Beranda / Pernikahan / RAHASIA SUAMIKU / Ada Wanita Lain?

Share

Ada Wanita Lain?

Penulis: Buluh Perindu
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-14 20:43:23

Lagi-lagi Kinan harus berbohong. Menutupi keadaan yang sesungguhnya sedang terjadi hanya demi nama baik suaminya. Tak mungkin harus menyampaikan alasan sebenarnya saat ini, bahwa dirinya sedang akan menyelesaikan masalah dengan suaminya itu.

Tak lama pintu kamar mandi pun terbuka, menampakkan sosok yang ditunggu-tunggu oleh Kinan sedari tadi. Ardi tampak sumringah, tak menyangka sebentar lagi akan mendapat serangan dari istrinya.

"Sudah lama pulangnya, Dek?" tanya Ardi sembari mengusap-usap rambut basahnya dengan handuk.

Laki-laki itu tampak santai, seperti biasanya. Berbeda dengan Kinan yang sedari dari mencoba menahan amarah. Napas Kinan yang memburu cukup untuk menjelaskan segalanya.

"Aku mau bicara, Bang!"

Kinan tak ingin berbasa-basi. Tak guna untuk manusia seperti Ardi. Laki-laki ini sering pura-pura tak mengerti.

"Bicara saja, Dek! Bagaimana tadi acaranya, lancar?" tanya Ardi seraya melangkahkan kakinya menuju Kinan. Tak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • RAHASIA SUAMIKU   Pertaruhan

    "Benar Abang punya wanita lain di luar sana?"Kinan menatap tajam pada laki-laki yang bergelar suaminya itu. Menyeka dengan kasar bulir bening yang membasahi pipinya. Kinan bertekad siap menerima kenyataan sepahit apa pun yang akan didengarnya nanti.Ardi menggelengkan kepalanya berulang kali. Pertanda menolak tuduhan yang dilontarkan istrinya itu. Namun Kinan dapat menangkap raut cemas di wajah laki-laki itu. Mungkinkah prasangkanya ini benar adanya? "Tak mungkin Abang mengkhianatimu, Dek! Kamu harus yakin dan percaya! Abang tak pernah akan membagi cinta siapa pun selain dirimu! Abang bersumpah!" ucap Ardi dengan tegas. Laki-laki itu meraup wajahnya dengan kasar. "Lantas siapa yang telah menghubungimu  barusan, Bang?! Tak mungkin teman! Lima tahun kita bersama, aku tahu caramu berbicara dengan seorang teman! Dan aku sangat yakin, itu bukan temanmu!" pekik Kinan dengan lantang. Dirinya bukan wanita bodoh yang dapat selalu dibohongi. Inikah rumah

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-15
  • RAHASIA SUAMIKU   Kerabat Jauh?

    "Kamu ingin mempermalukan Abang sebagai suamimu? Seolah Abang ini tak paham akan tanggung jawab sebagai seorang suami? Dek ... tak ada rumah tangga yang sama! Setiap pasangan tentunya akan punya cara dan gaya yang berbeda dalam menjalankan biduk kehidupan mereka. Itu tak bisa dipelajari dan disamakan karena rumah tangga dan kehidupan pernikahan orang tak ada yang sama!" Ardi tetap kekeh dengan pendapatnya.Di mata Ardi tak ada masalah dalam kehidupan rumah tangga yang mereka jalani, lantas mengapa harus mengadukan kepada orang lain yang tak tahu apa-apa? Bukankah setiap orang masalah kehidupannya tak sama?Di usia pernikahan yang baru lima tahun, mereka tak perlu khawatir lagi akan tempat berteduh dari hujan dan panas walaupun masih ada tunggakan yang harus diselesaikan. Ardi dan Kinan sama-sama mempunyai pekerjaan dengan penghasilan tetap setiap bulannya. Sebidang lahan sawit baru saja mereka miliki sebagai investasi untuk hari depan kelak. Ardi merasa bingung men

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-15
  • RAHASIA SUAMIKU   Rindu Ibu

    Kinan mematikan mesin kendaraan roda dua yang digunakannya. Kendaraan hasil pinjaman dari kerabat tuan rumah hajatan yang mengundang mereka itu digunakan Kinan untuk singgah ke rumah orang tuanya. Tak banyak waktu yang dimilikinya karena Kinan izin hanya selama waktu istirahat siang saja kepada Bang Iwan, pimpinan grup musik tempatnya bergabung selama ini saat pamit tadi. Setelah jam istirahat siang mereka kembali harus menghibur para undangan para tamu sang empu hajatan."Assalamu'alaikum!" ucap Kinan sembari melongokkan kepala melalui pintu samping yang sedikit terbuka.Lebih memilih pintu samping sebagai jalan masuknya, Kinan tahu pintu depan hanya terbuka saat ada tamu dari jauh saja. Rumah masa kecilnya itu tak besar tapi cukup nyaman karena ada kehangatan di dalamnya. Setiap anak mendapat kamar tidur tersendiri walaupun hanya berukuran kecil. Bapaknya seorang petani yang sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Lada dan karet menjadi sumber uta

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-16
  • RAHASIA SUAMIKU   Uang Patungan

    Letak tempat tinggal yang berjauhan, ditambah lagi aktivitasnya sebagai pendidik yang tak bisa ditinggalkan membuat Kinan merasa bersalah tak mampu memberikan bantuan tenaga untuk mempersiapkan hari penting adik perempuan satu-satunya itu. Karena itu Kinan berupaya menutupi ketidakmampuannya itu dengan bantuan keuangan walaupun mungkin jumlahnya tak seberapa."Bu, ada tamu ya? Siapa?" Terdengar pertanyaan dari sosok yang sepertinya sedang berjalan mendekati pintu samping itu. Tanpa melihat wajahnya, Kinan sudah tahu siapa pemilik suara itu. Gegas Kinan kembali menegakkan tubuhnya dan melangkah cepat ke arah pintu samping hendak menemui sosok pemilik suara itu."Bapak!" pekik Kinan sembari menyalami tangan kanan laki-laki yang menjadi cinta pertamanya itu."Kamu rupanya, Nan! Bapak pikir siapa, melihat motornya Bapak tak kenal," ujar Pak Irwan sembari memperhatikan kendaraan roda dua yang ada di samping rumah mereka."Kinan ada job nyanyi

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-16
  • RAHASIA SUAMIKU   Jujur

    "Katakan dengan jujur, Nan! Bapak tak mau uang ini akan menjadi pemicu masalah dalam rumah tanggamu!" ujar Pak Irwan dengan nada tegas. Mengenal baik puterinya sejak kecil, ada sesuatu yang disembunyikan Kinan saat menyerahkan amplop tadi. Raut wajahnya tak benar-benar tenang, itu menurut pandangan Pak Irwan. Semoga saja, prasangkanya salah.Kinan diam. Lidahnya terasa kelu. Haruskah dirinya jujur mengakui jika Ardi tak tahu menahu tentang uang yang diberikannya ini? Kinan merasa tak harus memberitahukan laki-laki yang bergelar suaminya itu tentang sesuatu yang tak akan melibatkan dirinya sama sekali. Kinan yang meminjam, Kinan pula yang akan membayarnya. Dan yang terpenting lagi, pembayaran pinjamannya itu tak akan menggunakan uang Ardi sama sekali. Lantas untuk apa suaminya itu tahu?"Jujur saja, Nan! Kamu tahu Bapak paling tak suka dibohongi bukan?" Tegas Pak Irwan mengucapkan kata.Menanamkan kejujuran sejak kecil pada anak-anaknya, pasangan

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-17
  • RAHASIA SUAMIKU   Pengakuan

    "Tempat kembalinya seorang anak adalah orang tuanya, Nan. Seburuk apa pun anaknya, sejelek apa pun tanggapan orang nantinya, sekecewa apa pun orang tua pada anaknya, kami akan menerima anak kami dengan kondisi apa pun. Tak lagi ada kata kecewa dan amarah jika itu memang suratan takdir yang harus terjadi. Apa pun pilihan hidupmu nanti, Bapak dan Ibu akan membuka tangan ini selebar-lebarnya. Anak selamanya akan menjadi anak, walaupun suami suatu saat mungkin bisa menjadi mantan suami," ujar Pak Irwan dengan nada perlahan. Mencoba menutup rasa kecewa yang melingkupi bilik hatinya."Apa masalah rumah tanggamu yang tak kami tahu, Nan?" Kali ini sang ibu yang melemparkan tanya. Memandang sendu pada sulungnya. Kinan diam sesaat. Mencoba mengumpulkan kekuatan yang sepertinya habis tanpa sisa. "Ibu dan Bapak percaya jika Bang Ardi tak pernah menyerahkan gajinya padaku?" tanya Kinan sembari menundukkan kepalanya."Apa??? Kamu tak sedang bercanda kan?" tanya Pa

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-17
  • RAHASIA SUAMIKU   Negoisasi

    Satu minggu berlalu tanpa terasa. Kinan sibuk dan tak sempat lagi untuk berkunjung ke rumah orang tuanya. Waktunya habis untuk mencari uang, walaupun bukan kepala keluarga.Senin sampai Jumat bergelut dengan dunia anak-anak. Hari Minggu diisinya dengan menerima tawaran manggung sesuai arahan pimpinan grup mereka. Lelah sudah pasti terasa. Namun apa hendak dikata, semuanya demi helaian uang yang sudah ada alokasinya."Bang, pernikahan Sekar kan hari Minggu nanti. Kita mau pergi ke sana hari apa? Tak mungkin jika perginya hari Minggu kan?" Tanya Kinan sembari menyetrika pakaian di depan televisi.Hari sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Rafif pun sudah tidur sejak setengah jam yang lalu. Waktu yang harusnya dapat digunakan untuk beristirahat diabaikan Kinan. Tumpukan pakaian selama dua hari yang belum sempat disetrikanya sudah menanti.Ardi yang sedang duduk memainkan gawainya di kursi panjang tak jauh dari Kinan tampak menatap dari kejauhan. Me

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-18
  • RAHASIA SUAMIKU   Letih Raga, Lelah Jiwa

    "Mengapa harus merasa tak enak, Dek? Kan memang itu kemampuan kita. Tak bisa banyak membantu. Mau dikata apa? Tak usahlah selalu memikirkan orang lain dalam hidup ini! Pikirkan saja diri kita! Tak usah peduli apa yang dikatakan orang, selama kita tak pernah minta makan kepada mereka," ujar Ardi dengan tegas.Masih ada beberapa pakaian Rafif yang harus disetrikanya. Kinan melihat jam dinding yang terletak di atas televisi. Pukul sepuluh lebih lima belas menit. Matanya sudah mengantuk, namun pekerjaan ini harus dituntaskan. Besok hari Selasa. Jadwalnya piket sehingga harus datang lebih awal tentunya."Ini bukan terkait omongan orang, Bang. Ini hanya sebagai bentuk kepedulian kita kepada sesama saudara. Kepada keluarga. Abang bayangkan, kita di posisi mereka. Keluarga dekat kita tak membantu sama sekali. Sudahlah tak ada bantuan materi, tak ada bantuan tenaga pula. Abang masih punya malu kepada Bapak dan Ibu?" tanya Kinan dengan nada sinis.Sepertinya berbica

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-18

Bab terbaru

  • RAHASIA SUAMIKU   Rahasia Yang Akhirnya Terungkap (ENDING)

    "Bang,dimana kau!" pekik Kinan dengan langkah yang tergesa. Mengabaikan tatapan heran dia lelaki yang memandangnya sejak mematikan mesin motor tadi. Tak peduli tanah yang sedikit becek akibat hujan sesaat barusan, Kinan tak dapat lagi menahan lama-lama emosi yang menggelegak di dadanya. Pernyataan yang disampaikan Fauzan tadi benar-benar membuatnya naik pitam. Mengapa sosok itu harus dia? Bukankah selama ini lelaki itu yang seolah menjadi sahabat dekat mendiang suaminya? Hanya berpura-pura ternyata. Lelaki itu tak lebih dari manusia munafik. Berpura-pura baik, menikam dari belakang. Kinan sempat tercengang saat mendengar nama yang disebutkan Fauzan itu. Menggelengkan kepala menunjukkan ketidakpercayaannya. Bahkan Kinan sempat meminta Fauzan mengulanginya kembali. Memastikan agar lelaki itu tak salah mengeja nama yang akhirnya akan menjadi fitnah. Namun Fauzan mempertegas semuanya. Gendang telinganya tak salah menangkap gelombang suara. Sosok i

  • RAHASIA SUAMIKU   Pengakuan

    Tak ada jawaban yang keluar dari bibir Fauzan. Lelaki itu tampak merasa serba salah. "Mengapa Abang tak menjawab pertanyaanku? Jangan bilang Abang menyesal telah mengatakan semua ini kepadaku!" tukas Kinan dengan tegas. Tatapan mata Kinan semakin menghujam. Membuat Fauzan semakin gelisah. Helaan napas panjang Fauzan terdengar jelas di tengah pemakaman yang sepi tanpa peziarah lainnya. Tampak beban berat seolah menggurat di wajah lelaki itu. "Abang tak bilang begitu. Hanya saja, Abang pikir semua kisah itu telah terungkap tanpa sisa. Ternyata Abang salah. Harusnya Ardi pergi tanpa belenggu rasa bersalah yang selalu membebaninya."Kinan mengernyitkan dahinya. Tak lama kemudian tangan kanannya bergerak ke arah pelipis. Memijatnya perlahan untuk menghalau rasa sakit yang mulai mendera. "Aku tak paham apa yang Abang katakan. Mungkin lebih baik Abang katakan saja langsung. Tak perlu berbelit-belit. Lagi pula aku tak ingin berlama-

  • RAHASIA SUAMIKU   Siapa Pelakunya?

    Fauzan tampak tersentak. Sepertinya tak menduga jika Kinan akan menanyakan hal ini kepadanya. "Mengapa Abang terlihat terkejut? Abang pikir … aku tak tahu semua itu? Aku tahu, bukan tak tahu apa-apa seperti yang Abang pikirkan."Kinan mencoba menepis keraguan di hati Fauzan. Dirinya tahu tentang masa lalu suaminya. Pun dirinya mencoba berdamai dengan semua itu. Walaupun perceraian yang semoga menjadi penyelesaiannya saat itu. "Setelah Ardi pergi? Atau justru saat awal kalian menikah dulu?"Kinan menggelengkan kepalanya. Perlahan namun pasti. "Bukan keduanya. Aku tahu beberapa waktu sebelum kepergian almarhum. Dan itu pun secara tak sengaja. Berawal dari banyak hal yang memang almarhum coba sembunyikan.  Namun Allah punya kehendak, yang mungkin tak sama seperti yang kita harapkan."Kembali Fauzan tertegun. Tak mampu lagi berkata apa-apa. "Aku tak akan dan tak sedang ingin membicarakan hal itu lagi. Aku hanya ingin mem

  • RAHASIA SUAMIKU   Teman Lama

    Beranjak dari posisi berjongkok, Kinan masih tertegun. Tak mengenal sosok yang ada di belakangnya. Bahkan setelah Kinan membalikkan tubuhnya, tetap saja tak ada ingatan yang tersisa tentang lelaki ini. "Maaf … Abang siapa? Mengenal almarhum suami saya?" tanya Kinan sembari menunjukkan raut wajah bingungnya. Dahinya mengernyit mencoba menguatkan kerja memori otaknya. "Ini makam Ardi kan? Soalnya petunjuk yang aku dapatkan tadi menunjukkan arah ini."Seolah tak peduli dengan pertanyaan Kinan, lelaki itu memajukan tubuh dan menajamkan netranya. Kacamata hitam yang tadi dikenakannya berpindah tempat. Tak lagi menempel di hidung, melainkan menggantung di kancing kemeja kotak-kotak yang dikenakannya."Tak salah lagi. Benar, ini makam Ardi."Lirih lelaki itu berkata sembari menurunkan tubuhnya. Mengambil posisi berjongkok di tempat yang tadinya ditempati oleh Kinan. Bibir lelaki itu berkomat-kamit. Kedua telapak tangannya menengadah.

  • RAHASIA SUAMIKU   Siapa Dia?

    Kinan menatap pilu nisan yang masih terbuat dari sebilah papan. Nama suaminya tertulis di sana. Tanah kuning di hadapannya belum sempurna mengering. Masih membasah, sama seperti hatinya yang belum juga mampu menerima kepergian lelaki ini sepenuhnya. Kepergian lelaki ini masih meninggalkan duka di hatinya. Tak pernah disangka jika mereka sedang dalam situasi tak baik ketika lelaki ini harus pergi selamanya. Itu yang paling menimbulkan penyesalan terbesar di hati Kinan hingga saat ini. Perceraian mereka memang urung terjadi. Namun kenyataan pahit ini jauh lebih menyesakkan dadanya. "Bang … bantu aku! Berikan petunjuk padaku! Aku sedang berjuang membuktikan jika dirimu tak salah kala itu. Sesuai apa yang kamu tuliskan dalam surat itu. Tapi apalagi yang dapat aku lakukan saat ini, Bang? Aku tak tahu bagaimana lagi harus mencari petunjuknya. Aku gagal, Bang."Tak hanya isakan tangis, Kinan juga menumpahkan air matanya. Area pemakaman yang sepi membuat Kinan m

  • RAHASIA SUAMIKU   Mengulang Cerita

    Arman tercengang. Sepasang mata lelaki itu tampak terbelalak. Rahangnya mengeras. Bahkan ekor netra Kinan masih mampu menangkap gerakan terkepalnya telapak kedua tangan lelaki itu. "Abang terkejut aku tahu semuanya? Abang salah jika berpikir akan dapat menutupi bangkai selamanya."Kinan tersenyum sinis. Bentuk penguatan pada diri sendiri agar tak terlihat lemah di hadapan Arman. Kedok lelaki ini harus terbuka sekarang juga. "Pasti Hanif yang mengatakan kepadamu. Benar kan, Nan?" tanya Arman dengan lirih sembari mengacak rambutnya dengan kasar. Kinan diam. Satu hal yang dapat ditangkap dirinya atas ucapan Arman itu. Lelaki ini hanya mengatakan semua itu pada Hanif dan keluarganya. Tidak pada orang lain. "Setidaknya lelaki itu lebih jujur dibandingkan Abang."Kalimat yang singkat itu mengalir dari bibir Kinan. Namun mampu meluluhlantakkan hati Arman seketika. Sebegitu rendahkah dirinya di mata Kinan sekarang? "Kamu ta

  • RAHASIA SUAMIKU   Kejujuran

    Arman terperanjat. Kelihatan sekali jika laki-laki itu tak menyangka atas kalimat yang diucapkan Kinan. "Abang terkejut? Atau pura-pura terkejut? Masih ingin bersandiwara?" lanjut Kinan seolah tak memberi Arman kesempatan untuk bicara. Arman tampak gugup. Sesaat. Kembali berusaha menguasai diri. Namun Kinan  mampu menangkap segala perubahan raut wajahnya lelaki itu dengan seksama. "Tak perlu gugup. Tak perlu berdalih untuk menutupi kebohongan Abang. Aku sudah tahu semuanya, Bang."Kali ini Kinan menurunkan nada suaranya. Sedikit melemah walaupun dengan telapak tangan yang terkepal. "Jika Abang tanya perasaanku setelah mengetahui semua ini, jujur aku kecewa. Kecewa pada sikap Abang. Kecewa pada pilihan yang Abang buat bertahun silam."Kinan menyunggingkan senyum sinisnya. Kembali menegakkan wajah ke arah Arman yang tampak kikuk seketika. "Abang masih belum paham arah pembicaraanmu ini, Nan. Semoga apa pun yang ada di

  • RAHASIA SUAMIKU   Topeng

    "Maksudmu? Abang tak paham. Bukankah apa yang Abang ketahui sudah Abang jelaskan semua kepadamu?"Arman yang muncul selang lima menit kemudian tampak terkejut mendengar pertanyaan yang dilontarkan Kinan itu. Kinan yang memilih tetap berdiri sama sekali tak ada niat untuk menyampaikan basa-basi. "Abang tak usah lagi berpura-pura. Tak usah berlagak tak tahu apa-apa."Mengernyitkan dahi, Arman sepertinya masih mencoba berlagak tak paham arah pembicaraan Kinan ini. "Abang memang tak tahu apa-apa, Nan. Lagipula kisah itu sudah lama. Sudah jelas apa yang terjadi sebenarnya. Mengapa kamu mengungkit-ungkitnya lagi?"Arman mengambil posisi duduk. Berharap hal yang sama dilakukan Kinan. Tak elok rasanya bicara sambil berdiri. "Abang bertanya mengapa aku mengungkitnya? Atau Abang memang sengaja ingin mengubur kisah itu agar dilupakan orang begitu saja?" Kali ini Kinan menegakkan wajahnya. Menghujam Arman dengan netranya yang se

  • RAHASIA SUAMIKU   Bertemu Arman

    Kinan menatap tegak bangunan yang ada di hadapannya. Kali kedua menginjakkan kaki ke halaman ini, namun perasaannya sungguh berbeda. Jika dulu langkahnya diiringi kekhawatiran, sekarang sungguh berbeda. Tak ada rasa khawatir yang dirasakannya sama sekali. Justru semangat yang menggebu ingin bertemu dengan sang pemilik rumah. Kecurigaannya jelaslah bukan tanpa alasan. Bukan tanpa dasar. Ada banyak hal mengganjal yang layak disebut sebagai bahan pertimbangan. "Ingin bertemu siapa, Yuk?"Kinan menolehkan kepalanya ke arah samping kiri. Posisi asal sumber suara yang menegurnya tadi. Seorang wanita yang hampir sebaya dengan Yuk Diana tampak berdiri tegak. Menatap Kinan dengan sedikit curiga. Kjnan tak marah. Wajar saja itu dilakukan wanita yang sepertinya merupakan pekerja rumah tangga di bangunan di hadapannya ini. Wanita ini tentu mendapat amanah untuk memastikan para tamu yang datang tak salah orang. Tak salah sasaran. "Pak Ar

DMCA.com Protection Status