Part 61
Don't be afraid when you fight for the right, just be brave to through it. — Vie Junaeni.
*****
Ibu Rose membawakan sejumlah makanan ke ruangan sang Ratu Saphire.
"Permisi, saya bawakan Anda makanan untuk mengganti tenaga Anda setelah dalam perjalanan jauh," ucap Ibu Rose meletakkan baki berisi makanan ke atas meja dalam ruangan tersebut. Wajahnya tertunduk saat meletakkan makanannya.
"Apa kau tak merindukan kami?" tanya Alexandra.
Suara gadis itu sangat ia hapal, Ibu Rose terperanjat kala mengenali suara tersebut. Ia mengangkat wajahnya dan menelisik wajah sang Ratu Saphire lebih saksama.
"Alex?" tanya Ibu Rose.
"Ya, kau benar, Ibu Rose apa kabar....?" Alex langsung bangkit dan memeluk wanita itu dengan erat.
"Aku merindukan mu Ibu Rose," ucap Alexandra.
Ibu Rose langsung menangis kala memeluk gadis itu.
"Aku tak menyangka kalau kau masih hidu
Part 62 Do it again and again. Consistency makes the rain drops to create holes in the rock. Whatever is difficult can be done easily with regular attendance, attention and action. – Israelmore Ayivo. ***** "Kau hadapi mereka!" Albanus turun dari singgasana raja dan menuju ke dalam istana. Demon langsung memberi percikan cahaya yang menandakan kalau para pasukan sudah diperbolehkan masuk ke wilayah pertemuan untuk menyerang. Evander lalu menoleh ke Alex."Alex kau harus berjaga di sini dan kau harus berusaha semaksimal mungkin, aku akan mengejar Albanus,"ucap Evander. "Iya kalau harus hati-hati ya, sebentar lagi aku akan menyusulmu juga." ****** Para prajurit yang tersisa kembali menyerang semua pasukan kecil milik Evander. Alexandra, Selena dan Demon mencoba untuk bertahan dengan melawan balik para pasukan tersebut. Josh bahkan datang meninggalkan desa rahasia bersama Ta
Part 63 “The ultimate victory in competition is derived from the inner satisfaction of knowing that you have done your best and that you have gotten the most out of what you had to give.” — Howard Cosell. ***** Evander menemani Alexandra yang masih terbaring lemah. Luka di perutnya sudah diobati oleh Tabib Morgan. Gadis itu perlahan membuka mata dan tersadar. Ia melihat sang raja sedang terbaring merebahkan kepala di samping tubuhnya seraya mendekap tangannya. Alexandra lantas mengusap kepala pria tersebut. Ia sangat bersyukur bisa merasakan kasih sayang dari seorang pria yang tulus seperti Evander. Hanya saja ia langsung merasa sedih ketika ia sadar apakah setelah ini selesai ia harus kembali atau tak akan pernah kembali. "Kau sudah sadar rupanya," ucap Evander. "Hai, bagaimana pertarungannya, apa kau menang?" tanya Alex. "Tentu saja, aku tebas kepalanya dengan pedang milikmu," jawab Evander penuh sem
Part 64 Go to the people. Learn from them. Live with them. Start with what they know. Build with what they have. The best of leaders when the job is done, when the task is accomplished, the people will say we have done it ourselves. — Lao Tzu. ***** "Ummm... baiklah kalau begitu. Kita akan menikah berbarengan, dan aku pastikan Naga Ares yang akan menjadi pendampingku menuju altar," ucap Alexandra menoleh kepada Ares. "Aku?" Ares langsung tersentak mendengar permintaan Alexandra. "Iya, kau harus menjadi pendampingku, Tuan Ares." Alexandra menatap sang naga dengan senyum manis. "Baiklah terserah kau saja!" sahut Ares dengan nada ketus dan membuat yang lain tertawa. *** Hamparan padang rumput hijau di atas bukit membuat siapapun yang memandangnya terasa nyaman. Alexandra bersama Raja Evander menghampiri Demon yang sedang menatap wilayah ke
Part 65 “A great marriage is not when the perfect couple comes together. It is when an imperfect couple learns to enjoy their differences.” — Dave Meurer. ***** Penerangan obor suci untuk menghormati sang Raja Anathema adalah bagian dari perayaan tersebut, dengan harapan memberikan kesuburan pada pasangan pengantin baru tersebut. Dalam acara pernikahan juga dipersembahkan seekor babi betina yang dipersembahkan untuk para leluhur lalu dilarungkan ke pantai. Para rakyat juga menikmati pesta tersebut. Pihak kerajaan mengadakan pesta makan malam, dan pengantin wanita tampil sangat cantik dengan gaun permaisuri lengkap dengan mahkota permaisuri yang bentuknya sama dengan yang dipakai sang Raja Evander, hanya saja ukurannya lebih kecil. Mas kawin atau hadiah adalah pembayaran yang dilakukan oleh keluarga istri kepada suaminya, untuk menutupi biaya rumah tangga mereka. Itu
Part 66 A friend is one that knows you as you are, understands where you have been, accepts what you have become, and still, gently allows you to grow." - William Shakespeare ***** Malam itu, Alexandra memperhatikan langit malam dari beranda kamar. Derap langkah kaki terdengar memasuki kamar. "Itu pasti sang raja milikku sudah datang," ucap Alexandra. Evander langsung tersenyum dan memeluknya dengan erat dari arah belakang. Ia menciumi tengkuk milik wanita itu dengan penuh cinta. Alexandra lalu berbalik badan. Ia melingkarkan kedua lengannya di leher kekar pria itu. "Malam ini tak akan aku biarkan apapun menghalangiku memilikimu," ucap Evander lalu ia kecup ujung hidung milik Alexandra. "Hahaha... memangnya apa yang akan menghalangimu memiliki aku?" "Mungkin Selena, mungkin juga Ares, atau mungkin pengganggu lainnya, bisa jadi kan?" "Baiklah, baiklah, sini ikut aku!"
Part 67 “Destiny is not a matter of chance, it is a matter of choice; it is not a thing to be waited for, it is a thing to be achieved.”—William Jennings Bryan. ***** Pagi itu, Naga Ares menemui Alexandra di beranda kamarnya. "Apa kau punya waktu untuk mengikuti ku saat ini?" tanya Ares. "Memang nya kita mau ke mana?" tanya Alex gantian bertanya. "Aku ingin kau mengikuti aku, kita akan pergi ke Bukit Kegelapan," ajak Ares. "Baiklah tunggu di sini, aku akan bilang sama Raja Evander dulu ya, karena dia akan bergegas menemui para ksatria baru hari ini," ucap Alex. "Baiklah, aku akan menunggumu di sini." Lalu kemudian, Alexandra menemui Raja Evander. "Sayang, aku akan pergi dengan naga Ares. Aku harap kamu tidak merindukanku," ucap Alex. "Kau tahu, sebenarnya saat kau pergi sedetik saja dari pandanganku, aku sudah merindukanmu," ucap Evander. Alexandra la
Part 68 “Every great dream begins with a dreamer. Always remember, you have within you the strength, the patience, and the passion to reach for the stars to change the world.” — Harriet Tubman. ***** "Aku punya rencana, tetapi rencana itu butuh kekuatan besar dan mungkin saja menggunakan seluruh kekuatan ku." "Rencana apa itu? Dan apa yang terjadi padamu jika kekuatanmu habis digunakan?" tanya Alexandra penuh ingin tahu. "Aku akan membuat duplikat untukmu, tak akan ada yang tau saat kau kembali ke masa depan. Hanya saja, mungkin bukan kau yang pergi tapi aku juga pergi karena sudah menggunakan semua kekuatan ku." "Tuan Ares...." "Demi keseimbangan alam dan demi dirimu agar bisa kembali ke masa depan, aku bersedia mengorbankan nyawa. Jadi, jangan kau sia-siakan usahaku nanti," ucap Ares. "Lalu, kapan aku harus kembali?" "Secepatnya, kalau tidak segera, kau akan membusuk dan mati di s
Part 69 “Good character is not formed in a week or a month. It is created little by little, day by day. Protracted and patient effort is needed to develop good character.” — Heraclitus ***** "Nah, jika kau percaya akan hal itu, maka kau harus percaya juga kalau Alexandra memang berasal dari masa depan," sahut Demon. Alexandra memberi acungan ibu jari pada Demon seraya tersenyum. "Lalu, Kak Alex akan kembali?" Selena terlihat tampak sedih ketika memikirkan jika Alex akan kembali ke masa depan. Alexandra mengangguk mengiyakan, ia berusaha menahan tangis. "Kau akan meninggalkan kami? Meninggalkan aku?" Selena mulai menangis membayangkan Alexandra akan pergi lagi. "Kau tau, Naga Ares akan menciptakan kembaran yang mirip denganku, semua tubuhnya, sifatnya dan ingatannya sama dengan yang kumiliki jadi aku harap kau akan menemaninya dengan baik di sini," ucap Alex seraya merangkul bahu
Ekstra Part Happy Ending “Happiness is not something ready made. It comes from your own action," — Dalai Lama. ***** Kondisi Evander dan Alexandra sudah membaik. Mereka diperbolehkan untuk pulang. Ayah dan ibunya menyempatkan diri menjemput keduanya saat pulang dari rumah sakit. Tuan Edward bahkan memberikan mereka bulan madu menuju Maldives dengan pesawat jet pribadi yang bertuliskan E Sky di dinding pesawat. "Ayah, kau benar-benar akrab dengan Ares sekarang ini," ucap Alexandra kala merangkul pinggang ayah mertuanya itu. Tuan Edward menoleh ke arah Ares yang berjalan di sampingnya. "Dia anjing yang pintar, semua yang aku perintahkan dia paham." Gurat kerutan di wajahnya nampak jelas kala ia tersenyum. "Yah begitulah ayah kalian, ia bahkan sengaja pulang cepat untuk bermain dengan anjing ini. Dia sudah menganggap Ares seperti anak
Part 90 “There are all these moments you think you won’t survive. And then you survive.” — David Levithan. ***** Beberapa petugas yang membawa tandu untuk mengevakuasi tubuh Alexandra dan Evander datang. Tuan Edward dan sang istri bersama Selena juga ikut berlarian menuju tepi sungai. Mereka juga tak sabar ingin melihat keduanya. Alexandra mencoba membuka kedua matanya. Ia sudah melihat para petugas lalu lalang di sekitarnya saat sudah berada di atas tandu darurat. Wanita itu menoleh ke arah Evander yang juga sedang ditandu. "Hai, Alex!" sapa Selena yang mengiringi dengan melangkah di samping tandu Alexandra. "Hai, Sel! Di mana Ares?" Alexandra mencari keberadaan anjing peliharaannya itu. "Ada, tuh! Dia terlihat menggemaskan dan lucu sekali." Selena menunjuk Tuan Edward yang menggendong tubuh anjing siberian husky yang kira-kira berusia satu tahun itu. Pria itu merasa berhutang budi
Part 89 Human progress is neither automatic nor inevitable… Every step toward the goal of justice requires sacrifice, suffering, and struggle; the tireless exertions and passionate concern of dedicated individuals.–Martin Luther King, Jr. ***** Keesokan harinya, Alexandra, Evander dan Ares melangkah mengikuti Obis dan Arial menuju The Dark Hill. Mereka sampai di batu besar bertuah yang menjadi pembuka dimensi waktu. Batu besar yang berpendar kehijauan seolah ada kristal-kristal yang menyelimuti permukaannya kala terkena sinar matahari itu berkilauan. "Wow, cantik sekali batu ini," ucap Evander. "Jadi, ini mungkin pertemuan terakhir kita, karena menurutku batu ini harus dihancurkan agar tak lagi membuka portal dimensi waktu," ujar Obis.
Part 88“Trust yourself. You’ve survive a lot, and you’ll survive whatever is coming.” — Robert Tew.*****"Ayah? Ibu?" Alexandra menoleh pada Tuan Obis."Begitulah."Pria kerdil itu mengangkat kedua bahunya."Kalian menganggapnya anak kalian?" tanya Alexandra."Ya, kau benar. Aku akan siapkan makanan untuk kalian. Oh iya, sebentar aku lupa mengeringkan tubuh kalian."Obis lalu mengarahkan telapak tangan pada Alexandra dan Evander. Makhluk itu sudah memiliki sihir untuk menyembuhkan dan mengeringkan tubuh kedua orang itu."Wow, kau hebat! Bagaimana kau bisa melakukan sihir seperti ini?" tanya Alexandra."Sejak aku pergi, batu besar tempat pedang Brave Gold memberikan aku kekuatan. Tapi, pedang itu hilang begitu saja. Dia akan kembali saat diperlukan
Part 87 “The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why.” —Mark Twain. ***** Alexandra membuka kedua matanya. Hawa pengap dan lembab sangat terasa. Pipi wanita itu terasa dingin karena berada di atas tanah lembab. Jemari tangan kirinya mulai meraba. Tubuhnya basah kuyup kala itu. "Di mana ini?" lirih Alexandra mencoba mengamati sekitar. Ia mencoba bangkit untuk duduk. Alexandra menemukan Evander terbaring tak jauh dari tempatnya berada. Tak butuh waktu lama, ia langsung menghampiri suaminya itu. "Evan, Evan sayang bangun...!" Alexandra berusaha mengguncang bahu kekar milik Evander. Tak ada respon yang tercipta. Pria itu masih terbaring tak berdaya. "Sayang, kau harus bangun! Jangan tinggalkan aku!" seru Alexandra. Tetap tak ada respon sampai akhirnya ia memberikan napas buatan pada pria itu. Linangan air matanya tak dapat terbendung sa
Part 86 “I am prepared for the worst, but hope for the best” — Benjamin Disraeli. ***** "Siap ya, satu... dua... ti... ga!" Alexandra dan Evander melempar bucket bunga bersama ke arah belakang mereka. Tania akhirnya berhasil menangkap bucket bunga yang dilemparkan oleh Alexandra dan Evander secara bersamaan itu. Dia berteriak histeris dan melonjak-lonjak kegirangan. "Yeaay, akhirnya aku dapat... aku akan menikah... aku akan menikah! Brian, kau harus menikahi aku,ya?" tanya Tania yang langsung menoleh ke arah pria itu. Brian terperanjat saat Tania mengatakan hal tersebut. Ia hanya tertawa dan menahan berat air saliva yang ada di mulutnya itu. Alexandra dan Evander hanya bisa tertawa saat itu melihat kelakuan sahabatnya. Lalu acara dilanjutkan dengan persembahan sebuah lagu cinta yang dipersembahkan oleh Alexander untuk suaminya. Suara Alexandra terdengar sangat merdu dan membuat para tamu undangan y
Part 85 “It can only be true love when you enable your other half to be better, to be the person they’re destined to be.” — Michelle Yeoh. ***** Namun, di luar area hotel, sesuatu yang tak diinginkan terjadi. Julian yang masih menyimpan dendam ingin melakukan sesuatu pada Alexandra dan Evander. Meskipun ia sudah mengakui semua hasil sketsa rancangan pakaian yang Alexandra buat atas namanya, ia masih juga ingin menghancurkan pernikahan Evander dan Alexandra malam itu. Julian duduk di dalam mobil miliknya yang terparkir di halaman hotel, sementara ia memerintahkan pembunuh bayaran untuk melakukan sabotase terhadap mobil pengantin itu. Pria yang menggunakan jaket hitam dan topi yang ia turunkan ujungnya agar wajahnya tertutup itu mengendap-endap. Pria itu menuju mobil pengantin milik Alexandra dan Evander. Ia melakukan pemotongan terhadap kabel penghubung rem agar rem mobil tersebut blong dan akan menyebabkan kecelak
Part 84 Today you start this new journey in your life. Let it be fantastic, crazy and wonderful, unbelievable and unforgettable. — unknown. ***** "Bawa ini, aku akan menghubungi Julian," ucap Evander. "Menghubungi Julian? Kau mau apa?" Evander menghentikan laju mobilnya. Ia menunjukkan wajah smirk pada wanita itu saat turun dari mobil untuk bergantian dengan Alexandra. Kini, Alexandra sudah berada di kemudi mobil Bugatti Chiron Pur Sport milik Evander dan melajukan kendaraan itu menuju panti asuhan. Evander menghubungi Julian kala itu, ia menekan icon loud speaker agar wanita di sampingnya bisa mendengarnya. "Sayang... kau ada di mana, sih?" tanya Julian dari seberang sana. "Aku sedang berada, entahlah aku ada di mana yang jelas aku hanya ingin bilang kalau..." "Kalau apa? Kalau kau mencintaiku dan ingin pernikahan dipercepat? Sayang, aku tahu kalau aku mencintaiku, tetapi jadwal kegiatanku sangat
Part 83 "Animals are not property or things but rather living organisms, subjects of a life, who are worthy of our compassion, respect, friendship, and support.” — Marc Bekoff. ***** "Ares? Apakah ini reinkarnasi naga besar itu?" gumam Alexandra. Evander menoleh dan menanyakan perihal yang dikatakan Alexandra. "Ares, naga besar? Apa maksudmu naga yang membawamu pergi ke Kerajaan Anathema?" tanya Evander. Alexandra menjawab dengan anggukan. Evander sekilas menoleh pada siberian husky yang ada di pangkuan wanita di sampingnya itu. Hewan itu dalam keadaan tak sadarkan diri kala itu. "Jika anjing itu ditabrak mobil, ia dapat mengalami patah tulang, masalah pada tulang belakang, luka dan perdarahan, shock, bahkan cedera otak yang menyebabkan koma atau kejang. Atau, dia mungkin tidak mengalami luka apapun dan pergi begitu saja. Seekor anjing yang terluka parah dapat menggigit Anda karena d