Beranda / Fantasi / REINKARNASI / MPU BADINGGA

Share

MPU BADINGGA

Penulis: Alya Snitzky
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

_685 TAHUN YANG LALU_

     

    Kira-kira 700 tahun lalu di daerah Bagelen dan Yogyakarta berkuasalah raja-raja

dari Wangsa Sailendra yang memeluk agama Buddha. Zaman ini adalah zaman keemasan bagi Mataram. Ilmu pengetahuan, terutama ilmu pengetahuan tentang agama Buddha sangat maju. Demikian juga keseniannya, terutama seni pahat mencapai taraf yang sangat tinggi dengan adanya pembangunan candi-candi

    Setelah raja Samaratungga wafat, mataram kembali diperintah oleh raja-raja dari Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu, namun agama Buddha dan Hindu dapat berkembang terus berdampingan dengan rukun dan damai. Keadaannya masih terus demikian hingga di masa pemerintahan raja- raja Majapahit.

     Dewi Sulaksmi adalah putri tunggal dari seorang Mpu yang bernama Mpu Badingga. Dia adalah seorang Mpu yang sangat pandai membuat senjata pusaka. Ia adalah salah seorang Mpu kesayangan Baginda Samaratungga dari Mataram. Mpu Badingga mempunyai dua orang istri yaitu Dewi Triabuana dan Dewi Sekargalih. Dari Dewi Tribuana Mpu Badingga tidak memiliki anak satupun, itulah sebabnya ia kembali menikah dengan Dewi Sekargalih. 

      Dewi Sulaksmi adalah putri dari Dewi Sekargalih.Dia adalah seorang wanita yang sangat cantik dan berbudi luhur. Mpu Badingga tidak menurunkan sama sekali ilmu kanuragan dan kepandaian yang ia miliki kepada sang putri. Mpu Badingga hanya ingin supaya anak gadisnya itu menjadi seorang istri yang berbakti kepada suaminya kelak.

      Namun, kesaktian dan keahlian Mpu Badingga ternyata membuat iblis keturunan dajjal dari laut segitiga bermuda tertarik. Dengan menyamar ia datang kepada Mpu Badingga dengan membawa sebuah baja yan berasal dari segitiga bermuda untuk dijadikan senjata. Awalnya Mpu Badingga tidak mengetahui bahwa yang datang adalah jelmaan iblis, namun penyamaran iblis itu tanpa sengaja terbongkar saat malam bulan purnama. 

       Senjata yang baru separuh jalan dibuat oleh Mpu Badingga ia gunakan untuk menusuk iblis itu sehingga iblis itu hancur. Akan tetapi Mpu Badingga lupa satu hal bahwa yang ia bunuh bukan jelmaan iblis biasa. Iblis itu memang hancur akan tetapi jiwanya belum.Jiwa iblis itu merasuk ke dalam tubuh seorang pemuda tampan yang sedang sekarat bernama Raden Surya Wisesa.

       Mpu Badingga menyempurnakan senjata yang ia pakai untuk membunuh iblis itu. Bukan menjadi pedang, tetapi membuat sebuah keris yang ia namakan keris kasinungan yang berarti roh nenek moyang atau ada kekuatan tidak kasat mata yang melindungi. Mpu Badingga bahkan menggunakan darahnya sendiri untuk melengkapi kekuatan keris itu.

       Untuk membuat warangka atau sarungnya, Mpu Badingga menggunakan emas murni. Ia menyatukan semua kekuatan para dewa leluhur. Ia sendiri melakukan tapa brata di kuil Bhatara Wisnu untuk menyempurnakan kekuatan keris itu. 

        Pada malam ke 100 saat ia bertapa muncul cahaya yang sangat menyilaukan matanya dan keris yang ia letakkan di hadapannya tiba-tiba melayang dengan sendirinya. 

"Senjata ini akan memusnahkan iblis yang kelak akan menjadi kuat. Hanya dia yang merupakan anak keturunanmu yang sejati yang akan menemukan senjata ini kelak. Dia pula yang akan menghentikan angkara murka." 

        Mpu Badingga tersentak, keris itu tiba-tiba saja hilang dari pandangan. Wajah tuanya tampak lega, ia yakin senjata itu akan aman sampai tiba masanya muncul kembali. Mpu Badingga pun keluar dari gua tempatnya bertapa. 

        Namun, alangkah kagetnya ia saat ia kembali ke padepokan miliknya. Padepokan itu sudah hancur, dan ia juga tidak menemukan anak dan kedua istrinya. 

"Mpu Guru!"

          Mpu Badingga menoleh dan melihat beberapa orang warga berlari ke arahnya.

"Ada apa ini?" tanyanya.

"Mpu, seminggu yang lalu, seorang pemuda datang dan mengacak-acak padepokan milik Mpu dan ia membunuh Dewi Triabuana , beliau tewas karena membantu Dewi Sekargalih dan Dewi Sulaksmi."

"Apa?!"

          Mpu Badingga meneteskan air mata, ia tidak menyangka sama sekali ada oramg yang tega berbuat keji kepada keluarganya.

"Tolong antarkan aku ke makam istriku terlebih dulu," katanya.

       Para warga pun langsung mengantarkan Mpu Badingga ke makam istri pertamanya. 

"Kami tidak ada yang bisa menandingi kekuatan pemuda itu, Mpu," kata salah seorang warga dengan wajah penuh penyesalan. Mpu Badingga hanya tersenyum pedih menahan sesak di dadanya. Ia tau penduduk yang tinggal di sekitar padepokan miliknya tidak ada yang memiliki ilmu kanuragan yang tinggi. 

       "Bukan salah kalian, aku mengerti. Apakah istri dan anakku ... kalian ada yang melihat mereka pergi ke mana?"

"Mereka berkuda ke selatan, Mpu. Tak lama pemuda itu mengejar mereka, kami tidak tau apakah mereka berdua berhasil ditangkap atau tidak."

"Apa kalian mengenali pemuda itu?"

"Dia adalah Raden Surya Wisesa putra saudagar kaya raya dari desa sebelah."

      Mpu Badingga mengerutkan dahinya, ia mengenal dengan baik keluarga pemuda itu. Keluarganya adalah keluarga baik-baik dan juga keluarga terpandang. Dan seingatnya Surya Wisesa sudah lama sakit tanpa bisa bangun. Mpu Badingga pun memutuskan untuk datang ke desa sebelah. Ia akan menemui keluarga Surya Wisesa terlebih dahulu.

     Dengan membawa bekal secukupnya Mpu Badingga segera berangkat. Perjalanannya sia-sia saja, saat ia datang ke tempat tinggal Sutya Wisesa rumah yang biasanya rapi dan terlihat megah itu sudah rata dengan tanah.

"Keluarga saudagar Wisesa sudah meninggal seminggu yang lalu, Mpu guru."

     Mpu Badingga menatap kepala desa dengan dahi berkerut.

"Mereka di rampok?"

"Bukan, hari itu Raden Surya tiba-tiba saja terbangun dan saat ia terbangun ia tampak sangat sehat dan segar. Bahkan kakinya sama sekali tidak lumpuh, padahal sejak kecil ia memang tidak bisa berjalan bahkan hampir mati."

      Mpu Badingga tersentak kaget, "Dia sehat?"

"Begitulah Mpu guru, tapi anehnya dia tampak seperti orang lain. Malam itu ia ketauan memperkosa adiknya sendiri. Bukannya menyesal, ia malah mengamuk dan membunuh semua keluarganya kemudian membakar habis rumahnya."

Mpu Badingga terduduk lemas, ia ingat iblis yang sudah ia musnahkan. Apakah jiwa iblis itu tidak sepenuhnya musnah?

      Mpu Badingga pun segera pamit, hatinya bertambah resah mengingat anak dan istrinya. 

Bab terkait

  • REINKARNASI   TITISAN IBLIS

    Sementara itu di gua di dalam sebuah hutan belantara, Dewi Sekargalih dan Dwi Sulaksmi duduk terikat dengan mulut yang juga tertutup."Ayahmu pasti akan segera datang kemari,dan aku akan melepaskan kalian jika dia mau memberitahu aku di mana keris milikku dia simpan." Dewi Sekargalih berusaha melepaskan ikatan di tangannya."Kau mau bicara? Baik, aku lepaskan," kata Surya Wisesa sambil melepaskan penutup mulut Dewi Sekargalih."Senjata itu sudah dimusnahkan, ia bawa ke tempatnya bersemedi untuk menghancurkan senjata itu," ujar Dewi Sekargalih."Kau pikir aku akan percaya begitu saja?!""Kau sudah menggeledah semua sudut rumah kan, apakah ada?""Tentu saja tidak, karena suamimu pasti sudah membawanya entah ke mana.""Dia bawa senjata itu ke pantai selatan untuk dimusnahkan!" seru Dewi Sekargalih.  

  • REINKARNASI   DEWI SULAKSMI

    Hampir satu pekan Dewi Sulaksmi tidak sadarkan diri dan berada di rumah seorang tabib. Saat ia sadar, yang pertama ia lakukan adalah menangisi nasibnya. Ia berteriak dan meraung bahkan berusaha untuk melakukan bunuh diri. Gadis itu merasa sudah tidak ada gunanya lagi ia hidup. Kedua orangtuanya sudah tidak ada dan kesuciannya sebagai seorang wanita juga sudah terenggut begitu saja. Namun tabib Kawuni, tabib wanita yang mengobati Dewi Sulaksmi berhasil menenangkan gadis cantik itu. Dewi Sulaksmi tak lagi berusaha melakukan aksi bunuh diri, tetapi gadis itu selalu ketakutan jika bertemu dengan lelaki, baik tua mau pun muda. Dewi Sulaksmi akan lari bersembunyi di sudut ruangan sambil memeluk kedua lututnya. Ia juga akan berteriak histeris jika ada yang memaksa untuk mendekatinya, padahal ia sudah hampir satu bulan berada di rumah tabib Kawuni. Gadis itu juga hanya mau bicara dengan tabib Kawuni. Pun bicaranya hanya sepatah dua

  • REINKARNASI   PESAN MPU BADINGGA

    Tabib Kawuni tidak menunggu lebih lama untuk menikahkan Dewi Sulaksmi dan Seta Palwa. Makin cepat makin baik, ia tidak ingin Dewi Sulaksmi menyadari bahwa sudah ada kehidupan di dalam rahimnya. Dengan disaksikan pemuka adat setempat pernihakahan Dewi Sulaksmi dan Seta Palwa pun digelar. Warga sekitar tidak ada yang berani untuk mengusik Dewi Sulaksmi, karena Mpu Badingga adalah salah satu orang para pembesar di Mataram, Mpu Badingga juga sangat murah hati dan suka menolong mereka yang kesusahan. Mereka justru membantu proses pemakaman Mpu Badingga dan Dewi Sekargalih. Tidak ada satu pun yang mencela Dewi Sulaksmi atas apa yang ia alami. Tabib Kawuni merasa sangat lega setelah melihat Dewi Sulaksmi resmi menjadi menantunya."Kau akan membawanya ke Mataram?" tanya Kawuni pada Seta Palwa."Tentu saja, Bu. Aku pikir, ibu juga le

  • REINKARNASI   KELAHIRAN FAJAR KELANA

    Keanehan demi keanehan terjadi setelah Seta Palwa menikahi Dewi Sulaksmi. Kehamilan yang seharusnya hanya sembilan bulan saja, bahkan memasuki bulan ke sebelas, bayi yang dikandung oleh Dewi Sulaksmi belum juga lahir. Tetapi, Seta Palwa tidak ingin mengatakan keanehan itu kepada istrinya. Ia hanya menyimpan dalam hati, karena bagi Dewi Sulaksmi ia memang baru mengandung saat ia sudah menikah dengan Seta Palwa."Saya bingung sekali, eyang guru. Kenapa ketika saya menikahi istri saya, saat malam pertama kami, saya mendapati keadaannya yang masih perawan.Padahal jelas-jelas ibu saya mengatakan bahwa dia sudah dinodai dan tengah mengandung. Dan yang kedua, usia kandungannya hampir sebelas bulan ....""Tetapi, di mata orang banyak , kandungan istrimu memang baru menginjak sembilan bulan, Palwa," sanggah Argalepa guru Seta Palwa. Lelaki tua yang sudah berusia lanjut itu menghela napas panjang.

  • REINKARNASI   MIMPI

    Buana dan Yongseng saling pandang, mereka hanya bisa menghela napas panjang. "Aku jadi tertarik menyelidiki tentang kasus ini, ini kasus yang benar-benar luar biasa." "Apa yang membuatmu tertarik?" Buana menghela napas panjang, "Setahun terakhir ini, aku sering sekali bermimpi. Mimpi yang sama, tempat yang sama, orang yang sama. Anehnya, dalam mimpi itu aku seperti tengah berada di masa lalu." Yongseng mengerutkan dahinya, "Kau serius?" "Iya." "Sepertinya memang kita ditakdirkan untuk menangani kasus ini, asal kau tau aku sering bermimpi yang sama juga akhir-akhir ini. Sekarang, ceritakan isi mimpimu kepadaku," tukas Yongseng. Buana menarik napas panjang, untuk sejenak ia memejamkan matanya."Aku seperti menjadi orang lain dalam mimpiku itu, menjadi orang yang berbeda. Aku memakai pakaian seperti bangsawan di ker

  • REINKARNASI   KASUS UNIK

    Pagi sekali setelah sarapan, Buana langsung membawa Yongseng dan Takeda menghadap kepada atasannya. Yongseng membawa serta surat dinas dan surat penting lainnya untuk ia berikan kepada perwira menengah kepolisan AKBP Bayu Laksono. Buana yang turut mendampingi melihat perubahan ekspresi dari wajah AKBP Bayu. Lelaki berusia 40 tahun itu berkali-kali mengerutkan dahinya."Kasus yang amat sangat unik, bagaimana bisa kasus pembunuhan dengan motif operasi yang sama bisa berlangsung di beberapa negara sekaligus. Rasanya sukar dipercaya, tapi ini benar-benar nyata," kata AKBP Bayu. Lelaki itu menoleh ke arah Buana."Buana, sebenarnya kemarin beberapa orang dari kedutaan besar Amerika menghubungiku.Kemungkinan besar perwakilan dari CIA dan FBI akan datang juga ke Indonesia. Mereka dalam misi yang sama yaitu menyelidiki pengusaha muda terkenal Genta Segara Putra. &

  • REINKARNASI   RENCANA

    "Maksudmu, kita mengunjungi rumah keluarga Genta?" tanya AKBP Bayu. Buana menganggukkan kepalanya, "Bukan sebagai polisi, kita manfaatkan Takeda yang tidak bisa berbahasa Indonesia untuk berakting." Mendengar Buana yang menyebutkan namanya, Takeda yang sedari awal hanya menyimak tanpa mengerti sedikit pun apa yang dibicarakan langsung mengerutkan dahi."Me? What happen?" Yongseng seolah tersadar akan kehadiran Takeda di tengah mereka. Ia pun tertawa, "Maafkan aku. Makanya, belajar bahasa Indonesia, supaya kau bisa mengerti apa yang kami bicarakan," ujar Yongseng dalam bahasa Inggris kepada Takeda. Pemuda keturunan Jepang itu hanya mengerucutkan bibirnya persis seperti wanita yang sedang marah pada kekasihnya hingga membuat Buana mengulum senyuman."Dia tidak bisa bahasa Indonesia?" tanya AKBP Bayu pada Buana. Buana langsung m

  • REINKARNASI   SUATU RAHASIA

    Buana hanya menghela napas mendengar perkataan Yongseng. Ia tau betul bahwa sepupunya ini memang amat sangat kehilangan sang ayah. Ayah Yongseng orang yang sangat baik dan juga jujur. Sifat itu yang menurun kepada sepupunya ini. "Genta ... Maksudku keluarganya tinggal di mana?" tanya Yongseng mengalihkan pembicaraan."Di Bandung. Keluarganya tinggal di Bandung yang aku tau. Perusahaan mereka memang sangat banyak, tetapi alih-alih tinggal di Jakarta mereka memilih untuk tinggal di Bandung. Seingatku dulu ayahnya Genta yang memegang perusahaan, tetapi sekarang urusan bisnis di luar negeri memang lebih banyak ditangani oleh Genta.""Oh, aku penasaran seperti apa keluarganya. Atasanmu mengatakan bahwa ayah Genta dulu ad

Bab terbaru

  • REINKARNASI   PEMAKAMAN

    Pagi harinya, ramai orang sudah berkumpul di sebuah pemakaman.Orang-orang berbondong mengenakan pakaian serba berwarna hitam, seperti barisan semut yang mengular panjang untuk mengantarkan sang jenazah ke tempat peristirahatan yang terakhir.Isak tangis terdengar di mana-mana, bebarengan dengan kidung doa yang dilantunkan merdu sepanjang perjalanan menuju ke makam. Inilah waktunya untuk orang baik hati itu pergi meninggalkan dunia fana ini, guna menuju alam yang lebih tinggi dan abadi.Gendis tak kuasa menahan tangisnya sebab kabar ini terlalu mendadak. Semalam dia diberitahu pihak berwajib bahwa suaminya meninggal dunia di atap sebuah apartemen mewah.Benar! Kini Buana telah benar-benar wafat, tepatnya ketika pertarungan puncak berakhir dan jiwa Mpu Supa pergi meninggalkan tubuh tersebut, tampaknya luka-luka yang diderita oleh Buana tidaklah sepele.Tercatat bahwa dadanya berlubang cukup besar, kepalanya pun terus meneteskan darah sebab terbentur

  • REINKARNASI   PERTARUNGAN PUNCAK

    Tak ingin berbicara lebih lama lagi, sebab waktu yang dipunyai terbatas, maka Mpu Supa segera menyerang balik Sang Iblis menggunakan ajian putihnya.Dia terbang melesat mendekati Sang Iblis dengan kecepatan cahaya, dan ketika berada di depannya Mpu Supa langsung memegangi kepala Sang Iblis. Dia membenturkan wajahnya sendiri ke arah wajah Sang Iblis!Duakkk!!! Suara benturan tersebut terdengar sangat keras membelah hening malam.Sang Iblis terpental jauh ke belakang menerima benturan tersebut. Kakinya masih melayang di udara. Namun belum sampai kesadarannya pulih, Mpu Supa sudah melesat lagi menuju ke arahnya dan kali ini hantaman bertubi-tubilah yang dia terima.‘Bugh’‘Bugh’‘Bagh!!!’Dengan jurus seribu cahaya Mpu Supa menghajar Sang Iblis tanpa ampun! Dia menghantam kepala, badan, tangan, kaki, serta titik-titik persendian tertentu yang memang sudah diicarnya sebagai kelemahan dari Sang Iblis.

  • REINKARNASI   NOSTALGIA

    Di atap gedung, Sang Iblis terus mencekik seraya menyedot darah dari leher Giselle. Perempuan malang itu benar-benar sudah tidak bisa bangun lagi akibat Sang Iblis mengekang jiwanya.Bahkan muka Giselle kini sudah pucat pasi sebab kehilangan darah yang banyak. Setiap darah yang mengalir dari tubuh Giselle segera berpindah kepada Sang Iblis, dan darah tersebut mengandung kekuatan tertentu untuk Iblis. Makin banyak darah yang diambil maka makin banyak kekuatan yang didapat, serta Iblis berencana untuk menyedot semua darah perempuan tersebut.Namun di luar dugaan, saat sedang melakoni ritual tersebut tiba-tiba dua orang datang dengan cara terbang dan mengangumkan. Tentu itu membuat Sang Iblis terheran-heran, pasalnnya sekarang dia menyangka hanya dirinyalah yang mampu terbang seperti itu.“Hentikan perbuatanmu!” teriak Mpu Supa begitu melihat apa yang sedang dilakukan oleh Sang Iblis!“Jauhi perempuan itu sekarang juga!” Raden Kamandr

  • REINKARNASI   KEBANGKITAN

    Sementara itu di saat bersamaan, di dalam apartemen, Buana dan Segara masih terkapar tidak bergerak. Denyut nadinya sudah menghilang, dan jantungnya pun berhenti bergerak.Secara medis memang keduanya sudah dinyatakan meninggalkan, sebab lambat-laun organ tubuh dan sel-sel di dalam badan perlahan berhenti bekerja. Namun, sebenarnya mereka itu belum mati, hanya saja ruh-nya berpindah ke alam yang lebih tinggi.“Bangunlah kalian!” ucap seorang tua berpakaian serba putih kepada ruh Buana dan Segara. Rambut orang tua tersebut juga menjulur panjang dan putih, sambil tersenyum dia pun kembali berkata, “Buana, Segara, bangunlah!”Mendapat panggilan tersebut ruh Buana dan Segara pun seketika bangun. Keduanya tercengang saat mendapati alam sekeliling yang berbeda dengan alam dunia, sebab di sini semuanya serba berwarna putih. “Apakah aku sudah mati?” ucap Buana dan Segera secara bersamaan.“Belum, sebab lebih tepatnya di s

  • REINKARNASI   TERBUNUHNYA BUANA DAN SEGARA

    Mendapati kakaknya sedang ditikam spontan saja Segara membantunya. Dia langsung memuul wajah Sang Iblis tepat di ppinya. Namun sayangnya Iblis tak bergeming dengan pukulan lema tersebut. Malahan dengan kejam dia berkata, “Lihatlah sekarang Kakakmu ini akan kubunuh di depan matamu! Hahahaa...”“Sial, lepaskan dia!” teriak Segara yang masih berusaha terus memukul. Namun Sang Iblis terlalu tangguh untuk menerima pukulan lemah tersebut. “Hentikan! Aku bilang hentikan!”Sang Iblis tak peduli! Dia terus menancapkan kukunya semakin dalam dan bahkan kini mengenai bagian jantung Buana, lalu merobeknya membuat seisi perut porak-poranda!Buana sudah lemas tidak bisa melawan lagi, wajahnya yang penuh dengan darah hanya menatap ke langit-langit, mengerjab satu kali, kemudian mati!“Hahahaa!! Lihatlah makhluk lemah ini. Hanya dengan begini saja dia sudah mati. Cih, siapa suruh mau melawanku!” ucap Sang Iblis dengan tawany

  • REINKARNASI   PERTARUNGAN

    Genta terpental mendapat tiga tembakan tersebut. Tubuhnya ambruk menghantam meja kaca hingga pecah.Meski dengan tiga buah peluru yang bersarang di dada, namun Genta tidak mati. Dia hanya limbung sebentar kemudian bangkit lagi dan tertawa renyah.“Kamu pikir bisa membunuhku dengan pistol seperti itu?” ucapnya yang kini sudah terdengar bahwa itu bukanla suara Genta lagi. Suara itu terdengar berat dan serak, serta menggunakan logat seperti orang zaman kuno. Jelas sekali bahwa itu adalah suara Sang Iblis.Mendengar suara aneh tersebut Buana bersiap-siap untuk menembak kembali. Namun sayangnya Sang Iblis sudah terlebih dahulu bergerak cepat sekali, secepat cahaya, yang tiba-tiba dirinya sudah berada di samping persis Buana. “Enyahlah kamu! Dasar manusia makhluk lemah dan penganggu!”Brakkk!!! Dipukul-lah kepala Buana dengan telak hingga sampai tengkoraknya berbunyi.Buana terlempar cukup jauh hingga sampai menabrak dinding. Lalu

  • REINKARNASI   PENGAKUAN

    Mimik wajah genta berubah menjadi ketakutan saat tahu Buana tidak main-main. Wajar, siapa yang tidak takut dengan peristiwa seperti ini, ditodong pistol tepat di hadapan keningnya? Jelas saja semua orang akan takut. Namun sebenarnya yang dilakukan Buana hanyalah sedang ingin memancing Sang Iblis agar keluar dari tubuh Genta. Sebab sampai saat ini belum ada tanda-tanda kemuculan makhluk laknat tersebut.“Akan kuhitung satu sampai tiga, jika kamu masih mengelak atas perbuatanmu, maka jangan salahkan aku jika kutarik pelatuk ini!” ucap Buana semakin menekan moncong pistol ke kening iparnya.“Satu...”Tubuh Genta mulai gemetar. Terlihat jelas dia ketakutan dan tidak ingin mati. Sepertinya jiwanya sekarang sedang ingin melawan Sang Iblis yang mengekang dalam dirinya.“Dua...” Buana terus menghitung mundur tanpa ampun. Jarinya telah bersiap untuk menarik pelatuk!“Tiga!!!”“Oke, oke, stop! Aku

  • REINKARNASI   APARTEMEN NO 904

    Tidak heran jika ini disebut apartemen elite karena berada di tengah kawasan tempat tinggal para orang konglomerat. Bagi Genta tentu saja uang bukanlah masalah sebab dia merupakan putra seorang yang sangat berada, sehingga bahkan uang sakunya sangat cukup jika harus membeli apartemen di sini.Bangunan ini terdiri dari 15 lantai, sedangkan lantai paling atas digunakan untuk tempat pendaratan helikopter. Sebab tidak jarang para penghuni apartemen di sini kerap menyewa helikopter untuk kepentingan sehari-hari atau sekadar untuk cari sensasi. Begitulah.Setelah menganalisis dengan saksama lingkungan sekitar apartemen, Buana dan Segara langsung naik menuju lantai sembilan. Kepada security di depan Buana menunjukkan lencananya sebagai perwira polisi dan berkata dia ingin melakukan investigasi dengan salah satu penghuni di sini.Tentu saja si security langsung memberikan izin tanpa banyak bertanya. Malahan dia menawarkan jasa informasi mengenai apartemen jika memang di

  • REINKARNASI   REINKARNASI

    Memang begitulah yang terjadi. Setelah bertemu dengan Mpu Badingga, seolah kehidupan Buana dan Segara selalu diikuti oleh sosok ruh yang tidak kasat mata.Semua ini terlau sulit untuk dijelaskan oleh keduanya, tetapi mereka benar-benar merasakan kehadirannya, sosok Mpu Supa dan Raden Kamandraka.Seperti halnya ketika Buana sedang tidur, dia akan didatangi oleh sosok laki-laki tua berambut serba putih yang menjulur panjang. Memang di dalam mimpi tersebut sosok Kakek tua tidak terlihat begitu jelas, namun yang pasti Buana bisa memastikan melalui instingnya bahwa itu adalah sosok Mpu Supa.Saat mendatangi Buana di alam mimpi Mpu Supa tidak bericara banyak hal. Beliau hanya suka duduk di samping Buana, dan saat itu adalah malam hari dengan taburan bintang-bintang.Buana pun tidak mencoba untuk bertanya hal apa pun dengan sosok Mpu Supa di dalam mimpinya, melainkan Buana hanya membiarkan beliau tersenyum memandangi wajahnya, sambil sesekali mengusap-usap kepal

DMCA.com Protection Status