Beranda / Romansa / RANTAI CINTA MAFIA KEJAM / Memastikannya baik-baik saja

Share

Memastikannya baik-baik saja

Penulis: Chatrin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-25 14:55:18

Hanya tatapan dalam yang terasa menembus hingga ke hati Jia. Seolah-olah pria itu ingin mengatakan sesuatu yang penting, namun memilih untuk tetap diam. Mobil hitam itu mulai melaju pelan meninggalkan mansion, meninggalkan Jia yang masih terpaku di tempatnya.

Jia menghela napas panjang, mencoba meredakan kekacauan di dalam dirinya. Ia ingin mengejarnya, bertanya apa yang sebenarnya terjadi, tetapi sesuatu menahannya. Perasaan aneh yang bercampur antara rasa takut dan penasaran. Malam itu, ia merasa ada sesuatu yang lebih besar sedang dimainkan, dan ia hanyalah salah satu bidaknya.

Beberapa saat berlalu, keheningan kembali menguasai mansion. Jia memutuskan untuk tidak diam saja. Dia berjalan perlahan menyusuri lorong-lorong besar menuju perpustakaan, ruangan yang biasanya menyimpan berbagai dokumen dan buku penting milik Revandro. Jika ada sesuatu yang disembunyikan pria itu, mungkin jawabannya ada di sana.

Ketika Jia membuka pintu perpustakaan, aroma buku tua dan kayu memenuhi udara.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Datang disaat yang tepat

    Malam itu terasa lebih tenang meskipun hati Jia masih terasa berat. Dia dan Arvell duduk di ruang tamu, suasana hening namun tidak mengintimidasi. Arvell tidak mendesak Jia untuk bicara, hanya menemaninya. Kadang, diam adalah bahasa paling tulus yang bisa menghubungkan dua hati yang terluka.Ketika akhirnya Jia bersandar pada sofa dengan kepala menengadah, dia menarik napas panjang. "Arvell...," panggilnya pelan, suaranya serak karena tangis."Hm?" Arvell menoleh, menunggu kata-kata yang mungkin sulit keluar."Kenapa kau selalu datang di saat yang tepat?" tanya Jia. Matanya masih bengkak, tapi sorot matanya mulai mencari sesuatu yang nyata, sesuatu yang bisa dipercaya.Arvell tersenyum kecil, tangannya bermain dengan cangkir kopi di hadapannya. "Mungkin itu takdir, atau mungkin aku hanya seseorang yang tidak bisa berpaling saat tahu kau sedang terluka," jawabnya dengan nada lembut namun tegas.Jia tertawa kecil, walau terdengar getir. "Kedengarannya seperti sesuatu yang dikatakan pria

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Masa depannya yang tidak jelas

    Langkah Jia terasa berat, bukan karena kelelahan fisik, melainkan karena kekacauan emosinya. Suara napasnya yang terengah-engah menggema di lorong besar itu. Ia mencoba mengabaikan tatapan dingin yang seolah terus mengikuti dari belakang, seakan Revandro belum benar-benar menyerah meskipun tidak lagi mengejarnya.Saat Jia akhirnya mencapai sudut terpencil di luar mansion, angin malam yang dingin menerpa wajahnya. Namun, dingin itu tidak bisa menenangkan hatinya yang berkecamuk. Dengan gemetar, Jia merogoh ponsel di sakunya, berharap mencari sesuatu yang bisa membuat pikirannya lebih tenang. Tapi pandangannya kabur oleh air mata yang tak terbendung lagi."Jia," suara itu memanggil, lembut namun cukup tajam untuk membuatnya berhenti.Ia menoleh, dan di sana, berdiri Arvell dengan wajah yang sarat kekhawatiran. Sejak kapan dia ada di sini? Jia tidak tahu. Tapi kehadirannya, entah bagaimana, membuat Jia sedikit merasa lebih aman."Arvell," Jia hampir berbisik, suaranya pecah. "Aku lelah

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Siapa yang akan dipilih?

    Keesokan harinya, Jia bangun dengan perasaan yang tidak menentu. Semalam, ia memutuskan untuk membatasi interaksi dengan siapa pun, termasuk Revandro dan Arvell. Ia butuh waktu untuk menenangkan diri, tetapi dunia tampaknya tidak memberinya kemewahan itu.Ponselnya terus bergetar sejak pagi—pesan dari Revandro yang bertanya di mana ia berada dan dari Arvell yang hanya mengatakan ingin bertemu untuk bicara. Jia memutuskan untuk mengabaikan semuanya. Namun, firasat aneh mulai menghantui pikirannya ketika ia keluar rumah untuk berjalan-jalan di taman dekat apartemennya.Di sisi lain kota, Revandro duduk di ruang kantornya yang megah, tetapi suasana hati pria itu jauh dari kata damai. Ia baru saja menerima laporan bahwa Arvell menemui salah satu mantan anggotanya, mencoba menggali informasi tentang masa lalu Jia."Dia benar-benar mencoba melawan," gumam Revandro dengan suara dingin, melempar dokumen itu ke meja."Anda ingin saya menangani ini?" tanya salah satu anak buahnya.Revandro ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Pusat masalah

    Beberapa hari berlalu, Jia berusaha menjauhkan dirinya dari Revandro maupun Arvell. Ia menyibukkan diri dengan rutinitas, berharap bisa melupakan kekacauan yang melibatkan dua pria itu. Namun, bayangan mereka terus menghantui pikirannya.Di sisi lain, Revandro semakin gencar memantau pergerakan Arvell. Obsesi Revandro terhadap Jia mendorongnya untuk bertindak lebih jauh. Ia tidak akan membiarkan siapa pun, terutama Arvell, mendekati wanita itu.Malam itu, sebuah ketegangan baru memuncak.Di sebuah ruangan gelap di salah satu properti Revandro, Arvell kembali muncul tanpa undangan. Kedatangannya jelas memancing amarah. Revandro duduk dengan tenang, tetapi tatapannya seperti bara api yang siap menyala kapan saja.“Aku sudah bilang untuk tidak melibatkan dirimu lagi, Arvell,” ujar Revandro tajam.Arvell tersenyum dingin. “Lucu, kau selalu merasa memiliki hak atas Jia. Padahal, kau bahkan tidak pernah memberinya kebebasan untuk memilih.”“Dan kau pikir kau lebih baik dariku?” balas Revand

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Alasan keduanya bertarung

    Malam itu, Jia kembali ke apartemennya dengan langkah berat. Sepanjang jalan, kata-kata Revandro dan Arvell terus terngiang di benaknya. Ia merasa lelah, tidak hanya secara fisik tetapi juga emosional. Setiap kali ia mencoba menjauh dari kehidupan gelap yang membelitnya, masalah baru selalu muncul.Di sisi lain, Revandro dan Arvell tidak tinggal diam. Setelah kepergian Jia dari kafe, keduanya memutuskan untuk berbicara, meski ketegangan masih terasa.“Kau tahu ini semakin berbahaya,” kata Arvell sambil menyilangkan tangan di dada. “Rian bukan hanya ancaman bagimu, tapi juga bagiku.”Revandro menatapnya tajam. “Dan apa rencanamu? Menyingkirkannya dengan metode brutal seperti biasanya?”“Jika itu diperlukan,” balas Arvell dingin. “Kau mungkin ingin bermain bersih, Revandro, tapi dunia ini tidak memaafkan kelemahan. Terutama jika menyangkut Jia.”Revandro mendekat, matanya penuh amarah. “Aku tidak akan membiarkan siapapun, termasuk kau, menyeretnya lebih jauh ke dalam konflik ini. Dia bu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Batasan

    Ketegangan di ruangan itu terasa mencekam. Jia memandangi Revandro yang duduk dengan wajah serius, lalu beralih ke pintu yang terus diketuk keras oleh Arvell. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan, tapi yang jelas, ia merasa terkepung.“Buka pintunya, Jia,” suara Arvell terdengar lebih keras. “Aku tidak punya waktu untuk permainan ini.”Revandro mendengus pelan, lalu berdiri. Tatapannya dingin, penuh amarah yang ditahan. “Kalau dia berani masuk tanpa izin, aku pastikan dia menyesal.”“Jangan membuat keributan,” Jia akhirnya bersuara, mencoba menjaga suaranya tetap tenang meskipun hatinya penuh kecemasan. “Kalian berdua… sudah cukup mengacaukan hidupku.”Revandro berhenti melangkah, menatap Jia dengan pandangan yang sulit dibaca. “Aku hanya ingin melindungimu, Jia.”“Melindungiku?” Jia tertawa sinis. “Dari apa? Dari siapa? Dari Arvell? Atau dari dirimu sendiri, Revandro?”Pintu mendadak terbuka keras, memperlihatkan Arvell yang masuk dengan langkah cepat. Pandangannya langsung tertuju

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Musuh lama

    Jia berdiri di sana, membeku. Kata-kata terakhir yang diucapkan hatinya sendiri membuat napasnya tersengal. Pilihan? Memilih di antara Revandro dan Arvell? Tidak ada yang masuk akal.“Aku tidak akan memilih,” katanya pelan tapi tegas, menatap kedua pria itu bergantian. “Aku tidak bisa. Dan aku tidak mau.”Revandro mendengus kecil, matanya yang tajam menyiratkan ketidaksabaran. “Kau tidak bisa terus lari dari ini, Jia. Kau tahu apa yang akan terjadi jika kau terus bersikap seperti ini.”“Apa yang akan terjadi? Kau akan memaksaku?!” sergah Jia, suaranya meninggi. “Kau sudah memaksaku masuk ke duniamu, Revandro. Dan kau,” ia menunjuk Arvell, “kau berpura-pura jadi penyelamat tapi sama-sama egois. Kalian berdua sama saja.”Arvell melangkah mendekat, wajahnya berubah lembut. “Jia, aku tidak ingin memaksamu memilih. Aku hanya ingin memastikan kau tidak disakiti.”“Tapi kau tetap mengaturku!” Jia memotong, suaranya terdengar lebih bergetar. “Kalian tidak pernah memikirkan apa yang sebenarnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Hanya jika kalian benar-benar peduli

    Bayangan itu menghilang ke dalam gelap dengan langkah ringan, seperti hantu yang tak ingin meninggalkan jejak. Jia merasakan bulu kuduknya meremang, entah karena ancaman nyata di sekitar mereka atau ketegangan antara Revandro dan Arvell yang semakin membara.“Diam di sini,” perintah Revandro dingin, mendorong Jia ke sudut terlindung di belakang kendaraan yang terguling. “Aku akan menangani ini.”Sebelum Jia bisa memprotes, Arvell menyela, “Dia bukan milikmu untuk diperintah-perintah.” Nada suaranya rendah, penuh kemarahan terpendam.Revandro menatapnya dengan sorot mata tajam. “Aku tahu kau ada agenda tersendiri, Arvell. Kau pikir aku tidak tahu permainanmu?”Arvell tersenyum tipis, mendekat dengan langkah lambat namun penuh ancaman. “Permainan? Kau yang pertama membawa Jia ke dalam dunia ini, Revandro. Jika ada yang berhak melindunginya sekarang, itu aku.”“Melindunginya?” Revandro mendekat, membuat mereka hanya berjarak beberapa inci. “Apa itu alasanmu, atau kau hanya ingin mencuri

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28

Bab terbaru

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Kisah yang bahkan dirinya tak pahami

    Jia merasa tubuhnya bergetar, bukan hanya karena ancaman yang nyata di depan matanya, tetapi juga karena kemarahan yang mulai membakar dirinya. Kenapa pria tua ini datang hanya untuk menghancurkan segalanya?Revandro menarik Jia ke belakangnya dengan gerakan protektif. "Kau tidak akan mendapatkan apa pun darinya. Kalau kau berani menyentuhnya, aku bersumpah, kau tidak akan keluar hidup-hidup dari sini."Pria tua itu tersenyum kecil, melangkah mundur dengan tangan di belakang punggungnya, seolah tak terganggu sedikit pun oleh ancaman Revandro. "Kau berpikir ancamanmu berarti sesuatu bagiku, Maxio? Kau mungkin kuat, tapi aku sudah hidup lebih lama dari yang kau tahu."Sementara itu, Arvell, yang diam-diam memperhatikan dari sudut ruangan, mulai menggerakkan pistolnya ke arah salah satu anak buah pria tua itu. Ia tahu waktunya sudah hampir habis—jika Jia tidak menyerahkan kotak itu, konflik ini akan berubah menjadi pembantaian."Jia," bisik Revandro, suaranya rendah namun cukup tegas unt

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Sebuah kotak

    Langkah Jia semakin cepat saat suara tembakan dan ledakan terus menggema di luar. Udara di lorong itu terasa berat dengan aroma mesiu, dan setiap langkahnya seolah membawa Jia lebih dekat ke dalam bahaya. Namun, di tengah kegelisahan yang mendera, tekad Jia semakin kokoh.Arvell berjalan di sisinya, wajahnya dingin dan penuh perhitungan. Meski jelas ia adalah sekutu sementara, Jia tak bisa mengabaikan fakta bahwa lelaki itu memancarkan aura bahaya yang setara dengan Revandro.Ketika mereka mencapai pintu keluar ke area gudang utama, mereka menemukan beberapa anak buah Revandro tengah bersembunyi di balik tumpukan peti. Salah satu dari mereka segera memberi laporan."Mereka sudah berhasil mendobrak gerbang utama. Revandro masih berusaha menahan mereka, tapi jumlah mereka terlalu banyak!"Jia merasa dadanya mencelos. Revandro sendirian?Arvell melirik pria itu dengan tenang. "Berapa banyak orang kita yang tersisa?""Kurang dari setengah. Sisanya sudah tumbang atau mundur.""Bagus," jawa

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Kerja sama?

    Ruangan itu penuh dengan ketegangan yang hampir bisa dirasakan. Jia mencoba mengatur napasnya, namun gemetar tubuhnya tak bisa ia hentikan. Revandro menggenggam tangannya erat, sementara Arvell berdiri dengan raut wajah yang gelap dan penuh amarah."Aku tidak percaya," Arvell memecah kesunyian. "Pria itu pasti berbohong. Dia mencoba mengadu domba kita dengan ceritanya."Revandro tidak menjawab. Tatapannya tertuju pada Jia, menunggu penjelasan, tetapi Jia hanya menggeleng pelan. "Aku sungguh tidak tahu apa yang dia bicarakan... tapi liontin itu..." Suaranya melemah, seolah hanya mengakuinya saja sudah menyakitkan."Liontin itu... terasa familier," sambungnya dengan suara bergetar."Familiar bagaimana?" tanya Revandro tegas."Aku tidak tahu," jawab Jia, frustrasi. "Aku tidak ingat! Tapi aku merasa... seperti itu pernah menjadi milikku.""Kau harus ingat, Jia!" Arvell berseru, langkahnya maju mendekati Jia. "Pria itu jelas tahu sesuatu. Jika kau tidak tahu apa yang kau simpan, kita semua

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   dikejar masa lalu

    Jia mundur perlahan, matanya tetap terpaku pada sosok Ignatius yang berdiri tegak di ujung jalan. Ia tidak tahu bagaimana pria itu bisa menemukannya, tapi kehadirannya jelas membawa ancaman.Dari dalam, suara langkah kaki Revandro mendekat. "Jia, kau baik-baik saja?" tanyanya, suaranya penuh kewaspadaan.Jia menoleh cepat. "Dia ada di sana," ujarnya lirih sambil menunjuk ke arah jalan.Revandro langsung bergerak, pandangannya menyapu tempat yang ditunjukkan Jia. Tapi jalanan itu kini kosong. Tidak ada siapa pun."Dia ada di sana, aku melihatnya!" Jia bersikeras, merasa seolah kehilangan akal sehatnya.Arvell muncul dari dalam ruangan dengan alis terangkat. "Apa yang terjadi di sini?""Jia bilang dia melihat Ignatius," jawab Revandro, matanya masih waspada, menyisir setiap sudut.Arvell mendekati Jia, mengamati ekspresinya dengan saksama. "Dia ada di sini? Kau yakin itu dia, Jia?"Jia mengangguk ragu. "Aku melihatnya. Dia berdiri di sana... tersenyum padaku."Arvell melirik Revandro. "

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Ignatius...

    Suara tembakan yang menggema dari belakang semakin mengguncang hati Jia. Ia terpaksa mengikuti langkah cepat Revandro dan Arvell, meski pikirannya penuh dengan kekhawatiran untuk Kairos. Di lorong gelap yang semakin menyempit, Jia merasakan keheningan di antara mereka begitu menyesakkan.“Apa rencanamu sekarang, Arvell?” tanya Revandro dingin tanpa menoleh.Arvell, yang memimpin jalan, hanya memberikan seringai samar. “Rencana? Rencana utamaku adalah memastikan kita keluar hidup-hidup. Sisanya, kita lihat nanti.”“Jangan bermain-main denganku. Jika kau berani mengkhianati kami, aku akan—”“Sudah cukup,” potong Jia, suaranya gemetar tapi tegas. “Kalian berdua terus saling mengancam di tengah situasi seperti ini? Berhenti memperebutkan kendali, atau kita semua akan mati di sini!”Keduanya terdiam, seolah terkejut dengan keberanian Jia. Namun, langkah mereka terus berlanjut hingga tiba di sebuah pintu besi besar.“Ini jalan keluarnya,” kata Arvell sambil memutar sebuah roda besi yang men

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Berapa banyak yang harus dikorbankan?

    Jia berdiri membeku di tempatnya, matanya menatap tajam ke arah Arvell. Pria itu terlihat tenang, terlalu tenang, dan itu membuat Jia semakin curiga. Apa permainan yang sedang ia rencanakan?Kairos melangkah maju, wajahnya dipenuhi konflik. “Arvell, lepaskan dia. Ini bukan bagian dari kesepakatan kita.”Arvell menoleh ke Kairos dengan senyum yang hampir ramah. “Kairos, jangan campur tangan. Kau di sini karena aku mengizinkannya. Jangan lupa siapa yang memegang kendali.”Jia mengepalkan tinjunya. “Kendali? Kau pikir aku akan membiarkan diriku dimainkan olehmu? Jika kau punya sesuatu yang ingin dikatakan, katakan sekarang!”Namun, Arvell tidak terpengaruh oleh kemarahan Jia. Dia justru melangkah mendekat dengan gerakan yang penuh perhitungan. “Oh, Jia, kau selalu terlalu berani. Itulah yang membuatmu menarik.”“Berhenti bicara omong kosong,” potong Jia. “Apa tujuanmu? Dan apa hubungannya ini dengan Kairos?”Arvell tertawa pelan. “Tujuanku? Hanya memastikan kau tidak lepas dari pengawasa

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Welcome to the game

    Jia masih terdiam, pikirannya dipenuhi oleh teka-teki yang sulit ia pecahkan. Nama Kairos terus bergema di kepalanya, membangkitkan campuran emosi yang sulit ia jelaskan. Dalam pikirannya, ingatan akan pria tua itu semakin jelas.Dia ingat bagaimana Kairos tidak hanya sembuh dari luka-lukanya tetapi juga menjadi bagian penting dalam organisasi kecilnya dulu. Pria tua itu, meski tampak lemah, memiliki pengetahuan mendalam tentang strategi dan taktik yang jauh melampaui siapa pun yang pernah Jia temui. Kairos adalah penasihat diam-diam yang sering membantu Jia keluar dari situasi sulit tanpa meminta apa pun sebagai imbalan.Namun, suatu hari, pria itu menghilang. Tanpa jejak, tanpa pesan. Jia tidak pernah tahu ke mana dia pergi atau apakah dia masih hidup.---Kini, pertanyaan yang menghantui Jia adalah: apakah Kairos yang dia lihat tadi malam benar-benar orang yang sama?Jia memutuskan untuk mencari tahu. Dia meraih ponselnya, mengetik pesan singkat kepada salah satu koneksi lamanya ya

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Tentang Kairos

    Pria yang baru datang itu melangkah mendekat dengan tenang, namun setiap gerakannya membawa aura tekanan yang membuat semua orang menahan napas.Pemimpin kelompok bersenjata itu menegang, raut wajahnya berubah dari percaya diri menjadi penuh kehati-hatian. “Kami tidak mengharapkan kehadiran Anda di sini, Tuan...” Suaranya melemah, seolah takut menyebutkan nama pria tersebut.Revandro memperhatikan pria itu dengan tatapan tajam, instingnya langsung mengenali bahwa ini bukan orang biasa. Sementara Arvell berdiri siaga, matanya menyapu sekeliling, mencari tahu apa tujuan pria ini dan apakah ia sekutu atau musuh.“Jia,” suara pria itu akhirnya terdengar, datar namun penuh makna. Tatapannya yang dingin tertuju langsung pada wanita yang berdiri di antara kekacauan. “Apakah mereka mengganggumu?”Jia menatapnya dengan bingung, tak mengenali siapa pria itu. “Siapa... siapa Anda?”Pria itu tidak menjawab langsung. Sebaliknya, ia mengarahkan pandangannya pada pemimpin kelompok bersenjata. “Kamu

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Sorot penuh makna

    Agatha berjalan cepat menuju tangga, menekan rasa cemas yang mulai merayap di dadanya. Setiap langkah yang diambilnya terasa semakin berat, namun tekad di dalam dirinya semakin kuat. Ia tahu, jika ia terus berada di sisi Rohander, ia hanya akan semakin terjerat dalam permainan yang tak pernah ia pilih. Meskipun ketakutan itu ada, rasa ingin tahu dan kebebasan yang lebih besar dari rasa takut itu mendorongnya untuk terus maju.Namun, di balik langkahnya yang mantap, Agatha bisa merasakan tatapan Rohander yang terus mengikuti setiap gerakannya. Rasanya seperti ada bayangan gelap yang terus membayangi setiap langkahnya. Begitu sampai di pintu kamar, Agatha berbalik, berhadapan dengan Rohander yang kini sudah berada di ambang pintu, menatapnya dengan sorot mata yang dalam, penuh dengan campuran antara kekhawatiran dan kemarahan yang terpendam."Agatha," suara Rohander rendah, namun ada ketegangan yang menebal. "Kau pikir, aku akan membiarkanmu pergi begitu saja? Tanpa penjelasan?"Agatha

DMCA.com Protection Status