Home / Thriller / Qolbu Quddus / Chapter 76 Yatim Piatu Sejak Lahir

Share

Chapter 76 Yatim Piatu Sejak Lahir

Author: aries23
last update Last Updated: 2022-05-12 23:58:23
Feri Oktaviani seorang lulusan Manajemen. Sedangkan Muhamad Thoriq Akbar lulusan dari Fakultas Teknik, Latifah Ahmad Fadillah lulusan dari Fakultas Pertanian. Mereka bertiga adalah yatim piatu, ketiganya di ambil dari panti asuhan oleh Abraham Adhitama dan di sekolahkan hingga di perguruan tinggi. Jarak umur ketiga nya dengan Abraham hanyalah berselang tiga tahun. Ketiganya berumur 23 tahun sedangkan Abraham berumur 26 tahun. Abraham hidup sebagai yatim piatu sejak lahir, ayahnya meninggal karena kecelakaan sedangkan ibunya meninggal, sebulan setelah kematian sang suami. Ibunya meninggal dunia setelah melahirkannya ke dunia.

Sejak bayi, dia di asuh oleh asisten rumah tangganya yang telah mengabdi puluhan tahun pada keluarga Adhitama. Namun kedukaan kembali menyayat hati Abraham, ibu sambungnya kini juga menghadap sang pencipta, karena serangan jantung secara tiba-tiba. Waktu itu Abraham masih berusaha 6 tahun, dan sampai kini dia di asuh oleh koki keluarga Adhitama. Sang koki tidak ha
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Qolbu Quddus    Chapter 77 Di Buang

    Sejak bayi Feri, sudah hidup di panti asuhan. Pemilik pantia suhan menemukannya di depan panti sedang menangis di dalam box bayi, waktu itu hujan dan petir saling menyambar. Pemilik panti pun membawa Feri kecil ke dalam panti dan merawatnya hingga dewasa. Namun kehidupan di panti bukanlah akhir dari penderitaannya, dia selalu saja mengalah dalam segala hal pada anak-anak panti lainnya. Contohnya ketika ada yang datang ke panti memberikan uang, pakaian, makanan, semua anak panti akan berebutan berbagai macam makanan itu. Namun dirinya terkadang selalu mendapat sisa dari anak-anak lainnya, karena dia memiliki sifat tidak mau berebutan mengambil sesuatu. Karena itu lah dia selalu mendapatkan sisa atau pun tidak mendapatkan sama sekali. Thoriq menangis berdiri di depan panti setelah mobil sedan hitam meninggalkannya entah kemana. Anak itu tidak mau di tinggalkan sendiri, namun pria dan wanita yang ada di dalam mobil tetap saja mengeluarkannya secara paksa, dan segera meninggalkannya. Hin

    Last Updated : 2022-05-13
  • Qolbu Quddus   Chapter 78 Freya Fredelia

    Fikri keluar dari kamarnya dan terlihat oleh Safira, Fikri melangkah kearah pintu, Safira menghadang Fikri, “Aku akan memanaskan motor,” ujar Safira menghadang Fikri dan segera meninggalkannya.Motor Fikri berhenti diarena balapan. Disana sudah ada para sahabat Fikri, dan juga Abraham yang sedang mengikuti balapan. Abraham keluar sebagai pemenang, dan menantang Safira juga ikutan balapan dengannya. Safira mengedarai motor Fikri dengan kecepatan tinggi. Dia berambisi untuk menang, dan membuktikan pada semua orang. Perempuan juga bisa balapan dan menang.“Babyy. Bersiap-siap untuk kalah.” teriak Abraham memacu motor sportnya dengan kecepatan tinggi.“Buktikan.” teriak Safira menantang dan akhirnya, setelah balapan yang panjang dan juga melelahkan, Safira keluar sebagai pemenang. Semua bersorak dan kebetulan diantara banyak yang menyaksikan balapan itu, salah satu orang diarena balap, menantang Fikri balapan dengan Safira. Fikri mengeleng dengan cepat menolak permintaan teman searena bala

    Last Updated : 2022-05-16
  • Qolbu Quddus   Chapter 79 Doorr

    “Kami telah menemukan pelaku pengeboman itu, seorang pria berumur 35 tahun, bernama Faris Ghazi Hameed. Pekerjaan sehari-harinya hanya penjual es cendol. Dari rekaman cctv, pria ini berlari dengan cepat dan melemparkan peledak itu ke gereja tersebut. Kami sudah membawa pelaku dan segera melakukan introgasi.” jelas Tony kepada Haikal. “Lakukan segera!” perintah Haikal langsung dituruti oleh Tony. “Kenapa kau melakukan pengebomanan? Jelaskan kronologinya!” “Saya tidak melakukan pengeboman! Saya tidak mengerti, apa yang sedang bapak bicarakan. Pengeboman apa? Saya hanya penjual cendol, mana mungkin saya melakukan hal seperti itu….” kelit sang pelaku. “Katakan terus terang, kami sudah menemukan bukti untuk menjeratmu ke penjara!” “Jika bapak memiliki bukti, kenapa harus mempertanyakan hal itu kepada saya lagi? Bukankah bapak sudah mengetahui semuanya? Kenapa tidak langsung dimasukkan ke penjara saja?” tantang Faris menatap dingin Tony. “Kami hanya melakukannya sesuai tugas kami, dan

    Last Updated : 2022-05-18
  • Qolbu Quddus   Chapter 80 Cemburu

    “Freya…. Fre…. bangun Fre….” Fikri terus memanggil nama Freya. “Apakah aku harus mencarikan wanita yang bernama Freya itu?” tanya Safira menatap para sahabat Fikri meminta pendapat. “Mau kau cari kemana dia?” tanya Ilham dengan nada kesal. “Kemana saja, yang terpenting Fikri bisa menemuinya. Agar dia cepat kembali sadar dan pulih.“ “Kau mau mencarinya ke alam barzah?” celutuk Ilham menatap Safira sinis. “Maksudnya?” tanya Safira polos. “Dia sudah meninggal dua tahun yang lalu.” jelas Safir berusaha menenangkan para sahabatnya yang mulai tersulut emosi. “Ini semua karena kamu. Kalau kamu tidak mengajaknya balapan, dia tidak akan mengalami hal ini,” ujar Zakir mulai mengungkapkan kekesalanya. “Kau tau? Dia itu trauma balapan. Freya meninggal karena ikut balapan dengannya.” “Ya maaf. Aku kan tidak tau, kalau dia itu trauma balapan. Kalian pun tidak memberi tahu kalau dia trauma balapan. Berhari-hari Safira dan teman-temannya bergantian menjaga Fikri dirumah sakit. Sudah dua ming

    Last Updated : 2022-05-22
  • Qolbu Quddus   Chaper 81 Kesal

    Safira pergi kesekolah, para bodyguardnya terus siaga bersamanya. Barusaja hendak masuk kelas, geng Red Dragon menghadang Safira. Tiga bodyguardnya pun langsung pasang badan melindungi nona nya. “Jangan macam-macam dengan nona kami!” ancam Feri mendorong tubuh Davina. “Jangan pernah mencari masalah dengan kami, jika tidak ingin hidupmu kami hancurkan,” ucap Thoriq. “Kami tidak ingin bersikap kasar dengan kalian. Kami masih menghargai kamu sebagai wanita. Tapi jika masih mengusik nona kami, maka harus melewati kami terlebih dahulu,” ujar Fadil menatap Davina dan kawan-kawannya dengan sorot mata membunuh. Saat pulang sekolah, Safira dan ketiga bodyguardnya sangat kaget dan marah melihat motor yang mereka kendarai dirusak oleh seseorang. Merasa kesal, tiga pria itu menghadang para siswa yang melewati mereka dan menanyakan dengan paksa, dimana Davina dan kawan-kawannya memarkirkan motornya. Setelah mengetahui, ketiga pria itu menuju belakang sekolah mencari sesuatu, dan menemukan bebe

    Last Updated : 2022-05-22
  • Qolbu Quddus   Chapter 82 Kasih Sayang Abraham

    Perlahan mendorong Fikri masuk kedalam rumahnya. Saat Fikri masuk, dia disambut oleh tatapan tajam ibunya. “Kok baru pulang? Dari mana saja? Kok sendirian? Safira mana? Apa kau pulang sendirian?” tanya Hanum dengan berbagai pertanyaan. “Aku pulang bersama Fira kok ma, dia baru saja pergi mengantarkan mobil temannya. Motor ku dirusak oleh dia ma. Makanya pulangnya agak lama, dia menjemputku pakai mobil temannya.” jelas Fikri dengan kesal. Bukannya mendapat simpati dari ibunya, malah sebuah tamparan mengenai wajahnya. “Tidak usah berbohong padaku! Aku tau, kau pulang sendirian tanpa Safira kan? Tidak usah mencoba membodohiku.” untuk kedua kalinya tamparan mampir di wajah Fikri. Hanum menarik pria itu masuk kedalam kamarnya, saat tiba di kamar, pria itu kembali disiksanya. Sedangkan Safira sudah sampai dirumahnya Abraham. “Terima kasih, sudah meminjamkan mobilnya. Ini aku kembalikan lagi,” ujar Safira tersenyum. Dilihatnya tiga bodyguardnya, sedang duduk disofa milik Abraham. “Pakai

    Last Updated : 2022-05-23
  • Qolbu Quddus   Chapter 83 Iblis

    Sma N Bangko di gemparkan oleh kedatangan Safira dan ketiga pengawalnya, mengunakan mobil mewah. Safira turun dari mobilnya dan di ikuti oleh ketiga pengawalnya. Dari arah berlawanan, Davina muncul dengan gaya angkuhnya, mendekati Safira dan pengawalnya. Tanpa berbicara sedikit pun, geng Red Dragon menyerang Safira dan pengawalnya. Terjadilah perkelahian sengit antara dua kubu itu. Suasana sekolah semakin riuh, tidak ada yang berani melerai. Perkelahian itu, hanya menjadi tontonan. Perkelahian berhenti saat para guru melerai. Keduanya saling mencaci dan melempar tuduhan. Tak terelakkan perang mulut pun terjadi, walaupun perkelahian fisik telah berhenti. Sampai akhirnya dengan nada angkuh Davina memberi solusi untuk melihat cctv sekolah, melihat siapa pelaku perusakan motor Davina dan kawan-kawannya. Kedua kubu yang berseteru itu, pun mengikuti para guru ke ruang cctv. "Coba cek pak, kejadian sebelum kerusakan motor mereka." kata Feri kepada pak Hamzah, sedang mengcek cctv. "Kenapa

    Last Updated : 2022-05-24
  • Qolbu Quddus   Chapter 84 Penyerangan

    Safira membawa Antoni disebuah rumah kosong. Antoni mulai diintogasi. “Apa motif pak Barra Rafeyfa Zayan, memerintahkan anda melakukan pembunuhan itu?” “Saya tidak mengenal, orang yang kamu maksud.” jawab Antoni meringis. Posisi Antoni saat ini, diikat disebuah kursi. “Jangan berbohong! Jawab!” bentak Safira menodongkan pistol, tepat dikepala Antoni. “Sumpah demi Tuhan, saya tidak mengenal orang yang bernama Barra itu.....” teriak Antoni, saat merasakan Safira hendak menekan pelatuknya. “Baiklah, jika anda tidak mengenal orang yang bernama Barra Rafeyfa Zayan..... Tapi, tentu saja anda mengenal foto ini kan?” Safira menunjukkan foto Barra. Antoni nampak diam dan terkejut. “Kau mengenalnya kan?” tanya Safira lagi. Antoni kembali bungkam. “Jawab!” Safira memukul dahi Antoni, dengan ujung kepala pistolnya membuat dahi Antoni berdarah. “Saya tidak mengenalnya dengan nama Barra, saya mengenalnya dengan nama Kyler Abaravan.....” jawab Antoni berteriak kesakitan saat Safira memukulnya

    Last Updated : 2022-05-26

Latest chapter

  • Qolbu Quddus   Chapter 46 Lukisan

    Safira menghela napas lelah membaca bait demi bait tulisan diary tersebut. Safira menutup laptopnya, dan segera keluar dari kamarnya. “Mau kemana?” hadang Safira saat melihat Fikri keluar dari kamarnya. “Bukan urusanmu.” jawabnya acuh. “Akan memanaskan motor,” ucap Safira meninggalkan Fikri yang hanya bisa mendengus sebal. Dia harus bisa menghindari Safira, dia tidak ingin terlalu dekat dengan wanita itu. Fikri tidak ingin masalalu nya terulang lagi. Bukankah menjaga lebih baik dari pada merusak. Fikri melangkah keluar dan dilihatnya Safira sedang memanaskan motornya. Fikri mendekati Safira, dengan kasar merampas kunci motor dan segera hendak menaiki motor tersebut, namun dengan gerakan gesit, Safira menarik baju Fikri. “Kau tidak akan bisa pergi tanpa diriku. Apa kau ingin disiksa terus oleh ibumu? Apa kau sangat suka ya disiksa oleh ibumu?” ujar Safira ketus. “Bukan urusanmu.” jawab Fikri dingin. “Akan jadi urusanku jika menyangkut dirimu. Apalagi aku sudah ditugaskan untuk

  • Qolbu Quddus   Chapter 46 Rekaman Cctv

    “Bolehkah aku bertanya sesuatu?” tanya Safira disebrang telepon.“Silahkan….” jawab Abbas.“Boleh aku minta alamat rumah bu Zivana Azzahra Alfathunissa Hidayatullah?”“Akan saya kirimkan…..” jawab Abbas. Saat sudah mendapatkan alamat Zivana, Safira segera keluar dari rumah pribadi Fikri. Motornya berhenti disebuah rumah dan mengetuk pintu rumah tersebut. Seorang wanita keluar membukakan pintu.“Maaf, bolehkah saya bertemu dengan bu Zivana Azzahra Alfathunissa Hidayatullah?” tanya Safira ramah.“Maaf bu Zivana tidak ada dirumah…. Bu Zivana belum pulang.” jawab sang Art.“Kapan ya pulangnya?”“Mungkin sore ini, kalau tidak lembur….”“Bolehkah saya masuk dan menunggu bu Zivana? Saya ingin sekali bertemu dengannya.” sang Art hanya menganguk perlahan dan menyilahkan Safira masuk. Sesaat setelah masuk, sang Art nampak menelpon seseorang. Safira mengamati seluruh ruangan tersebut. Dia melihat foto keluarga, Safira mengamati foto tersebut dengan seksama. Safira duduk disofa panjang. Tak lama

  • Qolbu Quddus   Bab 150 Pengajuan Banding

    "Maksud Anda apa berbicara seperti itu? Anda meragukan pengkapan yang kami lakukan? Kau iri? Sudah tidak percaya lagi oleh pak Haikal?" Alfa tersenyum menyeringai. "Saya tahu, ini semua rencanamu untuk mengetahui isu kalian tentang berita Taqy Shafiullah. Bau busuk rencana sudah tercium kok, hanya menunggu waktu kehancuran kalian saja...." ucap Safira dengan dingin. "Bilang saja kau memihak pada teroris ini. Jika iya, itu sama saja kau membela para teroris. Itu sama saja kau berpihak pada kejahatan dan kau memberi kesempatan bagi para teroris membunuh dan menyebarkan teror lagi....""Jika iya memangnya kenapa? Kau takut seorang Safira Ramadhani berpihak pada teroris? Jika aku ikut menyelesaikan kasus ini, sudah pastikan kau kalah, Alfarezel Arfan.... Kesempatan mu untuk menang hanya sedikit.... Jangan sampai saya turun tangan menangani kasus ini Fa...." Safira tersenyum sinis. Saat melewati Alfa, Safira sengaja menyenggol lengan Alfa dengan kasar. Alfa tampak geram, meninggalkan sel

  • Qolbu Quddus   Bab 149 Mengadu domba

    "Saat itu Reyhan di ancam saat melakukan pemberontakan karena apa yang dituduhkan para polisi itu tidak lah benar...." jelas Alfariz. Safira hanya diam, terus saja mendengar apa yang di ceritakan oleh Alfariz. Pecakapan tersebut terekam kamera tersembunyi yang terpasang di baju nya."Kau, harus ikut kami dan mengakui bahwa kau adalah teroris.... Jika tidak, kau dan istrimu akan kami bunuh...." ancam Alfa menarik paksa Reyhan yang masih meronta melepaskan diri. Reyhan di dorong masuk ke dalam mobil tahanan. Mobil melaju meninggalkan rumah Reyhan. Tiga orang tidak ikut rombongan tersebut, kembali mendekati rumah Reyhan. Mengedor pintu yang terkunci, membuat istri Reyhan semakin panik di balik jendela saat mengintip suami nya di bawa polisi.Gedoran semakin kuat terdengar oleh istri Reyhan, dan berubah menjadi tendangan. Istri Reyhan hanya membeku berdiri membelakangi jendela. Jantung istri Reyhan sejenak terhenti, saat tiga polisi tersebut berhasil membuka pintu dan melepaskan beberapa k

  • Qolbu Quddus   Bab 148 Fitnah?

    Reyhan Aldhani perlahan keluar dari dalam kamar, sedangkan sang istri duduk dengan panik di atas ranjangnya. Saat keluar, Reyhan langsung di borgol oleh polisi. "Bapak kami tangkap...." ucap Alfa. "Apa salah saya pak? Saya tidak melakukan apa-apa yang bertentangan dengan hukum?" balas Reyhan meronta saat polisi memborgol nya. "Kamu telah melakukan tindakkan teroris.... Mengebom rumah makan X dan menewaskan banyak orang...." jelas Alfa mendorong kasar Reyhan keluar dari rumah nya. "Saya tidak melakukannya pak.... Bapak salah orang...." sanggah Reyhan tidak terima dengan tuduhan tersebut. "Tidak usah melawan dan tidak mengakui perbuatan mu.... Kau bisa membela diri saat di kantor polisi...." jelas Alfa menarik paksa Reyhan masuk ke dalam mobil. Sedangkan istri Reyhan mencoba menahan diri tidak keluar dari rumahnya, karena lebih menuruti perintah suaminya. Mobil tahanan tersebut pun meninggalkan rumah Reyhan. Sang istri hanya bisa menahan tangis saat di lihat nya mobil yang membawa s

  • Qolbu Quddus   Bab 147 Penangkapan

    "Kamu sudah mendengar berita yang sudah viral di TV kan?" tanya Haikal dengan dingin pada Alfarezel Arfan duduk di kursi depan Haikal."Saya sudah mendengarnya pak...." jawab Alfa. "Misi kali ini, kalian yang selesai kan.... Saya harap kalian bisa menyelesaikan nya dengan mudah...." jelas Haikal. "Siap pak.... Ngomong-ngomong kenapa tidak Safira saja yang menyelesaikan misi ini pak? Bukankan gadis itu adalah orang yang sangat bapak percayai?...." tanya Alfa dengan dingin. "Lakukan saja sesuai perintah.... Safira akan menyelesaikan kasus lainnya...." balas Haikal dengan tegas dan memerintahkan dengan satu jarinya untuk pergi dari ruangannya. Alfa pun keluar dari ruangan pak Haikal dan saat keluar berpapasan dengan Safira. Alfa menatap Safira tajam, "Sepertinya ada yang sudah tidak di percaya lagi menyelesaikan kasus besar...." sindir Alfa dengan senyum sinis. Safira menghela napas pendek. "Karena pak Haikal mungkin udah bosan dengan dia yang sok baik, dan menyelamatkan para tahana

  • Qolbu Quddus   Bab 146 Teroris

    Di sebuah ruangan rumah Athailah, "Sebarkan isu-isu, viral kan agar kasus ayah saya bisa teralihkan dan setelah semua masyarakat dan para netizen fokusnya terpecahkan, saat itu lah kita akan menyogok para polisi.... " jelas Athailah. Mengepal tangannya dengan geram, mata nya tajam melihat tiga anak buahnya.“Baik bos...” ucap tiga anak buah nya dengan tegas.“Cepat buat keributan.... jangan sampai gagal....” bentak Athailah. Tiga anak buah Athailah pun segera meninggalkan ruang kerja Athailah.Tiga pria tersebut mendatangi sebuah rumah makan. Setelah beberapa menit mengamati situasi sekitar, mereka pun hendak melemparkan sesuatu ke arah rumah makan tersebut, namun karena kemunculan lima orang berjubah putih dari dalam rumah makan, membuat tiga pria tersebut menghentikan aktivitasnya."Assalamu'alaikum.... " sapa lima pria tersebut dengan ramah. Namun bukannya menjawab salam lima pria tersebut, tiga pria itu hanya diam dan memasang wajah dingin, hingga lima pria tersebut memasuki mobil

  • Qolbu Quddus   145 di Laporkan ke Polisi

    “Bagaimana pendapat anda mbak, tentang terlibat nya anda dalam penangkapan pak Taqy Shafiullah? Apakah benar anda terlibat dalam penangkapan tersebut? Benarkah anda di bayar mahal oleh polisi? dan anda juga seorang mata-mata?” tanya para wartawan pada Safira saat di temui di acara bedah buku sebagai pemateri.Safira hanya tersenyum, “Itu semua tidak benar.... Saya hanya di undang untuk bernyanyi di acara tersebut.... kapan pula saya menangkap beliau? sedangkan saya sibuk bernyanyi menghibur tamu undangan hingga acara selesai.... itu hanya fitnah dari orang-orang yang tak menyukai saya, atau itu hanya pengalihan isu agar masalah inti tersebut perlahan-lahan di hilangkan dari media....” jawab Safira dengan tenang. Setelah itu dia meninggalkan gedung acara dengan menaiki motor nya.Sedangkan ke esok pagi nya, seorang pengacara dan Athailah mengajukan melaporkan Safira ke polisi atas tindakkan tidak menyenangkan, dan fitnah terhadap ayahnya.“Kami akan melaporkan beliau atas pencemaran na

  • Qolbu Quddus   Bab 144 Misi

    Safira baru saja pulang dari kampus, merasa sangat lelah saat sampai kos. Baru saja, dia duduk di kursi plastik di dalam kamar kos nya, sebuah ketukan membuatnya mendengus kesal. Safira segera bangkit dari duduknya dan membuka pintu. Dia mengerutkan keningnya, saat melihat pengantar paket memberikan sebuah paket padanya. Safira menatap curiga map amplop tersebut, takutnya teror lagi. Perlahan Safira membukanya, dan terlihatlah hanya berisi data-data kriminal target yang akan di tangkapnya.“Misi kali ini adalah kau harus menyamar sebagai penyanyi di sebuah acara pertunangan seorang anak dari seorang pembunuh berantai.... kau harus bisa menangkapnya, jika tidak siap-siap untuk di pecat....” jelas jendral Haikal di telepon. Safira hanya menghela napas kasar, akhir-akhir ini pak Haikal sering bersikap tidak ramah padanya.“Baik pak....”Safira meletakkan hp nya di samping meja belajarnya, dia memeluk erat boneka Doraemon dengan erat. Safira mengukir senyum saat bayang-bayang masa lalu be

DMCA.com Protection Status