Share

Interogasi

Penulis: Buluh Perindu
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-20 20:27:15

Mengurungkan niatnya untuk menghitung lembaran uang yang tergulung, Kinan lebih tertarik pada kertas putih itu sekarang. Kertas apakah ini? Apakah berisi catatan penjualan hasil tandan sawit mereka? Ataukah berisi catatan pemasukan dan pengeluaran sawit?

Mengingat tipikal suaminya yang sangat perhitungan, Kinan merasa jika kemungkinan terakhir lebih besar peluangnya. Ardi pasti mencatat dengan detail segala sesuatu yang berhubungan dengan kebun sawit mereka.

Tak membuang waktu lagi, Kinan meraih kertas tersebut dengan dada yang bergemuruh. Kertas itu memang putih, tapi tak bersih lagi. Sepertinya kertas ini sudah digunakan cukup lama hingga warnanya menjadi berubah agak buram. Entah mengapa perasaannya tak karuan tiba-tiba. Ada sesuatu yang tak nyaman dirasakannya sekarang. Dan itu sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Kinan menutup mulutnya dengan cepat. Matanya terbelalak saat melihat apa yang tertera pada kertas putih itu. Ya Rabb, apalagi ini?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • RAHASIA SUAMIKU   Secarik Kertas Yang Mencurigakan

    Pertanyaan yang dilontarkan Kinan itu membuat Ardi tersedak. Kopi yang baru saja diseruputnya tiba-tiba memuncrat. Bahkan Kinan dapat dengan jelas melihat suaminya yang tiba-tiba mengernyitkan dahinya."Hutang? Maksudnya apa, Dek?" tanya Ardi dengan raut wajah yang kebingungan. Mug yang ada di tangannya diletakkan kembali. Pandangan matanya jelas tertuju pada Kinan, menuntut penjelasan.Kinan sempat meragu. Apakah ucapannya tadi tak salah? Tapi baginya ini merupakan hal yang sangat penting. Bukankah sejatinya dalam sebuah rumah tangga tak ada rahasia?Sepertinya halnya kebohongan, Kinan percaya jika satu rahasia akan diikuti rahasia-rahasia lainnya. Dan akhirnya membuat jiwa terkungkung, terbelenggu dalam kepahitan rasa karena tak mampu jujur dan terbuka."Hanya bertanya dan memastikan saja."Akhirnya kalimat itu yang dipilih Kinan sebagai jawaban atas kebingungan suaminya. Dan Kinan tak melakukan kebohongan untuk itu. Bukankah memang d

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-21
  • RAHASIA SUAMIKU   Bukti Transfer?

    Menghela napas, Kinan berusaha memberi ruang pada paru-parunya untuk mengisi oksigen kembali. Sesak dirasakannya saat ini ketika apa yang diupayakannya ternyata menemui jalan buntu."Aku mau tidur, Bang!" ujar Kinan sembari beranjak dari duduknya. Besok memang hari Minggu, tapi panggilan manggung grup mereka sudah disepakati. Untung saja jaraknya tak jauh dari kampung mereka ini. Setengah jam perjalanan cukup untuk mencapai lokasi hajatan resepsi pernikahan besok pagi.Memutuskan tetap bernyanyi walaupun Ardi sudah memberikan sisa gaji, Kinan melakukannya bukan hanya sekadar untuk mencari materi. Ini hobinya sejak dulu. Lagi pula dirinya tak boleh berpuas diri dengan perubahan sikap suaminya saat ini. Tak ada yang tahu jika suatu saat Ardi kembali menunjukkan sikap lamanya dulu. Bukankah tak ada jaminan semua akan tetap seperti apa yang kita inginkan? Sesungguhnya Allah Maha Pembolak-balik hati. Dan bagi-Nya sangat mudah untuk membolak-balikkan

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-22
  • RAHASIA SUAMIKU   Memata-matai Ardi

    Kinan melajukan motornya dengan cukup kencang. Setelah mempertimbangkan dengan matang, hari ini Kinan bermaksud untuk memata-matai suaminya. Penemuan bukti transfer di fajar kemarin benar-benar membuatnya gelisah. Membulatkan tekadnya, Kinan memberanikan diri untuk melakukan semua ini. Hanya cara ini yang terlintas dalam pikirannya untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.Memata-matai suaminya sendiri. Mau tidak mau ini harus dilakukan Kinan setelah seharian kemarin hatinya tak tenang mereka-reka apa yang sebenarnya telah terjadi dalam rumah tangga mereka. Pukul sembilan tadi saat anak-anak istirahat, Kinan menghadap kepala sekolah dan menyampaikan permohonan izinnya. Berbohong harus dilakukannya kali ini. Tak mungkin Kinan akan jujur mengakui jika alasannya meminta izin karena ingin memata-matai suaminya sendiri. Ingin ke rumah orang tuanya karena ada hal penting yang harus diselesaikan dijadikan Kinan sebagai alasan. Untung saja Bu Alya

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-23
  • RAHASIA SUAMIKU   Pengintaian Kinan

    Kinan mendudukkan tubuhnya pada kursi plastik setelah memesan semangkuk es campur pada penjualnya, seorang wanita yang berusia sekitar lima puluhan tahun. Bukan karena haus, Kinan berusaha menghargai penjual yang telah menyediakan kursi ini. Memalukan rasanya menumpang duduk tanpa membeli dagangannya. Posisi titik pantau Kinan sekarang lebih aman dari sebelumnya. Ardi terlihat jelas dari sini walaupun sedikit tertutupi rerimbunan bogenvil di balik pagar bank pemerintah itu."Menunggu temannya ya, Bu?"Kinan menolehkan kepalanya. Semangkuk es campur yang menggoda diletakkan wanita itu di kursi kosong persis di sebelahnya. Hampir saja Kinan mendengus kesal ketika untuk kedua kalinya ditanyakan hal yang sama, walaupun oleh orang yang berbeda."Iya, Bu."Kinan memilih mengiyakan saja. Matanya terus mengawasi gerak-gerik suaminya walaupun tangannya bergerak mengaduk campuran es serut dengan berbagai bahan pelengkapnya itu. Tak

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-24
  • RAHASIA SUAMIKU   Kecurigaan Kinan

    Motor yang ada di depan Kinan terus melaju. Sepertinya Ardi tak sadar ada kendaraan yang mengikutinya dari belakang. Kinan lega, setidaknya siasat untuk menukar kendaraan roda dua ini ada gunanya. Jika tadi Kinan tak menukar motornya dengan milik Dinda, pastilah Ardi dengan cepat akan sadar jika sedang diikuti istrinya saat ini.Kinan memperlambat laju sepeda motornya saat melihat Ardi memberikan lampu penanda akan berbelok ke kanan. Sebuah warung makan masakan Padang bertuliskan "Salero Basamo" sepertinya menjadi tujuan suaminya itu. Warung makan ini memang tak terlalu jauh dari tempat kerja Ardi. Hanya saja letaknya sedikit berputar sehingga terkesan jauh bagi yang tak mengetahuinya. Pantas saja jika Ardi memilih menggunakan motornya untuk mencapai tempat ini.Kinan merasa ragu. Apa yang harus dilakukannya saat ini? Menunggu di pinggir jalan seperti ini atau ikut masuk ke dalam warung itu untuk memperjelas semuanya?Lagi pula mengapa Ardi memil

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-25
  • RAHASIA SUAMIKU   Kecewa

    Akhirnya terjawab sudah, kecurigaannya menemukan jawaban. Tak salah lagi. Ardi berani menduakannya. Tak ada kata maaf lagi untuk laki-laki itu. "Haris tak masuk hari ini. Sakit katanya," sahut Ardi sembari menuangkan air putih ke dalam gelas lagi.Kinan tercengang. Haris? Nama itu cukup terekam baik dalam memori otaknya. Apakah Ardi biasanya makan siang bersama Haris?Hati Kinan semakin gelisah. Teka-teki yang harus dipecahkannya menemui jalan buntu saja. Kecurigaannya pada Ardi tak terbukti. Lantas apalagi yang harus dilakukannya untuk mengetahui siapakah yang telah menerima uang yang dikirimkan suaminya itu?Tidak, usahanya ini belum gagal dan menemui jalan buntu. Pasti ada penjelasan mengapa suaminya lebih memilih tempat ini dibandingkan warung makan yang ada di seberang bank sana. Tak mungkin Ardi akan membuang waktu ke tempat ini jika bukan karena sesuatu. Kinan bersiap-siap ketika melihat Ardi mengangkat tubuhnya dari kursi.

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-26
  • RAHASIA SUAMIKU   Ardi Emosi

    "Bang, aku titip Rafif ya malam ini!"ujar Kinan saat menyiapkan makan malam untuk suaminya itu."Kamu mau kemana, Dek? Tak biasanya keluar malam-malam seperti ini."Ardi menyendokkan tumisan daun singkong yang dicampur dengan bunga pepaya. Ditambah dengan terasi khas kota ujung selatan pulau Bangka, sayuran itu benar-benar aromanya menggoda selera. "Ada latihan di tempat Bang Iwan. Untuk persiapan hari Minggu nanti, Bang," sahut Kinan sembari mengisi nasi ke piring miliknya. Kinan biasanya akan makan nasi di lantai, tidak duduk di meja makan seperti suaminya. Wanita itu akan mengisi perutnya sembari menyuapi sang buah hati tercinta. Rafif akan lebih lahap makan jika bersama-sama dengan ibunya."Tumben," sahut Ardi sembari mulai menyuapkan nasi dengan lauk-pauk tambahannya. Ada ikan ekor kuning yang dimasak dengan bumbu acar sebagai pendamping tumisan daun singkong tadi.Kinan memang jarang latihan bersama grup mangggungnya itu.

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-27
  • RAHASIA SUAMIKU   Cemburu?

    Ranti menjadi tak enak hati karenanya. Ada sesal yang menyelinap dalam hatinya mengapa harus membahas hal ini sekarang. Sudahlah, tak usah diperpanjang lagi."Tak ada, Bang. Kan sudah kubilang, hanya bertanya saja. Tak ada apa-apa."Kinan memilih untuk menyudahi perbincangan ini. Akan panjang ceritanya jika dilanjutkan tentunya. Jika akhirnya Ardi marah, tentu Kinan tak dapat berangkat ke tempat latihan mereka. Kinan tak ingin melanggar janji yang sudah diucapkannya pada Bang Iwan. Laki-laki itu sudah sangat baik padanya selama ini. Tak patut rasanya jika Kinan mengecewakan sang bosnya itu."Aku mau siap-siap, Bang. Nanti kalau Rafif mengantuk, Abang tidurkan saja. Tapi ajak Rafif gosok gigi dan cuci kaki tangan dulu," ujar Kinan sembari melangkah ke kamar.Membiasakan gosok gigi dan mencuci kaki tangan sudah dilakukan Kinan sejak Rafif berusia dua tahun. Membiasakan tidur dalam keadaan bersih mengingat bocah laki-laki itu tak akan ting

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-28

Bab terbaru

  • RAHASIA SUAMIKU   Rahasia Yang Akhirnya Terungkap (ENDING)

    "Bang,dimana kau!" pekik Kinan dengan langkah yang tergesa. Mengabaikan tatapan heran dia lelaki yang memandangnya sejak mematikan mesin motor tadi. Tak peduli tanah yang sedikit becek akibat hujan sesaat barusan, Kinan tak dapat lagi menahan lama-lama emosi yang menggelegak di dadanya. Pernyataan yang disampaikan Fauzan tadi benar-benar membuatnya naik pitam. Mengapa sosok itu harus dia? Bukankah selama ini lelaki itu yang seolah menjadi sahabat dekat mendiang suaminya? Hanya berpura-pura ternyata. Lelaki itu tak lebih dari manusia munafik. Berpura-pura baik, menikam dari belakang. Kinan sempat tercengang saat mendengar nama yang disebutkan Fauzan itu. Menggelengkan kepala menunjukkan ketidakpercayaannya. Bahkan Kinan sempat meminta Fauzan mengulanginya kembali. Memastikan agar lelaki itu tak salah mengeja nama yang akhirnya akan menjadi fitnah. Namun Fauzan mempertegas semuanya. Gendang telinganya tak salah menangkap gelombang suara. Sosok i

  • RAHASIA SUAMIKU   Pengakuan

    Tak ada jawaban yang keluar dari bibir Fauzan. Lelaki itu tampak merasa serba salah. "Mengapa Abang tak menjawab pertanyaanku? Jangan bilang Abang menyesal telah mengatakan semua ini kepadaku!" tukas Kinan dengan tegas. Tatapan mata Kinan semakin menghujam. Membuat Fauzan semakin gelisah. Helaan napas panjang Fauzan terdengar jelas di tengah pemakaman yang sepi tanpa peziarah lainnya. Tampak beban berat seolah menggurat di wajah lelaki itu. "Abang tak bilang begitu. Hanya saja, Abang pikir semua kisah itu telah terungkap tanpa sisa. Ternyata Abang salah. Harusnya Ardi pergi tanpa belenggu rasa bersalah yang selalu membebaninya."Kinan mengernyitkan dahinya. Tak lama kemudian tangan kanannya bergerak ke arah pelipis. Memijatnya perlahan untuk menghalau rasa sakit yang mulai mendera. "Aku tak paham apa yang Abang katakan. Mungkin lebih baik Abang katakan saja langsung. Tak perlu berbelit-belit. Lagi pula aku tak ingin berlama-

  • RAHASIA SUAMIKU   Siapa Pelakunya?

    Fauzan tampak tersentak. Sepertinya tak menduga jika Kinan akan menanyakan hal ini kepadanya. "Mengapa Abang terlihat terkejut? Abang pikir … aku tak tahu semua itu? Aku tahu, bukan tak tahu apa-apa seperti yang Abang pikirkan."Kinan mencoba menepis keraguan di hati Fauzan. Dirinya tahu tentang masa lalu suaminya. Pun dirinya mencoba berdamai dengan semua itu. Walaupun perceraian yang semoga menjadi penyelesaiannya saat itu. "Setelah Ardi pergi? Atau justru saat awal kalian menikah dulu?"Kinan menggelengkan kepalanya. Perlahan namun pasti. "Bukan keduanya. Aku tahu beberapa waktu sebelum kepergian almarhum. Dan itu pun secara tak sengaja. Berawal dari banyak hal yang memang almarhum coba sembunyikan.  Namun Allah punya kehendak, yang mungkin tak sama seperti yang kita harapkan."Kembali Fauzan tertegun. Tak mampu lagi berkata apa-apa. "Aku tak akan dan tak sedang ingin membicarakan hal itu lagi. Aku hanya ingin mem

  • RAHASIA SUAMIKU   Teman Lama

    Beranjak dari posisi berjongkok, Kinan masih tertegun. Tak mengenal sosok yang ada di belakangnya. Bahkan setelah Kinan membalikkan tubuhnya, tetap saja tak ada ingatan yang tersisa tentang lelaki ini. "Maaf … Abang siapa? Mengenal almarhum suami saya?" tanya Kinan sembari menunjukkan raut wajah bingungnya. Dahinya mengernyit mencoba menguatkan kerja memori otaknya. "Ini makam Ardi kan? Soalnya petunjuk yang aku dapatkan tadi menunjukkan arah ini."Seolah tak peduli dengan pertanyaan Kinan, lelaki itu memajukan tubuh dan menajamkan netranya. Kacamata hitam yang tadi dikenakannya berpindah tempat. Tak lagi menempel di hidung, melainkan menggantung di kancing kemeja kotak-kotak yang dikenakannya."Tak salah lagi. Benar, ini makam Ardi."Lirih lelaki itu berkata sembari menurunkan tubuhnya. Mengambil posisi berjongkok di tempat yang tadinya ditempati oleh Kinan. Bibir lelaki itu berkomat-kamit. Kedua telapak tangannya menengadah.

  • RAHASIA SUAMIKU   Siapa Dia?

    Kinan menatap pilu nisan yang masih terbuat dari sebilah papan. Nama suaminya tertulis di sana. Tanah kuning di hadapannya belum sempurna mengering. Masih membasah, sama seperti hatinya yang belum juga mampu menerima kepergian lelaki ini sepenuhnya. Kepergian lelaki ini masih meninggalkan duka di hatinya. Tak pernah disangka jika mereka sedang dalam situasi tak baik ketika lelaki ini harus pergi selamanya. Itu yang paling menimbulkan penyesalan terbesar di hati Kinan hingga saat ini. Perceraian mereka memang urung terjadi. Namun kenyataan pahit ini jauh lebih menyesakkan dadanya. "Bang … bantu aku! Berikan petunjuk padaku! Aku sedang berjuang membuktikan jika dirimu tak salah kala itu. Sesuai apa yang kamu tuliskan dalam surat itu. Tapi apalagi yang dapat aku lakukan saat ini, Bang? Aku tak tahu bagaimana lagi harus mencari petunjuknya. Aku gagal, Bang."Tak hanya isakan tangis, Kinan juga menumpahkan air matanya. Area pemakaman yang sepi membuat Kinan m

  • RAHASIA SUAMIKU   Mengulang Cerita

    Arman tercengang. Sepasang mata lelaki itu tampak terbelalak. Rahangnya mengeras. Bahkan ekor netra Kinan masih mampu menangkap gerakan terkepalnya telapak kedua tangan lelaki itu. "Abang terkejut aku tahu semuanya? Abang salah jika berpikir akan dapat menutupi bangkai selamanya."Kinan tersenyum sinis. Bentuk penguatan pada diri sendiri agar tak terlihat lemah di hadapan Arman. Kedok lelaki ini harus terbuka sekarang juga. "Pasti Hanif yang mengatakan kepadamu. Benar kan, Nan?" tanya Arman dengan lirih sembari mengacak rambutnya dengan kasar. Kinan diam. Satu hal yang dapat ditangkap dirinya atas ucapan Arman itu. Lelaki ini hanya mengatakan semua itu pada Hanif dan keluarganya. Tidak pada orang lain. "Setidaknya lelaki itu lebih jujur dibandingkan Abang."Kalimat yang singkat itu mengalir dari bibir Kinan. Namun mampu meluluhlantakkan hati Arman seketika. Sebegitu rendahkah dirinya di mata Kinan sekarang? "Kamu ta

  • RAHASIA SUAMIKU   Kejujuran

    Arman terperanjat. Kelihatan sekali jika laki-laki itu tak menyangka atas kalimat yang diucapkan Kinan. "Abang terkejut? Atau pura-pura terkejut? Masih ingin bersandiwara?" lanjut Kinan seolah tak memberi Arman kesempatan untuk bicara. Arman tampak gugup. Sesaat. Kembali berusaha menguasai diri. Namun Kinan  mampu menangkap segala perubahan raut wajahnya lelaki itu dengan seksama. "Tak perlu gugup. Tak perlu berdalih untuk menutupi kebohongan Abang. Aku sudah tahu semuanya, Bang."Kali ini Kinan menurunkan nada suaranya. Sedikit melemah walaupun dengan telapak tangan yang terkepal. "Jika Abang tanya perasaanku setelah mengetahui semua ini, jujur aku kecewa. Kecewa pada sikap Abang. Kecewa pada pilihan yang Abang buat bertahun silam."Kinan menyunggingkan senyum sinisnya. Kembali menegakkan wajah ke arah Arman yang tampak kikuk seketika. "Abang masih belum paham arah pembicaraanmu ini, Nan. Semoga apa pun yang ada di

  • RAHASIA SUAMIKU   Topeng

    "Maksudmu? Abang tak paham. Bukankah apa yang Abang ketahui sudah Abang jelaskan semua kepadamu?"Arman yang muncul selang lima menit kemudian tampak terkejut mendengar pertanyaan yang dilontarkan Kinan itu. Kinan yang memilih tetap berdiri sama sekali tak ada niat untuk menyampaikan basa-basi. "Abang tak usah lagi berpura-pura. Tak usah berlagak tak tahu apa-apa."Mengernyitkan dahi, Arman sepertinya masih mencoba berlagak tak paham arah pembicaraan Kinan ini. "Abang memang tak tahu apa-apa, Nan. Lagipula kisah itu sudah lama. Sudah jelas apa yang terjadi sebenarnya. Mengapa kamu mengungkit-ungkitnya lagi?"Arman mengambil posisi duduk. Berharap hal yang sama dilakukan Kinan. Tak elok rasanya bicara sambil berdiri. "Abang bertanya mengapa aku mengungkitnya? Atau Abang memang sengaja ingin mengubur kisah itu agar dilupakan orang begitu saja?" Kali ini Kinan menegakkan wajahnya. Menghujam Arman dengan netranya yang se

  • RAHASIA SUAMIKU   Bertemu Arman

    Kinan menatap tegak bangunan yang ada di hadapannya. Kali kedua menginjakkan kaki ke halaman ini, namun perasaannya sungguh berbeda. Jika dulu langkahnya diiringi kekhawatiran, sekarang sungguh berbeda. Tak ada rasa khawatir yang dirasakannya sama sekali. Justru semangat yang menggebu ingin bertemu dengan sang pemilik rumah. Kecurigaannya jelaslah bukan tanpa alasan. Bukan tanpa dasar. Ada banyak hal mengganjal yang layak disebut sebagai bahan pertimbangan. "Ingin bertemu siapa, Yuk?"Kinan menolehkan kepalanya ke arah samping kiri. Posisi asal sumber suara yang menegurnya tadi. Seorang wanita yang hampir sebaya dengan Yuk Diana tampak berdiri tegak. Menatap Kinan dengan sedikit curiga. Kjnan tak marah. Wajar saja itu dilakukan wanita yang sepertinya merupakan pekerja rumah tangga di bangunan di hadapannya ini. Wanita ini tentu mendapat amanah untuk memastikan para tamu yang datang tak salah orang. Tak salah sasaran. "Pak Ar

DMCA.com Protection Status