Share

Tidak Membiarkanku Repot

Masa periodeku masih sekitar seminggu lagi. Namun, menghindari pertanyaan aneh-aneh yang mungkin Danar lontarkan, aku terpaksa berbohong. Hm, ya, berbohong lagi. Aku memang terlalu overthinking. Bisa jadi Tama sudah menjelaskan kenapa dia bisa tinggal di gedung ini. Semua tanpa kesengajaan. Baiklah, over ini timbul karena aku memiliki perasaan lebih kepada Tama.

Seharusnya aku bersikap biasa saja agar Danar atau pun Giko nggak curiga. Tapi nyatanya aku kucing-kucingan begini. Aku takut dua lelaki itu mengetahui perasaanku, mengingat status Tama yang sudah tidak sendiri lagi.

Aku memperhatikan dua botol minuman kunyit yang katanya bisa meredakan nyeri datang bulan. Tanpa sadar aku menyunggingkan senyum. Danar dan Giko itu sering melakukan hal-hal yang nggak terduga. Minuman ini mengingatkan aku saat Giko tiba-tiba memepetku ke dinding. Saat itu aku lagi banjir-banjirnya datang bulan.

Aku memelotot horor. "Tembus, ya?" Aku mendadak kaku dan tidak mau bergerak.

Giko mengangguk. "Bawa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status