Beranda / Thriller / Qolbu Quddus / Bab 133 Qolbu Quddus- Alzawaj

Share

Bab 133 Qolbu Quddus- Alzawaj

Penulis: aries23
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-31 21:58:37
Sesampainya di kos, Safira menghempaskan tubuhnya di ranjang. Matanya tajam menatap langit-langit kamar kos. Dia bangkit saat dirinya mengingat sesuatu dan berjongkok meraih box dari bawah ranjangnya. Dia tersenyum pilu saat melihat banyak mainan pemberian Kaka nya sewaktu masih kecil.

“Aku rindu kamu Ka.... aku berharap, menjelang ajal ku tiba, hubungan kita membaik, walaupun hanya sebentar....” Safira menghela napas panjang, duduk di sisi ranjang memeluk box tersebut. Dering telepon mengusiknya, dan mengangkatnya dengan malas.

"Ada misi untukmu.... Segera datang ke markas.... " jelas pak Haikal di sebrang telepon.

"Baik pak.... Saya segera kesana.... " Safira segera bangkit, dan meletakkan box tersebut di atas ranjangnya. Sebelum keluar dari kos, Safira tersenyum memandangi box.

"Aku keluar sebentar ya Ka.... " pamit Safira meninggalkan kos menaiki motornya. Safira duduk di kursi ruangan pak Haikal setelah di persilahkan duduk.

"Misi mu adalah, kau harus mencari orang bernama F
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Qolbu Quddus   Bab 134 Lamaran

    “Assalamualaikum bu.... nama saya Safira Ramadhani saudara dari Arsakha Gibran Ar- Rafif.... saya bermaksud untuk bertemu dengan ibu, berniat untuk melamar putri bernama Saraswati Putri....” “Maaf, anak saya sudah saya jodoh kan dengan pria lain.... maaf...” ujar sang ibu di sebrang telepom. “Maaf bu sebelumnya.... saudara saya ini mencintai anak ibu dan anak ibu juga mencintainya.... jadi apa salahnya kita menyetujui saja lamaran ini.... biar kan mereka berdua yang menentukan masa menentukan masing-masing.. . bahagia. panjang bahagia. mencintai anak ibu.... dengan cara ini lah salah satu membuat anak ibu....” jelas Safira panjang lebar. “Tapi saya tidak ingin menyerahkan putri saya dengan pria seperti saudara anda...” jawab sang ibu dengan nada dingin. “Saya rasa saudara saya, pantas untuk anak ibu.... pertama yang harus ibu tahu, dia seorang akuntan. Gajinya perbulan mencapai Rp 12.257. 258 per bulan bu.... saya rasa cukup untuk membiayai kebutuhan anak ibu....” jawab Safira men

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-01
  • Qolbu Quddus   Bab 135

    "Setidaknya kita bisa bersikap baik-baik saja di depan kedua orang tuamu. Ayo kita turun, makanan telah siap." Ujar Safira meriah kembali tangan Fikri. Lalu keduanya menuruni anak tangga."Kau sengaja ya pegang-pegang aku. Dasar modus, bilang saja kau mau cari perhatianku." Cerca Fikri kesal. Safira tidak mengubris membuat Fikri semakin kesal. Di meja makan, mereka lagi-lagi memasang senyum palsu dan sok-sok paling romantis mengalahkan anak ABG yang baru mengenal cinta. Namun di balik semua itu, lagi-lagi hanya kepalsuan belaka.Udara malam ini begitu mencekam, kedua sejoli itu hanya memilih diam membisu sambil sibuk bermain HP di tangannya. Namun sejenak kemudian rasa jenuh menghampiri keduanya. Keduanya di landa kebosanan terus bermain HP. Safira menuruni ranjang hendak keluar kamar."Kamu mau kemana? Lebih baik kau masukkan semua pakaianmu ke koper. Besok kau dan aku pindah." Titah Fikri tidak bisa di bantah. Safira berbalik menatap Fikri dengan penuh tanda tanya."Kau tunggu apa

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-02
  • Qolbu Quddus   Bab 136

    Fikri memasuki kamar dan dilihatnya Safira mendengkur halus di tempat tidur."Hey, bangun..." Ujarnya menarik-narik ujung baju Safira. Safira mengeliat beralih posisi tidurnya."Bangun, katanya tadi mau masak. Ini kok malah tidur sih?." Kembali Fikri mengoyang-goyang tubuh Safira. Safira mengeliat merasa tergangu oleh Fikri. Perlahan wanita itu duduk, mengucek-kucek kedua matanya."Ayo bangun. Segera masak!!!." Perintah Fikri yang langsung di turuti oleh Safira. Segera Safira disibukkan kegiataan memasak di dapur."Cepat masaknya, jangan lelet." Safira menoleh kebelakang dan dilihatnya Fikri telah berdiri dibelakangnya. Safira hanya mendengus pelan, sambil tangannya sibuk mengaduk-aduk masakannya dikuali. Ketika hendak membawa makanan itu kemeja makan, tidak dilihatnya lagi Fikri berdiri tepat dibelakangnya dan ternyata Fikri sudah duduk manis dikursinya. Safira menata makanan di atas meja makan. Disusul mengambil piring di depan Fikri dan hendak mengisinya dengan nasi dan lauk pauk.

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-03
  • Qolbu Quddus   Bab 137

    Ini adalah penjara baru bagiku, dimana dua sejoli tinggal namun tidak saling mengenal. Tidak saling menyapa, bersua, bahkan sama sekali tidak ada romansa antara suami istri yang diidam-idamkan oleh sepasang suami istri. Inilah atap tanpa tiang, rumah tangga tanpa kasih suami, hanyalah ibarat rumah tak bertiang. Bayangkan, rumah tanpa tiang. Maka tidak diragukan lagi rumah itu akan segera runtuh, jadi untuk apa adanya atap jika tidak ada tiang? Apakah sebuah rumah akan berdiri. Tidak akan. Mana mungkin, mustahil. Mustahil rumah tangga didirikan tanpa seorang istri, atap yang akan memayungi suami ketika lelah oleh kepenatannya, dan apakah rumah tangga akan berdiri tanpa suami? Tanpa sebuah tiang yang berdiri tegak mempertahankan, memperkokoh berdirinya sebuah rumah. Bayangkan saja salah satunya tidak ada. Adakah yang bisa dinikmati dari sebuah pernikahan? apa kenyamanan dan kebahagian yang bisa diambil dari sebuah pernikahan? Tidak ada. Berjuang sendiri menyakitkan sedangkan yang satuny

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-04
  • Qolbu Quddus   138

    “Sudah kukatakan pergi dari hadapanku. Dasar wanita menjijikan.” Teriaknya“Aku tidak akan pergi sebelum semua pekerjaanku selesai.” Jawab Safira tegas, menatap dalam mata suaminya itu. Berharap dia menemukan sesuatu dimata itu, agar dia lebih bisa lagi memahami laki-laki yang saat ini telah menjadi suaminya. Namun yang dia temukan hanyalah tatapan mata datar dan kebencian terhadap dirinya. Dia ingin sekali menyelami dalam mata itu, namun dia terlalu takut akan kebenaran yang akan terungkap, bahwa laki-laki itu selama-lamanya akan membencinya.“Pekerjaanmu telah selesai.” Ucap Fikri dingin. Mencoba menjauhkan diri dari Safira.“Belum, dasimu masih belum rapi. Biar saya rapikan, dan rambutmu juga terlihat berantakkan.” Ujar wanita itu lembut, dan senyumnya tak pernah lekang dari wajah ayunya.Dengan terpaksa Fikri diam seperti patung, membiarkan Safira sibuk dengan aktivitasnya, merapikan dirinya.“Jika kamu rapi, kamu terlihat lebih berwibawa.” Puji Safira dengan tulus. Tanpa mengubri

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-05
  • Qolbu Quddus   139

    “Suruh Ob yang membersihkan mobilku.” Perintah Fikri pada security yang berdiri didepan pintu masuk kantornya.“Baiklah pak.” Jawab Security menunduk kearah Fikri.Fikri masuk keruangannya dengan wajah yang biasa dia perlihatkan kesemua karyawan-karyawan kantornya, yaitu wajah datar tanpa ekspresi. Namun hari ini adalah wajah yang paling sangar dia tunjukkan kesemua orang. Dia ingin menunjukkan bahwa dirinya sedang marah. Maka jangan dekati dia, jika tidak ingin kena semprot. Tidak ada yang berani hanya sekedar menatap, menyapa, apalagi membicarakan sosok tampan yang tidak pernah mengandeng pasangannya, sekedar memperkenalkan kepada karyawa-karyawannya. Setiba diruangannya Fikri mengamuk sejadi-jadinya, tidak ada yang berani mendekatinya, walapun hanya sekedar bertanya apakah dia baik-baik saja. Takut berakibat terbalik, malah mereka yang kena sasaran amarah Fikri.“Maaf pak, ini file-file yang bapak minta kemarin, sudah saya siapkan semua pak.” Sekretaris cantik yang bernama Azura it

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-06
  • Qolbu Quddus   bab 140

    “Oke, aku akan makan. “ Fikri mengangkat kedua tangannya keatas, tanda menyerah dan cepat melahap nasi goreng yang dibawa Safira. Sementara itu, tangan halus Safira dengan telaten merapikan map dan berkas-berkas yang berserakkan dimeja kerja suaminya. Melihat sang suami lahap memakan masakannya, Safira hanya tersenyum. Dihatinya sangat bahagia, suatu penghargaan buatnya hari ini, walaupun harus dengan paksaan terlebih dahulu. Safira melangkah keluar ruangan, dengan tersenyum ramah, dirinya berbicara dengan seorang laki-laki yang tengah berjalan melewatinya, dengan membawa beberapa lembar kertas ditangannya. “Maaf bang, boleh minta tolong belikan saya satu jus pepaya?.” “Boleh, non.” “Ini uangnya, kalau ada lebih, ambil saja kembaliannya. Nanti diantar langsung kedalam ya.” Ucap Safira ramah dan tersenyum kesemua orang yang ada disitu. “Iya non, terima kasih.” Segera laki-laki itu keluar kantor membelikan jus yang dimau Safira dan segera mengetuk pintu ruangan Fikri, ketika jusnya

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-07
  • Qolbu Quddus   Bab 141

    “Baiklah, saya tidak ingin lebih lama menanggu kerjaan kalian, saya permisi dulu.” Safira langsung keluar dari kantor itu, sedangkan Fikri mengawasi pergerakkannya dari cctv di hpnya.“Darimana wanita itu mendapatkan uang sebanyak itu dan mentraktir semua karyawan?. Apasih pekerjaan wanita itu?.” Ucap Fikri berbicara sendiri.Saat pulang kerja, semua karyawan sibuk membagikan uang yang diberikan Safira tadi. Dengan bahagia mereka antri menerima uang itu.“Non tadi itu baik ya, nggak seperti bos sedikit pendiam.” Kata salah satu karyawan ketika menerima beberapa lembar uang ratusan itu.“Hus... nggak usah bicara seperti ittu, bos juga baik kok, bos terus menaikkan gaji kita setiap bulan. Terkadang cara orang memperhatikan orang-orang yang ada disekitarnya itu berbeda-beda, kita doa kan saja bos dan non tadi itu sehat-sehat selalu dan murah rezekinya. Kalau keduanya rezekinya nambah terus, kan kita juga pasti kebagian.” Ujar salah satu yang lain mengingatkan.“Iya, kita beruntung sekali

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-08

Bab terbaru

  • Qolbu Quddus   Chapter 46 Lukisan

    Safira menghela napas lelah membaca bait demi bait tulisan diary tersebut. Safira menutup laptopnya, dan segera keluar dari kamarnya. “Mau kemana?” hadang Safira saat melihat Fikri keluar dari kamarnya. “Bukan urusanmu.” jawabnya acuh. “Akan memanaskan motor,” ucap Safira meninggalkan Fikri yang hanya bisa mendengus sebal. Dia harus bisa menghindari Safira, dia tidak ingin terlalu dekat dengan wanita itu. Fikri tidak ingin masalalu nya terulang lagi. Bukankah menjaga lebih baik dari pada merusak. Fikri melangkah keluar dan dilihatnya Safira sedang memanaskan motornya. Fikri mendekati Safira, dengan kasar merampas kunci motor dan segera hendak menaiki motor tersebut, namun dengan gerakan gesit, Safira menarik baju Fikri. “Kau tidak akan bisa pergi tanpa diriku. Apa kau ingin disiksa terus oleh ibumu? Apa kau sangat suka ya disiksa oleh ibumu?” ujar Safira ketus. “Bukan urusanmu.” jawab Fikri dingin. “Akan jadi urusanku jika menyangkut dirimu. Apalagi aku sudah ditugaskan untuk

  • Qolbu Quddus   Chapter 46 Rekaman Cctv

    “Bolehkah aku bertanya sesuatu?” tanya Safira disebrang telepon.“Silahkan….” jawab Abbas.“Boleh aku minta alamat rumah bu Zivana Azzahra Alfathunissa Hidayatullah?”“Akan saya kirimkan…..” jawab Abbas. Saat sudah mendapatkan alamat Zivana, Safira segera keluar dari rumah pribadi Fikri. Motornya berhenti disebuah rumah dan mengetuk pintu rumah tersebut. Seorang wanita keluar membukakan pintu.“Maaf, bolehkah saya bertemu dengan bu Zivana Azzahra Alfathunissa Hidayatullah?” tanya Safira ramah.“Maaf bu Zivana tidak ada dirumah…. Bu Zivana belum pulang.” jawab sang Art.“Kapan ya pulangnya?”“Mungkin sore ini, kalau tidak lembur….”“Bolehkah saya masuk dan menunggu bu Zivana? Saya ingin sekali bertemu dengannya.” sang Art hanya menganguk perlahan dan menyilahkan Safira masuk. Sesaat setelah masuk, sang Art nampak menelpon seseorang. Safira mengamati seluruh ruangan tersebut. Dia melihat foto keluarga, Safira mengamati foto tersebut dengan seksama. Safira duduk disofa panjang. Tak lama

  • Qolbu Quddus   Bab 150 Pengajuan Banding

    "Maksud Anda apa berbicara seperti itu? Anda meragukan pengkapan yang kami lakukan? Kau iri? Sudah tidak percaya lagi oleh pak Haikal?" Alfa tersenyum menyeringai. "Saya tahu, ini semua rencanamu untuk mengetahui isu kalian tentang berita Taqy Shafiullah. Bau busuk rencana sudah tercium kok, hanya menunggu waktu kehancuran kalian saja...." ucap Safira dengan dingin. "Bilang saja kau memihak pada teroris ini. Jika iya, itu sama saja kau membela para teroris. Itu sama saja kau berpihak pada kejahatan dan kau memberi kesempatan bagi para teroris membunuh dan menyebarkan teror lagi....""Jika iya memangnya kenapa? Kau takut seorang Safira Ramadhani berpihak pada teroris? Jika aku ikut menyelesaikan kasus ini, sudah pastikan kau kalah, Alfarezel Arfan.... Kesempatan mu untuk menang hanya sedikit.... Jangan sampai saya turun tangan menangani kasus ini Fa...." Safira tersenyum sinis. Saat melewati Alfa, Safira sengaja menyenggol lengan Alfa dengan kasar. Alfa tampak geram, meninggalkan sel

  • Qolbu Quddus   Bab 149 Mengadu domba

    "Saat itu Reyhan di ancam saat melakukan pemberontakan karena apa yang dituduhkan para polisi itu tidak lah benar...." jelas Alfariz. Safira hanya diam, terus saja mendengar apa yang di ceritakan oleh Alfariz. Pecakapan tersebut terekam kamera tersembunyi yang terpasang di baju nya."Kau, harus ikut kami dan mengakui bahwa kau adalah teroris.... Jika tidak, kau dan istrimu akan kami bunuh...." ancam Alfa menarik paksa Reyhan yang masih meronta melepaskan diri. Reyhan di dorong masuk ke dalam mobil tahanan. Mobil melaju meninggalkan rumah Reyhan. Tiga orang tidak ikut rombongan tersebut, kembali mendekati rumah Reyhan. Mengedor pintu yang terkunci, membuat istri Reyhan semakin panik di balik jendela saat mengintip suami nya di bawa polisi.Gedoran semakin kuat terdengar oleh istri Reyhan, dan berubah menjadi tendangan. Istri Reyhan hanya membeku berdiri membelakangi jendela. Jantung istri Reyhan sejenak terhenti, saat tiga polisi tersebut berhasil membuka pintu dan melepaskan beberapa k

  • Qolbu Quddus   Bab 148 Fitnah?

    Reyhan Aldhani perlahan keluar dari dalam kamar, sedangkan sang istri duduk dengan panik di atas ranjangnya. Saat keluar, Reyhan langsung di borgol oleh polisi. "Bapak kami tangkap...." ucap Alfa. "Apa salah saya pak? Saya tidak melakukan apa-apa yang bertentangan dengan hukum?" balas Reyhan meronta saat polisi memborgol nya. "Kamu telah melakukan tindakkan teroris.... Mengebom rumah makan X dan menewaskan banyak orang...." jelas Alfa mendorong kasar Reyhan keluar dari rumah nya. "Saya tidak melakukannya pak.... Bapak salah orang...." sanggah Reyhan tidak terima dengan tuduhan tersebut. "Tidak usah melawan dan tidak mengakui perbuatan mu.... Kau bisa membela diri saat di kantor polisi...." jelas Alfa menarik paksa Reyhan masuk ke dalam mobil. Sedangkan istri Reyhan mencoba menahan diri tidak keluar dari rumahnya, karena lebih menuruti perintah suaminya. Mobil tahanan tersebut pun meninggalkan rumah Reyhan. Sang istri hanya bisa menahan tangis saat di lihat nya mobil yang membawa s

  • Qolbu Quddus   Bab 147 Penangkapan

    "Kamu sudah mendengar berita yang sudah viral di TV kan?" tanya Haikal dengan dingin pada Alfarezel Arfan duduk di kursi depan Haikal."Saya sudah mendengarnya pak...." jawab Alfa. "Misi kali ini, kalian yang selesai kan.... Saya harap kalian bisa menyelesaikan nya dengan mudah...." jelas Haikal. "Siap pak.... Ngomong-ngomong kenapa tidak Safira saja yang menyelesaikan misi ini pak? Bukankan gadis itu adalah orang yang sangat bapak percayai?...." tanya Alfa dengan dingin. "Lakukan saja sesuai perintah.... Safira akan menyelesaikan kasus lainnya...." balas Haikal dengan tegas dan memerintahkan dengan satu jarinya untuk pergi dari ruangannya. Alfa pun keluar dari ruangan pak Haikal dan saat keluar berpapasan dengan Safira. Alfa menatap Safira tajam, "Sepertinya ada yang sudah tidak di percaya lagi menyelesaikan kasus besar...." sindir Alfa dengan senyum sinis. Safira menghela napas pendek. "Karena pak Haikal mungkin udah bosan dengan dia yang sok baik, dan menyelamatkan para tahana

  • Qolbu Quddus   Bab 146 Teroris

    Di sebuah ruangan rumah Athailah, "Sebarkan isu-isu, viral kan agar kasus ayah saya bisa teralihkan dan setelah semua masyarakat dan para netizen fokusnya terpecahkan, saat itu lah kita akan menyogok para polisi.... " jelas Athailah. Mengepal tangannya dengan geram, mata nya tajam melihat tiga anak buahnya.“Baik bos...” ucap tiga anak buah nya dengan tegas.“Cepat buat keributan.... jangan sampai gagal....” bentak Athailah. Tiga anak buah Athailah pun segera meninggalkan ruang kerja Athailah.Tiga pria tersebut mendatangi sebuah rumah makan. Setelah beberapa menit mengamati situasi sekitar, mereka pun hendak melemparkan sesuatu ke arah rumah makan tersebut, namun karena kemunculan lima orang berjubah putih dari dalam rumah makan, membuat tiga pria tersebut menghentikan aktivitasnya."Assalamu'alaikum.... " sapa lima pria tersebut dengan ramah. Namun bukannya menjawab salam lima pria tersebut, tiga pria itu hanya diam dan memasang wajah dingin, hingga lima pria tersebut memasuki mobil

  • Qolbu Quddus   145 di Laporkan ke Polisi

    “Bagaimana pendapat anda mbak, tentang terlibat nya anda dalam penangkapan pak Taqy Shafiullah? Apakah benar anda terlibat dalam penangkapan tersebut? Benarkah anda di bayar mahal oleh polisi? dan anda juga seorang mata-mata?” tanya para wartawan pada Safira saat di temui di acara bedah buku sebagai pemateri.Safira hanya tersenyum, “Itu semua tidak benar.... Saya hanya di undang untuk bernyanyi di acara tersebut.... kapan pula saya menangkap beliau? sedangkan saya sibuk bernyanyi menghibur tamu undangan hingga acara selesai.... itu hanya fitnah dari orang-orang yang tak menyukai saya, atau itu hanya pengalihan isu agar masalah inti tersebut perlahan-lahan di hilangkan dari media....” jawab Safira dengan tenang. Setelah itu dia meninggalkan gedung acara dengan menaiki motor nya.Sedangkan ke esok pagi nya, seorang pengacara dan Athailah mengajukan melaporkan Safira ke polisi atas tindakkan tidak menyenangkan, dan fitnah terhadap ayahnya.“Kami akan melaporkan beliau atas pencemaran na

  • Qolbu Quddus   Bab 144 Misi

    Safira baru saja pulang dari kampus, merasa sangat lelah saat sampai kos. Baru saja, dia duduk di kursi plastik di dalam kamar kos nya, sebuah ketukan membuatnya mendengus kesal. Safira segera bangkit dari duduknya dan membuka pintu. Dia mengerutkan keningnya, saat melihat pengantar paket memberikan sebuah paket padanya. Safira menatap curiga map amplop tersebut, takutnya teror lagi. Perlahan Safira membukanya, dan terlihatlah hanya berisi data-data kriminal target yang akan di tangkapnya.“Misi kali ini adalah kau harus menyamar sebagai penyanyi di sebuah acara pertunangan seorang anak dari seorang pembunuh berantai.... kau harus bisa menangkapnya, jika tidak siap-siap untuk di pecat....” jelas jendral Haikal di telepon. Safira hanya menghela napas kasar, akhir-akhir ini pak Haikal sering bersikap tidak ramah padanya.“Baik pak....”Safira meletakkan hp nya di samping meja belajarnya, dia memeluk erat boneka Doraemon dengan erat. Safira mengukir senyum saat bayang-bayang masa lalu be

DMCA.com Protection Status