Share

Bab 292

Author: Zaina Aulia
Abimana menegur, "Dian, Kakak tahu kamu baik hati. Kakak juga percaya kali ini kamu memang berniat baik. Tapi, ini bukan pertama kalinya. Sebelumnya, kamu pernah berbuat seperti ini. Saat itu, Andini menindihmu di lantai dan memberimu pelajaran. Kenapa kamu masih belum belajar dari pengalaman?"

"Kamu jelas-jelas tahu, sekarang Nenek adalah satu-satunya orang yang dipedulikan Andini di Keluarga Adipati. Kalau kamu menyakiti Nenek, Andini pasti akan melawanmu!" tambah Abimana.

Dianti menunduk. Air matanya jatuh setetes demi setetes. Meskipun begitu, di dalam matanya tebersit kebencian.

Benar. Bagaimana mungkin Dianti tidak tahu? Ainun adalah kelemahan Andini. Selama Ainun masih hidup, Andini tidak akan pernah meninggalkan Keluarga Adipati!

Surat pemutusan hubungan keluarga? Konyol sekali!

Jika Andini benar-benar bisa memutus hubungan dengan Keluarga Adipati, dia seharusnya sudah melakukannya sejak dulu setelah dihajar sampai setengah mati oleh Baskoro! Salah! Seharusnya dilakukan sejak t
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 293

    Dianti awalnya sudah terluka, apalagi hari ini dia sengaja berlutut di sini untuk bersandiwara. Dia ingin membuat Keluarga Biantara tidak tega menyalahkannya atas hal buruk yang terjadi akibat berniat baik. Begitu ditampar oleh Andini, Dianti langsung terjatuh ke pelukan Kirana.Kirana segera memeluk Dianti dengan sangat iba.Andini yang tadinya berjalan mendekat dengan lemah, tiba-tiba meledak dengan kekuatan yang dahsyat. Tamparan ini membuat Dianti menggigit lidahnya sendiri.Begitu merasakan rasa darah di dalam mulutnya, Dianti langsung memuntahkannya.Melihat Dianti memuntahkan darah, Kresna segera maju untuk meraih lengan Andini. Dia menegur, "Andin, Ayah tahu kamu sangat menyayangi nenekmu. Tapi, Dian sudah terluka karena kamu. Kalau kamu menyerangnya lagi, dia mungkin bisa mati!""Dia sendiri yang minta dihajar," timpal Andini. Nada bicaranya terdengar datar, tetapi hatinya justru dipenuhi emosi yang bergejolak.Andini memang ingin menghabisi nyawa Dianti! Dia menunjukkan ekspr

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 294

    Setelah mendengar perkataan Andini, Dianti menerimanya dengan setengah percaya dan ragu. Dia meminum pil itu di hadapan mereka.Andini bertanya, "Gimana? Aku juga minum pil ini setelah kembali dari Braga. Menurutku, khasiatnya sangat bagus."Semua orang yang ada di sana seketika terkejut saat mendengar kata "Braga". Di dalam ingatan mereka, terlintas bayangan saat Andini kembali ke kediaman. Kala itu, sekujur tubuh Andini penuh luka dan berlumuran darah. Kondisinya lebih parah dibandingkan Dianti saat ini.Jadi, khasiat pil ini benar-benar bagus?Setelah menelannya, Dianti sebenarnya tidak merasakan apa-apa. Namun, begitu mendengar Andini mengatakan khasiat pil itu sangat bagus, Dianti hanya bisa mengangguk seraya bertutur, "Benar. Khasiatnya sangat bagus."Dianti berbicara sambil keluar dari pelukan Kirana. Dia menahan rasa sakit di dadanya dan kembali berlutut dengan baik.Andini mengangguk dengan pelan sebelum berucap, "Aku masih punya beberapa butir. Kalau kamu sudah nggak tahan, k

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 295

    Matahari sudah terbenam. Kegelapan mulai memenuhi langit.Dianti tidak tahu berapa lama dirinya sudah berlutut. Dia hanya tahu, angin malam yang berembus membuat tubuhnya menggigil kedinginan.Kedua lututnya sudah lama mati rasa. Hanya luka di dadanya yang terus berdenyut mengikuti detak jantungnya. Rasa sakitnya hampir membuatnya pingsan, tetapi dia berusaha untuk mempertahankan kesadarannya.Dianti menengadah menatap lampu di balik jendela yang entah sejak kapan menyala. Selain itu, terlihat juga bayangan seseorang. Hidungnya seketika terasa perih. Dia sangat tidak rela! Kenapa dia harus disiksa seperti ini?Padahal hidup Ainun sudah tidak lama. Sekalipun hari ini dia benar-benar mati karena terlalu emosi, memangnya kenapa?Bukankah Andini selalu ingin memutus hubungan dengan Keluarga Adipati? Bukankah perbuatan Dianti  justru membantu Andini? Kenapa dia malah dihukum? Ketika memikirkan ini, air mata yang sudah lama kering di sudut matanya menetes lagi. Kala ini, Abimana kebetulan m

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 296

    Melihat Ainun yang begitu segar, hati Andini terasa sesak. Dia merasa seperti sedang bermimpi.Andini maju perlahan-lahan sambil memanggil dengan lembut, "Nenek ...."Ainun menengadah menatap Andini yang berjalan mendekat. Dia tersenyum sembari menyahut, "Andin, cepat kemari. Biar Nenek peluk."Mendengar ini, Andini tidak bisa menahan diri lagi. Dia segera berlari ke depan dan memeluk Ainun erat-erat. Katanya, "Huhu. Nenek sudah buat Andin ketakutan. Andin sempat mengira ...."Andini menangis tersedu-sedu. Tubuh yang awalnya telah lemas karena menangis seketika penuh energi lagi berkat kesadaran Ainun. Perasaan mendapatkan kembali yang sudah hilang membuat hatinya dipenuhi kebahagiaan sekaligus kesedihan.Kala ini, terdengar suara dari belakang. "Nenek."Orang itu adalah Abimana.Hati Andini menegang. Dia melepaskan pelukan Ainun, lalu menoleh menatap Abimana. Dia berpikir jika Abimana membawa Dianti masuk ke kamar, dia akan menampar dan mengusir mereka berdua.Untungnya, kali ini Abim

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 297

    "Nenek ...," panggil Abimana dengan suara bergetar. Entah kenapa hatinya merasa gelisah.Padahal saat ini Ainun terlihat jauh lebih segar dibandingkan sebelumnya. Suaranya juga terdengar penuh  penekanan. Namun, Abimana merasa tidak tenang!Melihat Abimana tidak menjawab, raut wajah Ainun menjadi muram. Dia bertanya, "Kenapa? Apa sekarang kamu nggak mau dengar ucapan Nenek lagi?""Tentu saja bukan!" bantah Abimana dengan tergesa-gesa. Saking paniknya, suaranya terdengar bergetar. Dia berucap, "Apa pun yang Nenek bilang, aku tentu akan setuju.""Baguslah!" Ainun akhirnya merasa lega. Dia melepaskan tangan Abimana, lalu tersenyum lembut sembari berkata, "Panggil ayahmu kemari. Ada yang mau Nenek katakan padanya."Abimana segera mengangguk. Mungkin karena takut dilihat oleh Andini, Abimana buru-buru menghapus air matanya sebelum berdiri dan pergi.Setelah Abimana keluar, Andini memanggil, "Nenek ...."Suara Andini sedikit bergetar. Dia menatap Ainun dengan cemas seraya bertanya, "Nenek ca

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 298

    Andini berdiri dan pergi dengan berat hati. Angin malam cukup dingin. Hatinya yang hampa makin terasa sedih.Andini menarik napas dalam-dalam, lalu segera kembali ke Paviliun Ayana. Setelah menyimpan kotak kayu, dia buru-buru mencuci wajahnya. Dia bergegas kembali ke paviliun Ainun tanpa mengganti pakaian.Ketika Andini kembali, Kresna sudah berlutut di samping tempat tidur Ainun. Suasananya sedikit suram. Senyuman yang tadi terlihat di wajah Ainun saat berhadapan dengan Andini sudah sirna. Kini, keseriusan di wajah Ainun membuat orang ketakutan.Begitu melihat Andini kembali, Ainun memanggil, "Andin, kemari."Andini buru-buru maju dan berdiri di samping Kresna. Kala ini, Ainun berkata, "Berlutut."Andini tidak mengerti maksud Ainun, tetapi dia juga tidak berani membantah dan segera berlutut di samping tempat tidur Ainun.Ainun bertanya, "Andini, kamu sudah ada di Keluarga Biantara selama 18 tahun. Meski nggak ada hubungan darah, ayah dan ibumu sudah melindungi, menyayangi, dan memperl

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 299

    "Nenek!""Ibu!"Andini dan Kresna berteriak bersamaan. Namun, Ainun sudah tidak memberikan respons.Andini sangat panik. Dia buru-buru memekik, "Tabib! Cepat panggil tabib kediaman!"Andini meraih tangan Ainun dan menempelkan ke wajahnya yang sudah dipenuhi air mata. Dia berteriak dengan cemas, "Nenek, jangan menakuti Andin. Bangunlah. Lihat Andin lagi!"Namun, tidak peduli sekeras apa pun Andini dan Kresna berteriak, Ainun tetap tersenyum dan tidak bergerak.Tabib kediaman berada di luar. Begitu mendengar suara Andini dan Kresna, dia buru-buru masuk. Setelah memeriksa napas dan denyut nadi Ainun, dia menghela napas panjang dan berkata, "Tuan Kresna, Nona Andini, Nyonya Ainun sudah tiada ....""Nggak mungkin!" Kresna segera menyangkal, "Ibuku tadi sangat penuh energi!"Andini juga tidak percaya dan membantah, "Tabib jelas-jelas bilang Nenek masih bisa bertahan beberapa hari lagi. Ini baru berapa lama? Ini baru sebentar saja!"Tabib kediaman mengernyit. Dia menyatukan kedua tangannya di

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 300

    Putri yang Kresna besarkan selama 15 tahun.Kesedihan di dalam hati Kresna seketika makin dalam. Matanya sangat merah. Namun, di hadapan banyak orang, dia tetap bertahan sekuat tenaga.Kresna terus berjalan keluar sampai suara tangisan di belakang tidak terdengar lagi. Begitu tiba di tempat sunyi yang tidak ada lampu dan cahaya, dia akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. Kedua kakinya melemas hingga seluruh tubuhnya terjatuh ke tanah.Suara terisak keluar dari mulutnya, seakan-akan batu besar yang merobohkan bendungan. Luapan kesedihan yang tak tertahan akhirnya berubah menjadi tangisan memilukan.Sebelum matahari terbit, kabar kematian Ainun telah disebarkan ke semua kerabat. Rangga juga sudah mendapatkan kabar dan bergegas datang.Di dalam aula duka, kain putih tergantung tinggi.Abimana sedang menemani Kirana berlutut. Begitu melihat Rangga masuk memberi hormat dan membakar dupa, dia memberi hormat balasan. Namun, tatapan Rangga sedang menelusuri sekeliling aula duka.Abimana menger

Latest chapter

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 562

    Penjahat yang satu lagi adalah seorang duda tua di desa, bernama Dierja. Dia adalah orang yang dulu mengajari Anom berjudi.Lucunya, saat warga desa datang menghadapinya, Dierja masih berani menunjukkan kakinya yang terjepit perangkap hewan dan mengaku kalau itu akibat kecelakaan saat pergi mencari Ihatra dan ayahnya di hutan.Niatnya sebenarnya adalah untuk memeras keluarga Diah. Kalau gagal, setidaknya dia bisa mengemis sedikit uang dari kepala desa. Namun tak disangkanya, para warga langsung mengikatnya dan menyeretnya ke hadapan Surya.Mengenai kelanjutannya, Andini sendiri tidak tahu. Dia hanya tahu, keesokan paginya saat bangun tidur, Dierja sudah diseret dan dikirim ke kantor pemerintahan. Sementara itu, Anom sudah dibawa Surya ke ladang sejak pagi.Dulu, Endah selalu memanjakan anaknya dan tidak pernah membiarkan Anom menyentuh pekerjaan ladang. Namun hari ini, di bawah pengawasan langsung dari Surya, Anom dipaksa bekerja keras di bawah terik matahari selama empat jam penuh seb

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 561

    "Dasar nggak peka," ujar Endah tiba-tiba.Surya mengerutkan alis. "Apa maksudnya?"Barulah Endah menurunkan suaranya dan berkata, "Kaki kiri gadis itu terluka, kenapa kamu nggak langsung gendong saja?"Surya tidak merasa dirinya salah. Dia hanya menjawab dengan tenang, "Dia bilang bisa jalan, cukup minta aku bantu topang sedikit.""Itulah kenapa aku bilang kamu ini nggak peka!" Endah menggeleng tak berdaya, lalu menghela napas, "Dasar si Anom ... sampai melakukan hal seperti ini. Arjuna, tolong bantu aku kasih dia pelajaran, ya."Tatapan Arjuna seketika berubah dingin. "Takutnya Bibi nggak tega.""Nggak ada yang perlu ditakuti," Endah menghela napas panjang. "Kamu benar. Lebih baik aku lihat dia dihukum sekarang, daripada nanti harus memungut kepalanya di lapangan eksekusi.""Mm." Arjuna mengangguk ringan, menandakan bahwa dia menerima permintaan untuk mendidik Anom.Tak lama kemudian, rombongan mereka pun kembali ke halaman rumah berpagar bambu.Mereka melihat Anom sudah berlutut di t

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 560

    Andini benar-benar tidak punya tenaga untuk membuka jebakan hewan itu. Namun, setelah dia mengutak-atik sebentar, dia menyadari bahwa jebakan itu diikat dengan rantai besi tipis dan ujung rantainya terimpit di bawah sebuah batu besar.Dengan sisa tenaga yang dia punya, Andini berjuang keras menarik rantai itu keluar dari bawah batu dan akhirnya berhasil membawa jebakan yang masih menjepit kakinya. Dia pun terpincang-pincang keluar dari hutan.Meskipun tidak tahu persis arah jalan pulang, dia masih ingat dari mana dia datang tadi. Namun, sebelum berjalan jauh, dia justru melihat sosok seseorang berlari ke arahnya dari kejauhan.Sesaat, Andini merasa bimbang. Dia hampir mengira itu adalah Byakta. Dia terlalu merindukan Byakta.Namun, dia segera tersadar bahwa sosok yang dulu selalu menemani di saat terpuruk dan tak berdaya, tidak akan pernah kembali.Jadi, Andini langsung mengenali sosok yang datang itu, menepis perasaan duka dalam hatinya, memaksakan senyuman, dan berseru pelan, "Kak Ar

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 559

    Anom bersikeras. "Ma ... mana aku tahu dia ke mana!"Surya menatapnya dengan sorot mata yang semakin suram. "Bi Endah hanya tanya soal sup ayam, nggak pernah bilang hilangnya gadis itu ada hubungannya denganmu. Tapi, kamu langsung panik sendiri. Itu namanya mengaku sebelum ditanya."Mendengar itu, Anom semakin gelisah. "Aku nggak salah! Jangan fitnah aku! Aku nggak punya dendam sama dia, kenapa harus mencelakainya?"Justru karena sikapnya yang begitu, semakin terlihat bahwa dia memang merahasiakan sesuatu.Endah juga marah. Dia langsung mengambil sapu dari balik pintu dan menghajarnya tanpa ampun, "Dasar anak setan! Kau bawa gadis itu ke mana, cepat bilang!"Anom menjerit-jerit, berlari ke sana sini untuk menghindari amukan Endah. Namun, dia tetap saja bersikeras. "Aku nggak tahu! Aku benar-benar nggak tahu!"Tanpa sadar, dia berlari ke arah Surya yang langsung menangkapnya dan menekan tengkuknya ke tanah. Seketika, Anom tak bisa bergerak.Suara Surya rendah dan dingin, mengandung kema

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 558

    Dalam keadaan linglung, Andini teringat saat dulu dirinya ditangkap oleh Panji dan dibawa masuk ke gua.Waktu itu, dia juga berlari sekuat tenaga ke dalam hutan, hingga akhirnya tidak tahu sudah berapa lama dia terjebak di sana. Pada akhirnya, Rangga yang menggendongnya keluar dari hutan itu.Andini tak ingin mengulang nasib yang sama. Jadi, sambil terus berlari, dia juga memperhatikan keadaan di belakangnya. Melihat Anom masih belum menyerah mengejar, dia mulai panik.Malam kian larut. Hanya dalam waktu singkat setelah menerobos masuk ke hutan, Andini sudah tidak bisa melihat apa-apa saking gelapnya. Hal yang paling dia khawatirkan akhirnya terjadi.Krek! Suara tajam menggema. Kakinya terjepit jebakan hewan!"Anom! Jangan ke sini lagi!" teriak Andini panik. "Di sini banyak jebakan! Aku juga kena!"Mendengar itu, suara langkah kaki Anom pun terhenti. Mungkin karena teringat pada temannya yang juga cedera, Anom akhirnya memutuskan untuk tidak lanjut mengejar, lalu berbalik dan pergi.Di

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 557

    Tepat saat itu, terdengar suara samar-samar dari arah halaman.Andini tersentak, segera bangkit dan mengintip ke luar. Dia pun melihat bayangan seseorang yang mondar-mandir di halaman."Siapa di sana?""Aku."Suara itu terdengar cukup familier.Andini mencoba menebak, "Anom?""Benar!" sahut Anom, lalu berjalan ke depan pintu sambil berkata, "Ibuku masak sup ayam malam ini. Tapi gara-gara kejadian Bi Diah, jadi lupa. Tadi baru dipanaskan lagi, terus aku disuruh antar ke sini."Memang benar, Endah sering membuatkan sup ayam untuknya setiap beberapa hari sekali. Andini tidak terlalu curiga, jadi berkata, "Taruh saja di depan pintu, nanti aku ambil.""Baik!" Jawaban Anom cepat dan ringan.Tak lama kemudian, Andini melihat Anom keluar dari halaman. Dia bangkit, tertatih-tatih menuju pintu.Begitu membuka pintu, memang benar ada semangkuk sup ayam di atas lantai. Dia perlahan berjongkok, hendak mengambil mangkuk itu.Tepat saat itu, dari sudut halaman, tiba-tiba muncul bayangan. Sebelum Andi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 556

    Saat Surya kembali ke Desa Teluk Horta, matahari sudah terbenam. Dari kejauhan, dia langsung melihat halaman rumahnya dikerumuni oleh banyak orang.Hatinya langsung mencelos, tak tahu apa yang sedang terjadi. Seseorang melihatnya dan langsung berteriak, "Itu dia! Dia sudah kembali!"Semua orang pun serentak menoleh ke arah Surya.Begitu memasuki halaman, Surya langsung melihat Diah terbaring di tengah halaman. Di samping, Andini sedang berlutut.Terlihat dia memegang sebatang jarum sulam dan sedang menusukkannya ke tubuh Diah, yang matanya tampak sayu, antara sadar dan tidak."Ada apa ini?" Suara Surya terdengar dalam.Endah segera melangkah ke depan, menjelaskan, "Ihatra bertengkar sama ayahnya, terus kabur ke dalam hutan. Ayahnya takut terjadi apa-apa, jadi ikut masuk hutan juga.""Diah menunggu di rumah sampai langit hampir gelap. Dia panik dan langsung pingsan. Untungnya gadis ini menguasai ilmu medis. Baru dua tusukan jarum saja, Diah langsung siuman."Mendengar itu, tatapan Surya

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 555

    Melihat punggung Surya yang semakin menjauh, Endah hanya bisa menghela napas, lalu berbalik dan berkata kepada Andini, "Aku rebus dulu ayamnya, nanti aku balik lagi ke sini."Usai berkata begitu, dia pun pergi.Andini duduk di dalam rumah, memandangi punggung Endah yang perlahan menghilang. Dia juga melihat dengan jelas bahwa Anom belum pergi.Anak itu masih berdiri di tempatnya, menatap Andini dari balik jendela. Saat Andini memandang balik ke arahnya, Anom buru-buru mengalihkan pandangan dan berseru, "Bu, tunggu aku!"Setelah itu, dia pun berbalik dan pergi. Namun, sorot mata Anom tak luput dari pandangan Andini.Tatapan yang dilontarkan padanya mengandung kebencian. Perasaan itu terlalu familier bagi Andini. Dulu ketika Dianti diam-diam memandangnya, sorot mata itu sama persis.Dua jam kemudian, Surya akhirnya tiba di kota kecil. Dia menjual hasil buruannya ke rumah makan yang sudah akrab dengannya, lalu berkeliling sesaat dan masuk ke sebuah gang kecil. Kemudian, dia mendorong pint

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 554

    Keesokan hari saat Andini bangun, sosok Surya sudah tak terlihat. Sementara itu, Endah tengah sibuk di dapur.Dengan kaki yang masih pincang, Andini berjalan ke ambang pintu, menatap Endah dengan heran, "Bibi Endah, kok hari ini bangunnya pagi sekali?"Matahari bahkan belum sepenuhnya terbit!Endah menyiapkan air untuk Andini mencuci muka, lalu menjawab, "Arjuna sudah pergi ke gunung sejak fajar bersama Anom. Aku hari ini nggak ada pekerjaan di ladang, jadi mampir ke sini untuk bantu-bantu sebentar."Saat berbicara, sudut bibir Endah menyiratkan senyuman kecil.Mengingat kejadian kemarin, Andini pun merasa perlu meminta maaf. "Maaf ya, Bi Endah. Kemarin aku asal bicara cuma untuk menakut-nakuti Anom."Endah buru-buru mengangguk. "Iya, aku tahu. Anak bandel itu memang perlu ditakut-takuti! Setelah pulang kemarin, dia nangis-nangis sambil janji nggak akan berjudi lagi.""Pagi ini juga semangat banget bangunnya. Kalau dia bisa meninggalkan kebiasaan buruk itu, lalu ikut Arjuna berburu, it

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status