Share

04. Disekap?

Author: Diosa
last update Last Updated: 2024-03-18 13:49:34

Usai membersihkan diri, Elrissa keluar dari kamar mandi. Kini, tubuhnya telah terbalut dress kasual selutut berwarna biru dengan motif bunga-bunga. Dia melihat Alano duduk di pinggiran ranjang sambil memainkan ponsel.

Menyadari keberadaan Elrissa, Alano mengantongi ponselnya di celananya lagi, kemudian bertanya, "Sayang— udah selesai? Kamu nggak apa?"

"Nggak apa." Elrissa mendekat ke ranjang. Dia penasaran akan sesuatu. "Ngomong-ngomong mana HP-ku?"

"Kayaknya jatuh ke laut, aku nggak nemuin HP kamu waktu nyelamatin kamu, di tepi pantai juga nggak ada."

"Aku main air sambil bawa HP?"

"Mana kutahu."

"Aku juga agak penasaran—" Elrissa menatap pria yang mengaku suaminya itu dengan serius. "—kamu bilang aku main air, renang mungkin 'kan? Tapi kenapa aku pakai baju blus sama rok sebelumnya? Kan nggak masuk akal. HP-ku juga nggak ada."

"Kamu mau bilang kalau aku bohong sama kamu? Kamu mau bilang kalau penjelasanku nggak masuk akal?"

"Aku loh nggak bilang kamu bohong."

"Tapi cara ngomong kamu sama cara kamu natap aku itu kelihatan banget kamu ragu sama aku."

"Kamu kok ngomongnya gitu? Apa jangan-jangan emang benar kamu nyembunyiin sesuatu dariku?"

Ekspresi Alano berubah menjadi serius pula. Otot-otot wajahnya tegang. Usai jeda beberapa detik, dia berdiri lalu mendekati wanita tersebut.

Dia menegaskan, "Rissa, aku ini suami kamu, aku bicara apa adanya."

"Aku bingung aja. Aku mungkin tenggelam, tapi masa gara-gara main air? Tolong jujur, sebenarnya ada apa denganku? Apa yang terjadi sebelum aku tenggelam?"

Alano menghela napas panjang. Dia kelihatan seperti sedang menahan diri. Senyuman palsu mengembang di bibir, tak ingin ada ketegangan di antara mereka.

Dia menjelaskan, "jujur, Sayang ... aku sebenarnya nggak terlalu tahu kamu renang apa enggak atau gimana. Kamu ke pantai duluan, ninggalin aku di villa. Waktu aku ke sana, kamu udah tenggelam. Aku berenang buat nyelamatin kamu."

Selesai jeda sesaat, dia menambahkan, "jadi, aku ngiranya kamu mungkin nekad main air atau renang."

Penjelasan itu cukup masuk akal di telinga Elrissa, tapi entah mengapa dia masih tidak enak. Firasatnya mengatakan ada sesuatu yang disembunyikan oleh pria ini.

Tapi, apa?

Alano mendekat, lalu memeluknya dengan erat. Suaranya begitu lembut dan dalam ketika berkata lagi, "maaf barusan mungkin aku nakutin kamu. Aku cuma bingung aja sama sikap kamu yang jadi over waspada kayak gini padahal aku suami kamu."

Elrissa membeku di tempat. Pelukan Alano sangat hangat dan terasa tak ada niat jahat. Dia sedikit terjepit, tapi tak merasa kesakitan, justru merasa aman dalam dekapan dada keras pria tiu.

Dia menjawab, "nggak apa-apa. Maaf juga soalnya aku nuduh kamu bohong padahal kamu udah nyelamatin aku."

"Kamu istriku. Aku cinta sama kamu. Aku nggak mau kehilangan kamu. Aku nggak bisa bayangin hidupku kalau aja gagal nyelamatin kamu. Aku nggak bisa dan nggak mau hidup tanpa kamu, Rissa."

Elrissa terbuai oleh perkataan manis tersebut. Dia merasa kalau dekapan pria itu makin erat seakan ingin meluapkan perasaan rindu mendalam.

Tanpa terasa bibirnya melebarkan senyuman manis. Dia berkata lirih, "makasih udah nyelamatin aku."

"Iya." Alano melepaskan pelukannya, lalu beralih mencubit dagu Elrissa. Dia mendongakkan wajah wanita itu agar bisa menatapnya lebih dekat. Tak heran dia harus begitu karena dia jauh lebih tinggi.

Elrissa masih menahan malu dengan sikap orang yang mengaku suami itu. "Apa? Kenapa kamu ngeliatin aku sampai kayak gitu?"

"Nggak apa, aku cuma kangen aja, pengen ngeliatin wajah cantik kamu dari dekat."

"Ja-jangan godain aku."

"Shh," desis Alano seakan tak mau mendengar penolakan. Bibirnya menyeringai lebar. "Ini salah kamu."

"Kenapa jadi aku yang salah?"

"Soalnya kamu cantik banget. Rugi 'kan kalau punya istri cantik tapi nggak digodain?"

Elrissa merinding sekujur tubuh. Perasaan makin tidak karuhan akibat seringaian Alano makin lebar. Pesona pria misterius ini sungguh tak bisa ditolak.

Benar, Alano seolah terlahir di dunia hanya untuk membahagiakan para wanita. Dari mulai fisik yang tangguh, atletis nan berotot— wajah tampan menawan luar biasa, suara pun terdengar menggairahkan.

Karena Elrissa makin tegang, Alano pun terpaksa melepaskan sentuhannya di dagu wanita itu. Dia menahan tawa saat menggodanya, "sayangku kayaknya speechless. Masa baru aku sentuh pakai jari aja udah begini— apa jadinya kalau aku sentuh pakai anggota tubuh yang lain?"

"Apaan, sih ..." Elrissa merasa wajahnya menguap. Daun telinga pun memerah akibat membayangkan maksud pria itu. "Jangan ngomong yang enggak-enggak, aku beneran belum kenal sama kamu, loh."

"Iya, iya, Sayang. Maaf, aku nggak betah kalau nggak godain kamu. Yaudah, itu aku buatin teh buat kamu, minum aja, terus tidur," kata Alano sembari menuding cangkir teh di atas meja.

Setelahnya, dia melihat jam tangan sambil berkata kembali, "aku mau bersihin sampah sama ngurusin barang-barang kita yang masih berantakan di luar."

"Iya."

Alano pergi keluar dari kamar.

Selama semenit lamanya, Elrissa hanya diam di tempat. Baru setelah itu, pandangannya menoleh ke jendela berteralis besi.

Entah mengapa, pikirannya menjadi sedikit liar— kalau misalkan dia disekap, maka tempat seperti ini yang paling sempurna.

Villa misterius di tengah hutan. Tidak ada siapapun di antara mereka, dan tidak ada komunikasi.

"Apa yang aku pikirin ... nggak mungkin Alano orang jahat, lagian dia udah nyelamatin aku," ucap Elrissa menepis pemikiran buruk itu.

Dia lantas mengamati cincin kawin di jari manisnya sambil terus bertanya-tanya—

Tidak mungkin 'kan?

***

Related chapters

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   05. Malam Pertama?

    Tidur Elrissa malam ini tidak terlalu pulas. Dia bermimpi kejadian yang dirasakannya terlalu nyata. Mimpi itu semacam pecahan ingatan yang kembali padanya.Dia berada di dalam sebuah kapal pesiar, menghadiri sebuah acara dengan teman-temannya. Kemudian, ingatannya kabur, digantikan dengan perasaan berat di dada, paru-paru sulit bernapas.Alhasil, dia terbangun dengan dada berdebar. Dia bergumam, "cuma mimpi? Kayaknya enggak, tapi kapan ya itu kejadian?Matanya mengerjap-ngerjap, mencoba melihat suasana kamar yang gelap ini.Lampu utama mati, wajar disini sangat gelap, tapi ada sedikit cahaya dari lampu meja nakas.Baru akan bergerak, Elrissa sadar ada tangan yang merangkul perutnya, dan itu adalah milik Alano.Sekujur otot di tubuhnya mendadak tegang, wajah memerah bak kulit udang rebus. Bukankah harusnya dia tidur sendirian, kapan pria ini datang?Yang membuatnya makin gelisah adalah Alano memiliki kebiasaan tidur telanjang bulat. Kehangatan yang dia rasakan bukan hanya dari selimut

    Last Updated : 2024-03-18
  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   06. Siapa Itu Daniel?

    "Bagaimana kalau kita ciuman? Mungkin dengan begini ingatanmu bisa langsung kembali?"Saran dari Alano tersebut sontak membuat muka Elrissa makin memerah. Dia tidak bisa menebak perkataannya serius atau tidak karena pria itu masih menahan tawa."Jangan nakal kamu, kamu bilang nggak bakalan ngapa-ngapain dulu, aku beneran belum ingat kamu, loh. Kamu harusnya jangan godain aku terus," katanya kemudian."Emangnya kenapa kalau aku godain kamu? Masa aku nggak boleh godain istri sendiri?""Kamu nggak takut aku nggak ingat kamu lagi? Perasaan cintaku sama kamu mungkin—""Nggak," sela Alano cepat meraba belakang leher Elrissa, lalu menariknya agar berdekatan. Saat wajah mereka hanya berjarak sejengkal, barulah dia berbisik, "mau hilang ingatan atau enggak, aku nggak bakalan takut karena kamu pasti akan cinta sama aku pada akhirnya."Napas Elrissa tertahan. Dia bisa merasakan hembusan napas Alano menerpa kulit pipinya. Sensasi ini begitu mendebarkan.Alano mengelus-elus tengkuk Elrissa, tahu i

    Last Updated : 2024-03-18
  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   07. Selingkuhan?

    Pupil mata hitam Alano telah terselimuti oleh amarah dan kecemburuan. Dia tidak terima mendengar Elrissa menyebut nama pria lain saat mereka tengah bersama.Agak keras, dia bertanya, "siapa yang kamu sebut barusan? Jawab, siapa itu Daniel?!"Elrissa tegang. "Aku udah bilang aku nggak tahu, aku nggak ingat, aku nggak tau itu siapa. Keluar dari mulutku gitu aja.""Rissa..." Alano masih dikuasai cemburu. Aura di sekitarnya kini sangat mengintimidasi. Selain itu, tatapan matanya tampak panik sekaligus takut. "Rissa, kamu nggak bohong 'kan? Jangan manfaatin hilang ingatan kamu buat bohong sama aku! Tolong jujur sama aku!""Aku beneran nggak tahu. Aku nggak ingat, siapa itu Daniel? Beneran nggak ingat ...""Jangan-jangan kamu selingkuh dariku sebelum kita kemari? Sama orang yang namanya Daniel ini— makanya kamu nyebut nama dia saat aku cium kamu?” Entah mengapa, Elrissa begitu takut melihat ekspresi wajah yang berubah drastis itu. Dari yang tadinya sangat lembut, menjadi monster.Tapi, dia

    Last Updated : 2024-03-18
  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   08. Foto Kami?

    Alano datang kembali ke dalam kamar tidur dengan membawa laptop. Dia duduk di tepian ranjang, tepat di sebelah Elrissa yang duduk bersandar pada tumpukan bantal.Pria itu memperlihatkan satu folder berisi file foto serta video tentang dirinya dan Elrissa. Ada ribuan foto yang diambil sejak mereka berpacaran.Semua foto yang terlihat tampak romantis, Elrissa tahu itu wajahnya, tapi seperti itu bukan dia. Kebanyakan spot foto diambil dari tempat mewah. Sebagai wanita kelas menengah, dia merasa ini bagaikan halusinasi.Dia menikahi seorang pria kaya raya, berkencan di tempat mewah, lalu menikah?Iya, ini terdengar seperti mimpi."Kita berkenalan sekitar setengah tahunan, lalu sejak empat bulanan yang lalu, kita pacaran, terus aku langsung lamar kamu,“ kata Alano membuka obrolan."Aku langsung nerima kamu?”"Iya. Kenapa?“"Nggak gitu, apa nggak terlalu cepat pacaran terus nikah?”"Kamu ini aneh banget, buka

    Last Updated : 2024-03-21
  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   09. Stalker?

    Selama beberapa jam berlalu, Elrissa masih sibuk dengan foto-foto yang ada di dalam laptop Alano. Dia berusaha mengingat tentang kejadian beberapa bulan belakangan— tapi belum ada sekeping ingatan yang melintas di kepala. Kenapa semua foto ini terasa asing?Aneh.Sementara itu, Alano sudah keluar dari kamar untuk membuat teh hangat. Sejam kemarin, dia rutin membuatkan teh herbal untuk Elrissa."Sayang, aku buatin teh," ucapnya ketika masuk lagi ke dalam kamar dengan membawa secangkir teh herbal buatannya. Dia lantas menyuguhkan itu ke Elrissa. "Ini minum dulu, ya?"Elrissa menerima cangkir tersebut, kemudian diminum. Sensasi hangat dari herbal perlahan memenuhi tubuhnya.Alano tersenyum tipis. Dia seperti sangat puas melihat Elrissa meminumnya. "Udah?""Iya." Elrissa memberikan kembali cangkir yang masih tersisa sedikit teh tersebut. "Di luar hujan, ya?""Iya, tapi nggak deras, kok." Alano menaruh cangkir di atas meja nakas, kemudian dia mengambil laptop dari atas pangkuan Elrissa. "U

    Last Updated : 2024-03-22
  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   10. Apa Memang Seintim Ini?

    Alano mendaratkan ciuman di bibir Elrissa dengan penuh gairah. Dia memeluknya erat-erat, membuat wanita itu meleleh dalam pelukannya.Ciuman itu semakin bergairah dan intens, dan mereka terus berciuman satu sama lain seperti orang gila. Saat ciuman akhirnya berhenti, Alano menarik Elrissa lebih dekat ke dirinya, lalu membenamkan wajah di leher wanita itu.Alano mengusap-usap rambut Elrissa dengan jari-jarinya, membuat ia merasa dicintai, didambakan dan dilindungi. Tangannya menjelajahi seluruh tubuh wanita itu, menyentuh setiap inci kulitnya yang halus nan sempurna.Bibirnya yang keras nan dingin mampu membuat Elrissa melayang. Dia tak bisa memikirkan apapun, kecuali terbawa suasana. Perlakuan lembut Alano— sukses membuatnya terlena.Tubuh wanita itu tak berdaya, seolah-olah sudah takluk di tangan Alano, si pria misterius yang mengaku sang suami.Pria itu kini memeluknya lebih erat, masih membenamkan kepala ke lehernya. Dia berbisik di telinganya, "aku sangat mencintaimu, Sayang. Aku

    Last Updated : 2024-04-01
  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   11. Ciuman Sampai Lemas?

    Keesokan harinya ...Alano membangunkan Elrissa pagi-pagi buta. Dia mengajaknya untuk berlari pagi.Udara di luar rumah terlalu dingin, sangat amat dingin. Rasanya seperti berada di tempat bersalju tanpa salju.Suasana masih berkabut tebal. Pepohonan terlihat masih basah, begitu pula dengan dedaunan. Tetes demi tetes air bekas hujan maupun embun berjatuhan.Kondisi tanah sama lembabnya, bahkan sebagian berlumpur. Tetapi, ada rute jalan kecil berupa tanah berkerikil yang cukup aman untuk berlari.Elrissa memandangi sekitar. Udara disini begitu segar kala terhirup ke paru-paru. Namun, akibat terlalu dingin, kulit wajahnya sebagian memerah."Alano?“ panggilnya.Alano, yang sedang berjalan di sebelahnya itu, menoleh. "Iya, Sayang?""Kamu nggak kedinginan menggunakan kaos tipis begitu?"Alano hanya menggunakan kaos lengan pendek tipis dipadu dengan celana pendek agak ketat serta sepatu olah raga. Dia menjawab, "Biasa aja, aku terbiasa dingin-dingin gini.""Daya tahan tubuh kamu bagus terny

    Last Updated : 2024-04-06
  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   12. Ruang Kosong?

    Sentuhan dan ciuman penuh cinta dan nafsu dari Alano selama hampir sejam membuat Elrissa terkulai lemas. Tulang pinggangnya terasa remuk karena terus ditindih oleh pria misterius itu.Alano bangkit dari atas tubuh wanita itu, lalu meregangkan otot pundaknya. Dia bergumam, "barusan lebih tegang dari kemarin ya, Sayang?"Elrissa ikut bangun dengan mimik wajah cemberut. Dia masih bisa merasakan dekapan kuat, tangan kasarnya, dan juga gigitnya di leher. "Barusan kamu itu kasar sekali, loh. Leherku jadi merah-merah pasti ini."Alano meringis tanpa bersalah. Dia melihat bekas cupang buatannya di leher Elrissa. "Maaf, Sayang, aku udah berusaha agak pelan tadi. Lagian, kamu suka 'kan? Dari tadi desah mulu. Pasti enak banget, ya?""Kayaknya yang keenakan ciumin aku melulu." Elrissa menahan malu dengan berkata demikian. Dia sedikit mengalihkan perhatian."Masa sih? Yang keenakan banget itu kamu.” Bibir Alano menyeringai lebar. Dia mencolek pipi wanita itu dengan gemas, lalu menggoda, "hayo ngak

    Last Updated : 2024-04-07

Latest chapter

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   72. Bersama di Malam Ini

    Elrissa dan Alano duduk di kursi yang dipisahkan oleh meja bundar. Di atas meja itu terdapat piring-piring berisi daging, sate dan burger yang semuanya masih hangat. Mereka berdua kompak bersandar santai sembari melihat ke langit dimana sudah ada kembang api yang menyala.Pesta tahun baru sudah dimulai.Alano menuangkan alkohol jenis gin ke gelasnya untuk kesekian kalinya.Elrissa memegangi piring kecil berisi irisan daging. Dia sudah memakan sebagian. Pandangannya masih ke arah samping, ke kekasihnya yang sudah habis dua botol alkohol. “Sayang, kamu terlalu banyak minum itu, sudah jangan lagi.”“Aku masih sadar, kok, nggak apa-apa.” Alano menoleh pada wanita itu sembari tersenyum. Memang benar, kelihatan sekali kalau dia masih belum terlalu terpengaruh alkohol.“Aku takut kamu tipe pengamuk kalau mabuk.”Alano tertawa. “Aku tipe tukang tidur kalau mabuk.""Awas saja kalau ketiduran disini, aku nggak akan membawamu masuk ...""Jangan gitu, dong, nanti kamu kedinginan loh kalau nggak d

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   71. Cinta Aneh?

    Rumah sewaan Alano adalah bangunan tua pinggir jalan. Rumahnya tidak terlalu besar, tidak bertingkat, tapi setidaknya punya halaman belakang yang cukup luas dan dilindungi oleh pagar yang aman. Itu yang paling penting sekarang.Saat mereka datang, semua sudah dibersih, tetapi areanya masih basah dan lembab. Untungnya, cuaca bagus hari ini, udara lebih hangat dari sebelumnya.Elrissa beristirahat di kamarnya sendirian. Dia diminta untuk tidur saja oleh Alano. Tetapi, wanita itu tidak mungkin bisa beristirahat setelah kejadian di supermarket tadi. Semuanya begitu mengejutkan.Ketika hari sudah mulai gelap, Elrissa keluar dari kamar untuk memeriksa keadaan. Dia penasaran dengan apa yang sudah dilakukan oleh calon suaminya di halaman belakang.Selama berjam-jam, Alano menikmati waktu sendirinya di halaman belakang. Dari mulai menyiapkan alat panggangan untuk pesta BBQ, menaruh meja di sampingnya yang sudah banyak terhidang potongan paprika, udang, daging dan lain-lain.Pencahayaan di hala

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   70. Rencana Daniel?

    Elrissa tenggelam dalam pemikiran. Tetapi, semua itu buyar akibat wanita misterius tadi tak berhenti berteriak. Dia sempat berteriak, “Nona, jauhi pria itu! Dia monster! Dia bukan manusia! Tolong selamatkan dirimu!” Alano risih mendengarnya. Dia menarik tangan Elrissa, lalu diajak pergi ke rak terjauh agar menghindari kerumunan orang yang penasaran dengan keributan ini. Ketika sudah berada di samping rak minuman beralkohol, Alano berhenti berjalan, lalu mengambil beberapa kaleng alkohol untuk dimasukkan ke dalam troli. Elrissa tersadar. “Sayang, kamu minum alkohol? Kamu bilang nggak minum?” “Nggak apa-apa ‘kan? Ini juga mau tahun baru, sekalian merayakan.” Alano menjawab dengan nada cukup dingin. "Hmm ..." Elrissa tidak suka dengan ini. Alano paham kekhawatiran Elrissa. "Tenang, aku nggak mungkin mabuk. Jangan takut. Lagian di supermarket ini, alkohol yang dijual itu terbatas, nggak ada yang kandungan alkoholnya tinggi, malahan mirip soda biasa." "Oh." Alano kembali m

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   69. Tuduhan Mencurigakan?

    Seminggu telah berlalu …Alano mengajak Elrissa untuk pergi berlibur di kota kecil, sekaligus menghindari keramaian tahun baru di kota besar.Elrissa tampaknya ingin menghabiskan waktu lebih private bersama Alano. Kehamilannya telah diperiksa dan ternyata sudah jalan lima minggu. Ini cukup mengejutkan karena dia tidak terlalu merasakan gejalanya, kecuali lelah dan suka mengantuk.Sebelum ke rumah yang mereka sewa, terlebih dahulu Alano membelokkan mobilnya masuk ke area supermarket. Halaman parkirnya sudah ramai pengunjung. Tak heran sekarang sudah cukup siang.Supermarket itu bernama Tony’s Market, tempat yang jelas familiar kepada semua warga yang pernah berada di kota ini, termasuk Alano dan Elrissa. Saat kecil, mereka beberapa kali mampir kemari untu berbelanja.Saat keluar dari mobil, Elrissa menatapnya bagian depan supermarket itu. “Sudah berapa tahun ya aku nggak ke sini?”Alano ikut keluar mobil, menikmati udara segar di kota ini. “Aku juga sudah lupa kapan terakhir ke kota in

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   68. Masa Kecil Bersama Alano?

    Elrissa memeluk Alano begitu sampai di rumah. Dia menangis di pelukan pria itu, menyesali keputusannya untuk pergi sendirian. Hatinya masih terluka dengan kelakuan tersembunyi dari Daniel.Alano mengelus rambutnya. Tidak perlu dijelaskan, dia sudah mengetahui segalanya. "Nggak usah menangis, Sayang, nanti akan aku balas semua sakit hatimu.""Dia ingin melenyapkan anak kita.""Nggak akan. Nggak akan ada orang yang bisa mencelakaimu ataupun anak kita. Tenang saja, ya."Elrissa melepaskan pelukannya, lalu memandangi wajah Alano. Air mata membasahi pipinya. Dia sangat stres karena semua ini.Alano tidak tega melihatnya. Dia memgusap air mata Elrissa dengan jempolnya. "Sudah jangan nangis. Dia nggak akan mengganggu kita lagi.""Iya.""Kamu mau liburan nggak? Kita bisa menyewa villa di kota lain? Kita bisa main ke pantai atau semacamnya."Elrissa menatap Alano dalam-dalam, senang dengan perubahan sikap pria itu. Sekarang, dia merasa sangat aman dan dicintai. Tidak dikekang seperti sebelumny

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   67. Melarikan Diri

    Daniel baru saja menindih tubuh Sarah di atas ranjang, tapi suara berisik pintu gerbang mengganggunya. Dia langsung bangun, dan menaikkan celananya lagi."Siapa itu, jangan-jangan dia ..." katanya sambil mengancingkan lagi kemeja yang dia pakai.Sarah bangun sembari menutupi dadanya dengan selimut. "Daniel, mau kemana?"Daniel mengacuhkannya, dan berlari keluar kamar, curiga kalau David mengkhianatinya.Dia menggebrak pintu kamar tamu, dan tak melihat ada Elrissa disitu. "Rissa!"Panik, dia keluar rumah, dan berlari ke pintu gerbang. Dari situ, dia bisa melihat wanita itu berlari menyusuri trotoar menuju ke jalan raya yang berjarak dua ratus meter dari rumah ini."ELRIISSSSAAA! MAU KEMANA KAMU!" teriak Daniel mengejarnya.Elrissa kaget, ternyata ucapan David benar, suara berisik dari pintu gerbang menyadarkan Daniel akan kepergiannya.Dia menambah kecepatannya berlari, dan untungnya jarak ke jalan raya tidak terlalu jauh.Sebuah taksi berhasil dia berhentikan, tapi sialnya lari Daniel

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   66. Kenyataan Pahit

    Elrissa masih tidak sadarkan diri saat ditidurkan di ranjang kamar tamu rumah David.David sampai dibuat tidak bisa berkata-kata dengan tindakan sepupunya. Dia tidak tahu kalau akan sampai seperti penculikan begini.Apakah ini tidak apa-apa? Sekalipun mereka tunangan, tapi ini sudah kelewatan. Dia pergi ke dapur dan mendapati Daniel sedang berciuman dengan Sarah.Muak, dia menarik pundak Daniel hingga mereka berhenti berciuman. "Stop berbuat bejat untuk sementara, ini masalah serius, kenapa kalian membawa masalah di rumahku?"Sarah memilih pergi, dia tidak mau terlibat pertengkaran. David sempat melototinya, kesal sekali.Daniel malah duduk di meja dapur layaknya seorang bos. Dia memainkan cangkir kosong yang dia pegang. "Kamu ganggu saja. Aku mau buat kopi ini.""Jangan keterlaluan, Daniel, bisa-bisanya bermesraan dengan mantan kekasihmu di rumahku?""Memangnya kenapa? Kamu sudah tahu 'kan?""Ini kelewatan.""Ada apa denganmu? Kamu jadi nggak asyik sekarang.""Aku bukannya nggak asy

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   65. Pria Kasar ini?

    Esok harinya ...Elrissa datang menemui Daniel di kediamannya seorang diri. Dia tidak tahu bagaimana nanti reaksi pria itu. Tetapi, dia harus memutuskan sekarang karena sudah mengandung anak pria lain.Begitu masuk ke dalam rumah, terlihat Daniel sudah bersiap untuk pergi.”Sebaiknya kita langsung pergi dari sini, Sayang, aku nggak mau pria itu mengincar kita lagi, kita akan pergi ke rumah David," katanya."Apa? Nggak, nggak usah, aku ingin bicara denganmu serius.“ Elrissa duduk lebih dahulu di sofa panjang ruang tamu.Daniel duduk di sofa depannya. "Bicara serius? Ada apa?”“Bagaimana tanganmu?" Elrissa ingin basa basi sedikit, agak khawatir dengan kondisi tangan Daniel yang waktu itu dikasari oleh Alano."Sudah membaik.""Syukurlah.""Kamu mau bicara apa?""Begini, aku ingin kita ... mmm ... nggak bisa melanjutkan hubungan ini. Maafkan aku.""Apa? Apa maksudmu!" Daniel meledakkan emosi. Dia jelas sangat marah. Setelah kesengsaraan yang terus dia alami, tentu saja tidak semudah melep

  • RAYUAN SUAMI MISTERIUS   64. Berdamai dengan Alano?

    Elrissa menyendiri di kamar tidur sejak mendapatkan hasil tes kehamilannya. Perasaan tidak enak yang selalu dia rasakan ternyata adalah gejala kehamilan."Bagaimana? Mungkin beberapa minggu lagi kita harus menikah," ucap Alano berdiri di depan Elrissa yang duduk di tepian ranjang.Elrissa menengok ke kalender meja kecil yang ada di atas meja nakas. Disitu terlihat kalau sebentar lagi natal. "Aku nggak mau.""Maksudmu kamu akan tetap hamil dan tanpa status begini?""Aku nggak terima dengan caramu melakukan ini. Aku nggak mau.""Kalau kamu mau punya anak di luar pernikahan, nggak masalah. Aku nggak akan menikahimu.""Iya sudah.""Iya, aku nggak akan menikahimu, jadi kamu dan anak kita nanti akan dijadikan bahan gunjingan orang.""Ini era modern, banyak ibu single parent di luaran sana. Jangan menjadikan ini untuk mengekangku.""Oh hebat kamu, berani ngomong kayak begitu di negara ini?""Aku akan bilang kalau ayah dari anakku sudah mati.""Kamu lebih bodoh dari yang aku kira. Ini namanya

DMCA.com Protection Status