Home / Romansa / RELATIOXIC RULES / BAB 122: PEREBUTAN TIDAK PENTING

Share

BAB 122: PEREBUTAN TIDAK PENTING

Author: Charming Asteri
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Danish menyandarkan tubuhnya di sofa. Danish merasa sangat lelah, seperti habis berlari mengelilingi lapangan sepak bola. Danish membuka kacamata hitamnya. Sementara itu, Frey malah sibuk memilih-milih hadiah pemberian para penggemar Danish.

“Ini bagus! Eh, yang ini juga bagus! Gue pilih yang mana, ya? Lio, menurut loe lebih bagus yang mana?” tanya Frey.

            Frey sedang bingung memilih antara jam tangan kulit berwarna cokelat dengan jam tangan kulit berwarna hitam di hadapannya. Frey memandangi kedua jam tangan tersebut dengan mata berbinar. Tidak lama kemudian, pandangan Frey beralih kepada beberapa batang cokelat yang terlihat sangat lezat.

“Lio, cokelat ini juga kelihatannya enak banget, ya! Menurut loe ini beneran enak engga?” tanya Frey.

            Danish melirik Frey dengan tatapan sangat malas. Danish terpak

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • RELATIOXIC RULES   BAB 123: BINTANG IKLAN

    Danish melirik jam tangannya. Proses shooting berlangsung lebih lama dari biasanya hari ini karena Sellena banyak bersikap rewel. Selain itu, shooting juga terpaksa dimulai terlambat karena ulah Frey dan Pak Damar yang sibuk berebut hadiah pemberian para penggemar Danish. Sungguh, Danish menganggap keduanya seperti anak kecil yang berebut permen. Danish membereskan barang-barangnya. Sekarang, sudah saatnya untuk pulang. Danish sudah memikirkan rasanya mandi air hangat dan minum segelas cappuccino kesukaannya sambil santai menonton fim kesukannya di apartemennya. Tidak ada orang lain yang boleh mengganggunya pada malam hari ini. Danish juga mungkin akan nekat mematikan ponselnya untuk merasakan ketenangan pada malam hari ini. Namun, sepertinya semua hal tersebut hanya ada dalam mimpinya saja. Danish baru saja ak

  • RELATIOXIC RULES   BAB 124: BONEKA KOCHENGLANAK SERAM

    Danish belum menghubungi Alexa lagi setelah Alexa menginap di apartemen Danish. Pesan terakhir dari Danish adalah ucapan terima kasih Danish kepada Alexa atas kebaikan Alexa, terutama karena Alexa masih mau membantu Danish dan sempat menyiapkan sarapan untuk Danish. Alexa memang sempat membalas pesan Danish, tetapi Danish tidak kunjung membalasnya kembali. Danish seolah-olah memilih diam dan tidak berkomunikasi dengan Alexa. Sebenarnya, Alexa begitu merindukan Danish. Alexa ingin sekali menghubungi Danish untuk menanyakan kabarnya, tetapi Alexa rasa dirinya tidak perlu melakukannya. Cukup dengan melihat Danish tampil di layar kaca, Alexa pasti sudah tahu bahwa kabar Danish baik-baik saja. Kini, waktu pulang sekolah telah tiba. Alexa kembali mengecek ponselnya sambil menggendong tas ranselnya. Alexa berharap akan mendapat notifikasi Whats

  • RELATIOXIC RULES   BAB 125: RULE NUMBER 11

    Rule number 11:“Alexa dilarang cemburu kepada seluruh penggemar Danish Adelio” Alexa merasa hari ini merupakan hari paling berantakan dalam hidupnya. Alexa merebahkan dirinya di tempat tidurnya. Rasanya lelah sekali. Alexa memejamkan kedua matanya sebentar dan berusaha untuk mengingat seluruh kejadian menyebalkan dan menyeramkan yang sempat terjadi hari ini. Alexa merasa kesal karena seseorang tega menabraknya dan menumpahkan minuman ke seragamnya. Alexa merasa ketakutan dan marah saat mobilnya dipenuhi oleh bunga rampai dan spanduk. Perasaan Alexa juga sangat campur aduk saat menerima paket berisi boneka kochenglanak seram. Sungguh, semuanya sangat terjadi di luar dugaan Alexa. Ponsel Alexa tiba-t

  • RELATIOXIC RULES   BAB 126: HARI LIBUR YANG KACAU

    Danish sedang duduk di hadapan sebuah layar televisi besar bersama Pak Damar dan Frey. Frey menunjukkan beberapa video iklan terbaru Danish Adelio. Danish kerap membintangi beberapa iklan, terutama iklan produk perawatan tubuh pria. Para klien menganggap Danish Adelio adalah bintang iklan yang sangat tampan dan gagah sehingga sangat cocok membintangi iklan produk perawatan tubuh pria. Para klien yakin Danish mampu mendongkrak penjualan produknya. Setelah menyaksikan beberapa video iklan, Frey dan Pak Damar bertepuk tangan meriah sambil menatap Danish. Sementara itu, Danish hanya tersenyum tipis sambil ikut bertepuk tangan. Danish sebenarnya merasa senang atas seluruh pencapaiannya sekarang, tetapi sebenarnya Danish juga merasa sangat lelah. Danish memutuskan untuk mengangkat tangannya dan mengutarakan isi hatinya kepada Frey.“Frey, gue sudah melakukan semua yang loe mau. Boleh gue minta sesuatu?&

  • RELATIOXIC RULES   BAB 127: LAGI-LAGI DADAKAN

    Alarm Danish berbunyi nyaring. Danish meraihnya dan mematikannya dengan ogah-ogahan. Rasa lelah masih menyelimutinya. Hari liburnya kemarin berasa bukan hari libur. Seluruh rencana Danish yang telah disiapkan secara matang berakhir kacau dan berantakan. Danish membuka kedua matanya perlahan-lahan. Hari masih cukup pagi dan Kota Jakarta terlihat cukup mendung. Waktu yang cocok untuk kembali tidur hingga matahari menyinari langit. Danish memutuskan untuk kembali tidur hingga suara dering ponselnya terpaksa kembali membangunkannya. Danish kembali membuka kedua matanya dengan malas. Nama Frey muncul di layar ponsel Danish. Danish menolak panggilan dari Frey, tetapi Frey nekat kembali meneleponnya berkali-kali. Akhirnya, Danish mengangkat panggilan tersebut dengan sangat terpaksa. Danish mendengar suara Frey berbicara dengan nada tinggi di se

  • RELATIOXIC RULES   BAB 128: TANGGUNG JAWAB

    Danish berusaha mengendalikan detak jatungnya yang berdetak sangat kencang. Danish merasa sangat gugup hari ini. Biasanya, Danish tidak pernah gugup dan selalu merasa rileks setiap akan melaksanakan fan meeting. Namun, kenangan buruknya tentang acara konferensi pers terakhirnya yang berakhir ricuh sungguh membuat Danish merasa trauma. Danish berjalan menuju panggung. Danish melihat para penggemarnya yang sudah sangat antusias untuk menyambut kehadirannya. Para penggemarnya langsung berteriak histeris dan bertepuk tangan meriah saat menyadari sang idola sudah berada di atas panggung. Danish menarik napasnya dan berusaha mengatakan kalimat positif untuk dirinya.“Gue pasti bisa! Please be nice!” seru Danish pelan. Danish kembali mengatur napasnya. Setelah memastikan kondisi cukup aman disertai penjagaan

  • RELATIOXIC RULES   BAB 129: CINTA LOKASI

    Sellena sedang sibuk bergaya untuk melakukan swafoto di salah satu restoran mewah di Jakarta. Di depannya sudah terhidang berbagai makanan dan minuman lezat dan mahal yang sengaja dipesannya, tetapi Sellena belum menyentuhnya sama sekali dan malah sibuk dengan ponselnya. Sellena sebagai selebriti pendatang baru memang hobi pamer di media sosial. Saat masih sibuk melakukan swafoto, ponsel Sellena berdering. Sellena membaca nama Frey Agra yang muncul di layar ponselnya. Hal tersebut langsung membuat Sellena kesal.“Kak Frey Agra, buat apa dia telepon gue? Engga tahu apa gue lagi sibuk!” seru Sellena. Sellena kesal, tetapi akhirnya tetap mengangkat panggilan telepon tersebut. Seperti biasa, suaranya dibuat semanis mungkin karena Frey memiliki wajah yang cukup tampan menurut Sellena.“Halo, Kak Frey! Ada yang

  • RELATIOXIC RULES   BAB 130: KEMESRAAN DANISH DAN SELLENA

    Bu Siti sedang sibuk menjelaskan rumus-rumus Matematika di depan kelas. Sementara itu, para siswa sudah mulai terlihat mengantuk dan sibuk masing-masing, mengingat pelajaran Bu Siti hari ini terlihat sangat membosankan. Belum lagi, cuaca terik siang hari Kota Jakarta membuat suasana semakin tidak kondusif untuk belajar. Alexa terlihat mulai mengantuk. Untuk mengusir kantuknya, Alexa mencuri-curi kesempatan untuk meminum bubble tea yang dibelinya saat jam istirahat sambil memainkan ponselnya. Alexa tahu bahwa Bu Siti pasti akan marah besar jika mengetahui perbuatan Alexa karena jelas Bu Siti melarang siswanya untuk minum minuman manis di jam pelajaran Matematika, apalagi nekat memainkan ponselnya. Alexa membuka Instagram miliknya dan tiba-tiba terkejut dengan unggahan yang dimuat di halaman Lambe Dojen. Kedua mata Alexa membulat

Latest chapter

  • RELATIOXIC RULES   BAB 200: THE END

    Langit Kota Jakarta sudah benar-benar gelap sekarang. Alexa masih duduk sendirian di kamarnya. Sekali lagi, Alexa melirik gaun cantik yang telah dibelinya di butik untuk acara promnight esok hari. Alexa meliriknya berkali-kali, lalu kembali menghela napasnya. Alexa melirik jam dinding di kamarnya. Ternyata, waktu sudah menunjukkan pukul 00:00 dan Alexa masih mampu mendengar sayup-sayup suara rintik hujan di Kota Jakarta. Hujan sepertinya memang tidak berhenti. Alexa berusaha menyakinkan dirinya lagi dengan cara berjalan menuju jendela kamarnya. Dugaan Alexa benar. Suara rintik hujan terdengar semakin jelas. Alexa mulai tersenyum tipis. Alexa yakin dirinya akan menang taruhan sekarang. Walau demikian, Alexa belum ber

  • RELATIOXIC RULES   BAB 199: TARUHAN

    Danish tersenyum saat masih banyak wartawan yang mengambil fotonya dan masih banyak wartawan lainnya yang bertanya kepada Danish. Danish merasa senyumnya hari ini adalah senyum yang tulus, bukan senyum yang dipaksakan alias senyum palsu. Danish tidak peduli dengan banyaknya pertanyaan wartawan pada hari ini.“Mas Danish, apa berita yang dimuat di Lambe Dojen itu benar?” tanya seorang wartawan.“Mas Danish, apa betul Mas Danish tidak jadi bertunangan?” tanya wartawan lainnya. Danish masih saja tersenyum dan masih berusaha untuk merangkai kata-kata yang tepat untuk menjawab semua pertanyaan dari para wartawan. Sementara itu, para wartawan juga tidak segan untuk mulai bertanya kepada Frey.“Mas Frey, apa bisa bantu jawab pertanyaan kami? Apa semua berita yang dimuat di Lambe Dojen itu benar?” tanya seorang wartawan.“Mas Frey, apa betul Danish

  • RELATIOXIC RULES   BAB 198: KABAR TERBARU DANISH

    Danish menatap Reina sambil tersenyum lebar. Danish berjabat tangan dengan Reina sambil terus memamerkan senyum tulusnya, hingga membuat Reina sedikit heran. Reina sangat jarang melihat Danish tersenyum seperti ini. “Gue benar-benar engga menyangka loe mau bantu gue,” kata Danish. Kedua mata Reina membulat karena kaget. Dengan penuh rasa canggung, akhirnya Reina membalas senyuman Danish.“Iya, sama-sama, Lio! Aku pikir bahwa sudah selayaknya aku melakukan semua ini,” kata Reina.“Loe dan gue engga pernah saling cinta. Buat apa dua hati yang engga saling cinta harus dipaksakan untuk bersatu?” tanya Danish. Reina masih berusaha untuk tersenyum di balik rasa canggungnya. Sementara itu, Reina kembali bertanya kepada Danish untuk menghilangkan rasa penasarannya.“Jad

  • RELATIOXIC RULES   BAB 197: MENENTUKAN TAKDIR CINTA

    Danish memasang ekspresi datar dan dinginnya di hadapan Reina. Reina sudah berbicara panjang lebar, tetapi Danish tampak tidak memedulikannya sama sekali. Reina masih berusaha untuk tidak ambil pusing dengan sikap Danish. Namun, Reina akhirnya merasa kesal lama-kelamaan melihat sikap Danish. Reina mulai berbicara dengan nada tingginya kepada Danish.“Jadi, gaun untuk pertunangan kita lebih bagus yang mana? Ini atau itu? Danish, kamu dengar aku bicara engga, sih?” tanya Reina kesal.“Reina, pilih saja gaun yang loe mau! Gue engga mau ikut campur. Gue engga mengerti masalah seperti ini,” kata Danish angkuh.“Danish! Sekali ini saja, tolong kamu dengarkan aku!” seru Reina. Danish masih saja bersikap tidak peduli dan malah menggelengkan kepalanya. Danish meraih ponselnya dan pura-pura sibuk memainkan ponselnya. Reina merasa semakin kesal dan memutuskan untuk

  • RELATIOXIC RULES   BAB 196: MASIH BERHARAP

    Ujian Akhir Sekolah telah berakhir. Alexa tidak menyangka bahwa hari-harinya yang paling berat selama duduk di bangku Sekolah Menengah Atas telah berhasil dilewatinya dengan baik. Alexa merasa jerih payahnya tidak sia-sia selama ini. Alexa tidak pernah menyesal karena selalu menghabiskan banyak waktunya untuk belajar, terutama menjelang Ujian Akhir Sekolah. Jerih payah dan kerja keras Alexa terasa semakin bermakna saat Alexa mengetahui bahwa dirinya berhasil meraih nilai yang sangat baik untuk Ujian Akhir Sekolah. Alexa merasa sangat senang. Alexa berpikir pasti kedua orang tuanya dan Bu Siti akan bangga terhadap prestasi yang telah diraihnya.Bukan hanya mereka, Alexa yakin Danish juga pasti bangga jika mengetahui prestasi Alexa. Alexa yakin Danish pasti akan berhenti menghinanya dan mungkin akan sedikit memberi pujian kepada Alexa.Setelah Ujian Akhir Sekolah selesai, Alexa masih harus datang k

  • RELATIOXIC RULES   BAB 195: HADIAH YANG TERTUNDA

    Alexa melirik jam tangannya. Alexa baru menyadari bahwa Hari Valentine akan segera berlalu sebentar lagi. Alexa memang sebenarnya tidak rela jika Hari Kasih Sayang yang diperingati setiap satu tahun sekali ini segera berlalu. Walau Alexa seperti tidak mendapatkan cintanya pada tahun ini, Alexa memilih untuk tidak peduli. Alexa hanya ingin waktu bergulir lebih lama lagi di Hari Valentine. Alexa hanya ingin lebih lama lagi mengenang saat-saat indahnya bersama Danish pada waktu itu. Semua itu hanya ada dalam pikiran Alexa, tetapi Alexa tetap tidak peduli. Kini, Alexa sedang duduk sendirian di kamarnya sambil menatap langit. Alexa menghela napasnya sebentar, lalu tersenyum tipis.“Apa ini adalah cara terbaik supaya aku bisa melupakan seorang Danish Adelio?” tanya Alexa dalam hatinya.&n

  • RELATIOXIC RULES   BAB 194: HANCURNYA HARI VALENTINE

    Jantung Alexa berdebar semakin kencang. Alexa yakin ini bukanlah mimpi. Danish benar-benar berdiri di hadapannya. Alexa masih belum dapat berbicara kepada Danish. Lidahnya menjadi kaku dan dipenuhi oleh segenap rasa canggungnya terhadap Danish. Alexa hanya mampu menatap Danish dalam diam, hingga Danish memulai pembicaraan dengan suara pelan yang dingin seperti salju.“Kursi di depan loe kosong, kan?” tanya Danish. Alexa mengangguk. Alexa tidak tahu bisa memberikan anggukan secepat itu. Danish juga ikut mengangguk pelan dan langsung menarik kursi kosong di hadapan Alexa. Namun, Alexa kembali berbicara kepada Danish dengan tegas.“Kursi itu memang kosong, tapi Kak Danish lebih baik duduk di tempat lain,” kata Alexa.“Semua kursi di restoran ini penuh,” balas Danish pelan. Alexa mengh

  • RELATIOXIC RULES   BAB 193: VALENTINE TAHUN INI

    Hari demi hari terus berlalu. Alexa masih mencoba untuk melupakan Danish, walau rasanya masih sangat sulit. Bulan Januari telah berganti menjadi bulan Februari. Bulan Februari yang kembali identik dengan bulan penuh cinta. Cinta mungkin dirasakan oleh sebagian orang yang memilikinya, berbeda dengan Alexa. Hingga saat ini, Alexa masih mengurusi urusan hatinya yang masih terasa runyam. Hari ini bertepatan dengan hari Valentine, yaitu tanggal 14 Februari. Alexa sedang banyak melamun hari ini, karena kembali teringat akan Danish. Alexa ingat bahwa tahun lalu Danish mengajaknya makan malam dan Danish memulai semua permainan bodohnya dengan Alexa. Tiba-tiba, ponsel Alexa berdering. Nama Frey muncul di layar ponsel Alexa. Alexa mengangkat panggilan telepon tersebut dengan ogah-ogahan.“Iya, Kak Frey! Ada yang bisa aku bant

  • RELATIOXIC RULES   BAB 192: MELUPAKAN ITU SULIT

    Alexa baru saja selesai membereskan hadiah-hadiah ulang tahun yang diterimanya hari ini. Alexa sudah selesai menatanya dengan rapi di salah satu sudut kamarnya. Semuanya ini terasa melelahkan. Alexa berusaha untuk merenggangkan otot-otot lehernya yang mulai terasa kaku, lalu memutuskan untuk berjalan menuju meja belajarnya. Alexa mengambil selembar kertas dan pulpen. Alexa ingin sekali menuliskan sesuatu di atas kertas tersebut, tetapi rasanya sungguh sulit.“Resolusi tahun ini,” gumam Alexa pelan. Alexa mulai berusaha untuk merangkai kata-kata dalam otaknya, namun tidak kunjung dapat melakukannya. Alexa merasa heran dengan dirinya sendiri. Pada tahun lalu, Alexa memang sangat lancar dalam menuliskan banyak resolusi dan terlihat sangat semangat dan bera

DMCA.com Protection Status