Chapter 18
Vanilla & Sunshine
Rasa sakit di benak Sunshine bercampur bara amarah kali ini. Entah marah kepada Poppy atau Lexy. Yang jelas saat ini kesabarannya telah habis karena dua orang itu bukan hanya sekedar menikamnya, tetapi Sunshine juga merasa jika selama ini dirinya dijadikan bahan cemoohan karena kepolosan dan ketidaktahuannya.
Sunshine tidak ingin mempertahankan apa pun lagi selain harga dirinya, ia tidak bisa membiarkan harga dirinya diinjak-injak lagi, Ia ingin membalas Poppy untuk memuaskan rasa sakit hatinya meski sedikit.
Sunshine tahu jika Poppy berulang kali melirik ke arah Lexy palsu. Tatapan mata Poppy berkabut kerinduan, tetapi dibarengi dengan kilatan angkuh seolah menyiratkan jika ia telah menang beberapa langkah di depannya.
Bibir Sunshine mengulas senyum tipis, senyum pahit yang ia bungkus dengan keindahan. Ia bersumpah, tidak a
Chapter 19 Wanna See You Die Sunshine memasuki tempat tinggal dan mendapati pemandangan yang tidak lazim. Claudia, ibunya sedang bermain kartu bersama Lexy di ruang tamu. Bukan hanya Lexy, di sana juga ada Marina dan Jessie. Apa-apaan? Apa tidak ada tempat dan waktu lain untuk bermain kartu? "Mi Amor, kau kembali?" Lexy meletakkan kartu di tangannya dengan posisi terbalik di atas meja lalu bangkit dari duduknya. Andai saja tidak ada orang lain di sana, Sunshine sudah pasti langsung berlari ke kamar agar tidak perlu melihat wajah Lexy yang semakin membuatnya mual. "Mi Amor, dari mana saja kau?" bisik Lexy yang telah berdiri di samping Sunshine. Sunshine mengabaikan Lexy, ia tidak sudi berbicara apa l
Chapter 20 Like a lion Charlotte ternganga mendapati pria tampan yang ditabraknya. Pria itu adalah Duncan Klalid, pria paling hot yang pernah ia kencani di masa lalu. Seorang taipan Yunani. "Ya Tuhan," erang Charlotte. "Aku tidak menyangka jika kita bertemu di sini." Pria itu tersenyum. "Aku melihatmu beberapa kali di beberapa tempat di negaraku," ujarnya. Charlotte menyeringai. "Aku pasti terlalu banyak keluyuran di jalanan sampai kau bisa melihatku." Duncan mengangkat kedua alisnya. "Bahkan jika hanya melihat bayanganmu, aku bisa mengenalimu." "Jangan katakan jika kau membuntutiku," ujar Charlotte dengan gaya nakalnya. Bahu Duncan terangkat. "Aku tidak memiliki waktu untuk menguntitmu. Jadi, aku menugaskan orangku untuk menguntitmu." "Oh, aku hampi
Chapter 21 Second Kissing Kedua pergelangan tangan Sunshine dicengkeram oleh Lexy, tatapan pria itu terfokus pada mata hijau Sunshine. Napasnya begitu dekat hingga menyapu seluruh permukaan kulit Sunshine. "Lepaskan... aku." Alih-alih membentak Lexy, Sunshine justru mengerang. Lexy tersenyum miring. "Mintalah dengan cara yang sopan." Sunshine membesarkan bola matanya tanpa membuka mulutnya, matanya menatap Lexy dengan tatapan waspada. Ia khawatir Lexy melecehkannya, juga khawatir degup jantungnya yang memekakkan telinga terdengar oleh Lexy. Jantungnya seolah menggedor-gedor dadanya sejak tangannya terus digenggam oleh Lexy di pesawat. Dan Sunshine tidak menyukai perasaan-perasaan aneh yang melanda jantungnya lalu menghantarkan gelenyar-gelenyar asing yang melalu
Chapter 22 Sleep with You Sunshine tidak siap terhadap apa pun yang berhubungan dengan Lexy. Ya, tidak siap. Tetapi, sampai kapan? Ia berdehem pelan. "Ya. Kurasa kita memang harus membicarakannya." Lexy menempelkan sebelah pipinya di pipi Sunshine, ia memejamkan matanya sejenak seraya menghirup aroma mawar yang samar-samar dari rambut gadis itu. "Aku ingin memperbaiki hubungan kita." Memperbaiki hubungan? Jantung Sunshine berdetak dua kali lebih cepat karena ucapan Lexy membuat perasaannya menjadi gugup bercampur dengan ketakutan. "Katakan sesuatu padaku," ucap Lexy pelan. "Hubungan kita sebenarnya belum pernah dimulai." Secara harfiah hubungan pribadi antara mereka berdua belum dimulai, hubungan yang terjalin hanya pengaturan
Chapter 23 Adults Will Never Poppy menyeka air matanya, berulang kali. Rasanya sangat sakit ketika ia kehilangan segalanya dalam waktu satu malam. Di perusahaan tempatnya bekerja, ia mendapatkan apresiasi luar biasa dari atasan dan seluruh karyawan karena ia mampu mendapatkan proyek yang sangat besar. Tidak ada yang menyangka jika seorang arsitek dengan pengalaman terbatas bisa memenangkan proyek sebesar itu. Namun, sekarang semuanya berubah. Seluruh citra baik dirinya seperti istana pasir yang tersapu ombak di tepi pantai. Nyaris tidak berbekas, hanya menyisakan puing-puing yang tidak berguna. Semua orang sepertinya sangat bahagia saat menyaksikan dirinya hancur. Bahkan orang tuanya, juga saudaranya. Mereka juga tidak peduli. Padahal ia rela meninggalkan Madrid dan tinggal di Perth demi keselamatan perusahaan orang tuanya. Tetapi, saat ia terjatuh orang tua
Chapter 24 May I kiss You? Lexy membuka kaus yang ia kenakan. "Kenapa kau tidak membawa pakaian ganti?" tanyanya sembari menatap Sunshine. "Pakaianku ada di kamarmu," sahut Sunshine, ia mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Enggan melihat Lexy yang dalam sekejap telah bertelanjang dada. "Kenapa tidak membangunkan aku? Kita bisa ke sini bersama-sama." Ucapan Lexy mengandung protes. Tetapi, Sunshine jelas tidak peduli. "Aku tidak ingin mengganggu tidurmu." Lexy tahu jika Sunshine memang menghindarinya. Sangat jelas jika Sunshine menghindar sejak mereka kembali dari menara. Padahal Lexy mengira jika pembicaraan mereka di menara akan memperbaiki hubungan mereka, nyatanya tidak. Ia menghela napas pelan. "Mi Amor, kita sudah sepakat." "Jangan mempermasalahkan sesuatu yang sep
Chapter 25 Kissing in the Rain 1 Bibir Sunshine nyaris bergetar, matanya yang berwarna hijau menatap Lexy dengan tatapan mendamba. Seperti halnya Lexy, ia juga memiliki dorongan kuat untuk mencium pemilik mata cokelat yang begitu dekat dengannya. Tubuhnya nyaris mengkhianati otaknya, untunglah kawarasan segera menghampiri otaknya. Ia meletakkan satu telapak tangannya di pipi Lexy, ibu jarinya mengelus cambang pria yang telah mematahkan hatinya, tetapi juga memberinya harapan. Sunshine menggeleng pelan. Lexy tersenyum. "Meski sebagai bayaran mengajarimu berenang?" Sunshine menyipitkan matanya pertanda ia melayangkan protes. Tetapi, Lexy justru tertawa tanpa suara. Ia meletakkan telapak tangannya di belakang kepala Sunshine dan bibirnya mendarat dengan sangat lembut di kening Sunshine. Kecupan itu tidak lama, tetapi cukup dalam seolah se
Chapter 26Kissing in the Rain 2Poppy memasuki sebuah cafe sekaligus restoran yang menyajikan beberapa makanan dan minuman khas Spanyol, tempat bergaya sederhana itu terletak di Perth bagian timur. Cafe yang berada di dalam gedung berlantai dua puluh itu berada di lantai teratas dan menghadap ke laut. Poppy sengaja mengambil tempat di sudut kiri, tepat di depan kaca yang menghadap ke laut.Ia datang sendiri ke tempat itu, berbeda dengan beberapa hari yang lalu di mana ia belum tersingkir dari mega proyek. Ada banyak teman yang bersedia bergabung dengannya, ia tidak perlu merasakan kesepian terutama saat menatap laut. Ia merasa jika jiwanya terlalu hampa karena merindukan keluarganya juga Lexy.Sekarang ia hanya bisa tersenyum pahit karena tanpa Lexy, nyatanya ia tidak bisa berdiri sekokoh batu di tengah lautan. Hanya menyerupai sebuah kapal yang nyaris karam."Nona,