Beranda / Rumah Tangga / RACUN BERUPA MADU / Bab 99 : Gara-gara jam 2

Share

Bab 99 : Gara-gara jam 2

Penulis: Milla Dwi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-21 14:35:16

Jam istirahat tiba, Gita yang pagi tadi cuma sarapan sedikit, akhirnya memilih pergi ke kantin untuk cari makan. Gita memang murid baru di sekolah ini, sehingga dia belum punya banyak teman.

"Hai Git, mau ke kantin ya?" tanya Rani, satu-satunya teman dekat Gita, sejak gadis itu pindah ke sekolah ini.

"Iya Ran, laper. Tadi pagi gak sempat sarapan, kesiangan bangunnya, untung Zahra bangunin aku."

"Kenapa bisa kesiangan?"

"Gara-gara jam."

"Kok gara-gara jam? Memangnya jam kamu kenapa?" tanya Rani heran.

Gita melanjutkan jalannya, diikuti oleh Rani, "Jadi ceritanya tuh gini, tadi pagi aku udah kebangun entah pukul berapa, mungkin pukul 05:00 seperti biasa, akan tetapi aku tidur lagi karena ku pikir baru pukul 04:00, aku salah lihat Ran."

Gita pun menjelaskan kalau dia udah bangun lebih awal, tapi karena jamnya mati, dia pikir baru jam empat, dan tidur lagi. Begitu terbangun lagi, dia lihat jam ternyata masih jam lima, jadi dia asik mainan handphone. Eh begitu dipanggil sama Zahra, terny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • RACUN BERUPA MADU   Bab 100 : Moment Indah

    Mobil yang dikendarai oleh Azim mulai memasuki daerah pantai, dan kini terparkir di dekat sebuah gubuk yang berbentuk gazebo. Gubuk-gubuk seperti itu banyak di bangun di pantai ini, sengaja diperuntukan bagi pengunjung.Azim turun dari mobil, diikuti oleh Gita dan Rani. "Kakak akan kerjakan tugas di sini, kalian pergilah main, tapi jangan jauh-jauh dari kakak takut ada apa-apa tak tau.""Iya Kak." jawab Gita dan Rani berbarengan."Taruh saja tas kalian di sini, biar kakak jaga sekalian sambil mengerjakan tugas. Kalau ada apa-apa, panggil saja kakak.""Iya Kak." Jawab kedua gadis itu, lalu keduanya meletakan tas di atas meja dan pergi menuju bibir pantai. Azim duduk di gubuk itu, lalu mengeluarkan laptopnya untuk mengerjakan tugas kuliah, sambil sesekali mengawasi Gita dan Rani. Azim tau Gita dan temannya belum makan, dia pun akhirnya memesan makanan untuk makan siang dan beberapa macam makanan ringan untuk cemilan di pantai tersebut.Sejenak pandangannya terarah ke Gita, senyumnya t

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • RACUN BERUPA MADU   Bab 101 : Kebersamaan

    Gita, Rani dan Azim menoleh ke arah sumber suara. Seketika Rani terperangah melihat lelaki ganteng yang sangat mirip dengan Azim, bersama gadis remaja yang berwajah mirip dengan anak remaja laki-laki disebelahnya."Git, Kak Azim kembar?""Iya.""Terus mereka itu siapa?" tunjuknya pada Zahra dan Zani."Mereka Zahra dan Zani, adik kembar kami.""Jadi yang tak kembar cuma kamu?""Iya. Atok aku kenalin sama kak Azzam dan adek-adek."Gita menarik pelan tangan Rani, untuk diajak kenalan sama Azzam, Zahra dan Zani. Sementara Rani menatap takjub kepada empat orang kembar di depannya. Ini benar-benar luar biasa, bisa memiliki anak kembar terus dalam dua kali kehamilan."Kak Gita." teriak Zahra seraya memeluk Gita, di ikuti oleh Zani di belakangnya.Gita pun memeluk kedua adik kembarnya itu, biarpun cuma adik angkat, tetapi Gita sangat menyayangi mereka, sebaliknya Zani dan Zahra juga sangat menyayangi Gita seperti kakak sendiri."Adek pasti belum makan kan?" tanya Gita, kepada Zahra dan Zani,

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • RACUN BERUPA MADU   Bab 102 : Terbawa Ombak

    Gita dan Azim berteriak, saat melihat Jetski yang di tumpangi oleh Azzam dan Rani terbalik. Seketika rasa cemas menghinggapi hati keduanya. Azim segera memacu Jetski nya, menuju ke tempat Azzam dan Rani terjatuh, tapi belum sampai ke tempat kejadian, Azim melihat ada dua orang yang sedang berenang menjauhi Jetski, dan menuju ke arahnya."Dek, kalian bertahanlah! Aku mencari bantuan dulu, dan akan segera kembali!" teriak Azim, lalu memutar balik Jetski-nya menuju ke pantai. Gita yang melihat Jetski Azzam dan Rani terbalik, kini hanya bisa memeluk pinggang Azim dengan gemetaran. Gadis itu hanya terdiam, dengan mata berkaca-kaca, karena takut dengan keselamatan Azzam dan Rani. Beruntung mereka belum terlalu jauh ke tengah, sehingga Azim bisa sampai kembali ke darat hanya dalam waktu lima menit. "Dek, kamu duduk di sana dulu bareng Zahra dan Zani ya, aku harus cepat menolong Azzam dan Rani."Gita hanya mengangguk, lalu turun dari Jetski dan berjalan menuju ke Zahra dan Zani. Sementara

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-25
  • RACUN BERUPA MADU   Bab 103 : Mencintai Dalam Diam

    "Zani, kamu di sini juga rupanya."Seorang gadis cantik, dengan wajah oval dan senyum yang manis, tiba-tiba datang menyapa Zani. Tetapi Zani hanya menjawab dengan singkat dan dingin, "Ya.""Bisa tolong minggir gak? Jangan halangi jalan kami!" ucap Zani lagi, ketika gadis itu tak juga beranjak pergi dari hadapannya."Iya Zan, maaf." Gadis itu pun menggeser tubuhnya, memberikan jalan untuk trio ganteng yang super dingin itu. Saat Azzam yang berada di belakang Zani, melewati gadis itu, tiba-tiba menepuk pundaknya sambil tersenyum dia berbisik, "Sabar ya, adikku memang super dingin seperti beruang kutub."Gadis itu terbelalak mendengar ucapan Azzam, tapi setelah memahami ucapannya akhirnya diapun tertawa sendiri. "Zani, si beruang kutub? Wah, bagus juga julukannya."Sementara Azim , Azzam dan Zani dengan cepat melangkah menuju ke Gita dan Rani. Seketika meja penuh dengan makanan, dan mereka pun segera menikmati dengan penuh canda tawa. Azzam diam-diam sering mencuri pandang ke arah Rani

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • RACUN BERUPA MADU   Bab 104 : Rencana Perjodohan.

    Azim berdiri di balkon rumahnya, pandangan matanya tidak lepas dari seorang gadis manis, yang sedang duduk di ayunan sambil membaca buku. Senyum tipis tersungging di bibirnya, saat melihat buku gadis itu terjatuh, karena sang pemilik ketiduran di ayunan.Dengan langkah cepat, lelaki itu menuruni tangga dan langsung menuju ke halaman samping, tempat dimana Gita berada. Sudah menjadi kebiasaan Gita sejak tinggal di rumah itu, setiap sore pasti akan duduk di ayunan sambil membaca buku."Dasar gadis nakal, sudah tau ngantuk masih saja dipaksakan untuk baca buku di sini." gumam Azim, seraya mengambil buku Gita, lalu mengangkat tubuh gadis itu untuk dipindahkan ke kamar.Azim segera merebahkan gadis itu dengan sangat pelan, karena takut membangun kannya. Dia menyelimuti tubuh gadis itu dengan selimut, dan berbalik badan ingin meninggalkan gadis itu, sebelum mendengar ucapan Gita dari alam bawah sadarnya, "Kak Azim, aku takut."Azim kembali mendekat, lalu berjongkok di sisi ranjang gadis it

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • RACUN BERUPA MADU   Bab 105 : Ayah Tiri Gita.

    Hari ini Adelia mengajak Zahra dan Gita ke Mall, dia ingin membelikan Gita pakaian, dan juga ke salon. Wanita itu ingin Gita melakukan perawatan, sebelum acara lamaran yang akan mereka lakukan, untuk memberikan kejutan pada gadis itu, karena Adelia yakin kalau Gita juga diam-diam menyukai Azim, anak sulungnya.Dua jam mereka melakukan perawatan di salon, Adelia mengajak kedua anak itu pergi ke mall. “Mi, aku mau ke toilet dulu ya,” pamit Gita. “Baiklah, nanti langsung ke butik ini ya. Mama tunggu di dalam.” “Baik Mi.” Gita berlalu dari hadapan Adelia dan Zahra untuk pergi ke toilet, tanpa dia ketahui jika ada seseorang yang sedang mengikutinya sejak dia masuk mall tadi. Gita masuk ke toilet khusus perempuan, sedangkan orang yang mengikuti menunggu dari luar. Saat gadis itu keluar dari toilet, tiba-tiba ada seseorang dari arah belakang yang menodongkan pisau ke pinggang Gita. “Jangan berteriak, atau pisau ini menembus pinggangmu!” Seketika tubuh Gita menegang, wajahnya pucat karena

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • RACUN BERUPA MADU   Bab 106 : Cemburu

    Pagi ini, seperti biasa Azim akan mengantarkan Gita dan adik-adiknya ke sekolah, sebelum dia sendiri berangkat ke kampus. Mobil Pajero hitam itu berhenti di depan gerbang sekolah. Zani dan Zahra segera turun dan berpamitan kepada Azim dan Gita, dikarenakan mereka hari ini mendapat tugas piket."Aku sekolah dulu ya kak, terima kasih sudah diantarkan." ucap Gita, saat dia mau turun dari mobil, setelah Zani dan Zahra pergi."Iya, hati-hati di sekolah, belajar yang rajin ya."Gita mengulas senyum manisnya, sebelum akhirnya meraih tangan Azim, dan mencium punggung tangan itu dengan takzim. Dan dibalas dengan elusan lembut di pucuk kepala gadis itu.Gita segera turun dari mobil, tetapi dia tidak tau kalau di depan gerbang, telah menunggu seorang pemuda yang sedari tadi menantinya."Pagi Git." ucap lelaki itu, sambil tersenyum manis padanya."Pagi." jawab Gita datar, sambil terus berjalan melewati lelaki itu. Gita merasa kesal, karena lelaki itu selalu saja mengganggunya, dengan berbagai al

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • RACUN BERUPA MADU   Bab 107 : Mengungkapkan Perasaan

    Azim keluar dari mobilnya, tapi Gita tidak juga menoleh ke arahnya sehingga lelaki itu akhirnya mendekat ke arah gadis itu. "Dek, kita pulang sekarang?"Gita yang sedang berdebat dengan Irfan pun akhirnya menoleh, dan langsung melangkah ke arah Azim. Di raihnya tangan lelaki itu, dan menciumnya takzim. "Iya kak, ayok kita pulang. Tapi mampir ke toko dulu sebentar bisa?""Anything for you dear."Mendengar jawaban Azim, pipi Gita pun langsung merona merah, karena malu. Sedang jantungnya langsung meronta ingin lari maraton. "Terima kasih Kak."Azim mengangguk sambil tersenyum, lalu tangannya segera membukakan pintu mobil sebelah kemudi untuk Gita, setelahnya Azim langsung memutari mobil dan duduk di belakang kemudi."Dek, ini masih terlalu cepat kalau kita langsung pulang. Gimana kalau kita jalan dulu ke pantai, atau taman gitu?" ucap Azim, setelah beberapa saat mobil meninggalkan sekolah."Ke pantai saja Kak, pingin duduk-duduk di pasir pantai.""Ya sudah, berarti kita ke pantai ya.""I

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29

Bab terbaru

  • RACUN BERUPA MADU   Bab 119 : Ending

    Waktu berjalan sangat cepat, kini Rani dan Gita sudah lulus SMA, dan akan melanjutkan ke perguruan tinggi tempat Azim dan Azzam dulu menuntut ilmu.Dua laki-laki kembar itu sudah selesai dengan kuliahnya, Azim mengambil alih Delia Group, karena Ayah Arga ingin pensiun lebih cepat. Sementara Azzam menjadi CEO di kantor pusat Samudra Group."Mi, gimana persiapan resepsinya?" tanya Azzam, suatu sore saat dia pulang kantor lebih awal."Sudah tujuh puluh persen. Tinggal undangan sama catering yang belum. Untuk gaunnya, kalian datang sendiri ke butik, supaya bisa menyesuaikan yang pas buat kalian.""Terima kasih ya Mi, Mami memang the best."Adelia tersenyum, sambil menepuk-nepuk punggung Azzam yang sedang memeluknya."Oh ya, dimana duo menantu kesayangan Mami itu?"Karena sejak pulang tadi, Azzam sama sekali tidak melihat kehadiran sang istri."Lagi belajar bareng Gita di balkon kamar Gita.""Kalau begitu aku mandi dulu ya Mi."Adelia hanya menjawab dengan anggukan kepala. Dan Azzam pun pe

  • RACUN BERUPA MADU   Bab 118 : Pernikahan Rani Dan Azzam.

    "Jadi bagaimana?" tanya Azzam lagi. "Apanya?" tanya Rani bingung."will you marry me?"Sejenak Rani menunduk, tapi wajahnya sudah merah merona menahan malu dan bahagia. " Ya, aku bersedia."Begitu mendengar jawaban Rani, semua orang bersorak gembira. Begitu juga dengan Azzam, dia bersorak dan akan memeluk Rani, tetapi sebuah tangan langsung mencegahnya, "Halalkan dulu, bru boleh peluk anak Abah."Ternyata Ayah Rani dan Ibu tirinya sudah berdiri di dekat dua sejoli itu. Dan Abah langsung menjewer telinga Azzam, sehingga membuat semua orang tertawaan melihat tingkah kedua orang itu."Pak Syafiq, minta nikahkan saja mereka sekarang juga. Aku takut anakku bunting duluan sebelum dihalalkan oleh anakmu." ucap Abah."Setuju Bah, semua sudah siap tinggal menunggu pengantinnya di make over dulu." jawab Syafiq, yang membuat semua orang tersenyum, termasuk sepasang calon pengantin itu."Papi, kok make over sih?" "Lah terus apaan dong itu namanya yang dibikin cantik?""Make up Papi." sela Adel

  • RACUN BERUPA MADU   Bab 117 : Cinta Untuk Rani.

    "Adik saya bernama Gita Indira, dia kelas tiga SMA, satu kelas dengan Rani, ada Azani Baskara dan Azahra Salsabila, mereka kelas tiga SMP di yayasan ini juga."Seketika raut wajah Pak Kepala Sekolah menegang, tangannya gemetaran. "A ... apakah Anda Nak Azim Baskara Samudra?"Azim mengangguk sambil tersenyum ramah, tapi masih dengan mode diamnya."Berarti Adik Anda Gita Indira Baskara Samudra, Azani Baskara Samudra, dan Azahra Salsabila Samudra?"Azim kembali mengangguk, hal itu membuat Pak KepSek semakin pucat pasi."Oh ya Tuhan." gumamnya penuh kegugupan. Beliau akhirnya memanggil Guru BP, untuk mengurus hukuman yang pantas untuk Nana dan teman-temannya. Setelah ke empat anak itu dibawa ke ruang BP, Pak KepSek langsung meminta maaf kepada Azim dan Rani."Nak Azim, saya meminta maaf atas kelalaian saya dalam mengawasi murid-murid di sini. Bahkan saya tidak pernah tau kalau di sekolah ini terdapat anak-anak hebat dari keluarga Samudra. Siapa yang sangka jika Pak Azzam, yang bekerja ja

  • RACUN BERUPA MADU   Bab 116 : Preman Sekolah

    Azzam terkekeh mendengar ucapan sarkas gadis di depannya. Tidak di sangka kalau Rani akan mengejarnya sampai parkiran."Hai muridku yang tersayang." jawab Azzam, dan spontan membuat raut wajah Rani jadi merah merona."Maaf Kak, cuma mau ngasih ini buat Kakak." ucap Rani, seraya menyodorkan box berwarna biru. "Ini tadi pagi aku buat sendiri, sebagai ucapan terima kasih karena kemarin sudah dibelikan buku yang dibutuhkan." lanjutnya.Kemarin secara tak sengaja bertemu dengan Azzam di toko buku, dan malunya saat mau bayar ternyata dompet Rani tidak ada dalam tasnya. Tadinya Rani mau kembalikan saja bukunya, akan tetapi Azzam tiba-tiba datang mau bayar buku juga, alhasil buku miliknya dibayarkan sekalian sama lelaki itu.Azzam terkekeh, "Jadi kamu sudah tau nih, kalau hari ini aku ngajar di sini?" godanya."Tidak! Tadinya ini mau aku titipkan ke Gita, tapi karena Kakak ada di sini, jadi ya diberikan langsung saja ke kakak."Azzam mengulurkan tangannya untuk menerima pemberian Rani itu. "

  • RACUN BERUPA MADU   Bab 115 : Pak Guru Idola Baru.

    "Aku pernah beberapa kali lihat Gita diantar oleh Pak Azzam, bersama dua anak kembar laki-laki dna perempuan berseragam SMP, di sini juga." terang gadis itu."Wah, adiknya cakep juga gak yang cewek?" tanya teman laki-laki, yang duduk di depan gadis itu."Cantik banget, hidungnya mancung, wajahnya agak mirip orang timur tengah." urai gadis itu lagi."Wah, boleh juga aku pacarin adikmu ya Git." celoteh beberapa anak laki-laki.Gita sama Rani hanya diam dan saling lempar pandang, bingung mau menyikapinya bagaimana. "Kalian sudah pesan makanan?" Tiba-tiba sebuah suara bariton menyela obrolan para murid di kantin. Dan tanpa permisi, dia langsung duduk di sebelah Rani, dan berhadapan dengan Gita."Belum!" jawab Gita."Baru juga duduk, sudah dikerubuti sama penggemar Pak Azzam." seloroh Rani.Azzam terkekeh, dia lalu berjalan menuju stain makanan, dan pesan tiga porsi baso. Dia tau kedua gadis di depannya itu pecinta baso. Karena seringkali Gita dan Rani minta makan baso setiap kal diajak

  • RACUN BERUPA MADU   Bab 114 : Guru Pengganti

    Seketika kelas menjadi hening, semua mata menatap intens lelaki tampan yang berdiri di samping Bu Dinar. Guru itu tersenyum manis, sambil mengelus perut buncitnya, karena sedang hamil tua."Anak-anak, mulai hari ini Ibu sudah ambil cuti, karena sebentar lagi akan melahirkan. Dan untuk sementara, Pak Guru tampan ini, akan menggantikan tugas Ibu, selama cuti."Semua murid perempuan bersorak riang, kecuali Gita dan Rani, yang masih terbengong menatap lelaki itu bingung."Silahkan perkenalkan diri Anda Pak Azzam." ucap Bu Dinar, mempersilahkan."Halo, selamat pagi semuanya. Perkenalkan, nama saya Azzam Baskara Samudra, biasa di panggil Azzam, atau kalian juga boleh panggil saya dengan panggilan yang lain. Saya di sini sebagai guru pengganti untuk Bu Dinar, jadi selama Beliau cuti, kalan akan bertemu dengan saya saat pelajaran Matematika. Apa ada pertanyaan?"Salah seorang murid mengangkat tangannya, lalu bertanya, "boleh minta nomer HP-nya gak Pak?"Yang lainnya ikutan bertanya, "Boleh

  • RACUN BERUPA MADU   Bab 113 : Jangan Nakal.

    Azim mengantar Gita dan kedua adik kembarnya ke sekolah, ini adalah hari pertama Gita masuk sekolah setelah statusnya menjadi istri."Kak aku masuk dulu," pamit Zahra sambil mencium tangan Azim dan Gita."Baik-baik di sekolah ya, belajar yang rajin princess." jawab Azim, seraya mengusap kepala adiknya. Sementara Gita cuma tersenyum sambil mencium kedua pipi sang adik ipar."Aku juga masuk dulu kak." pamit Zani, dengan wajah datarnya. Meskipun demikian, dia tetap mencium tangan Azim dan Gita. Kali ini Gita cuma mengucap pucuk kepala lelaki remaja itu."Semangat belajarnya jagoan Kakak." ucap Azim, sambil mengacak rambut Zani."Ih kakak! Jangan di acak-acak, jadi jelek nih." gerutu Zani.Azim hanya tertawa kecil melihat keluguan adik laki-lakinya itu. Zani dan Zahra segera berlalu dari hadapan Azim dan Gita."Aku masuk ke kelas dulu ya Bang," pamit Gita sambil tersipu malu.Dia mencium punggung tangan sang suami, dan Azim langsung mencium kening sang istri, lalu mengecup kilat bibir mu

  • RACUN BERUPA MADU   Bab 112 : Malam pertama.

    "Mau kemana?" tanya Azim, saat Gita mau masuk ke kamarnya sendiri.Saat ini, mereka baru pulang dari rumah Gita, dan sekalian pengantin wanitanya langsung diboyong kembali ke kediaman keluarga Samudra."Mau ke kamar Kak." jawab Gita, sambil menunduk malu, tidak berani menatap wajah lelaki yang sudah bergelar sebagai suaminya itu."Ya sudah ayok kita ke kamar, tapi kamarku! Bukan kamarmu. Mulai sekarang, ini kamar kita!" tegas Azim, seraya menarik pelan tangan sang istri.Gita hanya menurut, sambil tertunduk malu. Sampai di kamar, Gita hanya terpaku, bingung harus bagaimana. Azim mendekat, lalu memegang kedua pundak gadis itu. Seketika jantung Gita bertalu-talu tak karuan. Wajahnya memerah seperti kepiting rebus.Azim tersenyum, gemas melihat wajah sang istri yang merona karena malu. Ingin rasanya menerkam gadis itu saat ini juga, akan tetapi Azim masih harus bersabar, karena Gita masih sekolah."Cup!" Azim mengecup singkat kening Gita, lalu memandangnya lekat. "Kamu mandilah dulu, dan

  • RACUN BERUPA MADU   Bab 111 : Sah

    Gita mengangguk pelan, saat Azim menatapnya lekat, seolah bertanya keputusan apa yang akan di ambil. Dan lelaki itu merasa sangat gembira, ketika melihat anggukan samar dari gadis di depannya."Baik Pi, aku akan menikahi Gita sekarang juga!" ucap Azim, tanpa keraguan sedikitpun.Syafiq dan Danu sangat gembira, mendengar jawaban dari Azim itu. Setelah malam ini, ayah Gita akan merasa tenang, karena anak tirinya sudah ada yang akan selalu siap melindungi."Terima kasih nak, sekarang bapak merasa tenang dengan keselamatan Gita." ucap Pak Danu, seraya menepuk bahu Azim."Alhamdulillah, karena calon pengantinnya sudah setuju, jadi sekarang kita masuk ke dalam lagi. Untuk sementara nikah siri dulu ya, karena Gita masih belum cukup umur untuk mendaftarkan pernikahan secara hukum." ucap Syafiq, merasa tak enak hati karena menikahkan putra sulungnya dengan cara seperti ini, dan terkesan buru-buru."Iya Pi, gak apa-apa." jawab Gita."Yang penting halal dulu Pi, jadi gak dosa kalau nanti khilaf

DMCA.com Protection Status