Sampai di mansion tepatnya di kamar Zevanya benar-benar mengamuk pada Alejandro dan Matt.“Kalian benar-benar!”BUGH!Suara hantaman itu berkali-kali mengenai Alejandro. “AMPUN YANG MULIA!” teriaknya kencang.Melihat Mama dan Papanya sedang kejar-kejaran, Matt hanya bisa tertawa di ranjang sampai terguling-guling. “AHAHAHHA!”“Kau tahu betapa panic dan takutnya aku di pesawat! Dasar tak punya hati!” teriak Zevanya yang masih mengejar Alejandro.“STOP! Ampun, sayang. aku akan menjelaskan. Jadi berhentilah. Kumohon,” pinta Alejandro memelas.Dengan penampilan aacak-acakan pria yang tak bisa menahan lelah jatuh tersungkur di lantai. Tak hanya Alejandro, Zevanay pun juga lelah. Napasnya naik turun.“Aduh, ha … ku ca … pek. Hahh …” keluh wanita itu.“Mah … kanya ku … bilang berhen … ti,” napas Alejandro tak kalah tersengal.“AHAHAH! Kalian itu lucu!” Matt masih tak bisa menahan tawa. Seperti melihat kucing dan anjing yang sedang bertarung.“Hey! Kau bocah kecil!” Zevvanya menangkap Matt ya
“Lepaskan! Jangan bilang ini bekas wanita itu. Ich …” Zevanya mengelap bibirnya menggunakan punggung tangan.“Astaga, sayang. Apa aku terlihat sebegitu murahannya dimatamu?” kedua tangan Alejandro menyilang menutupi dadanya. Ekspresi pria itu memelas merasa dirinya sangat hina.Zevanya memukul lengan kekar Alejandro.BUGH“Katakan, memang ada urusan apa yang harus kita selesaikan? Sampai aku harus ke sini pula?” tanya Zevanya.Pria itu mulai mendekat lagi pada Zevanya. menempel bak lebah yang mengerubungi bunga untuk menyesap putiknya. “Kita akan fitting baju pengantin. Karena waktu sudah sangat mepet.”Coba tebak bagaimana mimik muka Zevanya? Yap, kaget!“Apa maksudmu waktu sudah mepet? Kau juga baru melamarku kemarin. waktu kita masih banyak. kau tak perlu berlebihan begitu, Ale. kita bisa jalani semua pelan-pelan,” papar Zevanya.Berbeda dengan Alejandro. Pria itu tak bisa menganggap enteng. Dia menegakkan badannya dan pandangannya fokus kedepan, serius.“Bagiku tidak, Anya. kita m
Zevanya mendekatkan wajahnya ditengah ceruk leherr Alejandro sambil berbisik, “Sabar, tunggu lusa datang,” godanya. Lalu pergi meninggalkan Alejandro yang masih dengan juniornya yang tegak menjulang.“SHIT!”***Hari pernikahan.Ini adalah momen yang dari dulu ditungu Zevanya. momen bahagia yang ia jalani bersama dengan orang yang dicintainya. Akhirnya cintanya berlabuh pada seseorang yang berasal dari masa lalunya.Orang yang membuatnya sakit sedalam samudra. Tetapi orang itu juga yang menyelamatkan sampai ke daratan. Memberi napas buatan sampai bisa merasakan Zevanya sadar dan mampu meraup oksigen sebanyak yang diperlukan paru-parunya.Cinta yang dikira hilang namun ternyata tersembunyi dibalik bebatuan besar. Meski begitu, cinta itu masih mampu tumbuh dengan baik sampai menghasilkan buah yang manis.Zevanya berdiri dengan balutan gaun putih. Rambutnya digelung dengan pernak penik mutiara yang tertutup veil. Tangannya perpangku pada lengan Hudson, Ayahnya. Sedangkan Matt menjadi bri
Meski setiap hari bertemu. Tak bisa menutupi dan mengganti masa-masa kerinduan selama bertahun-tahun lalu. Sungguh pasangan suami istri yang baru saja disatukan dalam ikatan pernikahan itu sangat mendamba satu sama lain.Manik mata mereka saling menyelami. Lirik kanan kiri dengan kompak. Sudut bibir mereka saling menarik pula ke sisi kanan dan kiri secara bersamaan.Zevanya ada di atas tubuh Alejandro yang sedang dalam posisi terbaring. Tangannya memegang pinggang ramping milik istrinya. Sedangkan Zevanya mendekatkan wajahnya dan menyatukan kening dengan milik suaminya.Mata saling terpejam menikmati hembusan napas. Tak lama tangan yang memegang pinggang itu menarik dan membawa wanitanya ke dalam kungkungan. Alejandro mengubah posisinya. Kini dia berada di atas tubuh Zevanya.Pria itu tak mengenakan baju, hanya celana setelan piyama tidurnya. Sedangkan Zevanya yang mengenakan pakaian tidur berbahan tipis dengan belahan dada rendah itu mampu membangunkan nafsu sang suami.Tangan Alejan
Pagi ini kedua pasangan suami istri itu dikejutkan oleh pukulan pintu yang dihantam berkali-kali.“Mama! Papa!” teriak anak kecil yang mencari keberadaan kedua orang tuanya.“Emh … Ale siapa yang dari tadi menggedor-gedor pintu begitu?” tanya Zevanya pada suaminya.Alejandro yang baru saja bangun karena istrinya itu masih mengumpulkan sukmanya. “Em? Ada apa, sayang?” pria itu malah bertanya balik.“Ish kau ini. Ada yang menggedor-gedor pintu,” ulang Zevanya.“Mama! Papa! Kenapa tak menjawab sih!” Matt yang berada dibalik pintu kesal.Kini kontan Zevanay dan Alejandro saling melempar pandangan satu sama lainnya. “ASTAGA! MATT!”Mereka berdua panik. Melihat keadaan mereka yang masih tanpa busana. “Ale, bajuku mana?” Zevanya mencari bajunya yang entah dilempar ke mana dengan suaminya itu.“Aku juga tak tahu. Celanaku yang semalam di mana?” Alejandro ganti kembali bertanya pada istrinya.“Mana kutahu. Kan kau yang semalam melemparnya. Makanya jangan asal main lempar sembarangan! Aduh!” g
Suara dentingan sendok dan piring yang beradu mmemenuhi ruang makan. Hari ini spesial sekali. Dengan adanya Zevanya dan Matt, menantu serta cucu di keluarga Ricarhdo menjadi sangat lengkap.Memang mereka sudah beberapa minggu menempati mansion utama itu. tapi euphoria masih melekat. Apalagi setiap hari Bianca dan Ronald melihat tingkah bucin dari anak semata wayangnya dengan sang istri. Sampai-sampai sang istrinya risih.“Pa, ternyata singa yang bengis kita bisa juga menjadi kucing ya? Apalagi kalau sama istrinya. Aduh ckckck …” sindir Bianca yang menyikut siku Ronald suaminya yang tengah asyik menyuap makanan.Ronald mendekat pada Bianca, “Tapi tak ada yang bisa mengalahkan rasa bucin dan romantisnya Papa ke Mama.”“Hueck!” Matt seperti mau muntah.“Kenapa, sayang?” kedua pasang suami istri itu kompak panik ketika Matt mau muntah.“Perutku lama-lama mual. Kalian itu sudah tua, lo!” ejek Matt.Tak ayal celotehannya memancing tawa seluruh penghuni Mansion. Bocah kecil itu memukul tanga
“Kau! Ergh!” Lian geram dia menyusul Anastasia. Tetapi sesampainya di pintu pria itu menoleh pada Mikhayla. “Jangan pernah ulangi hal yang sama lagi atau kau akan tau akibatnya. Ingat kau sudah membuat masalah dengan istri Alejandro. dengan mengaku bahwa kau calon istrinya. Sampai hal ini terulang untuk yang ketiga kalinya. Kupastikan kau keluar dari perusahaan ini. Dan tak jangan harap kau bisa diterima di perusahaan lain!” ancamnya.Mikhayla yang mendengar itu seketika langsung diam. Wanita itu shock karena Lian yang biasanya diam dan cuek bisa mengancamnya begitu saja. terlebih dia tahu tentang kesalahan yang pernah dia lakukan pada istri Bosnya beberapa hari lalu.Kali ini harus lebih hati-hati lagi agar ancaman Lian tak menjadi kenyataan. Jika dia kehilangan pekerjaan dan di blacklist dari semua perusahaan. Harus bagaimana dia hidup untuk memenuhi gaya hidupnya yang mewah itu. dia juga akan kesusahan untuk panjat social pada beberapa orang yang menguntungkan baginya.Pria itu per
Zevanya panic karena dia tak sengaja melirik ke arah jendela pesawat. Ternyata pesawat yang mereka tumpangi sudah sampai di tempat tujuan. Namun suaminya masih saja bermain-main dengan gundukan kembarnya.“A-ale, sayang. kita sudah emh … kita sudah s-sampai,” Zevanya berusaha mengatur napas dan fokusnya.Alejandro masih saja dengan kegiatan menyusu bak anak kecil. tak menghiraukan teguran istrinya.“Sayang, Ale sudah. Kita sudah sampai,” Zevanya mau tak mau menangkup wajah suaminya dengan kedua telapak tangannya. Dia juga mengarahkan wajah Alejandro ke jendela yang berada tepat di sampingnya.Alejandro yang melihat pesawat sudah berhenti pun memelas. Wajahnya menunjukkan yang tak rela jika harus berhenti ditengah jalan pun memeluk istrinya erat. “Aku masih kurang,” rengeknya.“Masih banyak waktu yang akan kita habiskan. Jadi ayo, aku juga tak sabar dengan berbagai kegiatan yang akan kita lakukan,” seru Zevanya.Alejandro senyum bahagia. Karena dia juga tak sabar menghabiskan waktu den