Share

05. Malam Pertama?

Penulis: Diosa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-18 14:11:24

Tidur Elrissa malam ini tidak terlalu pulas. Dia bermimpi kejadian yang dirasakannya terlalu nyata. Mimpi itu semacam pecahan ingatan yang kembali padanya.

Dia berada di dalam sebuah kapal pesiar, menghadiri sebuah acara dengan teman-temannya. Kemudian, ingatannya kabur, digantikan dengan perasaan berat di dada, paru-paru sulit bernapas.

Alhasil, dia terbangun dengan dada berdebar. Dia bergumam, "cuma mimpi? Kayaknya enggak, tapi kapan ya itu kejadian?

Matanya mengerjap-ngerjap, mencoba melihat suasana kamar yang gelap ini.

Lampu utama mati, wajar disini sangat gelap, tapi ada sedikit cahaya dari lampu meja nakas.

Baru akan bergerak, Elrissa sadar ada tangan yang merangkul perutnya, dan itu adalah milik Alano.

Sekujur otot di tubuhnya mendadak tegang, wajah memerah bak kulit udang rebus. Bukankah harusnya dia tidur sendirian, kapan pria ini datang?

Yang membuatnya makin gelisah adalah Alano memiliki kebiasaan tidur telanjang bulat. Kehangatan yang dia rasakan bukan hanya dari selimut yang menutupinya, melainkan panas tubuh pria itu.

Elrissa meneguk ludah.

Seolah sadar dipandangi, Alano tiba-tiba bicara, "kenapa bangun, Sayang?"

"Eh—ka-kamu bangun?" Elrissa gagap lagi. Dia mendehem, lalu bertanya lagi, "ngapain kamu di sini?"

"Tidur lah."

"Kamu tidur semalaman— nggak pakai baju, sama aku?“

Alano menguap sebentar, baru menjawab, "enggak, aku baru tidur. Maaf, aku terpaksa tidur di sini juga, masa kamu tega aku tidur di sofa? tapi nggak usah takut gitu, aku nggak ngapa-ngapain kamu.”

Suara pria itu terdengar malas nan lemas. Kelopak matanya pun tampak enggan terbuka. Iya, kelihatan sekali kalau masih sangat mengantuk.

Elrissa menengok ke jam analog yang tergeletak di atas meja. Lalu, dia berkata lagi, "ini sudah lumayan pagi, jam lima pagi. Kamu baru tidur?“

"Aku sejak semalam berusaha menghubungi asistenku buat nyiapin jemputan kita atau ngirim dokter ke sini buat periksa kamu, tapi kayaknya nggak bisa."

"Nggak bisa? Kenapa?“

"Soalnya cuaca lagi jelek, mendung, nggak ada kapal yang bisa jemput kita. Asistenku bilang mungkin besok atau lusa. Kalau jemput sekarang, bahaya.”

Elrissa menyibakkan selimut sedikit, lalu turun ranjang. Dia membuka jendela kamar.

Suasana di luar sangat gelap. Semua ini diakibatkan oleh mendung di langit. Belum lagi udara juga begitu dingin. Sejauh mata memandang hanyalah kabut putih tebal yang menggantung di antara pepohonan.

"Padahal kemarin cuacanya masih bagus," ucapnya sembari memeluk diri sendiri. Tubuhnya agak menggigil akibat terpaan angin pagi.

"Iya, emang lagi musim hujan."

"Lagian, kenapa kita honeymoon ke tempat beginian waktu musim hujan? Jadinya kita malah kejebak di sini 'kan?“

Mendengar pertanyaan itu, Alano membuka kedua mata. Dia seperti tak senang. Dengan nada suara sendu, dia bertanya balik, "kamu nggak suka kejebak sama suami kamu sendiri di villa ini?”

"Bu-Bukan gitu, maksudnya aku khawatir aja kalau misal ada badai atau apa mungkin? Kita cuma berduaan di villa ini."

”Nggak ada, Sayang, palingan cuma hujan biasa, tapi emang nggak mungkin ada kapal yang bisa jemput kita sekarang. Kita sabar aja. Kamu nggak sakit kepala 'kan?"

"Enggak."

"Yaudah, mending kamu tutup jendelanya, terus sini bobok sama aku.“ Alano menepuk sebelahnya. Ia menyunggingkan senyuman yang sangat manis nan menggoda.

Elrissa masih ragu. ”Ka-kayaknya—”

”Aku tahu kamu belum ingat aku, aku nggak bakalan ngapa-ngapain. Ayo sini, temani aku tidur sebentar aja.“

"Eh—”

“Aku paham perasaan kamu belum ingat aku. Tapi, mau nggak mau, kamu harus mau berbagi ranjang sama aku, Rissa. Aku nggak mau tidur di sofa, keras banget.”

Elrissa tak bisa menjawab.

"Coba ke sini dulu, aku mau tunjukin sesuatu yang bisa buat kamu makin percaya sama aku."

"Apa?"

"Ke sini dulu, dong."

Elrissa menghela napas panjang, lalu berjalan mendekati ranjang lagi. Ia tidak mau berpikir buruk. Lagipula, sampai sejauh ini, Alano tidak menunjukkan tanda-tanda niat jahat.

Dia naik lagi ke atas ranjang, memasukkan kakinya ke balik selimut lagi. Dada telanjang Alano menarik perhatiannya— iya, berotot, tangguh dan keras.

Alano menahan tawa melihat tingkah malu-malu Elrissa. Dia tahu kalau wanita itu grogi karena bersama dirinya yang telanjang, tapi pura-pura bodoh. "Ada apa, Sayang? Kamu kok kayaknya resah banget gitu? Suka ngeliat dadaku?"

"Nggaklah, ngapain." Elrissa sekuat tenaga tak memperhatikan dada seksi pria itu. "Kamu itu jangan senyum mulu sama aku. Aku beneran masih nggak ingat sama kamu."

"Mmm, manisnya istriku— jadi ingat malam pertama kita. Kamu grogi bukan main, aku sampai takut sendiri."

"Malam pertama?!" Pipi Elrissa seketika memerah. Dia menatap Alano tak percaya. Dengan suara tersendat-sendat, dia bertanya, "Ki-kita udah ... maksudku ... kita udah ... anu— eh."

Bukannya menjawab, Alano malah menahan tawa.

"Aku tanya serius, loh." Elrissa dibuat makin malu. Wajahnya agak cemberut. "Jawab, dong.“

"Aku harus jawab apa? aku aja nggak tahu kamu mau tanya apa? Anu ... ah, eh anu ... apa?" Alano tahu apa yang ingin diketahui oleh Elrissa, tapi memilih untuk menggodanya.

Elrissa terlalu malu sehingga berpaling wajah. Dia tak bisa berkata-kata apapun lagi. "Nggak jadi, deh."

"Jangan ngambek gitu, dong," rayu Alano dengan suara manis serta lembut. Dia menyentuh dagu Elrissa, dibelai sedikit seraya berkata lagi, "kita cuma tidur bareng aja selama sebulan ini. Kamu belum siap ngelakuin apa-apa sama aku."

Tak ada jawaban.

"Aku mau tunjukin sesuatu ..." Alano bicara lagi. Kali ini, dia bangun terduduk. Selimutnya pun merosot hingga ke bawah perut. Ini membuat tubuh bagian atasnya terekspos. "Sayang, kamu yakin nggak mau ngeliat aku karena aku telanjang? Maaf kalau aku begni, tapi aku kebiasaan telanjang gini kalau tidur."

Elrissa mencoba untuk bersikap biasa saja. Dia menatapnya sambil bertanya, "nggak apa, kok. Jadi, sekarang mau tunjukin apa?"

Secara mengejutkan, Alano menyentuh pipi Elrissa, lalu dibelai perlahan-lahan. Dia memperlakukannya bagai porselen berharga.

"Alano?"

"Aku suka banget kalau kamu manggil namaku." Sentuhan jari Alano kini beralih menyentuh dagu, pinggiran bibir, dan ke bibir bawah. "Mmm ... bibir kamu kecil dan lembut banget. Aku rindu ciuman pertama kita, Sayang."

Elrissa kehabisan napas. Dia tak bisa menahan lebih lama pesona pria itu serta rayuannya yang mematikan. Setiap kata diucapkan memberikan dampak yang luar biasa untuk jantungnya.

Dia bertanya, "tolong jangan menggodaku dulu, ka-kamu mau nunjukin apa?"

"Nunjukin cintaku." Alano tak bisa menyembunyikan senyum di bibirnya lagi. Dia jelas hanya ingin merayu Elrissa lagi dan lagi. "Nggak nunjukin apa-apa selain cintaku."

"Kamu ini ngerjain aku, ya?"

Senyuman Alano makin melebar.

***

Bab terkait

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   06. Siapa Itu Daniel?

    "Bagaimana kalau kita ciuman? Mungkin dengan begini ingatanmu bisa langsung kembali?"Saran dari Alano tersebut sontak membuat muka Elrissa makin memerah. Dia tidak bisa menebak perkataannya serius atau tidak karena pria itu masih menahan tawa."Jangan nakal kamu, kamu bilang nggak bakalan ngapa-ngapain dulu, aku beneran belum ingat kamu, loh. Kamu harusnya jangan godain aku terus," katanya kemudian."Emangnya kenapa kalau aku godain kamu? Masa aku nggak boleh godain istri sendiri?""Kamu nggak takut aku nggak ingat kamu lagi? Perasaan cintaku sama kamu mungkin—""Nggak," sela Alano cepat meraba belakang leher Elrissa, lalu menariknya agar berdekatan. Saat wajah mereka hanya berjarak sejengkal, barulah dia berbisik, "mau hilang ingatan atau enggak, aku nggak bakalan takut karena kamu pasti akan cinta sama aku pada akhirnya."Napas Elrissa tertahan. Dia bisa merasakan hembusan napas Alano menerpa kulit pipinya. Sensasi ini begitu mendebarkan.Alano mengelus-elus tengkuk Elrissa, tahu i

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-18
  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   07. Selingkuhan?

    Pupil mata hitam Alano telah terselimuti oleh amarah dan kecemburuan. Dia tidak terima mendengar Elrissa menyebut nama pria lain saat mereka tengah bersama.Agak keras, dia bertanya, "siapa yang kamu sebut barusan? Jawab, siapa itu Daniel?!"Elrissa tegang. "Aku udah bilang aku nggak tahu, aku nggak ingat, aku nggak tau itu siapa. Keluar dari mulutku gitu aja.""Rissa..." Alano masih dikuasai cemburu. Aura di sekitarnya kini sangat mengintimidasi. Selain itu, tatapan matanya tampak panik sekaligus takut. "Rissa, kamu nggak bohong 'kan? Jangan manfaatin hilang ingatan kamu buat bohong sama aku! Tolong jujur sama aku!""Aku beneran nggak tahu. Aku nggak ingat, siapa itu Daniel? Beneran nggak ingat ...""Jangan-jangan kamu selingkuh dariku sebelum kita kemari? Sama orang yang namanya Daniel ini— makanya kamu nyebut nama dia saat aku cium kamu?” Entah mengapa, Elrissa begitu takut melihat ekspresi wajah yang berubah drastis itu. Dari yang tadinya sangat lembut, menjadi monster.Tapi, dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-18
  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   08. Foto Kami?

    Alano datang kembali ke dalam kamar tidur dengan membawa laptop. Dia duduk di tepian ranjang, tepat di sebelah Elrissa yang duduk bersandar pada tumpukan bantal.Pria itu memperlihatkan satu folder berisi file foto serta video tentang dirinya dan Elrissa. Ada ribuan foto yang diambil sejak mereka berpacaran.Semua foto yang terlihat tampak romantis, Elrissa tahu itu wajahnya, tapi seperti itu bukan dia. Kebanyakan spot foto diambil dari tempat mewah. Sebagai wanita kelas menengah, dia merasa ini bagaikan halusinasi.Dia menikahi seorang pria kaya raya, berkencan di tempat mewah, lalu menikah?Iya, ini terdengar seperti mimpi."Kita berkenalan sekitar setengah tahunan, lalu sejak empat bulanan yang lalu, kita pacaran, terus aku langsung lamar kamu,“ kata Alano membuka obrolan."Aku langsung nerima kamu?”"Iya. Kenapa?“"Nggak gitu, apa nggak terlalu cepat pacaran terus nikah?”"Kamu ini aneh banget, buka

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-21
  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   09. Stalker?

    Selama beberapa jam berlalu, Elrissa masih sibuk dengan foto-foto yang ada di dalam laptop Alano. Dia berusaha mengingat tentang kejadian beberapa bulan belakangan— tapi belum ada sekeping ingatan yang melintas di kepala. Kenapa semua foto ini terasa asing?Aneh.Sementara itu, Alano sudah keluar dari kamar untuk membuat teh hangat. Sejam kemarin, dia rutin membuatkan teh herbal untuk Elrissa."Sayang, aku buatin teh," ucapnya ketika masuk lagi ke dalam kamar dengan membawa secangkir teh herbal buatannya. Dia lantas menyuguhkan itu ke Elrissa. "Ini minum dulu, ya?"Elrissa menerima cangkir tersebut, kemudian diminum. Sensasi hangat dari herbal perlahan memenuhi tubuhnya.Alano tersenyum tipis. Dia seperti sangat puas melihat Elrissa meminumnya. "Udah?""Iya." Elrissa memberikan kembali cangkir yang masih tersisa sedikit teh tersebut. "Di luar hujan, ya?""Iya, tapi nggak deras, kok." Alano menaruh cangkir di atas meja nakas, kemudian dia mengambil laptop dari atas pangkuan Elrissa. "U

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-22
  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   10. Apa Memang Seintim Ini?

    Alano mendaratkan ciuman di bibir Elrissa dengan penuh gairah. Dia memeluknya erat-erat, membuat wanita itu meleleh dalam pelukannya.Ciuman itu semakin bergairah dan intens, dan mereka terus berciuman satu sama lain seperti orang gila. Saat ciuman akhirnya berhenti, Alano menarik Elrissa lebih dekat ke dirinya, lalu membenamkan wajah di leher wanita itu.Alano mengusap-usap rambut Elrissa dengan jari-jarinya, membuat ia merasa dicintai, didambakan dan dilindungi. Tangannya menjelajahi seluruh tubuh wanita itu, menyentuh setiap inci kulitnya yang halus nan sempurna.Bibirnya yang keras nan dingin mampu membuat Elrissa melayang. Dia tak bisa memikirkan apapun, kecuali terbawa suasana. Perlakuan lembut Alano— sukses membuatnya terlena.Tubuh wanita itu tak berdaya, seolah-olah sudah takluk di tangan Alano, si pria misterius yang mengaku sang suami.Pria itu kini memeluknya lebih erat, masih membenamkan kepala ke lehernya. Dia berbisik di telinganya, "aku sangat mencintaimu, Sayang. Aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-01
  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   11. Ciuman Sampai Lemas?

    Keesokan harinya ...Alano membangunkan Elrissa pagi-pagi buta. Dia mengajaknya untuk berlari pagi.Udara di luar rumah terlalu dingin, sangat amat dingin. Rasanya seperti berada di tempat bersalju tanpa salju.Suasana masih berkabut tebal. Pepohonan terlihat masih basah, begitu pula dengan dedaunan. Tetes demi tetes air bekas hujan maupun embun berjatuhan.Kondisi tanah sama lembabnya, bahkan sebagian berlumpur. Tetapi, ada rute jalan kecil berupa tanah berkerikil yang cukup aman untuk berlari.Elrissa memandangi sekitar. Udara disini begitu segar kala terhirup ke paru-paru. Namun, akibat terlalu dingin, kulit wajahnya sebagian memerah."Alano?“ panggilnya.Alano, yang sedang berjalan di sebelahnya itu, menoleh. "Iya, Sayang?""Kamu nggak kedinginan menggunakan kaos tipis begitu?"Alano hanya menggunakan kaos lengan pendek tipis dipadu dengan celana pendek agak ketat serta sepatu olah raga. Dia menjawab, "Biasa aja, aku terbiasa dingin-dingin gini.""Daya tahan tubuh kamu bagus terny

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-06
  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   12. Ruang Kosong?

    Sentuhan dan ciuman penuh cinta dan nafsu dari Alano selama hampir sejam membuat Elrissa terkulai lemas. Tulang pinggangnya terasa remuk karena terus ditindih oleh pria misterius itu.Alano bangkit dari atas tubuh wanita itu, lalu meregangkan otot pundaknya. Dia bergumam, "barusan lebih tegang dari kemarin ya, Sayang?"Elrissa ikut bangun dengan mimik wajah cemberut. Dia masih bisa merasakan dekapan kuat, tangan kasarnya, dan juga gigitnya di leher. "Barusan kamu itu kasar sekali, loh. Leherku jadi merah-merah pasti ini."Alano meringis tanpa bersalah. Dia melihat bekas cupang buatannya di leher Elrissa. "Maaf, Sayang, aku udah berusaha agak pelan tadi. Lagian, kamu suka 'kan? Dari tadi desah mulu. Pasti enak banget, ya?""Kayaknya yang keenakan ciumin aku melulu." Elrissa menahan malu dengan berkata demikian. Dia sedikit mengalihkan perhatian."Masa sih? Yang keenakan banget itu kamu.” Bibir Alano menyeringai lebar. Dia mencolek pipi wanita itu dengan gemas, lalu menggoda, "hayo ngak

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-07
  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   13. Barusan itu Siapa?

    Apa ada sesuatu di dalam ruangan itu?Elrissa masih kepikiran tentang ruangan sebelumnya yang terkunci. Tetapi, dia tak bisa membahas itu lagi karena Alano terlihat kesal. Alhasil, dia diam saja saat makan siang bersama pria itu."Sayang, kamu kok diam aja? Ada apa? Masih mikirin ruangan tadi?" tanya Alano membuka obrolan."Iya ..." Elrissa terdengar ragu saat menjawab itu. Dia benar-benar ingin bertanya lebih.Akan tetapi, belum sempat berkata lagi, Alano menegaskan, "nggak ada apa-apa, Sayang.""Iya udah, oh iya, cuaca masih buruk sekarang—" Elrissa mengalihkan perhatiannya ke jendela yang masih terbuka. Terlihat di luar, suasana siang hari sudah mulai gelap akibat mendung. "Aku—""Apa? kita nggak bisa pulang dulu, sabar ya. selama kamu nggak apa-apa, kita di sini dulu."Elrissa mengangguk. Dia bertanya hal lain, "aku cuma mau HP-ku, HP-ku mana? belum ketemu juga?""Nggak tau, Sayang, mungkin emang tenggelam. Yaudahlah, ngapain juga dipikirin. Setelah kita balik, nanti aku beliin l

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09

Bab terbaru

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   72. Bersama di Malam Ini

    Elrissa dan Alano duduk di kursi yang dipisahkan oleh meja bundar. Di atas meja itu terdapat piring-piring berisi daging, sate dan burger yang semuanya masih hangat. Mereka berdua kompak bersandar santai sembari melihat ke langit dimana sudah ada kembang api yang menyala.Pesta tahun baru sudah dimulai.Alano menuangkan alkohol jenis gin ke gelasnya untuk kesekian kalinya.Elrissa memegangi piring kecil berisi irisan daging. Dia sudah memakan sebagian. Pandangannya masih ke arah samping, ke kekasihnya yang sudah habis dua botol alkohol. “Sayang, kamu terlalu banyak minum itu, sudah jangan lagi.”“Aku masih sadar, kok, nggak apa-apa.” Alano menoleh pada wanita itu sembari tersenyum. Memang benar, kelihatan sekali kalau dia masih belum terlalu terpengaruh alkohol.“Aku takut kamu tipe pengamuk kalau mabuk.”Alano tertawa. “Aku tipe tukang tidur kalau mabuk.""Awas saja kalau ketiduran disini, aku nggak akan membawamu masuk ...""Jangan gitu, dong, nanti kamu kedinginan loh kalau nggak d

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   71. Cinta Aneh?

    Rumah sewaan Alano adalah bangunan tua pinggir jalan. Rumahnya tidak terlalu besar, tidak bertingkat, tapi setidaknya punya halaman belakang yang cukup luas dan dilindungi oleh pagar yang aman. Itu yang paling penting sekarang.Saat mereka datang, semua sudah dibersih, tetapi areanya masih basah dan lembab. Untungnya, cuaca bagus hari ini, udara lebih hangat dari sebelumnya.Elrissa beristirahat di kamarnya sendirian. Dia diminta untuk tidur saja oleh Alano. Tetapi, wanita itu tidak mungkin bisa beristirahat setelah kejadian di supermarket tadi. Semuanya begitu mengejutkan.Ketika hari sudah mulai gelap, Elrissa keluar dari kamar untuk memeriksa keadaan. Dia penasaran dengan apa yang sudah dilakukan oleh calon suaminya di halaman belakang.Selama berjam-jam, Alano menikmati waktu sendirinya di halaman belakang. Dari mulai menyiapkan alat panggangan untuk pesta BBQ, menaruh meja di sampingnya yang sudah banyak terhidang potongan paprika, udang, daging dan lain-lain.Pencahayaan di hala

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   70. Rencana Daniel?

    Elrissa tenggelam dalam pemikiran. Tetapi, semua itu buyar akibat wanita misterius tadi tak berhenti berteriak. Dia sempat berteriak, “Nona, jauhi pria itu! Dia monster! Dia bukan manusia! Tolong selamatkan dirimu!” Alano risih mendengarnya. Dia menarik tangan Elrissa, lalu diajak pergi ke rak terjauh agar menghindari kerumunan orang yang penasaran dengan keributan ini. Ketika sudah berada di samping rak minuman beralkohol, Alano berhenti berjalan, lalu mengambil beberapa kaleng alkohol untuk dimasukkan ke dalam troli. Elrissa tersadar. “Sayang, kamu minum alkohol? Kamu bilang nggak minum?” “Nggak apa-apa ‘kan? Ini juga mau tahun baru, sekalian merayakan.” Alano menjawab dengan nada cukup dingin. "Hmm ..." Elrissa tidak suka dengan ini. Alano paham kekhawatiran Elrissa. "Tenang, aku nggak mungkin mabuk. Jangan takut. Lagian di supermarket ini, alkohol yang dijual itu terbatas, nggak ada yang kandungan alkoholnya tinggi, malahan mirip soda biasa." "Oh." Alano kembali m

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   69. Tuduhan Mencurigakan?

    Seminggu telah berlalu …Alano mengajak Elrissa untuk pergi berlibur di kota kecil, sekaligus menghindari keramaian tahun baru di kota besar.Elrissa tampaknya ingin menghabiskan waktu lebih private bersama Alano. Kehamilannya telah diperiksa dan ternyata sudah jalan lima minggu. Ini cukup mengejutkan karena dia tidak terlalu merasakan gejalanya, kecuali lelah dan suka mengantuk.Sebelum ke rumah yang mereka sewa, terlebih dahulu Alano membelokkan mobilnya masuk ke area supermarket. Halaman parkirnya sudah ramai pengunjung. Tak heran sekarang sudah cukup siang.Supermarket itu bernama Tony’s Market, tempat yang jelas familiar kepada semua warga yang pernah berada di kota ini, termasuk Alano dan Elrissa. Saat kecil, mereka beberapa kali mampir kemari untu berbelanja.Saat keluar dari mobil, Elrissa menatapnya bagian depan supermarket itu. “Sudah berapa tahun ya aku nggak ke sini?”Alano ikut keluar mobil, menikmati udara segar di kota ini. “Aku juga sudah lupa kapan terakhir ke kota in

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   68. Masa Kecil Bersama Alano?

    Elrissa memeluk Alano begitu sampai di rumah. Dia menangis di pelukan pria itu, menyesali keputusannya untuk pergi sendirian. Hatinya masih terluka dengan kelakuan tersembunyi dari Daniel.Alano mengelus rambutnya. Tidak perlu dijelaskan, dia sudah mengetahui segalanya. "Nggak usah menangis, Sayang, nanti akan aku balas semua sakit hatimu.""Dia ingin melenyapkan anak kita.""Nggak akan. Nggak akan ada orang yang bisa mencelakaimu ataupun anak kita. Tenang saja, ya."Elrissa melepaskan pelukannya, lalu memandangi wajah Alano. Air mata membasahi pipinya. Dia sangat stres karena semua ini.Alano tidak tega melihatnya. Dia memgusap air mata Elrissa dengan jempolnya. "Sudah jangan nangis. Dia nggak akan mengganggu kita lagi.""Iya.""Kamu mau liburan nggak? Kita bisa menyewa villa di kota lain? Kita bisa main ke pantai atau semacamnya."Elrissa menatap Alano dalam-dalam, senang dengan perubahan sikap pria itu. Sekarang, dia merasa sangat aman dan dicintai. Tidak dikekang seperti sebelumny

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   67. Melarikan Diri

    Daniel baru saja menindih tubuh Sarah di atas ranjang, tapi suara berisik pintu gerbang mengganggunya. Dia langsung bangun, dan menaikkan celananya lagi."Siapa itu, jangan-jangan dia ..." katanya sambil mengancingkan lagi kemeja yang dia pakai.Sarah bangun sembari menutupi dadanya dengan selimut. "Daniel, mau kemana?"Daniel mengacuhkannya, dan berlari keluar kamar, curiga kalau David mengkhianatinya.Dia menggebrak pintu kamar tamu, dan tak melihat ada Elrissa disitu. "Rissa!"Panik, dia keluar rumah, dan berlari ke pintu gerbang. Dari situ, dia bisa melihat wanita itu berlari menyusuri trotoar menuju ke jalan raya yang berjarak dua ratus meter dari rumah ini."ELRIISSSSAAA! MAU KEMANA KAMU!" teriak Daniel mengejarnya.Elrissa kaget, ternyata ucapan David benar, suara berisik dari pintu gerbang menyadarkan Daniel akan kepergiannya.Dia menambah kecepatannya berlari, dan untungnya jarak ke jalan raya tidak terlalu jauh.Sebuah taksi berhasil dia berhentikan, tapi sialnya lari Daniel

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   66. Kenyataan Pahit

    Elrissa masih tidak sadarkan diri saat ditidurkan di ranjang kamar tamu rumah David.David sampai dibuat tidak bisa berkata-kata dengan tindakan sepupunya. Dia tidak tahu kalau akan sampai seperti penculikan begini.Apakah ini tidak apa-apa? Sekalipun mereka tunangan, tapi ini sudah kelewatan. Dia pergi ke dapur dan mendapati Daniel sedang berciuman dengan Sarah.Muak, dia menarik pundak Daniel hingga mereka berhenti berciuman. "Stop berbuat bejat untuk sementara, ini masalah serius, kenapa kalian membawa masalah di rumahku?"Sarah memilih pergi, dia tidak mau terlibat pertengkaran. David sempat melototinya, kesal sekali.Daniel malah duduk di meja dapur layaknya seorang bos. Dia memainkan cangkir kosong yang dia pegang. "Kamu ganggu saja. Aku mau buat kopi ini.""Jangan keterlaluan, Daniel, bisa-bisanya bermesraan dengan mantan kekasihmu di rumahku?""Memangnya kenapa? Kamu sudah tahu 'kan?""Ini kelewatan.""Ada apa denganmu? Kamu jadi nggak asyik sekarang.""Aku bukannya nggak asy

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   65. Pria Kasar ini?

    Esok harinya ...Elrissa datang menemui Daniel di kediamannya seorang diri. Dia tidak tahu bagaimana nanti reaksi pria itu. Tetapi, dia harus memutuskan sekarang karena sudah mengandung anak pria lain.Begitu masuk ke dalam rumah, terlihat Daniel sudah bersiap untuk pergi.”Sebaiknya kita langsung pergi dari sini, Sayang, aku nggak mau pria itu mengincar kita lagi, kita akan pergi ke rumah David," katanya."Apa? Nggak, nggak usah, aku ingin bicara denganmu serius.“ Elrissa duduk lebih dahulu di sofa panjang ruang tamu.Daniel duduk di sofa depannya. "Bicara serius? Ada apa?”“Bagaimana tanganmu?" Elrissa ingin basa basi sedikit, agak khawatir dengan kondisi tangan Daniel yang waktu itu dikasari oleh Alano."Sudah membaik.""Syukurlah.""Kamu mau bicara apa?""Begini, aku ingin kita ... mmm ... nggak bisa melanjutkan hubungan ini. Maafkan aku.""Apa? Apa maksudmu!" Daniel meledakkan emosi. Dia jelas sangat marah. Setelah kesengsaraan yang terus dia alami, tentu saja tidak semudah melep

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   64. Berdamai dengan Alano?

    Elrissa menyendiri di kamar tidur sejak mendapatkan hasil tes kehamilannya. Perasaan tidak enak yang selalu dia rasakan ternyata adalah gejala kehamilan."Bagaimana? Mungkin beberapa minggu lagi kita harus menikah," ucap Alano berdiri di depan Elrissa yang duduk di tepian ranjang.Elrissa menengok ke kalender meja kecil yang ada di atas meja nakas. Disitu terlihat kalau sebentar lagi natal. "Aku nggak mau.""Maksudmu kamu akan tetap hamil dan tanpa status begini?""Aku nggak terima dengan caramu melakukan ini. Aku nggak mau.""Kalau kamu mau punya anak di luar pernikahan, nggak masalah. Aku nggak akan menikahimu.""Iya sudah.""Iya, aku nggak akan menikahimu, jadi kamu dan anak kita nanti akan dijadikan bahan gunjingan orang.""Ini era modern, banyak ibu single parent di luaran sana. Jangan menjadikan ini untuk mengekangku.""Oh hebat kamu, berani ngomong kayak begitu di negara ini?""Aku akan bilang kalau ayah dari anakku sudah mati.""Kamu lebih bodoh dari yang aku kira. Ini namanya

DMCA.com Protection Status