Beranda / Fantasi / REINKARNASI / MALAM PERTAMA

Share

MALAM PERTAMA

Penulis: Alya Snitzky
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-08 16:57:26

     Buana tersenyum saat melihat siapa yang datang dan memberinya selamat. 

"Segara ... aku kira kau tidak akan datang," sambut Buana bahagia sambil memeluk adik angkatnya itu.

"Tidak mungkin aku tidak datang, Bang. Selamat ya, Bang, Mbak, Kakak angkat saya ini biasanya takut perempuan. Makanya lama tidak laku, saya sempat khawatir. Tapi, syukur Alhamdulilah akhirnya laku juga," gurau Segara. 

     Buana dan Gendis tertawa terbahak-bahak. 

"Aku sekalian pamit, Bang. Kuliahku selesai, dan aku berencana untuk mengikuti jejak Abang. Aku mau menjadi polisi seperti Abang. Entah kenapa panggilan jiwaku begitu kuat seperti ada bisikan yang meminta untukku masuk akademi kepolisian," ujar Segara. 

     Buana tersentak kaget, ia sangat mengenal Segara dan Segara tidak pernah mengatakan jika ia ingin menjadi polisi. Namun, pada akhirnya Buana hanya menepuk bahu Segara dan tersenyum hangat.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • REINKARNASI   KEBAHAGIAAN

    Pagi hari Gendis membuka mata dengan perasaan bahagia.Terlebih saat ia melhat tangan yang sedang melingkari tubuhnya yang masih dalam keadaan polos. Perlahan, disentuhnya wajah Buana dengan penuh perasaan."Pagi, sayang."Tanpa Gendis sadari ternyata Buana sudah terbangun, hanya masih berpura-pura memejamkan matanya."Mas, kau membuatku malu,"jawab Gendis lirih."Setelah semua yang kita lakukan semalam kau masih malu-malu?" tanya Buana."Mas ...." Buana hanya tertawa kecil melihat semburat merah di pipi Gendis. Perlahan lelaki gagah itu mengecup kening Gendis dengan lembut dan kemudian kecupan itu turun ke dada Gendis. Wanita itu hanya memejamkan mata dan mengalungkan kedua tangannya ke leher Buana. Wanita itu membiarkan sang suami kembali menikmati setiap inci tubuhnya. Bahkan ia mulai mengerang dan mendesah penuh kenikmatan. Melihat sang istri sudah mulai

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18
  • REINKARNASI   DIMANA SAJA ASAL BERSAMAMU

    Gendis menatap Buana dengan mata berbinar penuh cinta."Ke mana saja aku mau asalkan bersamamu. Di mana saja kita tinggal aku mau asal ada dirimu, Mas," kata Gendis. Buana tertawa geli mendengar perkataan sang istri. "Sejak kapan istriku yang cantik ini belajar berkata gombal?" tanya Buana."Sejak menjadi istrimu, jadi kau yang sebenarnya mengajari aku," kata Gendis."Baiklah, kalau kau meminta itu kita Korea saja, mau?" tanya Buana sambil menunjuk dua tiket pesawat Jakarta- Korea kepada sang istri. Gendis melotot kaget, sejak lama ia memang ingin sekali ke negeri ginseng itu. Ia selalu mengagumi keindahan kota Seoul melalui drama yang sering ia tonton. Tapi, siapa yang tau jika suaminya sudah mempersiapkan tiket untuk mereka ke sana. Gendis langsung memeluk Buana dengan erat hingga lelaki itu terjengkang ke belakang."Aduh, pelan-pelan sayang, ada yang ban

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-01
  • REINKARNASI   RAMALAN

    "Bagaimana anda tau jika wanita yang meninggal itu kehabisan darah sampai kering entah karena apa. Tidak ada rekaman apa pun di sekitar tempat kejadian. Bahkan penduduk pun tidak melihat ada yg mencurigakan."Buana terhenyak, "Sudah berapa banyak korban yang terbunuh?" tanya Buana."Selama 4 bulan ini sudah 4 orang," jawab inspektur yang berada di hadapan Buana. Kang Dae Jung yang mengantar Buana hanya diam menyimak. Buana dan inspektur Kim Ju Eung kebetulan menggunakan bahasa Inggris. Jadi, tidak perlu diterjemahkan."Saya sedang menyelidiki kasus yang sama dengan kasus yang Anda sedang tangani," kata Buana. Ia pun menceritakan segala yang telah terjadi dan juga hasil penyelidikannya selama ini.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • REINKARNASI   LUPAKAN SEJENAK

    Buana tersentak mendengar perkataan Biksu Sunim. Ia teringat kematian Abah Enom di Sukabumi beberapa waktu yang lalu. Kematiannya juga akibat memberikan informasi kepada Buana."Katakan terima kasih dan katakan juga saya mohon beliau supaya berhati-hati," kata Buana. Kang Dae Jung pun langsung menyampaikan kepada Biksu Sunim. Biksu yang berusia 45-an itu mengangguk lalu mendekati Buana dan mengalungkan sesuatu ke leher Buana. Kemudian ia mengatakan sesuatu dalam bahasa Korea."Itu akan membantu Mr Buana dari gangguan arwah jahat. Dan juga akan membantu menguak tabir." Buana membungkukkan tubuhnya, "Kamsahamida," ujarnya.Biksu Sunim mengangguk dan tersenyum kemudian beranjak pergi. "Ada apa, Mas?" tanya Gendis yang kebingungan. Buana menjelaskan kepada Gendis apa yang dikatakan Biksu Sunim kepadanya."Apa kasus yang Mas hadapi seka

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-03
  • REINKARNASI   CERITA GENDIS

    "Genta dulu ketika kecil hampir saja mati, Mas. Tapi, mukjijat terjadi dia selamat. Bahkan seingatku sejak hari di mana Genta selamat dari maut, usaha papa meningkat pesat. Ya, dulu aku memang masih kecil. Tapi, aku ingat papa menjadi lebih sibuk. Kami pun bisa pindah ke rumah yang jauh lebih besar. Dan karir papa meningkat juga sampai bisa menjadi salah satu anggota MPR. "Saat itu aku sangat bangga, tapi kini kenapa aku menjadi sangat takut? A-aku ...."Buana membawa Gendis ke dalam pelukannya."Kita akan mencari tau apa yang sudah terjadi sebenarnya," kata Buana.''Mas, bagaimana jika adikku itu sebenarnya bukan adikku?" Buana mengerutkan dahinya, "Maksudmu?""Genta waktu itu jatuh dan mama ingat betul jika pintu balkon sudah mama tutup dan dikunci. Mustahil jika Genta bisa membukanya. Tapi, dia jatuh dan akhirmya harus operasi. Anehnya, setelah opera

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-27
  • REINKARNASI   PULANG

    Yongseng menyambut Buana dengan gembira di bandara international Soeta. Ia langsung memeluk sepupunya itu saat Buana keluar dari terminal kedatangan."Waaah, bagaimana bulan madumu? Sudah siap untuk kembali bertugas?" sambut Yongseng dengan penuh semangat."Kau ini, aku baru saja sampai, kau sudah membicarakan tugas. Rumah aman?" tanya Buana.Yongseng mengangguk, "Mbok Ratmi sudah memasak, mang Karta baru saja membersihkan halaman dibantu Takeda tadi," katanya."Sayang, kita menginap dulu di Jakarta ya. Di rumahku, lusa baru kita pulang ke Bandung. Aku perlu bertemu juga dengan atasanku besok pagi untuk melapor," kata Buana pada Gendis. Wanita cantik itu hanya mengangguk, "Aku ikut saja, Mas.""Aahaaai ... romantis sekali kalian ini. Aku hanya menjadi obat nyamuk saja di sini," seloroh Yongseng menggoda. Buana hanya tertawa kecil sambil memukul bahu sepupunya itu."Kita akan ke Kuningan nanti

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • REINKARNASI   SANG PEMENANG

    Raden Kamandraka menarik napas panjang lalu mengembuskannya perlahan. Ia merasa seluruh tenaganya sudah habis terkuras. Dewi Gayatri yang sejak tadi bersembunyi segera mendekat setelah melihat Fajar Kelana menghilang."Kakang baik-baik saja?" tanyanya. Raden Kamandraka menoleh dan langsung memeluk istrinya itu dengan erat."Kita tidak bisa bersantai, apa kalian dengar perkataan terakhir yang dia ucapkan sebelum dia menghilang. Aku yakin jika jiwanya masih terus berkelana, dia belum mati," kata Mpu Supa tiba-tiba. Patih Benggala yang terluka parah mengerang sambil memegang dadanya."Ampun, Eyang. Apa dia tidak mati? Bukankah Raden Kamandraka tadi sudah membunuh dengan pedang sakti?" tanyanya. Mpu Supa menggeleng sambil duduk bersila dan mulai menyalurkan tenaga dalam kepada Patih Benggala."Apa yang harus kita lakukan?" tanya Raden Kamandraka."Menunggu, Raden. Kita hanya harus menunggu denga

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-02
  • REINKARNASI   KEMBALI BERTEMU MAHA GURU

    4O hari setelah memakamkan semua korban Fajar Kelana, Mpu Supa memutuskan untuk bertapa. Ia merasa tidak tenang dengan apa yang terjadi, terlebih setelah mendengar sumpah Fajar Kelana. "Apa saya tidak perlu menemani Eyang guru?" tanya Raden Kamadraka. Mpu Supa menggelengkan kepalanya."Raden kembalilah bersama rombongan dari istana. Kasian pada dewi Gayatri dan juga para prajurit. Lagi pula patih Benggala akan mengunjungi keluarga senopati Sangkar," kata Mpu Supa. Raden Kamandraka terdiam, hatinya gamang. Ia ingin ikut mendampingi gurunya semedi, tetapi dia tidak mungkin membiarkan sang istri pulang tanpa dirinya ke istana."Pulanglah ke istana terlebih dahulu, Raden. Saya akan mengabarkan jika memang Raden harus kembali ke sini," kata Mpu Supa seolah tau isi pikiran Raden Kamandraka."Saya akan segera kembali setelah segala urusan saya di istana selesai, Eyang guru," kata Kamandraka sambil membungkuk memberi h

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-18

Bab terbaru

  • REINKARNASI   PEMAKAMAN

    Pagi harinya, ramai orang sudah berkumpul di sebuah pemakaman.Orang-orang berbondong mengenakan pakaian serba berwarna hitam, seperti barisan semut yang mengular panjang untuk mengantarkan sang jenazah ke tempat peristirahatan yang terakhir.Isak tangis terdengar di mana-mana, bebarengan dengan kidung doa yang dilantunkan merdu sepanjang perjalanan menuju ke makam. Inilah waktunya untuk orang baik hati itu pergi meninggalkan dunia fana ini, guna menuju alam yang lebih tinggi dan abadi.Gendis tak kuasa menahan tangisnya sebab kabar ini terlalu mendadak. Semalam dia diberitahu pihak berwajib bahwa suaminya meninggal dunia di atap sebuah apartemen mewah.Benar! Kini Buana telah benar-benar wafat, tepatnya ketika pertarungan puncak berakhir dan jiwa Mpu Supa pergi meninggalkan tubuh tersebut, tampaknya luka-luka yang diderita oleh Buana tidaklah sepele.Tercatat bahwa dadanya berlubang cukup besar, kepalanya pun terus meneteskan darah sebab terbentur

  • REINKARNASI   PERTARUNGAN PUNCAK

    Tak ingin berbicara lebih lama lagi, sebab waktu yang dipunyai terbatas, maka Mpu Supa segera menyerang balik Sang Iblis menggunakan ajian putihnya.Dia terbang melesat mendekati Sang Iblis dengan kecepatan cahaya, dan ketika berada di depannya Mpu Supa langsung memegangi kepala Sang Iblis. Dia membenturkan wajahnya sendiri ke arah wajah Sang Iblis!Duakkk!!! Suara benturan tersebut terdengar sangat keras membelah hening malam.Sang Iblis terpental jauh ke belakang menerima benturan tersebut. Kakinya masih melayang di udara. Namun belum sampai kesadarannya pulih, Mpu Supa sudah melesat lagi menuju ke arahnya dan kali ini hantaman bertubi-tubilah yang dia terima.‘Bugh’‘Bugh’‘Bagh!!!’Dengan jurus seribu cahaya Mpu Supa menghajar Sang Iblis tanpa ampun! Dia menghantam kepala, badan, tangan, kaki, serta titik-titik persendian tertentu yang memang sudah diicarnya sebagai kelemahan dari Sang Iblis.

  • REINKARNASI   NOSTALGIA

    Di atap gedung, Sang Iblis terus mencekik seraya menyedot darah dari leher Giselle. Perempuan malang itu benar-benar sudah tidak bisa bangun lagi akibat Sang Iblis mengekang jiwanya.Bahkan muka Giselle kini sudah pucat pasi sebab kehilangan darah yang banyak. Setiap darah yang mengalir dari tubuh Giselle segera berpindah kepada Sang Iblis, dan darah tersebut mengandung kekuatan tertentu untuk Iblis. Makin banyak darah yang diambil maka makin banyak kekuatan yang didapat, serta Iblis berencana untuk menyedot semua darah perempuan tersebut.Namun di luar dugaan, saat sedang melakoni ritual tersebut tiba-tiba dua orang datang dengan cara terbang dan mengangumkan. Tentu itu membuat Sang Iblis terheran-heran, pasalnnya sekarang dia menyangka hanya dirinyalah yang mampu terbang seperti itu.“Hentikan perbuatanmu!” teriak Mpu Supa begitu melihat apa yang sedang dilakukan oleh Sang Iblis!“Jauhi perempuan itu sekarang juga!” Raden Kamandr

  • REINKARNASI   KEBANGKITAN

    Sementara itu di saat bersamaan, di dalam apartemen, Buana dan Segara masih terkapar tidak bergerak. Denyut nadinya sudah menghilang, dan jantungnya pun berhenti bergerak.Secara medis memang keduanya sudah dinyatakan meninggalkan, sebab lambat-laun organ tubuh dan sel-sel di dalam badan perlahan berhenti bekerja. Namun, sebenarnya mereka itu belum mati, hanya saja ruh-nya berpindah ke alam yang lebih tinggi.“Bangunlah kalian!” ucap seorang tua berpakaian serba putih kepada ruh Buana dan Segara. Rambut orang tua tersebut juga menjulur panjang dan putih, sambil tersenyum dia pun kembali berkata, “Buana, Segara, bangunlah!”Mendapat panggilan tersebut ruh Buana dan Segara pun seketika bangun. Keduanya tercengang saat mendapati alam sekeliling yang berbeda dengan alam dunia, sebab di sini semuanya serba berwarna putih. “Apakah aku sudah mati?” ucap Buana dan Segera secara bersamaan.“Belum, sebab lebih tepatnya di s

  • REINKARNASI   TERBUNUHNYA BUANA DAN SEGARA

    Mendapati kakaknya sedang ditikam spontan saja Segara membantunya. Dia langsung memuul wajah Sang Iblis tepat di ppinya. Namun sayangnya Iblis tak bergeming dengan pukulan lema tersebut. Malahan dengan kejam dia berkata, “Lihatlah sekarang Kakakmu ini akan kubunuh di depan matamu! Hahahaa...”“Sial, lepaskan dia!” teriak Segara yang masih berusaha terus memukul. Namun Sang Iblis terlalu tangguh untuk menerima pukulan lemah tersebut. “Hentikan! Aku bilang hentikan!”Sang Iblis tak peduli! Dia terus menancapkan kukunya semakin dalam dan bahkan kini mengenai bagian jantung Buana, lalu merobeknya membuat seisi perut porak-poranda!Buana sudah lemas tidak bisa melawan lagi, wajahnya yang penuh dengan darah hanya menatap ke langit-langit, mengerjab satu kali, kemudian mati!“Hahahaa!! Lihatlah makhluk lemah ini. Hanya dengan begini saja dia sudah mati. Cih, siapa suruh mau melawanku!” ucap Sang Iblis dengan tawany

  • REINKARNASI   PERTARUNGAN

    Genta terpental mendapat tiga tembakan tersebut. Tubuhnya ambruk menghantam meja kaca hingga pecah.Meski dengan tiga buah peluru yang bersarang di dada, namun Genta tidak mati. Dia hanya limbung sebentar kemudian bangkit lagi dan tertawa renyah.“Kamu pikir bisa membunuhku dengan pistol seperti itu?” ucapnya yang kini sudah terdengar bahwa itu bukanla suara Genta lagi. Suara itu terdengar berat dan serak, serta menggunakan logat seperti orang zaman kuno. Jelas sekali bahwa itu adalah suara Sang Iblis.Mendengar suara aneh tersebut Buana bersiap-siap untuk menembak kembali. Namun sayangnya Sang Iblis sudah terlebih dahulu bergerak cepat sekali, secepat cahaya, yang tiba-tiba dirinya sudah berada di samping persis Buana. “Enyahlah kamu! Dasar manusia makhluk lemah dan penganggu!”Brakkk!!! Dipukul-lah kepala Buana dengan telak hingga sampai tengkoraknya berbunyi.Buana terlempar cukup jauh hingga sampai menabrak dinding. Lalu

  • REINKARNASI   PENGAKUAN

    Mimik wajah genta berubah menjadi ketakutan saat tahu Buana tidak main-main. Wajar, siapa yang tidak takut dengan peristiwa seperti ini, ditodong pistol tepat di hadapan keningnya? Jelas saja semua orang akan takut. Namun sebenarnya yang dilakukan Buana hanyalah sedang ingin memancing Sang Iblis agar keluar dari tubuh Genta. Sebab sampai saat ini belum ada tanda-tanda kemuculan makhluk laknat tersebut.“Akan kuhitung satu sampai tiga, jika kamu masih mengelak atas perbuatanmu, maka jangan salahkan aku jika kutarik pelatuk ini!” ucap Buana semakin menekan moncong pistol ke kening iparnya.“Satu...”Tubuh Genta mulai gemetar. Terlihat jelas dia ketakutan dan tidak ingin mati. Sepertinya jiwanya sekarang sedang ingin melawan Sang Iblis yang mengekang dalam dirinya.“Dua...” Buana terus menghitung mundur tanpa ampun. Jarinya telah bersiap untuk menarik pelatuk!“Tiga!!!”“Oke, oke, stop! Aku

  • REINKARNASI   APARTEMEN NO 904

    Tidak heran jika ini disebut apartemen elite karena berada di tengah kawasan tempat tinggal para orang konglomerat. Bagi Genta tentu saja uang bukanlah masalah sebab dia merupakan putra seorang yang sangat berada, sehingga bahkan uang sakunya sangat cukup jika harus membeli apartemen di sini.Bangunan ini terdiri dari 15 lantai, sedangkan lantai paling atas digunakan untuk tempat pendaratan helikopter. Sebab tidak jarang para penghuni apartemen di sini kerap menyewa helikopter untuk kepentingan sehari-hari atau sekadar untuk cari sensasi. Begitulah.Setelah menganalisis dengan saksama lingkungan sekitar apartemen, Buana dan Segara langsung naik menuju lantai sembilan. Kepada security di depan Buana menunjukkan lencananya sebagai perwira polisi dan berkata dia ingin melakukan investigasi dengan salah satu penghuni di sini.Tentu saja si security langsung memberikan izin tanpa banyak bertanya. Malahan dia menawarkan jasa informasi mengenai apartemen jika memang di

  • REINKARNASI   REINKARNASI

    Memang begitulah yang terjadi. Setelah bertemu dengan Mpu Badingga, seolah kehidupan Buana dan Segara selalu diikuti oleh sosok ruh yang tidak kasat mata.Semua ini terlau sulit untuk dijelaskan oleh keduanya, tetapi mereka benar-benar merasakan kehadirannya, sosok Mpu Supa dan Raden Kamandraka.Seperti halnya ketika Buana sedang tidur, dia akan didatangi oleh sosok laki-laki tua berambut serba putih yang menjulur panjang. Memang di dalam mimpi tersebut sosok Kakek tua tidak terlihat begitu jelas, namun yang pasti Buana bisa memastikan melalui instingnya bahwa itu adalah sosok Mpu Supa.Saat mendatangi Buana di alam mimpi Mpu Supa tidak bericara banyak hal. Beliau hanya suka duduk di samping Buana, dan saat itu adalah malam hari dengan taburan bintang-bintang.Buana pun tidak mencoba untuk bertanya hal apa pun dengan sosok Mpu Supa di dalam mimpinya, melainkan Buana hanya membiarkan beliau tersenyum memandangi wajahnya, sambil sesekali mengusap-usap kepal

DMCA.com Protection Status