“Loving can cost a lot but not loving always costs more, and those who fear to love often find that want of love is an emptiness that robs the joy from life.” — Merle Shan
*****
"Alex, aku tau ini salah. Tetapi aku tak bisa menerimanya lagi, bagaimana jika aku mengaku bahwa aku menyukai mu," ucap Evander kala memeluk Alex.
Ada keheningan tercipta saat itu, ucapan yang barusan itu membuat Alexandra terkejut dan tak tau harus berbuat dan berucap apa. Tubuh gadis itu gemetar dan tak bisa berucap apapun. Jantungnya seolah melonjak keluar dari rongga dadanya dan meluncur ke bawah.
Bagaimana bisa sang raja itu menyatakan cinta padahal ia tahu kalau Alex di matanya adalah seorang laki-laki. Namun, setelah ia menghela napas dengan berat akhirnya gadis itu berani juga membuka suara.
"Tapi, kenapa harus aku?" hanya Alex.
"Entahlah, akhir-akhir ini aku tak bisa berhenti berpikir tentangmu, aku bingung dengan perasaanku, sampai akhirnya aku yakin
Meeting you was fate, becoming your friend was choice, but falling in love with you was completely out of my control. —unknown*****Alex menghampiri Raja Evander yang hendak menaiki kudanya."Aku ingin mengunjungi Tuan Josh, apa kau mau ikut?" tanya Alex.Tak ada jawaban dari sang raja selain wajah muram dan ketus yang ia tampilkan."Ada yang salah ya denganku hari ini?" tanya Alex.Tak ada jawaban lagi dari pria itu."Kau marah ya kepadaku?" tanya Alex lagi.Ia teringat dengan bungkusin kecil yang ia dapatkan dari Selena. Gadis itu membuat ikan panggang yang lezat."Kau mau mencicipi ikan panggang buatan Selena? Ini enak lho, aku akan membawanya ke rumah Tabib Morgan dan mencicipi bersama dengan Josh seraya mendengar kisahnya tentang Lycan?" tanya Alex."Oh, jadi pacar kecilmu sudah membuatmu tergila-gila dengan masakan buatannya, setelah tadi kalian bermain bersama dengan mesra? Hebat sekali, minggir kau, aku m
Find your destiny with brave. Fight it into your own way and successful in your life. – Vie. *** Devilla menghilang bersama para Lycan meninggalkan Alexandra di dalam hutan itu. Gadis itu menatap bayangan hitam di langit. Ia tersadar kala ia pernah melihat sosok tersebut. Dia akhirnya teringat mimpinya. Sang naga hitam yang bersama makhluk kerdil dalam mimpinya itu, kini terbang di langit pekat yang menyerupai langit malam hari itu. Gadis itu berpikir lepas dari ratu penyihir dan para lycan ia malah bertemu dengan naga besar yang ia yakini akan membawanya pergi dan membunuhnya. Namun, dugaan gadis itu salah. Sang naga pergi menghilang seiring dengan langit angkasa yang berubah menjadi biru kembali. Selena yang sedari tadi bersembunyi dari balik pohon besar mengintip dan menemukan Alexandra dari balik kabut asap yang perlahan menghilang itu. “Kak Alex!” seru Selena seraya berlari dan memeluk Alexandra. “Selena, kau tak apa kan? Tak ada yang ter
Home is where you're surrounded by other creatures that care about you". - Sandy****Alexandra melamun di sebuah taman dalam kerajaan. Entah kenapa gadis itu sangat merindukan panti asuhan tempat tinggalnya yang dulu. Kemudian, ia mengingat saat berada di sana, tempat yang penuh kehangatan.***Mentari pagi yang hangat menyambut Alexandra dan adik-adik panti asuhan. Ia selalu bersemangat membawa anak-anak di panti asuhan tempatnya bernaung untuk berolahraga ke tanah lapang.“Ayo dong semangat semuanya, kita pemanasan lari-lari kecil dulu ya anak-anak!” ajak Alexandra pada sepuluh anak panti yang dibawanya kala itu.“Kak, bolehkah aku bertanya?” tanya seorang anak perempuan yang rambutnya dikepang dua.“Boleh, memangnya Diana mau tanya apa?" tanya gadis itu sambil mencubit hidung si kecil.“Memangnya Kak Alex mau pergi ya dari panti?” tanya anak itu.Alexandra terdiam kala mendengar pertanyaan ana
Not being loved by someone you love hurts, but it sure will help you to grow up and to realize that they do not even deserve you. — unknown. **** "Siapa yang merindukanmu?" tanya Raja Evander yang tiba-tiba datang mengejutkannya. Pria itu sudah berdiri di samping Alexandra seraya bertolak pinggang. "Eh, sejak kapan Yang Mulia ada di sana?" tanya Alex. "Sejak kau melamun, apa kau sedang membayangkan gadis itu?" tanya Evander. "Gadis yang mana, maksudmu adikku Selena?" tanya Alex. "Iya, tunggu katamu dia adik?" "Iya, aku hanya menganggapnya adik. Oh, aku tau. Aku cemburu pada Selena, ya?" tanya Alex menunjuk pria itu. "Tidak, biasa saja, aku tak cemburu." "Iya kau cemburu, yeay aku suka kalau kau cemburu," ucap Alex. Tanpa pikir panjang lagi, ia malah memeluk Evander dengan mesra. Pria itu langsung tersenyum bahagia mendapat pelukan tersebut. Namun, derap langkah kuda para prajurit membuat keduanya tersent
“One step in the wrong direction will cause you a thousand years of regret.” —unknown *** "Seandainya saja aku tak menghancurkan rumah naga dan telurnya, maka aku akan tetap memiliki adik, ayah, dan para rakyatku," ucap Raja Evander yang terlihat sangat sedih dan merasa sangat bersalah. Alexandra memeluk pria itu dengan erat. Ia berusaha membuat Raja Evander lebih baik dan lebih tenang. Bahkan gadis itu memberikan kecupan hangat di bibir sang raja. "Semua sudah terjadi, kala itu kau masih muda, pikiranmu masih ingin bersenang-senang bersama adikmu. Sudahlah, sekarang aku mengerti bagaimana penderitaan yang kau rasakan saat mengirim para gadis ke Bukit Kegelapan. Aku tahu bagaimana perasaanmu," ucap Alex. "Terima kasih, Alex, terima kasih sudah membantu meringankan bebanku," ucap Evander seraya memeluk gadis itu lebih erat. Mereka berpisah kemudian. *** Dalam area pelatihan para calon ksatria, Tuan Albanus datang dan mengarahkan
Go to the people. Learn from them. Live with them. Start with what they know. Build with what they have. The best of leaders when the job is done, when the task is accomplished, the people will say we have done it ourselves. By: Lao Tzu*****Albanus mendekati Thomas kala itu. Ia juga mengajak serta Raja Evander."Begini, saya sudah menganggap Raja Evander sebagai anak sendiri, maka menurut saya ada baiknya Emma putri Anda bisa disandingkan dengan Yang Mulia. Saya yakin dia seorang putri ksatria yang dapat menemukan pedang di Bukit Kegelapan dan mengalahkan sang naga," ucap Albanus."Putriku, Emma?" tanya Thomas meyakinkan pendengarannya barusan."Iya, siapa lagi putrimu," sahut Albanus."Tunggu, maksud Paman, kau mau menjodohkan aku dengan Emma?" Tanya Evander."Iya, bukankah kalian sudah bersahabat dari kecil, tak ada salahnya say menjodohkan Yang Mulia dengan Emma," sahut Albanus."Tunggu, itu artinya kau akan mengirim Emma
Be who you are and say what you feel, because those who mind don't matter and those who matter don't mind. — unknown.*****Setelah mengikuti ujian pertarungan adu pedang, kini Alex dan para calon ksatria lainnya harus mengikuti ujian terakhir. Yaitu ujian bertahan hidup selama dua hari di dalam hutan tanpa bekal dan senjata apapun."Lelah sekali hari ini," keluh Alex."Iya benar sekali, eh apa kau siap jika dikirim ke dalam hutan untuk bertahan hidup?" tanya Fredi salah satu kawan Alex.
Part 26Your personal life is your professional life, and your creative life are all intertwined. I went through a few very difficult years where I felt like a failure. But it was actually really important for me to go through that. Struggle, for me, is the most inspirational thing in the world at the end of the day – as long as you treat it that way. – Skylar Grey***Tiba-tiba, suara gerbang pintu di pohon tadi terbuka dan terdengar derap langkah masuk ke gua dalam pohon tersebut. Alexandra mulai panik dan mencari tempat untuk bersembunyi. Ia melihat Tuan Albanus datang memasuki gua tersebut.
Ekstra Part Happy Ending “Happiness is not something ready made. It comes from your own action," — Dalai Lama. ***** Kondisi Evander dan Alexandra sudah membaik. Mereka diperbolehkan untuk pulang. Ayah dan ibunya menyempatkan diri menjemput keduanya saat pulang dari rumah sakit. Tuan Edward bahkan memberikan mereka bulan madu menuju Maldives dengan pesawat jet pribadi yang bertuliskan E Sky di dinding pesawat. "Ayah, kau benar-benar akrab dengan Ares sekarang ini," ucap Alexandra kala merangkul pinggang ayah mertuanya itu. Tuan Edward menoleh ke arah Ares yang berjalan di sampingnya. "Dia anjing yang pintar, semua yang aku perintahkan dia paham." Gurat kerutan di wajahnya nampak jelas kala ia tersenyum. "Yah begitulah ayah kalian, ia bahkan sengaja pulang cepat untuk bermain dengan anjing ini. Dia sudah menganggap Ares seperti anak
Part 90 “There are all these moments you think you won’t survive. And then you survive.” — David Levithan. ***** Beberapa petugas yang membawa tandu untuk mengevakuasi tubuh Alexandra dan Evander datang. Tuan Edward dan sang istri bersama Selena juga ikut berlarian menuju tepi sungai. Mereka juga tak sabar ingin melihat keduanya. Alexandra mencoba membuka kedua matanya. Ia sudah melihat para petugas lalu lalang di sekitarnya saat sudah berada di atas tandu darurat. Wanita itu menoleh ke arah Evander yang juga sedang ditandu. "Hai, Alex!" sapa Selena yang mengiringi dengan melangkah di samping tandu Alexandra. "Hai, Sel! Di mana Ares?" Alexandra mencari keberadaan anjing peliharaannya itu. "Ada, tuh! Dia terlihat menggemaskan dan lucu sekali." Selena menunjuk Tuan Edward yang menggendong tubuh anjing siberian husky yang kira-kira berusia satu tahun itu. Pria itu merasa berhutang budi
Part 89 Human progress is neither automatic nor inevitable… Every step toward the goal of justice requires sacrifice, suffering, and struggle; the tireless exertions and passionate concern of dedicated individuals.–Martin Luther King, Jr. ***** Keesokan harinya, Alexandra, Evander dan Ares melangkah mengikuti Obis dan Arial menuju The Dark Hill. Mereka sampai di batu besar bertuah yang menjadi pembuka dimensi waktu. Batu besar yang berpendar kehijauan seolah ada kristal-kristal yang menyelimuti permukaannya kala terkena sinar matahari itu berkilauan. "Wow, cantik sekali batu ini," ucap Evander. "Jadi, ini mungkin pertemuan terakhir kita, karena menurutku batu ini harus dihancurkan agar tak lagi membuka portal dimensi waktu," ujar Obis.
Part 88“Trust yourself. You’ve survive a lot, and you’ll survive whatever is coming.” — Robert Tew.*****"Ayah? Ibu?" Alexandra menoleh pada Tuan Obis."Begitulah."Pria kerdil itu mengangkat kedua bahunya."Kalian menganggapnya anak kalian?" tanya Alexandra."Ya, kau benar. Aku akan siapkan makanan untuk kalian. Oh iya, sebentar aku lupa mengeringkan tubuh kalian."Obis lalu mengarahkan telapak tangan pada Alexandra dan Evander. Makhluk itu sudah memiliki sihir untuk menyembuhkan dan mengeringkan tubuh kedua orang itu."Wow, kau hebat! Bagaimana kau bisa melakukan sihir seperti ini?" tanya Alexandra."Sejak aku pergi, batu besar tempat pedang Brave Gold memberikan aku kekuatan. Tapi, pedang itu hilang begitu saja. Dia akan kembali saat diperlukan
Part 87 “The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why.” —Mark Twain. ***** Alexandra membuka kedua matanya. Hawa pengap dan lembab sangat terasa. Pipi wanita itu terasa dingin karena berada di atas tanah lembab. Jemari tangan kirinya mulai meraba. Tubuhnya basah kuyup kala itu. "Di mana ini?" lirih Alexandra mencoba mengamati sekitar. Ia mencoba bangkit untuk duduk. Alexandra menemukan Evander terbaring tak jauh dari tempatnya berada. Tak butuh waktu lama, ia langsung menghampiri suaminya itu. "Evan, Evan sayang bangun...!" Alexandra berusaha mengguncang bahu kekar milik Evander. Tak ada respon yang tercipta. Pria itu masih terbaring tak berdaya. "Sayang, kau harus bangun! Jangan tinggalkan aku!" seru Alexandra. Tetap tak ada respon sampai akhirnya ia memberikan napas buatan pada pria itu. Linangan air matanya tak dapat terbendung sa
Part 86 “I am prepared for the worst, but hope for the best” — Benjamin Disraeli. ***** "Siap ya, satu... dua... ti... ga!" Alexandra dan Evander melempar bucket bunga bersama ke arah belakang mereka. Tania akhirnya berhasil menangkap bucket bunga yang dilemparkan oleh Alexandra dan Evander secara bersamaan itu. Dia berteriak histeris dan melonjak-lonjak kegirangan. "Yeaay, akhirnya aku dapat... aku akan menikah... aku akan menikah! Brian, kau harus menikahi aku,ya?" tanya Tania yang langsung menoleh ke arah pria itu. Brian terperanjat saat Tania mengatakan hal tersebut. Ia hanya tertawa dan menahan berat air saliva yang ada di mulutnya itu. Alexandra dan Evander hanya bisa tertawa saat itu melihat kelakuan sahabatnya. Lalu acara dilanjutkan dengan persembahan sebuah lagu cinta yang dipersembahkan oleh Alexander untuk suaminya. Suara Alexandra terdengar sangat merdu dan membuat para tamu undangan y
Part 85 “It can only be true love when you enable your other half to be better, to be the person they’re destined to be.” — Michelle Yeoh. ***** Namun, di luar area hotel, sesuatu yang tak diinginkan terjadi. Julian yang masih menyimpan dendam ingin melakukan sesuatu pada Alexandra dan Evander. Meskipun ia sudah mengakui semua hasil sketsa rancangan pakaian yang Alexandra buat atas namanya, ia masih juga ingin menghancurkan pernikahan Evander dan Alexandra malam itu. Julian duduk di dalam mobil miliknya yang terparkir di halaman hotel, sementara ia memerintahkan pembunuh bayaran untuk melakukan sabotase terhadap mobil pengantin itu. Pria yang menggunakan jaket hitam dan topi yang ia turunkan ujungnya agar wajahnya tertutup itu mengendap-endap. Pria itu menuju mobil pengantin milik Alexandra dan Evander. Ia melakukan pemotongan terhadap kabel penghubung rem agar rem mobil tersebut blong dan akan menyebabkan kecelak
Part 84 Today you start this new journey in your life. Let it be fantastic, crazy and wonderful, unbelievable and unforgettable. — unknown. ***** "Bawa ini, aku akan menghubungi Julian," ucap Evander. "Menghubungi Julian? Kau mau apa?" Evander menghentikan laju mobilnya. Ia menunjukkan wajah smirk pada wanita itu saat turun dari mobil untuk bergantian dengan Alexandra. Kini, Alexandra sudah berada di kemudi mobil Bugatti Chiron Pur Sport milik Evander dan melajukan kendaraan itu menuju panti asuhan. Evander menghubungi Julian kala itu, ia menekan icon loud speaker agar wanita di sampingnya bisa mendengarnya. "Sayang... kau ada di mana, sih?" tanya Julian dari seberang sana. "Aku sedang berada, entahlah aku ada di mana yang jelas aku hanya ingin bilang kalau..." "Kalau apa? Kalau kau mencintaiku dan ingin pernikahan dipercepat? Sayang, aku tahu kalau aku mencintaiku, tetapi jadwal kegiatanku sangat
Part 83 "Animals are not property or things but rather living organisms, subjects of a life, who are worthy of our compassion, respect, friendship, and support.” — Marc Bekoff. ***** "Ares? Apakah ini reinkarnasi naga besar itu?" gumam Alexandra. Evander menoleh dan menanyakan perihal yang dikatakan Alexandra. "Ares, naga besar? Apa maksudmu naga yang membawamu pergi ke Kerajaan Anathema?" tanya Evander. Alexandra menjawab dengan anggukan. Evander sekilas menoleh pada siberian husky yang ada di pangkuan wanita di sampingnya itu. Hewan itu dalam keadaan tak sadarkan diri kala itu. "Jika anjing itu ditabrak mobil, ia dapat mengalami patah tulang, masalah pada tulang belakang, luka dan perdarahan, shock, bahkan cedera otak yang menyebabkan koma atau kejang. Atau, dia mungkin tidak mengalami luka apapun dan pergi begitu saja. Seekor anjing yang terluka parah dapat menggigit Anda karena d