Aku tidak suka dengan cara kamu ini,” ucap Sekar marah. “Cella, memilih sebuah agama atau berpindah keyakinan, itu adalah keinginan dari setiap orang. Kamu memaksa orang seperti ini? Maaf, Cella, kami tidak akan pernah menerima siapapun. kamu sudah sangat salah melakukan ini,” kata suster kecewa. Sekar menangis sejadi-jadinya. “Bu, tolong pesankan saya taksi untuk pulang. Saya takut dengan dia, Bu, dia sudah membawa saya ke rumah yang di sana ada pesta s e x sesama jenis. Saya sangat takut dan saya ingin pulang,” kata Sekar yang tiba-tiba memiliki keberanian untuk mengadu. Suster yang sudah berusia di atas lima puluh tahun itu menatap marah pada Boy. “Benar kamu melakukan ini?” “Saya pamit pulang. Saya akan mengantar dia,” kata Cella menarik lengan Sekar secara paksa. “Tidak! Aku akan pulang sendiri,” kata Sekar sambil mengusap air mata

  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 93

    Part 93Sekar ketakutan setengah mati. Terlebih saat merasakan pintu seperti ada yang menggedor. Ia menangis sejadi-jadinya.“Bapak, Ibu, maafkan aku ...,” lirihnya sambil berurai air mata.“Sekar, buka pintunya! Sekar, ini aku, Boy. Buka pintunya!” teriak seseorang dari luar.Antara takut dan ingin mendapat pertolongan, Sekar ragu untuk membuka. Sempat terlintas keinginan untuk kabur, tetapi jendela rupanya memiliki teralis besi yang sangat kuat.“Sekar, buka pintunya!” teriak Sekar dari luar.Sekar bangkit perlahan dan mulai memutar kunci. Membuka sedikit dan berjaga-jaga. Rupanya di luar sudah sepi dan lampu sudah menyala terang, tidak seperti tadi yang menggunakan lampu remang-remang.“Boy, kamu dari mana?” pekik Sekar bernapas lega.“Maaf, aku tadi lama ya keluarnya? Kamu menangis? Buka yang lebar pintunya,” kata Cella yang memahami jika Sekar ketakutan.“Siapa mereka, Boy? Siapa mereka?” tanya Sekar.“Siapa? Tidak ada siapa-siapa,” jawab Cella.“Tidak, Boy, aku tadi melihat bebe

  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 92

    Selama beberapa hari di rumah, Sekar sama sekali tidak berani bermain media sosial. Ia takut berhubungan dengan Boy meskipun rindu dalam hatinya sudah menggunung.Hardi sering menasehati Sri untuk tidak terlalu keras. “Anak kita sedang butuh pertolongan, beri kasih sayang pada dia agar tidak merasa butuh kasih sayang dari orang lain.” Begitulah kalimat yang selalu diucapkan pada sang istri.Perlahan hati Sri mulai melunak. Pagi hari ia akan membangunkan Sekar untuk sholat Subuh, lalu mengajak Sekar berbelanja dan memasak. Wanita itu berusaha mendekatkan diri dengan putrinya.Sekar mulai mau beribadah lima waktu, meski terkadang ia melakukan itu karena merasa terpaksa.“Tuhan itu ada dalam hati kita. Kalau kita beriman pada Tuhan, cukuplah setiap waktu mengingatNya, cukuplah setiap saat menjadi waktu untuk beroda. Tak perlu kamu beribadah lima waktu sehari yang itu justru membebani kamu. Agama itu jangan dijadikan beban. Kalau kamu terus menerus mengingat ibadah, kamu tidak akan punya

  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 91

    Part 91Sekar berlari menghampiri Boy yang hendak masuk.“Kenapa?” Boy bertanya saat paham dirinya seperti ditahan masuk.“Jangan masuk dulu, Boy! Ibu sedang sensitif sekali,” jawab Sekar dengan menahan rasa tidak enak.“Ok, aku bawa kabar bahagia untuk kamu. Aku sudah beli rumah untuk kita tinggali, jadi, kamu tidak akan kubawa hidup di tempat kontrakan lagi,” ucap Boy dengan posisi terhalang pintu pagar setinggi satu meter.“Iya, tapi aku tidak bisa pergi sekarang. Ibu masih membutuhkanku,” sahut Sekar.Meski kecewa, Boy berusaha tersenyum. “Tak apa, kamu akan kujemput kapanpun kamu sudah siap.”Sekar dilema. Wajahnya terlihat bimbang. “Bisakah kamu belajar melupakanku? Aku juga akan belajar melupakan kamu. Bagaimanapun apa yang kita lakukan ini salah,” katanya dengan wajah yang berubah sedih.“Aku tidak akan melarang kamu untuk merawat ayah kamu kok. Kita akan hidup bersama, suatu hari nanti. Aku akan setia menunggu sampai kamu selesai dengan tugasmu di rumah ini,” ucap Boy.Sekar

  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 90

    Part 90POV AuthorDiary Cella.Lembar pertama.Masa SMA yang bahagia. Pulang naik bus, berdesak-desakan dengan siswa dari sekolah lain rasanya menyenangkan. Meski Mami dan Papi selalu menyediakan sopir, tetapi aku lebih senang naik bus. Apalagi setiap pagi sudah janjian dengan Andrew di ujung gang komplek perumahan.Kami dekat dan selalu bersama sejak SMP karena belajar di satu sekolah yang sama terus. Aku dan Andrew sudah sepakat kami pacaran. Dia ganteng dan sangat digemari siswa perempuan. Aku sangat beruntung mendapatkannya. Andrew sosok yang sangat perhatian. Kami banyak merangkai mimpi bersama dan saling janji akan menjaga cinta ini sampai dewasa nanti.***Sekar mengambil sebuah foto yang terletak balik halaman yang sudah dibaca. Foto Cella memakai seragam SMK bersama seorang yang diduga itu Andrew. Nampak serasi sekali. Tiba-tiba Sekar merasa dibakar api cemburu. Ia gegas membaca lagi halaman berikutnya.Lembar keduaHari ini adalah hari yang terberat dalam hidupku. Setelah u

  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 89

    Part 89Kami duduk di kursi taman depan rumah sakit sekarang. Alih-alih ingin memakan makanan yang dibawa Boy agar ia tidak kecewa, aku justru kehilangan seluruh rasa lapar. Sambil memegang styrofoam berisi mie lethek yang isinya masih penuh, aku memandangnya yang duduk di samping dengan tatapan kosong.“Kamu juga harus makan. Aku tidak akan muat makan segini banyak. Mienya saja masih banyak. Karena lihat kamu yang murung seperti itu.” Aku berusaha mengalihkan isi pikiran Boy.Ia menghela napas panjang tanpa beralih pandang.“Aku bukain, ya? Atau aku suapin mie?” Lama tak mendapat jawaban, aku berkata lagi.“Tidak perlu. Kamu makan saja sendiri. Kamu butuh tenaga untuk menghadapi segala kondisi yang mungkin tidak menyenangkan.” Kali ini ia mau memandangku.Aku tersenyum senang. Seperti ini saja sudah cukup. Iya, melihat tatapan Boy yang sangat penuh cinta, dunia ini tidak terasa sepi. Benar apa kata Boy, jika dengannya sudah menemukan bahagia, tak perlu juga mencari pasangan hidup yan

  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 88

    Part 87 (Masih POV Sekar) Setelah membereskan urusan Mas Catur, Boy jadi mendiamkan aku. Pagi itu, dia berangkat kuliah tanpa sarapan. “Aku sudah masak makanan kesukaan kamu. Kok langsung mau berangkat?” Aku menegur Boy yang tengah memakai sepatunya. Dia diam tidak menjawab. “Apa aku bawakan bekal buat kamu?” Aku bertanya lagi. Dia tetap diam. “Kamu marah karena aku menyuruhmu membersihkan nama Mas Catur?” Kali ini Boy mau menatapku. “Kamu suka lelaki itu?” Ia bertanya sinis. “Kalau aku suka Mas Catur, aku akan menerima perjodohan dan menikah dengannya. Buktinya aku masih disini menemani kamu, ‘kan? Apa ini belum cukup untuk membuktikan kalau aku menyayangimu dan lebih memilihmu?” Aku balik bertanya. “Dari dulu kamu tidak peduli dengan siapapun cowok yang kubuat menderita karena dekat dengan kamu. Kenapa sekarang kamu berbeda? Kamu mau mengelak kalau kamu punya rasa sama dia?” “Ibunya Mas Catur pernah berjasa pada keluargaku. Aku pernah berhutang budi pada mereka. Tidak seha

  • RIVAL (KAU SIKSA ANAKKU, KUHANCURKAN HIDUPMU)   Part 86

    Part 86POV Sekar.Micella atau yang sering dipanggil Cella sama dosen, dia adalah sosok yang kukenal saat pertama kali masuk kampus ini. Tepatnya tiga tahun yang lalu. Cella anak yang tomboy, tetapi manis. Rambutnya panjang dan sering dikuncir kuda. Aku sangat suka melihat dan memperhatikan wajahnya lama.Kadang berpikir, aku saja yang perempuan suka melihat dia. Apalagi mahasiswa cowok?Saat kegiatan orientasi, Cella kerap dikerjain oleh senior. Mungkin karena kecantikan dan gaya asyik yang dia miliki.Tidak seperti kebanyakan mahasiswa baru, Cella santai saat disuruh maju. Melakukan apa saja yang diperintahkan padanya. Kadang malah senior cowok yang merasa salah tingkah. Iya, sejak pertama bertemu, aku sudah memperhatikan dia sedetail itu.Kami satu jurusan, tetapi beda kelas. Suatu ketika, aku mendaftar kegiatan kampus Mapala, Mahasiswa Pecinta Alam. Di sanalah kami akhirnya kenalan. Lebih tepatnya dia mengenalku, kalau aku sudah sering mencari tahu siapa Cella.Cella orang yang s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status