Beranda / Rumah Tangga / RANJANG PANAS KAKAK IPAR / Bab 57. Nikmati Sayang!

Share

Bab 57. Nikmati Sayang!

Penulis: weni3
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-08 00:12:06

Zoya terpekik saat tubuhnya dijatuhkan dengan lembut oleh Gama di ranjang yang akan menjadi saksi cinta mereka. Sekarang Zoya sudah tak berbalut apa-apa bahkan dengan mudah Gama pun bisa mengeksekusinya.

Tangannya meremas sprei saat rasa yang ia rindukan kembali dapat ia rasakan tapi kali ini rasa itu berbeda, Gama sungguh luar biasa. Rasa itu membuat candu karena lidah Gama yang begitu lihai menyapa sesuatu di bawah sana.

"Kak.."

"Sebut namaku, Sayang!" pinta Gama yang mendongak menatapnya. Zoya pun kembali mendongak saat lidah itu kembali menyapa. Mulutnya terbuka dan desahan kembali tercipta.

"Kak Gama.. Akh... "

Sungguh luar biasa rasa yang Gama ciptakan karena lidan pria itu yang begitu lincah menciptakan rasa nikmat yang tak bisa didefinisikan hingga cengkeraman tangan Zoya semakin kencang. Sprei pun mulai berantakan akan dirinya yang tak tahan.

"Kak aku sampai... "

Kalimat itu keluar sebelum gelombang cinta datang. Rasanya sangat luar biasa dan Gama tersenyum
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Luar biasa ya manten anyar hihih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 58. Geregetan

    Zoya tersenyum saat Gama meraih tubuhnya dan membantu untuk membersihkan. Sudah lama tak ia rasakan diratukan hingga seperti ini. Rasanya malu tapi dia suka, seperti ada kupu-kupu yang tengah menggelitik perutnya. "Kak... " Zoya terpekik saat Gama begitu isengnya meremas miliknya. Geregetan sekali dengan Gama padahal sedang melayang diperlakukan lembut oleh Gama tapi pria itu dengan isengnya asal remas saja hingga mengejutkan dirinya. "Gemas Sayang, salah siapa malah melamun? Hehehe Apa masih kurang lemas? Aku siap menambahkan jika kurang." "Kak jangan menggodaku. Kita akan terus begini jika kamu tidak melepaskanku. Aku duluan," ucap Zoya yang kemudian melangkah gontai meraih handuk dan mengenakannya kemudian segera keluar dari kamar mandi. Dia meninggalkan Gama yang masih sibuk di dalam. Salah siapa sejak tadi menggodanya saja hingga tak kunjung selesai. Zoya pun tidak ingin lagi terjebak di dalam yang berujung akan mengulang kembali kegiatan panas mereka. Bukan tak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 59. Memakanmu Pagi ini

    Kembali ke kamar setelah sejenak bermanja dengan suami. Zoya merasa hatinya berbunga-bunga saat dia sangat diratukan. Tanpa berjalan, Gama senantiasa mengangkat tubuhnya. "Kak mau kemana?" tanya Zoya setelah merasakan ranjang empuk yang tadi sempat berantakan. Tak begitu rapi tapi cukup nyaman. Spreinya pun butuh diganti besok. "Ke balkon sebentar Sayang." "Mau apa, Kak? Nggak langsung tidur? Kamu nggak ngantuk?" tanya Zoya yang tak mau ditinggal. Entah mengapa hawanya ingin berduaan saja. Namun Zoya malu untuk mengatakan itu, tapi jika Gama peka akan gestur yang diperlihatkan oleh Zoya, tentu pria itu harusnya tau jika sang istri sedang manja. "Hanya merokok sebentar Sayang." "Sejak kapan? Bukannya Kakak nggak merokok?" tanya Zoya yang keberatan akan itu. Merokok? Baru tau Zoya jika Gama suka dengan nikotin itu. "Hanya satu batang, Sayang. Sebentar ya Sayang!" Gama mengecup bibir Zoya. Laki-laki jika sudah ingin merokok mana bisa ditahan-tahan. Gama bukan perokok b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 60. Iri

    "Kak!" Hal indah itu kembali terulang lagi. Zoya pasrah saat Gama sudah kembali merusuh. Mau memberontak pun tak akan mungkin bisa. Pria jika sudah mau mana bisa dibendung. Alhasil berujung desahan dan erangan manja kembali terdengar di dalam kamar itu. Sampai dimana Bibi yang ingin mengetuk pintu untuk memberitahu jika makanan sudah siap. Urung dilakukan saat mendengar suara-suara aneh yang membuat beliau paham jika majikannya tengah sibuk. "Sayang sungguh nikmat tubuhmu. Bagaimana aku tidak candu?" "Kak agak dipercepat sedikit!" "Apa kamu lebih suka yang seperti ini?" tanya Gama dengan mempercepat hentakan yang membuat Zoya mendongak mendesah. "Ya, aku lebih suka Kak." " Panggil namaku yang benar, Sayang!" pinta Gama dengan suara yang tak tertahan. Terdengar serak dan berat menandakan pria itu yang sudah terperangkap dengan gairah yang mendalam. "Panggilan apa yang aku harus berikan, Kak?" tanya Zoya di sela gerakannya ulah Gama yang menghentak beraturan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 61. Bukan Pasangan Kumpul Kebo

    Zoya ketar ketir sendiri setelah tau ada karyawan dari Gama juga di sana. Kenapa dia tak kepikiran sampai sana. Tidak berpikir akan ada yang melihat mereka di tempat umum seperti ini. Sialnya ini di luar jam kantor yang mana sulit untuk berkelit jika sudah ketahuan begini. Orang yang melihat akan dirinya dan Gama pasti akan menaruh curiga. Terlebih di tempat seperti ini dan Gama begitu setia menemani. Zoya sedikit mengintip di balik pintu tempatnya bersembunyi. Dia menggigit bibir bawahnya saat Gama mulai mendongak menatap santai pada kedua karyawan pria itu. "Saya sedang mengantar seseorang," jawab Gama dengan sikap dingin yang membuat karyawan tersebut meringis mendengarnya. "Oh pasti spesial ya, Pak. Beruntung banget orang itu Pak." "Hhmm... Tentu." Hanya itu jawaban dari Gama dan kembali fokus pada ponsel yang pria itu pegang. Tak lama dari itu Zoya tertunduk saat mendengar notifikasi pesan masuk. Segera Zoya melihat ponsel yang kebetulan dia genggam dan ternyata G

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 62. Parasit

    "Mas kamu mau kemana?" tanya Zoya saat melihat Gama yang bergegas beranjak dari duduknya kemudian segera masuk kamar mandi dengan tergesa-gesa. Jika didengar dari perintah Gama tadi pada si penelpon memang sepertinya ada hal yang urgent tengah menanti pria itu. Zoya jadi khawatir memikirkan masalah yang tengah Gama hadapi. Gama pun tidak menjawab dan langsung saja meninggalkannya mandi. "Ya Tuhan, tolong lindungi suamiku." Zoya bergegas menyiapkan pakaian ganti untuk Gama. Tak hanya itu, dia juga membuatkan kopi yang mungkin akan membuat pagi Gama sedikit santai. Biasanya dengan secangkir kopi, pria lebih bisa tenang dalam berpikir dan Zoya harap begitu. Dia pun kembali ke kamar untuk mempersiapkan diri. Kebetulan Gama sudah selesai dan terlihat buru-buru sekali. "Aku ada urusan ya Sayang. Kamu berangkat sendiri ke kantor nggak apa-apa 'kan?" tanya Gama mendadak membuat Zoya linglung. Pergerakan Gama yang sangat cepat dan belum rapi benar tapi sudah pamit membuat Zoya y

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 63. Manusia Butut

    Sampai menjelang siang Gama tak kunjung datang. Zoya bekerja sendirian karena Asisten Dion juga tidak ada di sana. Hatinya tak tenang tapi dia tak berani untuk sekedar mengirim pesan pada Gama. Zoya takut jika dia akan menganggu. Namun otaknya berisik sekali dan memintanya untuk menanyakan kabar suaminya saat ini. "Kamu dimana, Mas? Aku khawatir sama kamu." Zoya sudah memegang ponselnya tapi ingin menelepon Gama rasanya berat sekali. Banyak yang ia pikirkan. Bagaimana jika Gama sedang sangat sibuk saat ini? Karena jika tidak, Gama tak mungkin lupa akan dirinya. Sementara yang dipikirkan kini tengah sibuk mengamankan perusahaan peninggalan sang Ayah. Gama sedang berada di kantor yang selama ini diurus Zein. Kebusukannya pun semakin terlihat. Ada beberapa aset yang memang sudah di lepas oleh Zein. Belum lagi ternyata banyak kasus yang tertutup rapat karana para karyawan yang tak berani angkat bicara. Uang lembur, kerajinan, dan bonus pun tidak dibayarkan. Bahkan gaji disunat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 64. Mas Tahan Dulu!

    "Sialan kamu Gama!" umpat Zein dan tak lama polisi pun kembali meminta Zein untuk masuk karena jam besuk sudah selesai. Gama sendiri sedang berada di lantai atas untuk diperiksa atas kasus yang ia laporkan. Semua sudah Gama persiapkan serta bukti kecurangan Zein yang akan semakin menjerat adik tirinya mendekam di sana lebih lama. Gama juga melaporkan beberapa orang dalam yang bekerja sama dengan Zein hingga mereka pun dipanggil untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. "Terimakasih atas kerja samanya, Pak. Akan kami usut tuntas karena ini sudah sangat melanggar. Kami pun akan sangat tegas pada oknum yang terkait." Mereka pun saling berjabat tangan kemudian Gama pergi dari sana diikuti oleh Dion yang segera membukakan pintu mobil untuknya. "Langsung ke kantor!" "Baik Pak." Asisten Dion pun segera melajukan mobilnya melesat dari sana. Hari ini cukup membuat mereka lelah. Banyak urusan yang harus mereka kerjakan dengan cepat karena lengah dikit, perusahaan jatuh ke t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 65. Titik Puncak

    Seringai tipis terlihat jelas dari wajah Pak Iwan. Mendengar apa yang Zoya katakan tentu Gama tidak bisa mengabaikan begitu saja. Pria itu segera memanggil Iwan tapi sayangnya orang itu sudah melarikan diri dan saat ini Pak Iwan sudah membawa kabur banyak uang yang tentunya membuat Gama murka. "Pak Iwan diduga sudah mengambil banyak uang perusahaan, Pak." Asisten Dion yang ikut dipanggil pun segera memberikan laporan itu pada Gama. "Brengsek!" sentak Gama hingga membuat Zoya terjingkat mendengarnya. "Sudah aku katakan padamu, Dion. Awasi Iwan! Aku sudah mulai curiga dari beberapa hari yang lalu. Kamu lalai, Dion! Saya nggak mau tau, sekarang juga kamu harus berhasil meringkus Iwan atau kamu saya pecat tanpa pesangon!" Di tengah sulitnya mendapatkan pekerjaan dan Gama yang sangat royal pada orang kepercayaannya, tentu saja Dion tidak mungkin mau dipecat hanya karena Iwan. Zoya memperhatikan gelagat Dion yang ketakutan. Banar saja, Asisten Dion segera pergi untuk mengurus Iw

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02

Bab terbaru

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 96. Ribut

    "Sena pulang! Bukankah kamu tadi mau pulang? Kenapa masih ada di sini? Ayo Papah antar pulang! Mah jangan biarkan dia masuk!" ujar Bara dengan tetapan garang. Bara tak terima saat ditantang oleh Gama. "Tapi Pah, Ibu sangat ingin bertemu dengan Gama. Jangan seperti itu! Kasihan Ibu, Pah. Biarkan Gama masuk dan bawalah Sena pulang! Mamah akan menunggu Ibu di sini." Istri dari Bara pun angkat bicara. "Tapi Mah, dia itu.. " "Pah, jangan memikirkan hal apapun di luar Ibu. Kasihan Ibu sampai sakit hanya karena ingin bertemu dengan Gama dan Gama bisa ikut pulang ke rumah. Aku mohon, Pah. Jangan egois!" ujar Sinta. "Terserah kamulah! Ayo Sena kita pulang!" ajak Bara dengan tatapan sengit ke arah sang istri. Diam-diam Gama dan Zoya memperhatikan, mencerna dan memikirkan hubungan, perangai dan watak masing-masing anggota keluarga Atmanegara hingga mereka mulai memahami satu persatu dari ketiganya. "Tapi Pah, Sena mau di sini saja sama Mamah," tolak Sena kemudian melirik ke ara

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 95. Sena Yang Agresif

    "Hay ngapain di sini? Apa salah kamar atau kalian mencari tau tentang saya hingga sampai di sini? Perkara air minum itu belum selesai? Kalian ingin kembali meminta maaf setelah paham siapa yang salah?" tanya wanita itu. Wanita yang ada di hadapan mereka adalah wanita seksi yang kemarin mereka temui di restoran. Kenapa bisa ada di kamar rawat inap nenek? Pertanyaan itu bukan hanya ada di dalam pikiran Gama tapi juga Zoya. Mereka tidak menyangka bagaimana bisa bertemu kembali dengan wanita itu. "Siapa , Sen?" tanya wanita dari dalam ruang kamar inap nenek. Terlihat wanita paruh baya yang masih cantik keluar dan memperhatikan mereka. "Ini Mah, mereka itu orang yang aku temui kemarin di restoran. Mereka... " "Gama?" Dari sisi lain, Bara datang dan mengenali hingga membuat Sena, yang mana putri dari Bara tersebut nampak tercengang melihat sang ayah mengenal pria yang membuat Sena tertarik sejak pandangan pertama. "Jadi ini Kak Gama, Pah?" tanya Sena yang meminta kejelasan

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 94. Hasil Pemeriksaan

    Sampai di dalam Zoya lebih banyak diamnya, tapi dia memutuskan untuk mengikuti pemeriksaan karena penasaran. Sebenernya tidak ada keluhan apa-apa. Hanya saja, mana tau jika ada sesuatu. Beberapa lama di dalam, akhirnya mereka mendapatkan hasil dari pemeriksaan yang mana keduanya dinyatakan sehat. Gama seolah tau, terlihat dari senyumannya yang berbeda. Hanya saja kegelisahan Zoya seolah terbaca oleh Gama hingga pria itu berinisiatif untuk memeriksakan diri. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Bapak dan Ibu sehat. Mungkin sedang diminta untuk lebih dulu menghabiskan waktu berdua dengan pacaran." Dokter tersebut tersenyum pada mereka. Kata-kata beliau begitu menenangkan tetapi Zoya tidak dengan serta merta lantas bisa tenang. "Tapi saya menikah sudah lama, Dok." Akhirnya Zoya pun buka suara akan itu. Dia menatap penuh harap tanpa menoleh ke arah Gama yang lebih tenang menyikapi ini semua. "Tapi Ibu sehat, insyaallah akan segera mendapatkan momongan, tapi kembali lagi, kita

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 93. Ayo Ikut, Sayang!

    "Aku nggak bohong, Mas. Aku buatkan kopi untuk kamu, oke!" ujar Zoya menyangkal pertanyaan Gama. Cup Zoya pun berlalu setelah mengecup bibir Gama. Satu kecupan itu untuk menenangkan sang suami yang sedang curiga padanya. Zoya pun memilih untuk menyiapkan sarapan sekalian. Sesekali membantu Bibi meskipun tujuan yang sebenarnya itu adalah untuk meredam hatinya yang gelisah. Apa salahnya? Kenapa masih sulit sekali memiliki keturunan? Manusia punya batas kesabaran. Bagaimana jika Gama habis kesabaran karena dia yang tak kunjung memberikan anak? Zein saja bisa berubah. Mungkin Gama pun juga. Terlebih Gama sudah sangat menginginkan. "Bi, dulu Bibi pas punya anak itu, jeda berapa lama setelah menikah, Bi?" tanya Zoya pada Bibi yang kemudian terlihat berpikir setelah mendapatkan pertanyaan darinya. "Cepet kayaknya Nyonya. Eemm... Dua atau tiga bulan gitu udah isi. Alhamdulillah anak lima jedanya nggak lama. Jadi begitu Bibi stop kemudian menunggu mereka besar dan memutuskan ke

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 92. Bohong

    "Euughh.... Siapa Mas yang telepon? Kamu berisik banget." Zoya sangat mengantuk tapi kalau ada suara-suara seperti tadi ya bakal terganggu. Apalagi terdengar Gama sedikit sewot. "Itu tadi Dito. Hanya ingin mengabari aku tentang nenek-nenek itu." Gama masuk ke dalam selimut kemudian mendekap tubuh Zoya. "Hmm... Ya udah tidur dulu, Mas. Besok lagi dipikirannya." Zoya berbalik kemudian membalas pelukan Gama. Keduanya pun tertidur tanpa memikirkan yang terjadi saat ini dengan Nenek. Di rumah sakit Wanita tua yang sangat ingin cucunya pulang itu tengah terbaring lemas di ranjang pesakitan. Tekanan darah beliau tinggi hingga membuat beliau pun sakit kepala dan akhirnya kesehatan mulai terganggu. Di sana beliau ditunggu oleh Bara dan juga sang istri yang ikut mengurus Ibu mertua. Hanya saja tetap beliau kepikiran dengan Gama dan sangat ingin melihat Gama pulang. "Sudah jangan dipikirkan terus masalah itu, Bu. Nanti kalau sudah butuh juga akan pulang. Ibu terlalu memikirkan a

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 91. Mas Lebih Cepat!

    "Astaga, Mas! Aku pikir siapa. Ya ampun jantung aku hampir lepas dari kandangnya." Zoya mengusap dadanya setelah dibuat sangat terkejut dengan kedatangan Gama. Dari mana pria itu masuk? Kenapa dia sampai tidak mengetahui pergerakannya tapi sempat merasakan kehadiran seseorang. Hanya saja aroma tubuh Gama kalah dengan sabun yang sedang ia gunakan. Gama sudah membuka semua pakaian dan kini masuk ke dalam bersamanya. Memeluk dengan lembut hingga Zoya terkejut mendapati sentuhan itu. Cup "Kamu terlalu menikmati mandimu, Sayang. Aku sejak tadi memperhatikanmu tapi kamu tidak tau. Apa setenang itu? Ini sabun baru, Sayang? Wangi banget badan kamu?" Gama mengecup kembali pundak polos Zoya. Terasa sekali sentuhan dari Gama membuat Zoya kembali terpejam dan mendongak memberikan kesempatan untuk pria itu merusuh lebih intens lagi. Padahal dia ingin rileks menikmati mandinya tapi Gama tidak bisa jika diam saja. Tangan pria itu sudah begitu nakalnya singgah di tempat-tempat yang mem

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 90. Menolak

    "Mas kamu jangan gila! Banyak yang memperhatikan kita. Aku malu banget sumpah! Bagaimana jika ada yang mengabadikan dan sengaja mempostingnya? Sekarang apapun bisa jadi bahan demi viral, Mas!" sahut Zoya menolak ajakan yang Gama berikan. Zoya pun terlihat menunduk menyembunyikan wajahnya dari tatapan mata pengunjung lain. Ngeri saja kalau sampai ada yang berniat memviralkan apa yang mereka lakukan. Bisa tenar jalur instan nanti mereka. Sementara Gama hanya menyeringai mendengar penolakan dari Zoya dan segala bentuk pemikirannya. Gama melirik ke arah wanita sexy di belakang sana yang nampak masih memperhatikan tapi terlihat kesal ke arahnya. Tatapan puas pun terlihat jelas di wajah Gama saat melihat itu. "Mas kamu sengaja banget!" ujar Zoya hingga tatapan mata Gama beralih padanya. "Terkadang manusia itu ada yang bebal juga. Jika dengan ucapan dia tidak bisa mengerti, bisa dengan tindakan agar orang itu paham siapa dia sudah menginginkan suami orang." "Kamu terlalu tampan

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 89. Ciuman Di Restoran

    "Tidak perlu!" sahut Gama kemudian pria itu mengangkat tangannya memanggil waiters yang melintas. "Mbak!" "Saya Pak?" tanya waiters itu kemudian mendekati Gama. "Iya kamu," jawab Gama dengan jari telunjuk yang mengarah pada waiters tersebut. "Saya pesan vanila latte untuk orang ini! Nanti langsung kasih saja ke dia dan juga, billnya kasih ke saya. Saya ada di meja sebelah sana." Gama menunjuk ke arah mejanya agar nanti memudahkan pelayan dalam mengantarkan bill tersebut. "Baik, Kak. Akan kami buatkan." Pelayan tersebut pun segera pergi dari sana untuk membuatkan pesanan. Gama menoleh ke arah Zoya kemudian meraih tangan Zoya. Pria itu mengangguk pada sang istri dan mengajak kembali ke meja mereka. "Ayo Sayang! Urusan kita sudah selesai," ajak Gama. "Tapi, Mas. Aku mau pipis dulu." Zoya pun menahan Gama hingga pria itu tidak jadi beranjak dari sana. "Ya sudah aku antar. Jangan sendiri, Sayang! Kamu membuatku khawatir. Apa saja terjadi denganmu saat jauh dariku m

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 88. Wanita Seksi

    Zoya tersentak kala seseorang membentaknya dengan sangat kencang. Dia pun terkejut saat tengah buru-buru menuju kamar mandi, tapi tak sengaja menyenggol seseorang yang melintas tiba-tiba di hadapannya. Mana sempat Zoya ngerem kalau orang tersebut saja tiba-tiba melintas entah dari mana. Zoya juga hampir terjatuh setelah menyenggol wanita yang kini menatap garang ke arahnya. Ya, orang yang Zoya tabrak hingga minuman yang dipegang tumpah semua ke tubuhnya adalah seorang wanita cantik berambut panjang. Terlihat ayu, tapi tatapan matanya sangat tajam ke arahnya. Namun sepertinya Zoya pernah bertemu dengan wanita itu. Siapa? Dia tidak mungkin salah orang, tapi entah dimana dan kapan atau hanya dirinya saja yang salah ingat. "Maaf, Mbak. Saya tidak sengaja. Akan saya gantikan nanti minuman anda. Lagipula saya juga basah karena gelas minuman yang anda bawa mengenai tubuh saya." "Heh, ya kapok aja! Kalau sampai mengenai saya, abis kamu sama saya! Udah jalan nggak pakai mata. Ma

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status