Share

Part 80

Author: Khakalara
last update Last Updated: 2025-04-26 14:19:46

Happy Reading

Hari-hari setelah lamaran berlalu dengan tenang namun padat. Undangan mulai dicetak, gedung sudah dipesan, dan katering tengah melalui uji rasa. Persiapan pernikahan berjalan seperti alur yang sudah ditentukan. Tapi bagi Nara, setiap langkahnya seperti menapaki jalan baru yang belum sepenuhnya ia mengerti.

Aldo, di sisi lain, tampak sabar dan penuh pengertian. Ia tidak pernah memaksa, tidak pernah terlalu mendesak. Ia hadir seperti air: mengalir, tenang, dan pelan-pelan mengisi ruang kosong yang ditinggalkan luka.

*

Pagi itu mereka bertemu di sebuah kafe yang tenang, dikelilingi jendela besar dan rak-rak buku. Aldo datang lebih dulu, mengenakan kemeja biru langit dan senyum yang tulus.

“Aku udah pesenin teh chamomile buat kamu. Kamu suka itu, kan?” tanyanya begitu Nara duduk.

Nara mengangguk pelan, sedikit terkejut. “Kamu masih ingat?”

Aldo mengangkat bahu dengan senyum kecil. “Aku belajar memperhatikan.”

Mereka tertawa ringan. Untuk pertama kalinya sejak lamaran, tawa i
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 81

    Happy ReadingHari itu, sinar matahari terasa lebih terik dari biasanya. Mungkin karena gugup yang tak tertahankan, atau mungkin karena hari itu adalah salah satu langkah besar dalam hidup Nara — fitting pakaian akad dan resepsi sekaligus sesi foto prewedding bersama Aldo.Di studio bridal ternama di pusat kota, Nara duduk di depan cermin besar dengan lampu bulat-bulat mengelilinginya. Rambutnya sedang ditata pelan oleh penata rias, sementara beberapa kain gaun putih dengan motif halus tergantung di belakangnya, menunggu dipilih.Aldo, yang baru saja tiba, melambaikan tangan kecil ke arah Nara dari pintu. Ia mengenakan kemeja putih santai dan jeans, tampak lebih santai dibandingkan Nara yang sudah berdebar sejak pagi.“Hari ini kamu cantik banget,” kata Aldo sambil mendekat.Nara tersenyum canggung. "Baru mulai dandan juga.""Udah kelihatan kok," Aldo mengedipkan mata bercanda, membuat Nara sedikit lega.*Gaun pertama yang dikenakan Nara adalah kebaya putih bersulam benang perak, dip

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 82

    Happy ReadingHari pernikahan tinggal dua minggu lagi. Semua terasa bergerak cepat — undangan sudah tersebar, dekorasi dipilih, katering finalisasi menu, dan Nara seharusnya merasa bahagia.Tapi setiap malam, saat lampu kamar dipadamkan, ketenangan itu pecah.Nara kembali bermimpi. Dalam mimpinya, ia berdiri di tengah lorong panjang berwarna kelabu, mengenakan gaun pengantin putih yang kotor dan robek. Di ujung lorong, Rehan berdiri. Wajahnya pucat, matanya kosong. Ia mengulurkan tangan, memanggil Nara dengan suara serak."Kenapa kamu ninggalin aku?"Nara mencoba berlari, namun kakinya terasa berat, seperti terjebak lumpur. Suara Rehan menggema di dinding lorong."Kenapa kamu bohong soal bahagiamu?"Nara terbangun dengan nafas tersengal. Tubuhnya berkeringat dingin. Ia memeluk dirinya sendiri di dalam kegelapan, menahan gemetar yang mengalir dari dada hingga ke ujung jari.Itu hanya mimpi, bisiknya. Hanya mimpi. Tapi kenapa rasanya begitu nyata?***Keesokan harinya, Nara mencoba

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 83

    Happy ReadingHari pernikahan Nara semakin dekat, hanya tinggal beberapa hari lagi. Persiapannya sudah hampir rampung—gaun pengantin telah selesai dijahit, catering telah dipilih, dan dekorasi sudah hampir selesai dipasang di gedung. Semua orang tampaknya sibuk menyusun detail kecil demi detail kecil yang akan membuat hari itu sempurna. Namun, ada satu hal yang tidak bisa dipersiapkan dengan baik: hati Nara.Pagi itu, Nara terbangun dengan perasaan yang campur aduk. Mimpinya yang buruk tentang Rehan masih menghantuinya, dan meskipun ia mencoba untuk terus maju dengan hidup barunya, bayangan masa lalu itu terus membayanginya. Rehan—laki-laki yang telah menjadi bagian dari cerita hidupnya, laki-laki yang entah kenapa masih memegang tempat khusus di hatinya—meskipun mereka sudah saling berpisah.Dengan cepat, Nara menyambar ponselnya yang tergeletak di meja samping tempat tidurnya. Ia melihat satu pesan yang membuat hatinya berhenti sejenak—sebuah pesan dari sebuah nomor yang tidak diken

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 84

    Happy ReadingHari yang telah ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Tanggal yang ditetapkan untuk pernikahan Nara dan Aldo. Cuaca pagi itu cerah, matahari bersinar terang, dan angin sepoi-sepoi seolah menjadi pertanda baik bagi hari yang penuh makna ini. Segala persiapan telah dilakukan dengan sempurna, dan keluarga Nara serta Aldo siap untuk merayakan pernikahan yang dianggap sebagai sebuah kebahagiaan baru, sebuah langkah besar dalam hidup mereka.Namun, di balik kegembiraan itu, ada sebuah perasaan yang sulit untuk diungkapkan—sesuatu yang mengganjal di hati Nara. Hari ini, meskipun sudah lama dipersiapkan, tidak sepenuhnya membuat hatinya merasa lega. Nara duduk di ruang rias, mengenakan gaun pengantin yang indah, wajahnya dihiasi riasan tipis namun elegan. Ia memandang dirinya di cermin besar di depannya, mencoba mencerna semuanya.Saat ia menatap cermin, bayangan masa lalu muncul begitu saja. Rehan. Bayangan tentang bagaimana mereka dulu berbicara tentang masa depan, tentang impian yan

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 85

    Happy ReadingMalam itu, resepsi pernikahan Nara dan Aldo berlangsung dengan penuh kemewahan dan kehangatan. Gedung besar tempat acara digelar dipenuhi dengan lampu-lampu kristal yang berkilau, dekorasi bunga-bunga mewah yang menghiasi setiap sudut, dan suasana yang penuh dengan tawa dan percakapan para tamu undangan. Musik yang merdu mengalun di seluruh ruangan, memberikan kesan elegan namun tetap intim. Namun, meskipun segala sesuatu tampak sempurna, Nara merasa ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya, seakan ada kekosongan yang tak bisa ia isi.Aldo, tampak begitu bahagia. Senyum lebar menghiasi wajahnya, sementara tangan kanannya menggenggam tangan Nara dengan penuh perhatian. "Kamu terlihat cantik sekali malam ini," kata Aldo dengan lembut, menatap Nara penuh kasih sayang.Nara membalas dengan senyuman tipis. "Terima kasih," jawabnya pelan, namun pikirannya kembali melayang ke masa lalu. Di tengah keramaian ini, ia merasa terasing. Pikirannya melayang pada Rehan, pria yang dulu

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 86

    Happy ReadingRehan duduk sendirian di sebuah bar yang remang-remang, memandang kosong ke arah gelas wine yang sudah hampir habis. Pikirannya kacau, berputar-putar dalam kekosongan yang semakin dalam. Di layar ponselnya, foto pernikahan Nara dengan Aldo terpampang jelas. Senyum Nara yang dulu selalu menjadi sumber kebahagiaannya kini justru menjadi pisau yang menusuk. Itu adalah foto yang diambil di hari bahagia mereka, momen yang harusnya penuh kebahagiaan, tetapi baginya malah membawa penderitaan.Jari-jarinya yang gemetar membuka foto itu lebih lebar, melihat wajah Nara yang begitu cantik dalam balutan gaun pengantin putih. Meski senyum itu tampak sempurna, ada sesuatu yang berbeda. Nara tampaknya sudah bukan lagi wanita yang dulu ia kenal, wanita yang pernah ia cintai dengan sepenuh hati. Rehan merasa hancur melihatnya, karena pada akhirnya, dia adalah orang yang melepaskan Nara. Ia tak pernah bisa memberikan apa yang Nara butuhkan.Di sekelilingnya, tawa teman-teman pelacur yang

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 87

    Happy ReadingKehidupan rumah tangga Nara dan Aldo berjalan dengan ritme yang teratur, hampir seperti mesin yang terus berputar tanpa henti. Setiap pagi, Nara bangun dengan rutinitas yang hampir sama: menyiapkan sarapan untuk Aldo, merapikan rumah, dan mempersiapkan dokumen-dokumen pekerjaan yang selalu menumpuk. Aldo, dengan sifatnya yang sibuk, sering kali pergi pagi-pagi buta untuk rapat atau pertemuan bisnis, meninggalkan Nara dalam kesendirian yang terkadang mencekam.Pada awalnya, Nara mencoba untuk meyakinkan dirinya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Aldo adalah pria yang baik, penuh perhatian, dan sangat mencintainya. Keluarga mereka menyetujui hubungan ini, dan dia merasa ada rasa tanggung jawab untuk membuat pernikahannya berhasil. Tapi seiring berjalannya waktu, ada rasa kosong yang terus berkembang dalam dirinya. Kehidupan mereka terasa lebih seperti rutinitas yang tak terhindarkan, tanpa ada percikan gairah atau cinta yang menggebu seperti dulu bersama Rehan.Setiap kal

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 88

    Happy ReadingHoneymoon Nara dan Aldo dimulai dengan antusiasme yang cukup besar. Setelah berbulan-bulan menjalani kehidupan yang penuh rutinitas, mereka memutuskan untuk pergi ke Turki, sebuah destinasi yang selalu Nara impikan sejak lama. Baginya, Turki bukan hanya sekadar tempat wisata, tetapi juga simbol dari kebebasan, petualangan, dan pengalaman baru. Aldo, yang sudah mengetahui betapa Nara sangat ingin mengunjungi tempat itu, akhirnya setuju untuk merencanakan perjalanan yang istimewa.Setibanya di Istanbul, Nara merasa seolah-olah dia memasuki dunia baru yang penuh keajaiban. Kota ini, dengan keindahan arsitektur Ottoman-nya, budaya yang kaya, dan suasana yang hidup, membuatnya terpesona. Aldo, yang meskipun terlihat sibuk dengan urusan bisnisnya, berusaha menyempatkan diri untuk menikmati momen bersama Nara. Ia tahu bahwa perjalanan ini sangat penting bagi istrinya, dan dia ingin membuatnya terasa spesial.Pada hari pertama, mereka mengunjungi Hagia Sophia, tempat yang sangat

    Last Updated : 2025-04-26

Latest chapter

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 93

    Happy ReadingMalam itu, Nara duduk di ruang tamu dengan gelisah. Ia memandangi layar ponselnya yang sunyi, menunggu sesuatu — mungkin pesan dari Aldo, mungkin sebuah kejelasan. Setelah panggilan singkat yang dingin itu, ia tak tahu apa yang akan terjadi.Tiba-tiba suara pintu dibuka terdengar. Aldo masuk, mengenakan kemeja putih yang sedikit kusut, dasi tergantung longgar di lehernya. Tatapannya menatap Nara dalam-dalam.Nara langsung berdiri, refleks.Mereka saling memandang dalam diam. Dalam ketegangan.Aldo yang pertama bergerak. Ia mendekat, tanpa kata-kata, dan memeluk Nara erat. Hangat. Mengejutkan.Nara membeku, tak tahu harus bagaimana. Dadanya berdegup kencang."Maaf," gumam Aldo di telinganya. "Aku salah."Nara mengerjap, tak percaya.Aldo melepaskan pelukannya perlahan, menatapnya dengan mata yang penuh ketulusan — dan rasa takut."Aku terlalu mengekang kamu, Ra. Aku sadar... aku bukan suamimu, aku malah jadi penjaramu," katanya dengan suara berat.Nara masih terdiam

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 92

    Happy ReadingMalam itu, Nara duduk sendirian di balkon rumahnya, memandangi langit gelap yang dihiasi bintang-bintang kecil. Angin malam mengacak-acak rambutnya, tapi ia nyaris tidak bergerak. Di tangan kanannya, secangkir teh hangat yang sudah mendingin. Di dadanya, sebuah pertarungan yang tidak lagi bisa diabaikan.Suaranya menggema di benaknya sendiri: Apakah aku benar-benar bahagia?Sejak insiden tadi sore, Nara tidak lagi bisa berpura-pura. Ia merasa seperti burung dalam sangkar emas: diberi makan, diberi pujian, disayang — tapi tidak pernah diberi kebebasan. Cinta Aldo bukan lagi tempat perlindungan, tapi pagar tinggi yang menghalanginya melihat dunia.Nara memejamkan mata, mengingat saat-saat ketika dirinya penuh gairah, penuh semangat, bermimpi besar membangun "Bersuara", organisasi yang ia dirikan untuk membantu mereka yang tak punya suara. Dulu, dunia terasa luas, penuh warna.Sekarang, semuanya sempit.Dering ponselnya membuatnya terkejut. Ia melihat nama "Aldo" terpam

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 91

    Happy ReadingHari-hari setelah insiden konferensi itu, perubahan kecil mulai terasa dalam rumah tangga Nara dan Aldo. Pada awalnya, Nara mencoba mengabaikannya, menganggap semua itu sebagai bentuk kekhawatiran Aldo, sebagai bukti cinta. Namun, lama-kelamaan, cinta itu terasa semakin berat, semakin mengekang.Itu dimulai dari hal-hal sepele.“Nara, jangan lupa kirim lokasi kamu ya begitu sampai di kantor,” kata Aldo pagi itu, sambil mengenakan jas kerjanya.Nara tersenyum lembut, mengira itu hanya permintaan biasa. “Iya, Aldo. Aku kabari nanti.”Namun tak lama setelah ia tiba, satu pesan masuk.**Aldo:** _Kamu udah sampai? Kirim lokasi sekarang._Nara menelan ludah. Ia baru saja menginjakkan kaki di kantornya. Dengan cepat, ia kirimkan lokasinya, meski hatinya terasa sedikit tertekan.Hari berganti, sikap Aldo semakin intens.Saat Nara hendak rapat dengan klien di luar kantor, ia menerima panggilan video mendadak dari Aldo. Bukan sekali, tapi berulang-ulang.“Aku cuma mau lihat kamu

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 90

    Happy ReadingSetelah kesuksesan besar yang diraih Rehan Abimanyu Grendra di dunia bisnis, namanya menjadi sorotan utama di berbagai media. Perusahaannya, Grendra Corp, mengalami lonjakan saham yang luar biasa, menjadikannya salah satu pengusaha muda paling berpengaruh di Asia Tenggara. Artikel-artikel bisnis memuji strategi dan ketajaman bisnisnya, menggambarkan Rehan sebagai sosok yang bangkit dari keterpurukan menjadi raja bisnis teknologi hijau.Di sisi lain, Nara dan Aldo baru saja kembali dari bulan madu mereka di Turki. Kehidupan rumah tangga mereka tampak harmonis di permukaan, namun Nara masih sering teringat akan masa lalunya bersama Rehan. Meskipun ia berusaha untuk fokus pada pernikahannya, bayangan Rehan sesekali muncul dalam pikirannya, terutama ketika melihat berita tentang kesuksesan mantan kekasihnya itu.Suatu hari, Nara menerima undangan untuk menghadiri konferensi bisnis internasional di Jakarta, yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 89

    Happy ReadingSetelah kejatuhan besar yang pernah hampir menghancurkan hidupnya, Rehan kini seperti terlahir kembali. Ia tenggelam dalam kesibukan, membenamkan dirinya dalam tumpukan proyek, rapat, dan negosiasi tanpa henti. Kantornya di pusat kota Jakarta tak pernah sepi dari lalu-lalang asistennya, tim legal, hingga para investor yang berusaha mencuri sedikit waktu dari kesibukannya.Sejak hari ia melihat foto pernikahan Nara dan Aldo, Rehan memutuskan satu hal: ia tidak akan membiarkan dirinya jatuh lagi karena cinta. Dunia bisnis adalah satu-satunya yang bisa ia kendalikan, satu-satunya tempat di mana ia bisa menang tanpa harus mempertaruhkan hatinya lagi.Siang itu, di ruangan rapat berlantai kaca dengan pemandangan gedung pencakar langit, Rehan memimpin pertemuan besar. Presentasinya tajam, strateginya brilian. Semua mata tertuju padanya, terpukau akan bagaimana pria itu mengubah keterpurukan pribadinya menjadi energi yang membakar semangat semua yang ada di ruangan.“Target kit

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 88

    Happy ReadingHoneymoon Nara dan Aldo dimulai dengan antusiasme yang cukup besar. Setelah berbulan-bulan menjalani kehidupan yang penuh rutinitas, mereka memutuskan untuk pergi ke Turki, sebuah destinasi yang selalu Nara impikan sejak lama. Baginya, Turki bukan hanya sekadar tempat wisata, tetapi juga simbol dari kebebasan, petualangan, dan pengalaman baru. Aldo, yang sudah mengetahui betapa Nara sangat ingin mengunjungi tempat itu, akhirnya setuju untuk merencanakan perjalanan yang istimewa.Setibanya di Istanbul, Nara merasa seolah-olah dia memasuki dunia baru yang penuh keajaiban. Kota ini, dengan keindahan arsitektur Ottoman-nya, budaya yang kaya, dan suasana yang hidup, membuatnya terpesona. Aldo, yang meskipun terlihat sibuk dengan urusan bisnisnya, berusaha menyempatkan diri untuk menikmati momen bersama Nara. Ia tahu bahwa perjalanan ini sangat penting bagi istrinya, dan dia ingin membuatnya terasa spesial.Pada hari pertama, mereka mengunjungi Hagia Sophia, tempat yang sangat

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 87

    Happy ReadingKehidupan rumah tangga Nara dan Aldo berjalan dengan ritme yang teratur, hampir seperti mesin yang terus berputar tanpa henti. Setiap pagi, Nara bangun dengan rutinitas yang hampir sama: menyiapkan sarapan untuk Aldo, merapikan rumah, dan mempersiapkan dokumen-dokumen pekerjaan yang selalu menumpuk. Aldo, dengan sifatnya yang sibuk, sering kali pergi pagi-pagi buta untuk rapat atau pertemuan bisnis, meninggalkan Nara dalam kesendirian yang terkadang mencekam.Pada awalnya, Nara mencoba untuk meyakinkan dirinya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Aldo adalah pria yang baik, penuh perhatian, dan sangat mencintainya. Keluarga mereka menyetujui hubungan ini, dan dia merasa ada rasa tanggung jawab untuk membuat pernikahannya berhasil. Tapi seiring berjalannya waktu, ada rasa kosong yang terus berkembang dalam dirinya. Kehidupan mereka terasa lebih seperti rutinitas yang tak terhindarkan, tanpa ada percikan gairah atau cinta yang menggebu seperti dulu bersama Rehan.Setiap kal

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 86

    Happy ReadingRehan duduk sendirian di sebuah bar yang remang-remang, memandang kosong ke arah gelas wine yang sudah hampir habis. Pikirannya kacau, berputar-putar dalam kekosongan yang semakin dalam. Di layar ponselnya, foto pernikahan Nara dengan Aldo terpampang jelas. Senyum Nara yang dulu selalu menjadi sumber kebahagiaannya kini justru menjadi pisau yang menusuk. Itu adalah foto yang diambil di hari bahagia mereka, momen yang harusnya penuh kebahagiaan, tetapi baginya malah membawa penderitaan.Jari-jarinya yang gemetar membuka foto itu lebih lebar, melihat wajah Nara yang begitu cantik dalam balutan gaun pengantin putih. Meski senyum itu tampak sempurna, ada sesuatu yang berbeda. Nara tampaknya sudah bukan lagi wanita yang dulu ia kenal, wanita yang pernah ia cintai dengan sepenuh hati. Rehan merasa hancur melihatnya, karena pada akhirnya, dia adalah orang yang melepaskan Nara. Ia tak pernah bisa memberikan apa yang Nara butuhkan.Di sekelilingnya, tawa teman-teman pelacur yang

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 85

    Happy ReadingMalam itu, resepsi pernikahan Nara dan Aldo berlangsung dengan penuh kemewahan dan kehangatan. Gedung besar tempat acara digelar dipenuhi dengan lampu-lampu kristal yang berkilau, dekorasi bunga-bunga mewah yang menghiasi setiap sudut, dan suasana yang penuh dengan tawa dan percakapan para tamu undangan. Musik yang merdu mengalun di seluruh ruangan, memberikan kesan elegan namun tetap intim. Namun, meskipun segala sesuatu tampak sempurna, Nara merasa ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya, seakan ada kekosongan yang tak bisa ia isi.Aldo, tampak begitu bahagia. Senyum lebar menghiasi wajahnya, sementara tangan kanannya menggenggam tangan Nara dengan penuh perhatian. "Kamu terlihat cantik sekali malam ini," kata Aldo dengan lembut, menatap Nara penuh kasih sayang.Nara membalas dengan senyuman tipis. "Terima kasih," jawabnya pelan, namun pikirannya kembali melayang ke masa lalu. Di tengah keramaian ini, ia merasa terasing. Pikirannya melayang pada Rehan, pria yang dulu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status