Share

Kekasih Baru

“Kalau cinta, katakan saja. Jangan menunggu orang lain mendahului.” Papa membuyarkan lamunanku yang sedang senyam-senyum menatap foto Elsa.

Aku langsung mematikan layar dan meletakakkan ponsel di atas ranjang. “Papa bikin kaget aja deh. Kalau masuk kamar, ketuk pintu dulu dong,” protesku.

“Sejak kapan ada peraturan baru itu? Kamu itu masih sendiri dan tak masalah jika Papa bebas masuk kamarmu. Beda jika sudah menikah nanti, tentu Papa tak boleh masuk sembarangan lagi.”

Papa mana bisa disalahkan. Dia selalu punya jawaban yang masuk akal. Lelaki tua itu duduk di tepi ranjang, menghadap ke arahku.

“Kamu suka sama wanita itu, kan?”

“Enggaklah, Pa.”

“Jangan berbohong, Delon! Papa juga pernah muda dan tahu betul rasanya bagaimana saat jatuh cinta. Bisa senyam-senyum sendiri, menatap foto doi, tapi kalau ketemu sok jaim dan terkesan cuek.”

“Papa apaan sih? Aku tadi cuma mandangi foto Cici kok,” elakku. Astaga, Elsa memang bisa membuatku seperti berad di dunia lain, sampai-sampai tak mendenga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status