Share

Part 143

Author: Khakalara
last update Last Updated: 2025-04-27 12:47:07

Happy Reading

Waktu berjalan cepat. Rasanya baru kemarin Nara menggendong Aiden untuk pertama kalinya di rumah sakit, kini bayi kecil mereka sudah berusia enam bulan.

Aiden mulai belajar merangkak, mengoceh tanpa henti, dan membuat hari-hari Nara dan Rehan semakin penuh tawa.

Suatu pagi yang cerah di mansion mereka di Amerika, Nara sedang duduk di atas karpet tebal berbentuk awan sambil memegang mainan berwarna-warni.

“Ayo, baby boy, sini merangkak ke Mama,” panggil Nara dengan suara lembut, penuh semangat.

Aiden, dengan pipi bulat merah muda dan mata bening, menatap Nara penuh rasa ingin tahu. Ia mengayunkan tangan kecilnya ke depan, kakinya menendang-nendang lucu.

Sedikit demi sedikit, Aiden bergerak. Satu gerakan maju. Lalu berhenti. Lalu satu gerakan lagi.

Nara menahan napas, tangannya terbuka lebar, siap menyambut.

Rehan yang baru turun dari gym di lantai atas, berhenti di ambang pintu, melihat pemandangan itu dengan mata berbinar. Ia bahkan secara refleks mengambil
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 144

    Happy ReadingHari ini adalah hari yang sudah dinanti-nantikan Nara dan Rehan — ulang tahun pertama Aiden Lucas Brooks Grendra. Dari pagi, rumah mereka sudah dipenuhi kesibukan. Dekorasi bertema *baby blue* dan *silver* dipasang di seluruh ruangan. Balon berbentuk angka “1” mengambang di sudut-sudut ruangan, sementara meja-meja diisi dengan cupcakes, kue tart besar, dan bingkisan kecil untuk tamu undangan. Nara mengenakan dress berwarna biru muda dengan detail renda lembut, tampak anggun namun tetap nyaman. Rambutnya disanggul rendah dengan beberapa helaian dibiarkan jatuh natural. Sedangkan Rehan, dengan setelan kasual elegan berwarna putih dan abu-abu, terlihat gagah sambil menggendong Aiden kecil yang mengenakan overall biru muda dan topi pesta mini bertuliskan “Birthday Boy”. “Sayang, Aiden kelihatan kayak pangeran kecil, ya?” bisik Nara sambil mencubit pipi anaknya yang bulat dan merah. Rehan terkekeh. “Dia memang pangeran kita.” Tamu-tamu mulai berdatangan. Ada teman-t

    Last Updated : 2025-04-27
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 145

    Happy ReadingSetelah pesta ulang tahun Aiden yang penuh kebahagiaan itu, Rehan merasa perlu memberikan sesuatu yang lebih lagi untuk keluarganya — sesuatu yang tak terlupakan. Maka, tanpa ragu, ia mengatur sebuah liburan khusus ke Jepang, bertepatan dengan musim sakura yang sedang bermekaran. "Sayang, kita akan pergi ke Jepang," kata Rehan suatu sore, sembari menyerahkan tiket pesawat kepada Nara. Mata Nara membulat tak percaya. "Serius?" Rehan mengangguk sambil tersenyum penuh arti. "Bukan cuma itu. Kita akan menikmati sakura, berkeliling Tokyo, lalu... menginap di Disneyland Hotel. Kita akan rayakan ulang tahun Aiden lagi di sana." Nara memeluk Rehan erat, hatinya penuh rasa syukur. “Kamu selalu tahu cara membuat segalanya spesial.” Aiden yang duduk di stroller tampak ikut senang, menepuk-nepuk tangannya dengan ceria seolah mengerti bahwa ia akan pergi berpetualang. **—** Hari keberangkatan pun tiba. Jet pribadi yang sudah disiapkan Rehan menjemput mereka di banda

    Last Updated : 2025-04-27
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 146

    Happy ReadingSetelah seminggu penuh menikmati keajaiban Disneyland dan indahnya sakura di Jepang, keluarga kecil itu memutuskan untuk memperpanjang liburan mereka di Jepang. Mereka ingin lebih banyak menciptakan kenangan sebelum kembali ke kehidupan mereka yang sibuk. Hari-hari berlalu dengan begitu manis. Aiden, yang kini sudah genap satu tahun, menjadi anak kecil yang sangat aktif dan penuh rasa ingin tahu. Ia mulai belajar berjalan dengan langkah-langkah kecil yang goyah namun penuh semangat. Setiap pagi di hotel, Aiden bangun lebih dulu, merangkak di atas tempat tidur besar, mencoba membangunkan Nara dan Rehan dengan tawa riangnya. Suatu pagi, saat sinar matahari lembut menembus tirai kamar mereka, Nara terbangun mendengar tawa kecil Aiden. Ia membuka matanya dan melihat pemandangan yang membuat hatinya meleleh — Rehan duduk bersila di lantai, membiarkan Aiden memanjat ke punggungnya sambil tertawa terbahak-bahak. Nara mengambil ponselnya diam-diam dan mengabadikan momen

    Last Updated : 2025-04-27
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 147

    Happy ReadingKepulangan mereka dari Jepang membawa angin baru dalam kehidupan kecil keluarga Grendra. Saat pesawat mendarat dengan mulus di tanah air, Nara memandang ke luar jendela, melihat cahaya kota yang gemerlap — sebuah pemandangan yang terasa begitu akrab, namun kini dengan perasaan berbeda. Ia kembali bukan hanya sebagai seorang istri, tetapi juga sebagai seorang ibu. Rehan meraih tangan Nara, menggenggamnya erat. Aiden yang berada di gendongan khusus di dada Rehan tertidur pulas, kelelahan setelah perjalanan panjang. "Kita pulang," bisik Rehan, dengan nada penuh arti. Nara tersenyum, perasaannya meluap-luap. "Kita pulang," balasnya. **—** Sesampainya di rumah, suasana kehangatan langsung menyambut mereka. Para pelayan sudah mempersiapkan rumah dengan sempurna: balon kecil bertuliskan "Welcome Home Aiden!", aroma harum bunga lavender menguar dari setiap sudut ruangan, dan boneka-boneka lucu tersebar di ruang bermain baru yang sudah disiapkan sebelum mereka beran

    Last Updated : 2025-04-27
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 148

    Happy ReadingPagi itu, sinar matahari menerobos jendela besar ruang keluarga, membelai lembut permukaan marmer putih dan sofa empuk berwarna krem. Udara terasa segar, dipenuhi suara-suara kecil kicauan burung dari taman belakang. Nara duduk bersila di atas karpet tebal sambil mengawasi Aiden kecil yang mulai berani melangkahkan kakinya sendiri. Tubuh mungil itu masih goyah, sesekali hampir jatuh, namun senyum cerahnya tak pernah pudar. "Come on, baby! Satu langkah lagi!" seru Nara sambil merentangkan kedua tangannya. Aiden terkekeh, matanya berbinar, lalu mengambil beberapa langkah kecil yang masih canggung ke arah ibunya. Satu... dua... tiga... Hap! Ia pun jatuh ke pelukan Nara yang sudah menunggunya dengan tangan terbuka. Nara langsung memeluknya erat, menanamkan ciuman di pipi tembam Aiden. "Pintarnya anak mama!" katanya dengan suara yang penuh kebanggaan. Di balik pintu ruang keluarga, Rehan berdiri diam sejenak, memperhatikan pemandangan itu dengan senyum tipis di

    Last Updated : 2025-04-27
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 149

    Happy ReadingHari-hari terus berlalu, dan kehidupan Nara bersama Rehan serta Aiden semakin penuh warna. Meskipun hari-hari mereka dipenuhi dengan kesibukan, Nara merasa lebih hidup dengan melihat perkembangan Aiden yang semakin menggemaskan. Setiap langkah baru yang diambil Aiden, setiap tawa dan senyum yang terukir di wajahnya, membuat hati Nara meluap dengan kebahagiaan.Pagi itu, setelah menghabiskan waktu dengan mengajarkan Aiden untuk makan sendiri, Nara duduk di samping meja makan, mengawasi dengan penuh perhatian. Aiden yang kini sudah mulai bisa makan dengan tangan kecilnya sendiri tampak senang sekali. Ia menyantap makanan dengan lahap, meskipun masih ada sedikit makanan yang tercecer di meja dan lantai.“Pintar banget sih, Aiden, makan sendiri,” puji Nara sambil tersenyum melihat kelucuan anaknya.Aiden balas tersenyum, meskipun terkadang ia tampak bingung dengan tekstur makanan yang baru dikenalnya. Nara tertawa kecil melihat tingkah Aiden yang menggemaskan. Ia merasa sang

    Last Updated : 2025-04-27
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 150

    Happy ReadingHari-hari berlalu dengan cepat, dan tak terasa Aiden sudah berusia lima tahun. Ia tumbuh menjadi anak yang sangat cerdas, penuh rasa ingin tahu dan selalu berani mencoba hal-hal baru. Di rumah, ia dikenal sebagai sosok yang ceria dan aktif, selalu ingin bermain dan menjelajah dunia di sekitarnya. Namun, di luar rumah, Aiden lebih menunjukkan sikap yang sangat mirip dengan ayahnya, Rehan—dingin, tenang, dan penuh perhitungan. Tidak banyak yang bisa mendekatinya, dan hanya sedikit orang yang mampu membuat Aiden terbuka.Kebiasaan Aiden yang lebih tertutup ini membuat Nara sering merasa terkejut, mengingat ia dan Rehan adalah sosok yang sangat hangat. Namun, Nara sadar bahwa ini adalah sisi lain dari kepribadian Aiden yang mungkin dipengaruhi oleh karakter kuat Rehan, yang lebih suka menjaga jarak dari orang lain. Bagaimanapun, Aiden adalah buah hati mereka berdua, dan meskipun ia agak tertutup, mereka tahu betapa berani dan kuatnya anak mereka.Pagi itu, seperti biasa, Nar

    Last Updated : 2025-04-27
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 151

    Happy Reading Di tengah kesibukan hari-hari kerja Rehan yang padat, ia sedang duduk di ruang kerjanya yang elegan, menatap beberapa berkas yang ada di meja. Pintu kantornya terbuka, dan sekretarisnya, Maria, memasuki ruangan dengan membawa tumpukan dokumen yang perlu diserahkan untuk tanda tangan. Maria, yang baru beberapa bulan bekerja dengan Rehan, mengenakan gaun formal berwarna gelap yang menambah kesan profesional namun tetap menarik. Ia berjalan mendekat ke meja Rehan dengan penuh percaya diri, meletakkan berkas-berkas tersebut, dan tanpa sengaja sedikit membusungkan dadanya ke arah Rehan. Namun, Rehan yang sudah terbiasa dengan segala bentuk perhatian, tidak terlihat terganggu. Ia mengangkat pandangannya dari berkas-berkas yang tengah ia baca dan memandang Maria dengan tatapan serius. "Maria," kata Rehan dengan suara yang tegas namun tetap sopan, "Silakan letakkan berkas-berkasnya di meja, dan jika ada yang perlu saya tanda tangani, biarkan saya yang mengambilnya. Jangan kh

    Last Updated : 2025-04-27

Latest chapter

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 185

    Happy ReadingMatahari bersinar hangat di Zurich siang itu. Setelah berminggu-minggu penuh perjuangan, cemas, dan harapan, kini semuanya terbayar dengan manis. Nara sudah sepenuhnya pulih berkat pengobatan terbaik di Swiss. Wajahnya berseri, matanya bersinar penuh semangat yang baru, dan tawa kecilnya yang khas kembali memenuhi rumah.Hari itu, mereka semua berkumpul di halaman belakang villa kecil yang mereka sewa selama di Swiss. Sebuah perayaan kecil diadakan untuk merayakan kesembuhan Nara, keberhasilan Aiden dan Alea dalam ujian semester mereka, dan rencana besar yang mulai membentuk masa depan keluarga mereka.Alea berlarian kecil di taman, tertawa saat Aiden mengejarnya dalam permainan ringan mereka. Sesekali, Aiden dengan nakalnya mencolek pinggang Alea, membuat gadis itu berteriak geli sambil berusaha melarikan diri.Di bawah pohon apel yang rindang, Nara duduk di kursi rotan sambil menikmati teh hangat. Rehan duduk di sampingnya, menggenggam tangan istrinya dengan lembut, se

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 184

    Happy ReadingPagi yang cerah di Zurich terasa begitu sempurna. Aiden, yang biasanya serius dan terkadang terlihat sangat sibuk dengan pekerjaan dan urusan lainnya, tampak lebih santai hari ini. Setelah menikmati sarapan bersama Alea dan Nara, serta mendengarkan rencana liburan mereka yang semakin menyenangkan, Aiden merasa ada sesuatu yang ingin dia bicarakan.Nara, yang sedang mempersiapkan diri untuk pergi berbelanja dengan Alea, duduk di kursi ruang tamu, memandangi pemandangan luar jendela yang indah. Rehan, yang sedang mengatur jadwal pertemuannya lewat telepon, terlihat sibuk dengan pekerjaannya, namun tetap mencuri waktu untuk berbicara dengan keluarga.Aiden menatap Nara dan Rehan, dengan niat untuk meminta sesuatu yang cukup besar. Melihat momen yang pas, dia mengambil napas panjang dan akhirnya berkata, "Mami, papi, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan."Nara yang baru saja selesai memeriksa ponselnya, menoleh dan tersenyum pada Aiden. "Ada apa, Nak? Kamu kelihatan serius,"

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 183

    Happy ReadingMinggu pertama liburan mereka di Swiss dimulai dengan suasana yang penuh kebahagiaan. Setelah ujian semester selesai dan kabar baik tentang pemulihan Nara yang semakin membaik, Aiden, Alea, Nara, dan Rehan memutuskan untuk menikmati liburan panjang di negeri yang terkenal dengan pegunungannya yang megah dan pemandangan yang menakjubkan ini. Mereka memutuskan untuk menjelajahi keindahan alam Swiss, menikmati kebersamaan mereka setelah melewati banyak tantangan.Pagi itu, mereka tiba di Zurich, kota terbesar di Swiss, dan langsung disambut dengan cuaca yang cerah dan udara segar yang begitu menyegarkan. Rehan, yang selalu merencanakan setiap perjalanan dengan teliti, memesan penginapan di sebuah hotel mewah yang terletak di tengah kota, dekat dengan banyak tempat wisata terkenal. Setelah check-in dan beristirahat sejenak, mereka semua berkumpul untuk merencanakan petualangan mereka hari itu."Bagaimana kalau kita mulai dengan jalan-jalan di sekitar Zurich dulu?" Rehan meng

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 182

    Happy ReadingAiden dan Alea duduk bersama di meja belajar, keduanya sangat fokus pada buku-buku mereka. Meskipun ujian semester sudah semakin dekat, mereka tidak bisa mengabaikan kabar bahagia yang baru saja mereka terima. Nara, yang sempat terbaring lemah di rumah sakit, kini mulai pulih berkat perawatan yang diterima di Swiss. Kabar ini membuat hati mereka sangat lega. Sejak mengetahui kondisi Nara membaik, mereka merasa seolah-olah beban yang ada di pundak mereka sedikit berkurang."Alea, kamu dengar kabar tentang Nara kan?" Aiden memecah keheningan sambil memandang wajah Alea, yang tampak lebih ceria dari biasanya.Alea mengangguk sambil tersenyum lebar. "Iya, aku senang sekali mendengar bahwa Mami Nara mulai pulih. Aku bahkan tidak sabar untuk bisa bertemu dengan dia lagi. Mami Nara benar-benar wanita yang kuat, Aiden. Aku percaya dia akan kembali sehat seperti sediakala."Aiden mengangguk, matanya tampak penuh dengan kehangatan. "Aku juga merasa lega mendengarnya. Setelah semua

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 181

    Happy ReadingSetelah keputusan untuk membawa Nara ke Swiss, perjalanan pengobatan dimulai dengan penuh harapan. Nara, yang sebelumnya sangat terpuruk karena kondisinya, kini merasakan sedikit perubahan positif berkat pengobatan yang intensif dan tepat sasaran. Di bawah pengawasan dokter ahli di salah satu rumah sakit terkemuka di Zurich, setiap hari menjadi langkah kecil menuju kesembuhan.Rehan, yang selama ini setia menemani Nara, merasakan betapa beratnya perasaan sang istri, tetapi ia tidak pernah menunjukkan kelelahan atau keputusasaan. Ia selalu berusaha memberikan dukungan terbaik untuk Nara, bahkan ketika terkadang dirinya sendiri merasakan kelelahan luar biasa. Namun, melihat Nara perlahan mulai pulih membuat hatinya tenang. Proses pemulihan Nara tidak hanya mempengaruhi tubuhnya, tetapi juga hatinya. Sinar kebahagiaan kembali menerangi wajahnya, meski masih ada sisa-sisa kelelahan yang harus dihadapi.Hari-hari di Swiss bagi Rehan dan Nara terasa sangat berbeda. Di tengah k

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 180

    Happy ReadingHari-hari menjelang ujian semester semakin dekat, dan Aiden serta Alea semakin sibuk mempersiapkan diri. Meskipun banyak hal yang mereka hadapi dalam kehidupan pribadi, mereka tetap berfokus pada tujuan yang lebih besar—menyelesaikan ujian dengan hasil yang memuaskan. Alea, yang sudah beberapa kali terlibat dalam berbagai olimpiade, tahu betul bahwa persiapan yang matang adalah kunci. Sementara itu, Aiden, meskipun tertekan dengan keadaan keluarganya, tetap berusaha keras untuk belajar dan berfokus pada ujian.Setiap pagi, Aiden selalu menjemput Alea dengan mobil sport kesayangannya. Mobil itu, yang biasanya menjadi simbol kemewahan dan kesuksesan, kini menjadi alat untuk mendekatkan mereka berdua. Aiden tidak hanya mengandalkan mobilnya untuk mengantar Alea, tetapi juga untuk memberikan kesempatan bagi mereka untuk berbicara lebih banyak, bertukar pikiran, dan saling mendukung.“Alea, siap untuk belajar?” tanya Aiden sambil tersenyum, mengingatkan Alea tentang hari yang

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 179

    Happy ReadingMalam itu, setelah seharian penuh menjalani perawatan untuk Nara di rumah sakit, Rehan akhirnya memutuskan untuk pulang lebih awal. Nara masih terbaring lemah, meskipun ada sedikit kemajuan. Rehan tahu bahwa mereka harus menghadapinya dengan sabar, meskipun terkadang rasa cemas itu begitu besar. Namun, hari esok adalah hari ujian semester bagi Aiden. Rehan merasa sudah waktunya Aiden untuk kembali pulang dan bersiap-siap. Sebelum berangkat, Rehan mendekati Aiden yang sedang duduk di ruang tunggu rumah sakit, memegang ponselnya dengan tangan yang sedikit gemetar. Rehan tahu betul betapa berat beban yang harus dipikul oleh Aiden, tetapi dia juga tahu, sebagai seorang anak, Aiden perlu waktu untuk menenangkan pikirannya."Aiden, pulanglah bersama Alea. Sudah saatnya kamu istirahat," kata Rehan dengan nada lembut, mencoba memberikan ketenangan. "Nara butuh dukungan kita, tapi kamu juga harus fokus pada ujian semester yang semakin dekat. Jangan biarkan perasaanmu menguasai,

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 178

    Happy ReadingHari demi hari berlalu, namun keadaan Nara tak kunjung membaik. Meskipun telah mendapatkan perawatan terbaik yang bisa diberikan di Indonesia, kondisi tubuh Nara tetap lemah. Rehan dan Aiden semakin cemas, dan begitu banyak harapan yang terus digantungkan pada kesembuhan Nara. Namun, setiap pagi yang mereka lewati bersama Nara di rumah sakit semakin terasa berat. Nara masih terbaring lemah, tak banyak bergerak, dan wajahnya semakin pucat. Rehan bisa merasakan betapa tubuhnya tak lagi sekuat dulu.Suatu pagi, setelah berbicara dengan tim dokter di rumah sakit, Rehan merasakan ada sesuatu yang harus segera dilakukan. Dia tidak bisa terus berdiam diri menunggu perubahan yang tampaknya tak akan datang. Keputusan ini datang begitu mendalam, begitu mendesak. Dia tidak bisa hanya mengandalkan perawatan di Indonesia yang sepertinya sudah mencapai titik maksimal. "Saya rasa sudah waktunya kita mencari solusi lain," kata Rehan kepada Aiden, suaranya penuh dengan ketegasan dan kes

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 177

    Happy ReadingSudah hampir seminggu Nara terbaring di rumah sakit, dan keadaan tubuhnya belum juga membaik. Rehan, Aiden, dan Alea tidak pernah meninggalkannya. Mereka bergantian menjaga Nara, selalu berada di sisinya, mendampingi setiap detik yang penuh kekhawatiran. Meski mereka berusaha tetap kuat di hadapan Nara, ada rasa cemas yang tak bisa mereka sembunyikan.Setiap kali Rehan melihat Nara terbaring lemah, hatinya terasa perih. Dia merasa seperti tidak mampu berbuat banyak untuk menyelamatkan ibunya. Walaupun sudah diberi penjelasan tentang penyakit yang diderita Nara, tetap saja tidak ada yang bisa menenangkan rasa takut di dalam dirinya. Nara adalah sosok yang selalu hadir dalam kehidupannya—wanita yang penuh kasih, yang selalu memberi dukungan. Namun kini, ia harus berjuang melawan kondisi tubuhnya yang semakin lemah.Pagi itu, Rehan berdiri di samping jendela rumah sakit, memandangi langit yang mulai cerah, namun hatinya tetap terasa gelap. Di luar sana, dunia berjalan seper

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status