Share

Bab 191

Author: Zaina Aulia
Mendengar perkataan Abimana, Andini mendengus dan menanggapi, "Kalau ini dianggap salah, itu berarti 3 tahun yang lalu kalian juga salah."

Semua orang di aula tertegun. Kirana yang terpukul tidak bisa berdiri dengan stabil. Dia mundur beberapa langkah dan berucap, "Kamu ...."

Andini melirik Kirana sekilas dan tidak bersuara. Kirana menyeka air matanya, lalu berujar, "Aku tahu kamu masih menyalahkan kami! Tapi Andin, masalahnya berbeda. Dulu kejadiannya mendadak dan nggak disengaja!"

Kirana melanjutkan, "Tapi, hari ini kamu berencana mencelakai Dian! Kedua masalah ini nggak bisa disamakan!"

Andini tertawa dan menimpali, "Aku berencana mencelakai Dianti? Bagus!"

Abimana bertanya, "Apa itu salah? Apa kamu berani bilang kamu nggak mendapatkan perintah dari Putri untuk menghasut Dian masuk ke istana?"

"Aku memang mendapatkan perintah dari Putri untuk membawa Dianti masuk ke istana," sahut Andini dengan lantang. Dia tidak merasa bersalah sedikit pun.

Andini tidak melihat orang-orang di aula
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 192

    Baju Ainun kelonggaran. Dia yang bungkuk terlihat sangat lemah. Namun, Ainun tetap berusaha menghampiri Andini dan menepuk punggungnya.Ainun menghibur, "Tenang saja. Selama ada Nenek, nggak ada yang berani sakiti kamu."Ucapan Ainun ditujukan kepada Kresna. Sudah jelas dia berniat memperingatkan Kresna. Sebenarnya, Andini tidak takut sedikit pun. Apa hukuman Keluarga Adipati lebih menyiksa daripada hukuman cambuk di penatu istana dan kurungan Baskoro?Biarpun Kresna menyuruh orang untuk menghajar Andini sampai sekarat, Andini juga tidak akan tunduk. Dia juga tidak peduli jika mereka menghajarnya sampai mati!Namun, ucapan Ainun membuat Andini berlinang air mata. Andini berusaha menahan emosinya dan bertanya dengan lirih, "Nenek kurang sehat, kenapa Nenek keluar?"Meskipun suara Andini sangat kecil, Abimana bisa mendengarnya. Hati Abimana terasa sakit. Dia merasa Andini memendam kesedihan yang mendalam.Akan tetapi, atas dasar apa Andini merasa sedih? Hari ini Andini memang berbuat sal

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 193

    Semua orang di aula terdiam sesudah Andini melontarkan perkataannya. Selain suara tangisan Dianti yang masih terdengar, orang lain tidak tahu harus berkata apa.Ainun memandangi Andini sejenak. Akhirnya, dia mendesah dan berucap, "Andin, jangan bersedih .... Tapi Andin, jelas-jelas kamu tahu Putri berniat mencelakai Dian, tapi kamu menghasut Dian pergi ke pesta. Kamu memang salah, apa kamu mengakuinya?"Sebelum Andini bicara, Kresna berkata, "Bu, Andini memang keras kepala. Nggak masalah kalau dia nggak mau mengakuinya. Ibu nggak usah marah kepadanya."Kresna khawatir Ainun akan tumbang karena kesal kepada Andini. Namun, mana mungkin Andini tega membuat Ainun kesal?Andini mengangguk dan menyahut, "Aku mengakuinya."Mendengar ucapan Andini, Kresna dan Abimana kaget. Padahal tadi Andini masih begitu keras kepala. Kenapa sekarang sikap Andini tiba-tiba berubah?Ainun berujar, "Kalau begitu, Nenek hukum kamu nggak boleh keluar selama 1 bulan untuk introspeksi diri. Bagaimana menurutmu?"A

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 194

    Ainun memandang Abimana dan lainnya, lalu menatap Kresna dan melanjutkan, "Kamu bilang aku pilih kasih, tapi bagaimana dengan kalian? Kalian jauh lebih parah! Kalau aku nggak membela Andin, apa dia masih bisa hidup di Kediaman Adipati?"Ainun mengembuskan napas dan berjalan ke luar sembari meneruskan, "Semua orang punya hati. Biarpun bukan anak kandung, kalian sudah membesarkannya selama bertahun-tahun. Apa kalian nggak merasa kasihan padanya?"Kresna dan lainnya terdiam di tempat. Mereka memandangi sosok Ainun yang menjauh. Setelah Ainun menghilang dari pandangan mereka, Kresna baru bertanya, "Siapa yang memberi tahu masalah hari ini kepada Ibu?"Abimana tidak bicara. Ekspresinya sangat muram. Dia masih memikirkan tampang Andini saat memanggilnya "kakak" tadi.Kirana juga tidak tahu. Hanya Dianti yang melihat mereka dan menyahut, "Mungkin ... pelayanku yang membocorkan masalah ini waktu ambil obat dari tabib kediaman."Bagaimanapun, pelayan Ainun mencari tabib kediaman 3 kali sehari.

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 195

    Malam ini, Andini bermimpi dirinya kembali ke kejadian 3 tahun yang lalu ketika Dianti memecahkan mangkuk. Rangga dan Abimana berdiri di depan Putri yang sedang marah-marah.Saat Andini merasa tersentuh, dia baru menyadari Rangga dan Abimana melindungi Dianti, bukan dia. Akhirnya, Andini tetap dibawa ke penatu istana dan ditindas para pelayan.Andini terbangun. Dia menghela napas dan keringat membasahi dahinya. Jantung Andini berdegup kencang. Bagi Andini, penatu istana sama saja seperti neraka.Laras yang mendengar suara berjalan masuk. Melihat Andini menghela napas, Laras bertanya dengan ekspresi khawatir, "Nona Andini mimpi buruk, ya?"Andini menarik napas dalam-dalam, lalu menggeleng dan menyahut, "Nggak apa-apa."Andini merasa pasti semua kejadian yang terjadi tadi pagi membuatnya merasa tidak rela. Jadi, dia baru bermimpi buruk. Bahkan di dalam mimpi, Rangga dan Abimana tidak melindungi Andini.Andini tersenyum getir dan menggeleng. Dia memandang ke luar jendela dan melihat langi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 196

    Usus sapi yang dimasak Byakta sebelumnya tidak enak dimakan. Jadi, dia menghabiskan uang untuk mempelajarinya. Siapa sangka, usus sapi tidak gampang dimasak.Setelah berhasil mempelajarinya, Byakta segera membeli usus sapi dan memasaknya. Dia berpikir usus sapi tidak enak dimakan lagi jika dingin. Jadi, dia mengantarkannya kepada Andini selagi hangat.Namun, Byakta baru tersadar sesudah mengetuk jendela kamar Andini. Bisa-bisanya dia mendatangi paviliun Andini saat subuh! Bahkan, dia melompat dari tembok demi mengantar usus sapi untuk Andini.Wajah Byakta merah padam. Dia merasa dirinya terlalu gegabah. Akan tetapi, dia juga merasa bimbang untuk pergi. Byakta yang biasanya sangat garang terlihat canggung sekarang.Tentu saja, Andini tidak menyangka ternyata Byakta datang untuk mengantar usus sapi. Jelas-jelas, kemarin Andini tidak terlalu serius. Bahkan, sekarang dia sudah melupakannya. Tidak disangka, Byakta benar-benar mengantar usus sapi untuk Andini.Melihat wajah Byakta yang merah

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 197

    Andini kaget, ternyata Byakta tertangkap basah! Laras memberikan kotak makanan kepada Andini dan berujar, "Nona, jangan khawatir. Hamba lihat kondisinya dulu."Selesai bicara, Laras bergegas keluar. Setelah beberapa saat, Laras baru kembali dan melapor, "Nona, para penjaga memang melihat Wakil Jenderal Byakta! Tapi, Nona nggak usah khawatir. Wakil Jenderal Byakta berlari dengan cepat sehingga dia nggak tertangkap."Andini baru merasa lega sesudah mendengar laporan Laras. Dia pasti bersalah jika reputasi Byakta rusak karenanya. Siapa sangka, pintu masuk Paviliun Ayana dibuka dalam waktu kurang dari 1 jam.Abimana yang datang. Kebetulan, Andini baru selesai sarapan. Ekspresi Andini langsung menjadi masam begitu melihat Abimana.Andini mengingatkan, "Nenek menghukumku introspeksi diri di Paviliun Ayana. Itu berarti dia berharap nggak ada yang menggangguku. Untuk apa Tuan Abimana datang ke paviliunku pagi-pagi begini?"Andini mengisyaratkan dirinya tidak menyambut kedatangan Abimana. Semen

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 198

    Setelah memikirkan hal ini, amarah Abimana makin memuncak. Dia berpesan, "Bagaimanapun, sebagai seorang wanita, kamu harus memperhatikan reputasimu. Kamu dan Dian masih belum menikah. Kalau ada rumor tersebar, nggak bagus untukmu dan Dian."Jika orang lain tahu Andini bertemu seorang pria di kamarnya saat malam, mereka pasti akan menganggap Andini dan putri Keluarga Adipati bukan wanita baik-baik. Nantinya, reputasi Dianti juga akan rusak karena Andini.Akhirnya, Andini memahami maksud Abimana. Dia mencibir, lalu menimpali, "Sudah kuduga, Tuan Abimana menyuruh orang untuk menculikku dan memberiku obat. Kenapa Tuan Abimana tiba-tiba memperhatikan reputasiku? Ternyata demi Dianti."Abimana terdiam, dia teringat perbuatannya yang keterlaluan. Abimana membalas, "Hari ini aku datang bukan untuk bertengkar denganmu. Pokoknya Nenek menghukum kamu introspeksi diri, bukan membiarkanmu bertemu pria lain di kediaman. Jaga sikapmu."Itu berarti Abimana yakin Andini memang bersalah. Selesai bicara,

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 199

    Ketika Abimana sampai di markas militer, Byakta sedang melaporkan urusan kemiliteran kepada Rangga di ruang kerja.Pintu ruang kerja ditendang dan Abimana berjalan masuk. Dia langsung meninju wajah Byakta. Untung saja, respons Byakta cepat. Dia mundur dan berhasil menghindari tinjuan Abimana.Namun, Abimana tidak menyerah. Dia menendang Byakta. Sementara itu, Byakta tetap berhasil menghindar. Hanya saja, Abimana lanjut menyerang Byakta.Rangga mengernyit. Dia melompati meja, lalu menghalangi Abimana yang hendak meninju wajah Byakta. Rangga menegur, "Kamu gila, ya?"Abimana menepis tangan Rangga. Dia menatap Byakta seraya memarahi, "Kamu tanya dia apa yang sudah dia lakukan!"Rangga memandang Byakta dengan ekspresi bingung. Byakta berkata dengan tenang, "Aku nggak paham maksud Tuan Abimana."Byakta hanya mengantar makanan untuk Andini, kenapa Abimana mengamuk? Melihat ekspresi Byakta, Abimana ingin meninjunya lagi. Dia berujar, "Pagi ini kamu melompat dari tembok paviliun Andin, penjaga

Latest chapter

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 554

    Keesokan hari saat Andini bangun, sosok Surya sudah tak terlihat. Sementara itu, Endah tengah sibuk di dapur.Dengan kaki yang masih pincang, Andini berjalan ke ambang pintu, menatap Endah dengan heran, "Bibi Endah, kok hari ini bangunnya pagi sekali?"Matahari bahkan belum sepenuhnya terbit!Endah menyiapkan air untuk Andini mencuci muka, lalu menjawab, "Arjuna sudah pergi ke gunung sejak fajar bersama Anom. Aku hari ini nggak ada pekerjaan di ladang, jadi mampir ke sini untuk bantu-bantu sebentar."Saat berbicara, sudut bibir Endah menyiratkan senyuman kecil.Mengingat kejadian kemarin, Andini pun merasa perlu meminta maaf. "Maaf ya, Bi Endah. Kemarin aku asal bicara cuma untuk menakut-nakuti Anom."Endah buru-buru mengangguk. "Iya, aku tahu. Anak bandel itu memang perlu ditakut-takuti! Setelah pulang kemarin, dia nangis-nangis sambil janji nggak akan berjudi lagi.""Pagi ini juga semangat banget bangunnya. Kalau dia bisa meninggalkan kebiasaan buruk itu, lalu ikut Arjuna berburu, it

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 553

    Rangga pernah menculik Andini dan akhirnya membuat Andini terjatuh ke Sungai Mentari. Dendam itu masih terus disimpan Laras di dalam hati sampai sekarang.Meskipun statusnya hanyalah seorang pelayan biasa dan tak bisa berbuat apa-apa pada Rangga, jangan harap dia bersedia mengikuti Rangga!Selesai bicara, Laras pun membalikkan badan dan melangkah ke arah Kalingga. Kalingga masih tidak mengatakan apa-apa. Setelah mendengar kata-kata Laras barusan, seulas senyuman tipis tidak bisa disembunyikan dari wajahnya.Senyuman ringan itu, sekalipun sangat tipis, tetap menyakitkan mata Rangga. Dia tidak mengerti. Kenapa Andini tidak mau bersamanya, bahkan pelayannya pun menolaknya?Rangga sontak melangkah maju, hendak menarik tangan Laras. Namun, baru satu langkah diambil, terdengar suara Kalingga yang datar. "Rangga."Hanya satu panggilan pelan, tetapi makna ancamannya sangat jelas. Apabila Rangga benar-benar menahan Laras, Kalingga pasti akan bertindak.Rangga pun berhenti. Aura yang dipancarkan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 552

    Jabal mencari tiga kuda terbaik dari kediaman dan berangkat malam itu juga menuju lokasi yang berjarak lebih dari 50 kilometer.Perjalanan tidak sepenuhnya mulus. Mayat perempuan itu ditemukan di sebuah desa kecil. Ketika mereka tiba, matahari sudah bersinar terik.Di luar desa, anak buah mereka sudah menunggu. Begitu turun dari kuda, Kalingga segera masuk ke desa. "Di mana?""Masih di tepi sungai," kata anak buah itu sambil menurunkan suaranya. "Jenderal Rangga juga ada di sana."Mendengar itu, Kalingga sempat tercengang sejenak. Dia mengikuti arah yang ditunjuk. Benar saja, di tepi sungai tak jauh dari sana, terlihat Rangga sedang membuka kain putih penutup mayat. Wajahnya memperlihatkan ekspresi jijik.Melihat itu, Kalingga merasa lega. Dari ekspresi Rangga, seharusnya itu bukan Andini. Namun, detik berikutnya, hatinya kembali diliputi amarah. Informasi itu datang dari bawahannya sendiri, kenapa Rangga bisa lebih dulu sampai di sini?Di belakang, Laras yang melihat mayat tertutup ka

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 551

    Tingkah mereka yang berpura-pura mabuk tadi memang tak terlihat mencurigakan. Namun, akting setelah mereka "sadar" barusan sungguh buruk. Beberapa dari mereka bahkan langsung terbangun, padahal tidak disiram.Andini mengernyit pelan saat memikirkan hal ini, lalu secara refleks menoleh ke arah jendela. Di sana, dia melihat sosok tinggi besar itu berjalan ke arah barat, menuju ke bawah atap.Dia tak ingin berpikiran buruk tentang orang lain, tetapi saat itu di halaman hanya ada dia seorang yang bukan dari kalangan mereka. Mereka semua pura-pura mabuk, jelas-jelas untuk diperlihatkan kepadanya.Kenapa? Sedang mengujinya? Apakah karena sebelumnya dia secara tidak sengaja menunjukkan sedikit kemampuan bela dirinya?Namun, jika Surya hanya pemburu biasa, bagaimana mungkin dia bisa terpikir menggunakan cara semacam ini? Jangan-jangan identitasnya pun tidak sesederhana itu?Begitu benih kecurigaan tertanam, hal itu mulai tumbuh liar dalam hati. Andini berusaha keras mengingat semua kejadian se

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 550

    Andini sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi di belakangnya. Begitu keluar dari pagar bambu, kaki kirinya terasa sakit lagi. Langkahnya semakin pincang. Sebelum berjalan jauh, dia sudah mulai memanggil, "Bi Endah! Bi Endah!"Dia sama sekali tidak tahu, sebelum dia membuka mulut, sebilah belati nyaris menyentuh leher putihnya dari belakang, hanya sedikit lagi sudah akan menggorok tenggorokannya.Namun, saat dia memanggil nama Endah, belati itu tiba-tiba ditarik mundur, lalu pemiliknya buru-buru kembali ke dalam halaman.Tak lama kemudian, lampu di rumah Endah kembali menyala. Wanita itu bertanya, "Ada apa? Ada apa ini?"Andini memandang Endah dengan wajah penuh rasa bersalah. "Kak Arjuna dan teman-temannya mabuk semua, mereka tidur di luar. Aku khawatir mereka masuk angin kalau tidur di luar. Bisa Bibi bantu aku?"Di dalam pagar, para pria yang mendengarnya saling melirik, masing-masing mulai merasa bersalah."Aduh, ya sudah, aku ke sana sekarang!" sahut Endah cepat-cepat. Tak la

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 549

    Kata "orang kasar" benar-benar mewujud saat ini. Andini sempat terpaku menatap mereka.Surya membelakangi Andini, tentu saja tidak menyadarinya. Namun, pria yang duduk di depannya melihat tatapan Andini, lalu melirik ke arah Surya dan mengangkat dagunya sedikit.Surya pun menoleh. Ketika melihat Andini sedang tersenyum sendiri ke arah mereka, Surya seperti baru menyadari sesuatu. Dia mendorong pria di sampingnya. "Tenang sedikit."Baru saat itu, rombongan pria itu menyadari bahwa masih ada seorang perempuan di sini. Mereka buru-buru minta maaf."Maaf ya, Nona. Kami ini orang-orang kasar, mulut kami kadang suka seenaknya!""Iya, Nona. Kalau tadi ada kata-kata yang nggak enak didengar, anggap saja kami cuma kentut!""Kamu yang kentutnya paling bau, hahahaha!""Sialan kamu!"Suasana kembali ceria, penuh tawa dan canda. Andini memandangi para pria itu. Meskipun kasar dan berisik, kehangatan dan keharmonisan ini adalah sesuatu yang belum pernah dia lihat sebelumnya.Andini pun tersenyum lem

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 548

    Surya pertama kali turun ke medan perang saat usianya baru enam belas tahun.Sebagai seorang pangeran, ibunya tidak memiliki latar belakang yang kuat. Dia tahu dalam perebutan takhta, dirinya tak mungkin bisa menyaingi para kakaknya. Jika terus tinggal di ibu kota, mungkin suatu hari nanti dia akan menjadi mangsa di tangan orang lain.Karena itu, dia mengajukan diri untuk menjadi prajurit garis depan di bawah komando jenderal besar saat itu.Tahun itu, suku Tru sering mengganggu perbatasan. Rakyat Negara Darsa sangat menderita karena kekacauan itu.Dia memacu kuda di barisan paling depan, menyerbu ke medan perang. Pedang besarnya berayun liar. Saat bilah tajam itu menebas tubuh musuh, dia bahkan bisa mendengar jelas suara tulang yang terbelah.Darah hangat memercik ke wajahnya, dunia seolah-olah berubah merah seketika. Dia mendengar detak jantungnya sendiri begitu keras, tetapi tak bisa membedakan apakah itu karena takut atau justru karena gairah.Di medan perang yang kejam, di mana hi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 547

    Sambil bicara, Surya menoleh ke arah para pria kekar di belakang Anom, lalu berkata, "Kalian lakukan sendiri. Di sana ada kapak dan parang."Setelah itu, dia pun berbalik dan berjalan ke samping. Beberapa pria itu langsung maju dan menangkap Anom.Anom ketakutan setengah mati, berteriak dan menangis sambil terus memohon ampun. Namun, kekuatan para pria itu terlalu besar. Tangan Anom ditarik dan ditekan ke tanah.Kapak pun diangkat tinggi-tinggi, memantulkan kilatan dingin cahaya, lalu dihantamkan dengan keras."Argh!" Anom menjerit. Bagian selangkangannya langsung terasa hangat, seluruh tubuhnya jatuh lemas ke tanah. Namun ... ternyata tangannya masih utuh.Salah satu pria berkata dengan dingin, "Kalau masih berani ulangi lagi, kami nggak akan biarkan begitu mudah!"Pria lain mengeluarkan kantong uang dari balik bajunya dan menyerahkannya kepada Surya. "Ini, Kak.""Terima kasih. Kalian makan saja dulu sebelum pergi," ucap Surya."Siap! Nanti teman kita akan bawa daging dan arak ke sini

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 546

    Endah masih terus menangis. Surya tidak tahu harus bagaimana menenangkannya. Meskipun sosoknya besar dan kekar, dia justru tampak kewalahan saat berdiri di samping Endah.Akhirnya, Andini yang menenangkan Endah untuk beberapa saat. Suasana hati Endah pun membaik. Melihat waktu sudah tidak pagi lagi dan dia masih harus turun ke ladang, Endah pun tidak berlama-lama di situ.Setelah mengantar Endah pergi, Surya menuju ke sisi barat halaman dan mulai sibuk bekerja. Dia berencana membangun atap untuk berteduh. Soalnya kalau hujan turun, dia tidak punya tempat untuk tidur.Melihat Surya sesibuk seperti itu, Andini akhirnya tak tahan untuk bertanya, "Kak Arjuna, kamu benar-benar percaya kalau Anom ambil uang itu buat bayar utang?"Uang itu bukan hasil kerja Andini, jadi dia merasa tidak berhak ikut campur. Namun, dia juga tidak tega melihat penyelamatnya ditipu.Tangan Surya tak berhenti bekerja, suaranya terdengar dalam dan tenang. "Dia pergi judi."Mendengar itu, Andini terkejut. "Kalau beg

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status