Beranda / Thriller / Qolbu Quddus / Bab 124 Keadilan Tidak Untuk Orang Miskin

Share

Bab 124 Keadilan Tidak Untuk Orang Miskin

Penulis: aries23
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-15 22:15:21

Safira menghela napas pendek saat memasuki kamar Alana. Alana nampak kurus, dan matanya terus saja sembab, karena terus saja menangis. Gadis tersebut mengalami trauma yang membuatnya semakin prihatin. Safira melangkah masuk ke dalam kamar dan duduk disisi ranjang Alana.

“Boleh kita bisa sebentar? Bicaranya perlahan saja.... jika kau tidak mau menceritakan kejadian tersebut, bagaimana bisa kasus ini selesai....” ucap Safira perlahan. Mencoba tidak memaksa Alana untuk bicara. Dia tahu, pasti mengingat kejadian tersebut adalah hal yang menyakitkan baginya.

“Waktu itu saya keluar dari kelas, hendak pulang.... Tapi saat saya keluar bertemu dengan pak Yanto, Brahmantyo....” jelas Alana. Pikirannya menerawang.

Alana keluar dari kelas, namun di depan pintu, Alana melihat Yanto dan Brahmantyo berjalan kearahnya.

“Keruang saya sekarang.... ada yang mau saya biacarakan padamu....” ucap Yanto dengan nada dingin. Alana menurut saja, saat di dalam ruangan Yanto. Dada Alana berdesir saat melihat sud
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Qolbu Quddus   Bab 125 Pengalihan Isu

    Pengalihan Isu“Selamat siang.... hari ini kami mengabarkan terjadinya pengeboman yang terjadi di sebuah sekolah, dan menewaskan lima orang siswa, dan dua puluh lima orang luka-luka....” ucap host di sebuah siaran tv swasta.“Baiklah, kami akan tersambung dengan reporter kami Aliano Bagas di tempat kejadian..... selamat pagi Aliano.... bisa anda ceritakan kejadian yang ada disana?”“Saat ini saya berada di lokasi kejadian.... kejadian tersebut terjadi pukul 08:00 wib. Para siswa seperti biasanya sedang belajar di kelas masing-masing.... namun semuanya menjadi mencekam saat seorang pria bermasker hitam, melemparkan bom.... kejadian tersebut menewaskan lima orang siswa, yang terdiri dari dua siswa cewek, dan tiga siswa cowok.... sedangkan lima belas lainnya sudah di larikan ke rumah sakit..... keadaan para korban, kritis dan belum sadarkan diri....” jelas yang reporter.Berita pengeboman tersebut di bahas oleh beberapa statiun tv. Safira tersenyum melihat berita tersebut dengan senyu

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-18
  • Qolbu Quddus   Bab 126 Serangan

    Safira bangkit dengan keadaan terhuyung-huyung, dan menghajar dua pria tersebut dengan membabi buta. Susah payah Safira melakukan perlawanan demi perlawanan.“Masih mau melawan? Dasar menjijikan, kau akan mati di tangan kami,” ucap salah satu dari dua pria tersebut, menghajar Safira tanpa memberikannya kesempatan untuk melawan. Safira muntah darah, saat dua pria tersebut meninju wajahnya. Akhirnya Safira melepaskan beberapa kali tembakan kearah dua pria tersebut. Peluru tersebut bersarang di betis dua pria tersebut.Tiga orang pria melepaskan tembakkan mengenai pundak Safira. Safira menjerit menahan sakit di pundaknya. Safira melepaskan tembakkan sembarangan arah, kepalanya terasa sakit, pandangannya mulai kabur. Tiga pria tersebut mendekatinya, dan terus menghajarnya tanpa ampun.Walaupun dalam keadaan lemah, Safira masih melawan tiga pria tersebut. Safira menghajar para pria tersebut dengan sekuat tenaga. Tiga pria tersebut dengan bersamaan, menendang, meninju, bahkan menginjak-inj

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-19
  • Qolbu Quddus   Bab 127 Tidak Tertulis Hitam di atas Putih

    Safira di tinggal sendirian di ruangan rumah sakit. Karena Ilham pamit hendak membeli makanan siang, Safir, Zakir, Farhan, pamit pulang hendak menganti pakaiannya.Fikri perlahan masuk ke dalam ruangan Safira, saat sudah di lihatnya para sahabatnya sudah keluar dari ruangan. Fikri perlahan mendekati brankar dan terus menatapi Safira dalam diam. Safira yang tertidur, tiba-tiba mengeliat dan membuka mata.Safira sempat terperanjat saat mendapati Fikri berdiri di samping brankar.“Terima kasih udah membantu, dan membayar admistrasi rumah sakit....” ujar Safira. Bersamaan dengan itu keempat sahabat Fikri memasuki ruangan, namun saat melihat ada Fikri, mereka memilih berdiri saja di depan pintu.“Aku anggap semua itu, hutang....” jawab Fikri dengan dingin.“Membayarnya dengan cara aku menjauhi keluargamu kan?” tebak Safira menatap Fikri dingin.“Itu paling utama.... tapi, pembayarannya bukan hanya menjauhi keluargaku, tapi kau juga harus membayar uang tunai.... aku harap kau segera melunas

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-20
  • Qolbu Quddus   Bab 128 Pengadilan

    Safira tidak lagi berani berkoar-koar. Safira membaca sebuah artikel di hpnya. Safira hanya tersenyum kecil.Safira yang kemarin-kemarin yang sangat berani menfitnah lima dosen di kampusnya dengan kasus pelecehan, kini tak lagi berkutik. Bahkan sekarang dia menghilang, tak pernah lagi menampakkan diri ke awak media. Kini wanita tersebut sudah mengaku kalah, karena semua bukti yang dia dapatkan tidak begitu kuat untuk mengalahkan sang dosen di pengadilan.Beberapa awak media mencoba menyambangi ke rumah Safira, namun saat tiba di rumah beliau. Salah satu Art nya mengatakan, bahwa dirinya tidak berada dirumah. Tulis artikel tersebut, membuat Safira harus menyunggingkan senyum datar.Saat sudah keluar dari rumah sakit, Safira langsung menyibukkan diri ke pekerjaanya. Kepalanya terasa sakit, dan pundaknya masih nyeri, namun dia paksakan untuk segera menyelesaikan kasus Alana.Saat malam tiba, Safira sudah siap dengan pakaian seksinya. Memakai crop top, dan celana jeans di atas paha, yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-21
  • Qolbu Quddus   Bab 129 Masalah

    Safira masih tetap berkuliah di kampus universitas Riau. Saat Safira keluar dari kos nya, kakinya menendang sesuatu. Safira mengerutkan keningnya, memandangi sekitarnya, lalu berjongkok meraih paket tersebut, dan perlahan membukanya. Matanya melotot dan melihat isi paket tersebut. Di dalam sana terdapat sebuah boneka yang berlumuran darah, lehernya diikat pakai tali, dan bagian perut nya tertancap sebuah pisau. Safira meraih sebuah surat disamping boneka tersebut dan membacanya,"Kau akan mengalami nasib yang sama seperti boneka ini.... Berhati-hatilah, kematian akan menjenputmu...." tulis surat tersebut. Safira menghela napas pendek, membuang boneka tersebut di tong sampah.Safira menaiki motor ninja nya dan mengemudikannya dengan kecepatan tinggi. Tubuh Safira terpelanting ke aspal saat motor lain menabraknya dari belakang. Saat hendak bangkit, tubuh Safira langsung di tendang, di pukuli pakai kayu, tanpa memberi kesempatan Safira untuk melawan. Wajah Safira di tinju, Safira dengan

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-23
  • Qolbu Quddus   Bab 130 Pertemuan Dua Sahabat Kecil

    Saat Fikri hendak membalas ingin menghajar Safira, mata keduanya beradu pandang.“Kau....” ucap keduanya secara bersamaan. Keduanya saling kompak buang muka dengan kesal. Akhirnya Safira segera menaiki motornya dan meninggalkan Fikri sendirian. Namun saat Fikri hendak menaiki motornya, matanya terusik saat melihat sebuah kalung tergeletak tepat pada motor Safira, tadi. Fikri berjongkok dan meraih kalung tersebut, saat dia membuka mainan kaluang tersebut, Fikri sangat kaget saat melihat foto di balik mainan kalung tersebut.Fikri segera memasukkan kalung tersebut di dalam kantong celananya, segera tancap gas meninggalkan lokasi kejadian. Safira menghempaskan tubuhnya di ranjang kosnya, tubuhnya terasa lelah, seharian mengalami banyak masalah. Safira menghela napas panjang, saat hendak memejamkan mata, ketukan pintu mengejutkannya. Segera Safira turun dari ranjang dengan malas.“Dengan mbak Safira Ramadhani?” tanya seorang pria.“Iya....” jawab Safira mengeryitkan keningnya.“Ini ada pa

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-25
  • Qolbu Quddus   Bab 131 Seperti Tuan Putri dan Bidadari

    Safira diam di sepanjang perjalanan, kenangan masa kecil bersama Kaka nya memenuhi pikirannya. “Assalamualaikum....” ucap seorang bocah laki-laki yang berumur lima tahun, mengetuk pintu rumah Safira. Safira kecil bergegas membukakan pintu sebelum tidur ayah nya tergangu dan memarahi si pengetuk pintu. “Ada apa Ka?” tanya Safira saat sudah membukakan pintu. Bocah laki-laki yang berumur lima tahun tersebut hanya nyengir, dan meraih tangan Safira. “Kaka mau ngajak Cici main ke rumah Kaka....” jelasnya. “Maaf Ka, Cici nggak bisa main ke rumah Kaka.... Cici harus jualan kue, beresin rumah dan memasak untuk ayah nanti, saat sudah pulang....” jelas Safira merasa bersalah tidak bisa ikut bersama Kaka nya yang terlihat kecewa. Bocah lima tahun itu cemberut. “Nanti biar Kaka bantu Cici deh beresin rumah, dan masak untuk ayah... ayo Cici.... Kaka nggak punya teman di rumah.... Kaka hanya punya Cici.... ayo....” bocah lima tahun itu merengek pada Safira. Melihat sahabat nya yang terus memaksa

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-26
  • Qolbu Quddus   Bab 132 Penderitaan Tidak Akan Pernah Usai

    “Kita ke rumah Kaka aja yuk....” ajak bocah laki-laki tersebut. Safira hanya menganguk. Tak lama kemudian, sebuah motor menjemput keduanya. Mereka masuk ke dalam kamar Kaka dan bermain mobil-mobilan, kereta api, dan bermain bola. Safira hanya menurut saja memainkan apa yang di mainkan Kaka, walaupun yang dia mainkan tersebut, adalah mainan yang biasa di mainkan oleh anak lak-laki saja. Fikri merebahkan tubuhnya di ranjang rumah pribadinya. “Bu.... Fikri mau tanya boleh?” tanya Fikri yang masih berusia lima tahun kepada Surtinah asisten rumah tangganya. “Boleh... tuan mau tanya apa?” jawab Surtinah ramah mengusap gemas wajah chubby Fikri. “Biasanya mainan yang sering di mainin anak perempuan itu apa bu?” “Boneka, seperti mainan masak-masakan....” jawab Surtinah tersenyum. “Fikri mau beli semuanya bu.... ayo kita beli sekarang bu....” Fikri kecil menarik tangan Surtinah keluar dari kamarnya. “Ayo bu.... kita beli mainannya....” rengek Fikri. “Tuan kan laki-laki.... masa main, mai

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-30

Bab terbaru

  • Qolbu Quddus   Chapter 46 Lukisan

    Safira menghela napas lelah membaca bait demi bait tulisan diary tersebut. Safira menutup laptopnya, dan segera keluar dari kamarnya. “Mau kemana?” hadang Safira saat melihat Fikri keluar dari kamarnya. “Bukan urusanmu.” jawabnya acuh. “Akan memanaskan motor,” ucap Safira meninggalkan Fikri yang hanya bisa mendengus sebal. Dia harus bisa menghindari Safira, dia tidak ingin terlalu dekat dengan wanita itu. Fikri tidak ingin masalalu nya terulang lagi. Bukankah menjaga lebih baik dari pada merusak. Fikri melangkah keluar dan dilihatnya Safira sedang memanaskan motornya. Fikri mendekati Safira, dengan kasar merampas kunci motor dan segera hendak menaiki motor tersebut, namun dengan gerakan gesit, Safira menarik baju Fikri. “Kau tidak akan bisa pergi tanpa diriku. Apa kau ingin disiksa terus oleh ibumu? Apa kau sangat suka ya disiksa oleh ibumu?” ujar Safira ketus. “Bukan urusanmu.” jawab Fikri dingin. “Akan jadi urusanku jika menyangkut dirimu. Apalagi aku sudah ditugaskan untuk

  • Qolbu Quddus   Chapter 46 Rekaman Cctv

    “Bolehkah aku bertanya sesuatu?” tanya Safira disebrang telepon.“Silahkan….” jawab Abbas.“Boleh aku minta alamat rumah bu Zivana Azzahra Alfathunissa Hidayatullah?”“Akan saya kirimkan…..” jawab Abbas. Saat sudah mendapatkan alamat Zivana, Safira segera keluar dari rumah pribadi Fikri. Motornya berhenti disebuah rumah dan mengetuk pintu rumah tersebut. Seorang wanita keluar membukakan pintu.“Maaf, bolehkah saya bertemu dengan bu Zivana Azzahra Alfathunissa Hidayatullah?” tanya Safira ramah.“Maaf bu Zivana tidak ada dirumah…. Bu Zivana belum pulang.” jawab sang Art.“Kapan ya pulangnya?”“Mungkin sore ini, kalau tidak lembur….”“Bolehkah saya masuk dan menunggu bu Zivana? Saya ingin sekali bertemu dengannya.” sang Art hanya menganguk perlahan dan menyilahkan Safira masuk. Sesaat setelah masuk, sang Art nampak menelpon seseorang. Safira mengamati seluruh ruangan tersebut. Dia melihat foto keluarga, Safira mengamati foto tersebut dengan seksama. Safira duduk disofa panjang. Tak lama

  • Qolbu Quddus   Bab 150 Pengajuan Banding

    "Maksud Anda apa berbicara seperti itu? Anda meragukan pengkapan yang kami lakukan? Kau iri? Sudah tidak percaya lagi oleh pak Haikal?" Alfa tersenyum menyeringai. "Saya tahu, ini semua rencanamu untuk mengetahui isu kalian tentang berita Taqy Shafiullah. Bau busuk rencana sudah tercium kok, hanya menunggu waktu kehancuran kalian saja...." ucap Safira dengan dingin. "Bilang saja kau memihak pada teroris ini. Jika iya, itu sama saja kau membela para teroris. Itu sama saja kau berpihak pada kejahatan dan kau memberi kesempatan bagi para teroris membunuh dan menyebarkan teror lagi....""Jika iya memangnya kenapa? Kau takut seorang Safira Ramadhani berpihak pada teroris? Jika aku ikut menyelesaikan kasus ini, sudah pastikan kau kalah, Alfarezel Arfan.... Kesempatan mu untuk menang hanya sedikit.... Jangan sampai saya turun tangan menangani kasus ini Fa...." Safira tersenyum sinis. Saat melewati Alfa, Safira sengaja menyenggol lengan Alfa dengan kasar. Alfa tampak geram, meninggalkan sel

  • Qolbu Quddus   Bab 149 Mengadu domba

    "Saat itu Reyhan di ancam saat melakukan pemberontakan karena apa yang dituduhkan para polisi itu tidak lah benar...." jelas Alfariz. Safira hanya diam, terus saja mendengar apa yang di ceritakan oleh Alfariz. Pecakapan tersebut terekam kamera tersembunyi yang terpasang di baju nya."Kau, harus ikut kami dan mengakui bahwa kau adalah teroris.... Jika tidak, kau dan istrimu akan kami bunuh...." ancam Alfa menarik paksa Reyhan yang masih meronta melepaskan diri. Reyhan di dorong masuk ke dalam mobil tahanan. Mobil melaju meninggalkan rumah Reyhan. Tiga orang tidak ikut rombongan tersebut, kembali mendekati rumah Reyhan. Mengedor pintu yang terkunci, membuat istri Reyhan semakin panik di balik jendela saat mengintip suami nya di bawa polisi.Gedoran semakin kuat terdengar oleh istri Reyhan, dan berubah menjadi tendangan. Istri Reyhan hanya membeku berdiri membelakangi jendela. Jantung istri Reyhan sejenak terhenti, saat tiga polisi tersebut berhasil membuka pintu dan melepaskan beberapa k

  • Qolbu Quddus   Bab 148 Fitnah?

    Reyhan Aldhani perlahan keluar dari dalam kamar, sedangkan sang istri duduk dengan panik di atas ranjangnya. Saat keluar, Reyhan langsung di borgol oleh polisi. "Bapak kami tangkap...." ucap Alfa. "Apa salah saya pak? Saya tidak melakukan apa-apa yang bertentangan dengan hukum?" balas Reyhan meronta saat polisi memborgol nya. "Kamu telah melakukan tindakkan teroris.... Mengebom rumah makan X dan menewaskan banyak orang...." jelas Alfa mendorong kasar Reyhan keluar dari rumah nya. "Saya tidak melakukannya pak.... Bapak salah orang...." sanggah Reyhan tidak terima dengan tuduhan tersebut. "Tidak usah melawan dan tidak mengakui perbuatan mu.... Kau bisa membela diri saat di kantor polisi...." jelas Alfa menarik paksa Reyhan masuk ke dalam mobil. Sedangkan istri Reyhan mencoba menahan diri tidak keluar dari rumahnya, karena lebih menuruti perintah suaminya. Mobil tahanan tersebut pun meninggalkan rumah Reyhan. Sang istri hanya bisa menahan tangis saat di lihat nya mobil yang membawa s

  • Qolbu Quddus   Bab 147 Penangkapan

    "Kamu sudah mendengar berita yang sudah viral di TV kan?" tanya Haikal dengan dingin pada Alfarezel Arfan duduk di kursi depan Haikal."Saya sudah mendengarnya pak...." jawab Alfa. "Misi kali ini, kalian yang selesai kan.... Saya harap kalian bisa menyelesaikan nya dengan mudah...." jelas Haikal. "Siap pak.... Ngomong-ngomong kenapa tidak Safira saja yang menyelesaikan misi ini pak? Bukankan gadis itu adalah orang yang sangat bapak percayai?...." tanya Alfa dengan dingin. "Lakukan saja sesuai perintah.... Safira akan menyelesaikan kasus lainnya...." balas Haikal dengan tegas dan memerintahkan dengan satu jarinya untuk pergi dari ruangannya. Alfa pun keluar dari ruangan pak Haikal dan saat keluar berpapasan dengan Safira. Alfa menatap Safira tajam, "Sepertinya ada yang sudah tidak di percaya lagi menyelesaikan kasus besar...." sindir Alfa dengan senyum sinis. Safira menghela napas pendek. "Karena pak Haikal mungkin udah bosan dengan dia yang sok baik, dan menyelamatkan para tahana

  • Qolbu Quddus   Bab 146 Teroris

    Di sebuah ruangan rumah Athailah, "Sebarkan isu-isu, viral kan agar kasus ayah saya bisa teralihkan dan setelah semua masyarakat dan para netizen fokusnya terpecahkan, saat itu lah kita akan menyogok para polisi.... " jelas Athailah. Mengepal tangannya dengan geram, mata nya tajam melihat tiga anak buahnya.“Baik bos...” ucap tiga anak buah nya dengan tegas.“Cepat buat keributan.... jangan sampai gagal....” bentak Athailah. Tiga anak buah Athailah pun segera meninggalkan ruang kerja Athailah.Tiga pria tersebut mendatangi sebuah rumah makan. Setelah beberapa menit mengamati situasi sekitar, mereka pun hendak melemparkan sesuatu ke arah rumah makan tersebut, namun karena kemunculan lima orang berjubah putih dari dalam rumah makan, membuat tiga pria tersebut menghentikan aktivitasnya."Assalamu'alaikum.... " sapa lima pria tersebut dengan ramah. Namun bukannya menjawab salam lima pria tersebut, tiga pria itu hanya diam dan memasang wajah dingin, hingga lima pria tersebut memasuki mobil

  • Qolbu Quddus   145 di Laporkan ke Polisi

    “Bagaimana pendapat anda mbak, tentang terlibat nya anda dalam penangkapan pak Taqy Shafiullah? Apakah benar anda terlibat dalam penangkapan tersebut? Benarkah anda di bayar mahal oleh polisi? dan anda juga seorang mata-mata?” tanya para wartawan pada Safira saat di temui di acara bedah buku sebagai pemateri.Safira hanya tersenyum, “Itu semua tidak benar.... Saya hanya di undang untuk bernyanyi di acara tersebut.... kapan pula saya menangkap beliau? sedangkan saya sibuk bernyanyi menghibur tamu undangan hingga acara selesai.... itu hanya fitnah dari orang-orang yang tak menyukai saya, atau itu hanya pengalihan isu agar masalah inti tersebut perlahan-lahan di hilangkan dari media....” jawab Safira dengan tenang. Setelah itu dia meninggalkan gedung acara dengan menaiki motor nya.Sedangkan ke esok pagi nya, seorang pengacara dan Athailah mengajukan melaporkan Safira ke polisi atas tindakkan tidak menyenangkan, dan fitnah terhadap ayahnya.“Kami akan melaporkan beliau atas pencemaran na

  • Qolbu Quddus   Bab 144 Misi

    Safira baru saja pulang dari kampus, merasa sangat lelah saat sampai kos. Baru saja, dia duduk di kursi plastik di dalam kamar kos nya, sebuah ketukan membuatnya mendengus kesal. Safira segera bangkit dari duduknya dan membuka pintu. Dia mengerutkan keningnya, saat melihat pengantar paket memberikan sebuah paket padanya. Safira menatap curiga map amplop tersebut, takutnya teror lagi. Perlahan Safira membukanya, dan terlihatlah hanya berisi data-data kriminal target yang akan di tangkapnya.“Misi kali ini adalah kau harus menyamar sebagai penyanyi di sebuah acara pertunangan seorang anak dari seorang pembunuh berantai.... kau harus bisa menangkapnya, jika tidak siap-siap untuk di pecat....” jelas jendral Haikal di telepon. Safira hanya menghela napas kasar, akhir-akhir ini pak Haikal sering bersikap tidak ramah padanya.“Baik pak....”Safira meletakkan hp nya di samping meja belajarnya, dia memeluk erat boneka Doraemon dengan erat. Safira mengukir senyum saat bayang-bayang masa lalu be

DMCA.com Protection Status