Share

Bab 7 Masuk TK

Penulis: Hanafa
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-01 21:47:45

Tidak terasa waktu cepat sekali berlalu. Naya sekarang sudah berusia 5 tahun. Sejak hampir setahun aku pisah dengan suami. Akhirnya aku memberikan dia kesempatan sekali lagi. Ya kami rujuk dan akhirnya pindah kontrakan di daerah SU*****i. 

Tadinya mau aku masukkan Naya langsung SD karena sudah fasih membaca juga. Tapi ternyata umur Naya belum cukup untuk masuk SD. Ya umurnya baru 5 tahun. Mau tidak mau saya memasukkannya lagi ke sebuah TK. Semenjak masuk TK tidak sekalipun aku meninggalkan Naya pulang. Selalu aku yang mengantarkannya dan menungguinya di sekolah sampai pulang walau repot membawa Raihan. Kenapa Raihan tidak bersekolah? Karena Raihan anak berkebutuhan khusus apalagi belum bisa bicara dan masih menjalankan terapi saat itu. Tadinya mau aku masukkan SLB. Tapi banyak yang melarang. Karena Raihan normal kok. Dia tanggap dan mendengar kalau kita menyuruhnya. Dia  mengerti dan bisa melakukannya. Ditakutkan kalau masuk SLB dia malah makin tidak mau belajar bicara. Alhasil saya memasukkannya ke TK umum jg.

Saat istirahat tiba. Teman-temannya asyik bermain di pekarangan depan dengan berbagai mainan. Kemanakah si Naya? Dengan panik semua temannya aku tanya. 

" Ji, Liat naya?"

"Tadi aku melihat Naya main di belakang sekolah bunda."

"Oh ya makasih ya nak."

Ngapain Naya di belakang sekolah sedangkan teman-temannya asyik bermain di depan.

Dan benar saja aku melihat dia di bawah pohon nangka. Seperti sedang berbicara sendiri. Seperti layaknya berbicara dengan seseorang.

"Naya , kamu ngapain di situ nak? Sendirian lagi. Yuk main di depan saja nanti bel masuk berbunyi. Naya tidak mendengar."

"Bunda. Bunda liat tidak ini temanku. Cantikkan bunda." Sambil menunjuk ke arah pohon itu.

Yah ada sesosok anak perempuan cantik di situ. Tapi saat itu aku berpura-pura tidak melihatnya. Karena aku kurang suka kalau Naya bersikap seperti itu di tempat umum. Aku takut orang-orang bahkan teman-temannya menganggapnya aneh.

"Tidak nak. Bunda tidak melihat siapa-siapa. Malah yang bunda lihat itu Naya sedang berbicara sendiri. Udah yuk kita ke depan aja yuk . Nanti bel berbunyi Naya tidak mendengar." Bujukku.

"Ah masa bunda tidak melihatnya sih. Ini loh bunda di depan aku."

"Udah yuk nak kita ke depan aja. Bunda ga liat." Sambil menarik tangan Naya agar mau bermain di depan.

🌿🌿🌿

Singkat cerita.

🌿🌿🌿

Keesokannya saat aku dan salah satu orang tua murid keluar sebentar. Aku pikir Naya aman karena sudah masuk kelas. Dan saat aku Kembali di waktu istirahat.

Ada salah satu temannya berkata kepadaku.

"Bunda Naya tadi Naya di kelas aneh deh masa ngomong sendiri. Bakalan mah di rak buku tadi ga ada orang tuh.ih Naya aneh bikin kita takut."Ejek salah satu temannya.

Melihat temannya mengadu seperti itu kepadaku. Naya sangat marah.

"Aku tidak ngomong sendiri. Aku berbicara dengan temanku. Anak perempuan cantik aku memanggilnya si cantik. Tadi dia ada di depanku masa kalian tidak melihatnya!" Belanya sudah hampir menangis.

"Engga tuh kita ga liat. ih Naya kamu aneh deh. Naya aneh.. Naya aneh." Ejekan teman-temannya ujungnya membuat putri kecilku tidak bisa membendung rasa tangisnya.

"Aku ga aneh. Kalian yang aneh. Masa tidak melihatnya!  Hu..hu..hu.Bundaa."  Sambil memelukku dia menangis.

"Naya mah aneh banget sih. Mana udah pake sepatu aneh kayak begitu. Eh sekarang suka ngomong sendiri hahaha." Ledek salah satu temannya. 

Melihat anakku menangis. Spontan saja kesabaranku habis.

"Ngomong tolong di jaga kamu ya nak. Kaki Naya sedang sakit makanya dia pakai sepatu seperti ini! Kalian masih bersyukur punya kaki sehat jadi tidak merasakan sakit seperti Naya. Dengan memakai sepatu berat seperti ini apa kalian kuat ! Apa kalian bisa tahan kakinya di tarik-tarik dan kalian bisa tahan kesakitan saat terapi. Dan itu yang dirasakan Naya. Jangan mencela kekurangan fisik orang lain. Harusnya saat kalian melihat orang ada kekurangan fisik. Kalian bantu, kalian rangkul. Bukan diejek kayak gini! Jangan bikin mental orang down. Mengerti kalian! Harusnya kalian bersyukur punya kaki normal bisa berjalan normal tidak seperti Naya yang kakinya sakit !" Tak terasa airmataku sudah menetes.

Saat aku berbicara seperti itu teman-temannya hanya menunduk. Dan ibu- ibu mereka menghampiri kami. Dan alhamdullilah mereka mengerti dan menyuruh anak-anak mereka minta maaf kepada Naya.

Setelah kejadian itu Naya berubah drastis yang tadinya dia anak yang ceria, periang, banyak bicara, murah senyum sekarang menjadi anak yang pemurung dan pendiam. Dia jarang lagi bermain bersama dengan teman-temannya di sekolah. Saat istirahat dia lebih suka bermain hanya berdua dengan Raihan adiknya daripada berbaur dengan teman-temannya.

Bahkan sepatu khususnya sudah tidak mau dia pakai lagi. Katanya saat itu dia malu takut diejek teman-temannya lagi nanti bila masih memakai sepatu itu.

Hari-hari berlalu Naya masih menjadi sosok yang pendiam. Walau awalnya sangat ramah, pandai bergaul, periang. Yah sejak kejadian itu percaya dirinya jadi hilang. Cuma saja dia bukan sosok anak yang pendendam. Bila ada teman yang tidak membawa alat tulis, bahkan pensil warna. Naya dengan senang hati meminjamkannya. Begitu juga dengan makanan dia senang berbagi kalau melihat temannya lupa membawa bekal. Dan akhirnya temannya pun kembali bersikap baik kepadanya.

Walau begitu. Itu semua tidak dapat mengembalikan keceriaanya seperti dulu. Iya, Naya menjadi anak yang pendiam. Berbicara pun dia sangat irit, seperlunya saja.

Hingga saatnya ada seorang temannya yang saat itu akhirnya menjadi sahabatnya selama sekolah di TK itu.

"Naya aku punya roti 2 kamu mau ga?" Kata anak itu menghampiri putriku yang sedang main ayunan sendirian."

Sedang aku memperhatikannya dari jauh. Sambil sesekali menjaga Raihan. Aku mengajarkan Naya agar dia bisa menghadapi masalahnya sendiri.

"Ini ambil aku satu kamu satu." Sambil memberikan roti kepada Naya.

Dan anakku menerimanya.

"Ayo dibuka rotinya. Kita makan bareng. Cyntia suka roti strawbery. Kalau Naya suka roti apa?"

Anak itu membuka pembicaraan karena Naya hanya kebanyakan diam.

"Aku juga suka strawbery tapi aku lebih suka roti srikaya dan coklat."

"Nah gitu dong. Akhirnya kamu ada suaranya. Aku kan mau dengar suaramu Naya. Jangan diam saja. Yuk kita main. Habis makan roti kita bermain bersama ya."

"Iya".

Di sela-sela saat mereka bermain. Putriku bertanya kepada temannya.

"Cyn, mang kamu ga kenapa-kenapa berteman dengan aku yang kata teman-teman yang lain. Aku anak yang aneh. Mang boleh sama mamamu, kamu bermain denganku." Katanya sambil menunduk.

"Boleh. Kamu kan anak baik Naya. Kenapa aku tidak boleh bermain denganmu. Malah saat aku ijin kepada mamaku. Mamaku tersenyum senang berarti kan boleh."

"Beneran cyntia."

"Iya bener."

"Kamu ga bohong kan?"  Tanya anakku sumringah.

"Engga, aku ga bohong."

"Berarti kita sekarang beneran berteman kan."

"Engga ah." Ledeknya

"Loh katanya tadi kita berteman." Kata putriku sambil menunduk.

"Iya kita bukan hanya berteman tapi juga bersahabat." Sambil berpelukan lompat-lompatan mereka kegirangan.

Begitulah hari-hari Naya di sekolah selalu bersama-sama dengan cyntia. Kemanapun mereka pergi selalu bersama-sama. Duduk bareng, bermain bareng, bahkan saat istirahat pun selalu bersama. Cuma saat perpisahan TK Naya tidak bisa ikut karena sakit.

Dan saat masuk SD. Naya harus berpisah dari Cyntia karena mereka masuk SD yang berbeda.

Bab terkait

  • Putri Istimewaku   Bab 8 Masuk SD

    Tidak terasa putri istimewaku sudah berumur 6,4 tahun. Aku agak pesimis tadinya apakah dia bisa masuk SD Negeri dengan umurnya yang masih kurang saat itu. Yang belum genap berumur 7 tahun. Saat tes masuk SD. Naya sangat santai. Dia meyakinkanku bahwa aku putri bunda akan di terima di SD Negeri. Aku senyum-senyum saja saat itu sambil mengucapkan bismillah ya nak.Saat nama Naya di panggil untuk tes. Dag dig dug rasanya. Putriku yang mau di tes tapi aku yang resahnya bukan main. Sampai bolak balik ke kamar mandi.Setelah di tes. Salah satu guru di sekolah tersebut mengumumkan bahwa hasil tes akan diumumkan esok hari. Masya allah makin dag dig duglah hatiku.🌾🌾🌾Keesokan harinya.🌾🌾🌾Hari ini adalah hari pengumuman Naya masuk SD Negeri. Dan pengumumannya terpampang di sebuah papan mading di sekolah itu. Aku sudah resah melihat kertas pertama tidak ada nama Naya. Tp setelah kertas berikutnya aku lihat."Alhamdullilah ya Allah. Alhamdul

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-01
  • Putri Istimewaku   Bab 9

    Tidak lama les pun di mulai. Alhamdullilah hari itu berjalan lancar lesnya. Dan akhirnya les selesai. Murid-murid yang mengikuti les hari itu diperbolehkan pulang.Sepanjang perjalanan pulang ke rumah. Kami berjalan kaki. Naya antusias sekali menceritakan sosok anak itu. Naya bilang."Bunda, temanku tadi cantik sekali bukan? Tapi meninggalnya mengenaskan. Dia kecelakaan saat pulang sekolah. Kasian kan bunda. Mana dulu kalau sekolah dia tidak pernah di antar orang tuanya. Beda dengan Naya yang selalu didampingi bunda." Jelasnya.Mendengar dia bercerita sepanjang perjalanan kami ke rumah. Aku agak khawatir kenapa semakin besar bukannya hilang malah makin menjadi kelebihannya melihat makhluk tak kasat mata itu."Naya, Naya sekarang sudah SD kan nak. Bisa tidak kalau ada sosok-sosok seperti itu Naya abaikan saja. Pura-pura tidak melihat nak. Nanti orang awam yang tidak tahu kelebihan Naya. Nanti Naya dibilang aneh lagi. Naya paham maksud bunda kan." Kat

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-05
  • Putri Istimewaku   Bab 10

    Saat sedang ngerumpi dengan emak-emak. Naya menghampiriku dengan ekspresi sedih. Saat itu Naya sedang pelajaran olahraga lompat jauh."Huhuhu...bunda." katanya manja dengan ekspresi sedih sambil memelukku.Saat itu aku pikir ada yang menakalinya."Loh anak cantik bunda. Kenapa mewek? Memang sudah selesai pelajaran olahraganya. Kok Naya ke bunda. Ayo balik sana nanti di omelin pak guru. Kan belum waktunya istirahat.""Pak guru jahat bunda. Aku ga boleh ikutan lompat. Huhuhu." Jawabnya sambil menangis."Kenapa ga boleh ikutan lompat. Apa tadi Naya nakal. Jadi dapat hukuman dari Pak Guru." Tanyaku penasaran."Engga..Naya ga nakal. Kata Pak Guru takut kaki Naya sakit kalau ikutan lompat. Tapi Naya mau coba bun huhu." Terangnya sambil tidak berhenti menangis."Hmm.. berarti pak guru sayang sama Naya. Takut kalau nanti Naya ikutan pelajaran itu takutnya nanti kakinya sakit.""Terus nanti kalau Naya ga ikutan lompat. Ga dapat nilai do

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-06
  • Putri Istimewaku   Bab 11

    Hingga pada suatu saat, saat Naya pulang sekolahAssalamualaikummm. Bundaaaa cepat buka pintunyaaaa!! Bundaaaa....bundaaa cepat buka pintunyaa. Naya takuttt.""Walaikumsalam." Jawabku sambil membuka pintu."Loh. Nak kamu kenapa?! Kok ngos-ngosan gitu. Jangan lari-lari kaki Naya nanti sakit lagi."Sambil menutup pintu."Ituuu bundaa..ituuu." Jawabnya dengan napas yang tersengal-sengal.🌾🌾🌾"Ada apa sih nak? Kok lari-larian gitu. Kaki Naya baru saja sembuh kan?""Itu bunda..itu.""Ya sudah kakak minum dulu. Jangan lupa baca doa. Nanti setelah minum baru cerita sama bunda."Sambil putriku meneguk air putih di gelas yang tadi ku berikan."Nah sekarang kalau kakak sudah tenang baru cerita sama bunda. Kenapa kakak tadi lari-lari kayak ketakutan gitu?" Tanyaku."Itu.." sambil napas yang masih tersengal-sengal."Bunda tahu gudang sekolah kan?""Iya tahu. Kenapa nak?""Tadi Naya

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-07
  • Putri Istimewaku   Bab 12

    "Serius bun." Kata temanku yang juga orang tua wali murid teman sekelas Naya setelah mendengar ceritaku."Iya Na. Malah sekarang pundakku terasa berat dan sakit. Seperti sedang mengangkat berkarung-karung beras rasanya. Apa kamu kenal orang yang bisa mengobati non medis Na? Feel aku ini bukan penyakit medis lagi Na." Tanyaku sambil meringis kesakitan."Aduh siapa ya Cha( Panggilanku)? Coba deh nanti aku tanya-tanya ya. Karena aku juga belum pernah berobat dengan kasus non medis kayak begitu." Terangnya."Iya Na. Tolong ya kali saja kamu mengenal seseorang yang bisa mengobati non medis. Atau mungkin kamu punya kenalan yang tahu info orang bisa mengobati non medis. Jujur aku sudah ga tahan sakitnya ini." Kataku."Iya..iya coba aku cari info nanti ya. Semoga saja ada yang tahu. Oh iya Cha, suamimu tahu tidak kejadian malam itu atau dia tahu tidak kamu sedang sakit seperti ini?" Tanya temanku itu."Alah kamu tahu sendiri kan. Kita sehat aja dia ga pedu

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-08
  • Putri Istimewaku   Bab 13

    Saat sedang asyik berbicara dengan Naya. Aku dikagetkan dengan suara pintu yang dibuka kasar. "Brakkk..!" Ya Allah ternyata suamiku yang membuka pintu itu dengan kasarnya. Tanpa mengucapkan salam pula. "Ya Allah ayah. Kok buka pintu seperti itu aku dan Naya sampai kaget tadi." Tanyaku berusaha selembut mungkin. "Makanya kalau suami pulang kuping dibuka lebar-lebar jadi dengar kalau aku masuk rumah." Jawabnya ketus. "Astagfirullah yah. Tadi benar bunda tidak mendengar salam ayah sama sekali. Makanya bunda tidak tahu kalau ayah pulang. Bunda minta maaf." Kataku lembut sambil menunduk. "Ya sudah besok-besok tidak bunda ulangi lagi." "Ya sudah. Ga usah banyak bacot. Aku lapar siapin makanan sana!" Bentaknya. "Iya sebentar ya. Ayah tidak mandi atau ganti baju dulu. Nanti bunda siapkan?" "Sudah ga usah bawel aku mau makan dulu ga usah ngatur-ngatur. Buruan!! Kamu dengar ga!!" Bentaknya. Melihat suamiku y

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-14
  • Putri Istimewaku   Bab 14

    Saat sedang naik ojek menuju ke pasar. Dan sesampainya di sana. Aku dikagetkan karena melihat sesuatu. Yah, dikagetkan oleh suamiku yang saat itu sedang asyik makan bersama teman-temannya di sebuah warung makan. Melihat itu aku hanya membatin dan mengucapkan istigfar."Bisa-bisanya dia di sini makan-makan. Sedangkan anak-anakku kelaparan. Hmm..ga boleh suuzon Cha, mungkin saja dia sedang ditraktir temannya." Batinku.Tapi saat mendengar mendengar celotehan teman-temannya."Ri, kamu ga apa-apa ni traktir kita makan kayak gini. Itu anak istrimu bagaimana?" Tanya salah satu temannya."Alah ga usah bahas mereka. Bodo amat aku di sini mau senang-senang. Jadi please ga usah bicarain anak istri aku. Biarin aja mereka cari makan sendiri. Biar tahu rasa cari duit tuh susah. Jadi ga kerjanya ma aku tuh minta..minta dan minta." Jawab suamiku.Mendengar kata-katanya sakit sekali hatiku. Tak terasa butiran airmata jatuh di pipiku. Inikah suamiku yang sedang ber

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-21
  • Putri Istimewaku   Bab 15

    Mendengar suara keras itu. Aku langsung berlari ke Teras. "Ya Allah, Naya! Kamu kenapa nak? Kok bisa jatuh." Tanyaku kaget. Sambil mencoba membangunkannya. Aku melihat Naya merintih dan menahan tangisnya. "Kamu kenapa nak?" Tanyaku heran sambil melirik kearah suamiku. "Alah anakmu cengeng. Lihat tuh perbuatan anak yang selalu kau manja. Sampai menumpahkan kopiku!" Kata Suamiku marah. "Ya Allah yah cuma karena menumpahkan kopi. Ayah sampai mendorong Naya seperti ini Yah? Kasihan Naya yah." "Apa kamu bilang hanya menumpahkan kopi?! Ga lihat kamu itu mengenai celanaku!" Bentaknya. "Cuma karena itu kamu berlaku kasar pada anak kita yah. Kamu tahu kan Naya kakinya ga sempurna! Kakinya sakit yah. Tapi malah kamu mendorongnya. Tidak bisakah kamu bicara baik-baik dengan anakmu yah. Celana kena kopi kan bisa diganti nanti tapi hati anakmu yang sudah kau lukai, bisakah kau menggantinya?" Kataku hampir menangis. "Alah manjak

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-24

Bab terbaru

  • Putri Istimewaku   Bab 18

    Dan keesokan harinya. Aku janjian dengan temanku itu untuk menemui seorang ustad untuk menanyakan perihal tentang rumah tanggaku yang aku rasa aneh. Setelah ku dengar bel sekolah berbunyi aku berpamitan pada putriku Naya."Nak, nanti kalau Naya pulang sekolah belum ada Bunda. Naya tunggu Bunda di kantin saja ya. Jangan langsung pulang sendirian ya. Tunggu Bunda datang jemput Naya." Terangku."Memang Bunda mau kemana sih? Kok tumben biasanya menunggu Naya sampai pulang sekolah." Tanyanya sambil kening mengkerut."Bunda lagi ada urusan Nak sama Tante Nina." Terangku lagi sambil mengusap rambutnya."Urusan apa sih Bunda. Naya kepo hehe.." Tanyanya sambil cengengesan."Anak kecil mau tau aja urusan orang tua. Sudah sana masuk kelas nanti bu guru keburu masuk kelas.""Ya sudah Naya masuk kelas dulu ya Bun. Tapi Bunda sama Tante Nina jangan lama-lama perginya. Takut Naya keburu pulang sekolah." Katanya sambil berlalu masuk ke kelasnya.

  • Putri Istimewaku   Bab 17

    Tapi di saat istirahat sekolah tiba. Aku dipanggil oleh wali kelasnya Naya.Tok..tok..(Suara pintu diketuk)."Assalamualaikum bu guru." Kataku."Walaikumsalam. Eh Bunda Naya ayo silahkan masuk bun." Jawab Bu Guru."Maaf bu guru. Ada apa ya memanggil saya. Apakah ada masalah dengan Naya saat mengikuti pelajaran?" Tanyaku penasaran."Oh engga bun. Ini saya mau menanyakan sesuatu kepada bunda. Tapi, sebelumnya saya minta maaf. Kalau mungkin nanti pertanyaan saya agak sedikit pribadi dan takut menyinggung Bundanya Naya." Kata Bu Guru yang bikin aku tambah penasaran."Sebenarnya pertanyaan tentang apa ya Bu Guru saya jadi agak deg degan ini?" Tanyaku agak khawatir."Hmm..Ini Bunda. Saya ingin menanyakan tentang Naya. Saya lihat ada beberapa lebam di tangan dan wajah Naya bun. Saya melihatnya agak ngilu karena itu pasti sangat sakit sekali. Apalagi untuk anak kecil seumuran Naya. Kalau boleh tahu itu lukanya kenapa bu? Kalau memang Na

  • Putri Istimewaku   Bab 16

    Bukkk...bukkk!!Melihat aku dihujami pukulan dan tendangan, Putriku Naya coba melindungiku. Tapi naasnya mengenai tangan mungil Naya."Aduhhhh...sakiitt Bunda!! Ayah jahat!!" Tangisnya sambil menahan sakit akibat kena tendangan ayahnya."Ya Allah Nayaa!!!" Teriakku."Jahat sekali kamu Yah!! Aku boleh kamu sakiti tapi jangan anak kita!! Apa salah kita sama kamu hingga kamu perlakukan seperti ini!" Kataku sambil menangis."Alah cengeng sekali kalian. Kayak gitu saja nangis. Dan kamu anak kecil ga usah sok ikut campur urusan orang tua. Sana kembali tidur!!" Suruhnya sambil melempar badan Naya ke atas tempat tidur."Sudah cukup Yah. Jangan kamu sakiti lagi Naya! Tidak ada sedikit hatikah kamu buat kami!" Isakku sambil menggendong Naya.Mendengar itu dia hanya melotot dan berhambur pergi dengan mengendarai motornya. Entah mengapa melihatnya pergi. Aku merasa sedikit lega. Paling tidak aku merasa dan anak-anak sudah aman sekarang.

  • Putri Istimewaku   Bab 15

    Mendengar suara keras itu. Aku langsung berlari ke Teras. "Ya Allah, Naya! Kamu kenapa nak? Kok bisa jatuh." Tanyaku kaget. Sambil mencoba membangunkannya. Aku melihat Naya merintih dan menahan tangisnya. "Kamu kenapa nak?" Tanyaku heran sambil melirik kearah suamiku. "Alah anakmu cengeng. Lihat tuh perbuatan anak yang selalu kau manja. Sampai menumpahkan kopiku!" Kata Suamiku marah. "Ya Allah yah cuma karena menumpahkan kopi. Ayah sampai mendorong Naya seperti ini Yah? Kasihan Naya yah." "Apa kamu bilang hanya menumpahkan kopi?! Ga lihat kamu itu mengenai celanaku!" Bentaknya. "Cuma karena itu kamu berlaku kasar pada anak kita yah. Kamu tahu kan Naya kakinya ga sempurna! Kakinya sakit yah. Tapi malah kamu mendorongnya. Tidak bisakah kamu bicara baik-baik dengan anakmu yah. Celana kena kopi kan bisa diganti nanti tapi hati anakmu yang sudah kau lukai, bisakah kau menggantinya?" Kataku hampir menangis. "Alah manjak

  • Putri Istimewaku   Bab 14

    Saat sedang naik ojek menuju ke pasar. Dan sesampainya di sana. Aku dikagetkan karena melihat sesuatu. Yah, dikagetkan oleh suamiku yang saat itu sedang asyik makan bersama teman-temannya di sebuah warung makan. Melihat itu aku hanya membatin dan mengucapkan istigfar."Bisa-bisanya dia di sini makan-makan. Sedangkan anak-anakku kelaparan. Hmm..ga boleh suuzon Cha, mungkin saja dia sedang ditraktir temannya." Batinku.Tapi saat mendengar mendengar celotehan teman-temannya."Ri, kamu ga apa-apa ni traktir kita makan kayak gini. Itu anak istrimu bagaimana?" Tanya salah satu temannya."Alah ga usah bahas mereka. Bodo amat aku di sini mau senang-senang. Jadi please ga usah bicarain anak istri aku. Biarin aja mereka cari makan sendiri. Biar tahu rasa cari duit tuh susah. Jadi ga kerjanya ma aku tuh minta..minta dan minta." Jawab suamiku.Mendengar kata-katanya sakit sekali hatiku. Tak terasa butiran airmata jatuh di pipiku. Inikah suamiku yang sedang ber

  • Putri Istimewaku   Bab 13

    Saat sedang asyik berbicara dengan Naya. Aku dikagetkan dengan suara pintu yang dibuka kasar. "Brakkk..!" Ya Allah ternyata suamiku yang membuka pintu itu dengan kasarnya. Tanpa mengucapkan salam pula. "Ya Allah ayah. Kok buka pintu seperti itu aku dan Naya sampai kaget tadi." Tanyaku berusaha selembut mungkin. "Makanya kalau suami pulang kuping dibuka lebar-lebar jadi dengar kalau aku masuk rumah." Jawabnya ketus. "Astagfirullah yah. Tadi benar bunda tidak mendengar salam ayah sama sekali. Makanya bunda tidak tahu kalau ayah pulang. Bunda minta maaf." Kataku lembut sambil menunduk. "Ya sudah besok-besok tidak bunda ulangi lagi." "Ya sudah. Ga usah banyak bacot. Aku lapar siapin makanan sana!" Bentaknya. "Iya sebentar ya. Ayah tidak mandi atau ganti baju dulu. Nanti bunda siapkan?" "Sudah ga usah bawel aku mau makan dulu ga usah ngatur-ngatur. Buruan!! Kamu dengar ga!!" Bentaknya. Melihat suamiku y

  • Putri Istimewaku   Bab 12

    "Serius bun." Kata temanku yang juga orang tua wali murid teman sekelas Naya setelah mendengar ceritaku."Iya Na. Malah sekarang pundakku terasa berat dan sakit. Seperti sedang mengangkat berkarung-karung beras rasanya. Apa kamu kenal orang yang bisa mengobati non medis Na? Feel aku ini bukan penyakit medis lagi Na." Tanyaku sambil meringis kesakitan."Aduh siapa ya Cha( Panggilanku)? Coba deh nanti aku tanya-tanya ya. Karena aku juga belum pernah berobat dengan kasus non medis kayak begitu." Terangnya."Iya Na. Tolong ya kali saja kamu mengenal seseorang yang bisa mengobati non medis. Atau mungkin kamu punya kenalan yang tahu info orang bisa mengobati non medis. Jujur aku sudah ga tahan sakitnya ini." Kataku."Iya..iya coba aku cari info nanti ya. Semoga saja ada yang tahu. Oh iya Cha, suamimu tahu tidak kejadian malam itu atau dia tahu tidak kamu sedang sakit seperti ini?" Tanya temanku itu."Alah kamu tahu sendiri kan. Kita sehat aja dia ga pedu

  • Putri Istimewaku   Bab 11

    Hingga pada suatu saat, saat Naya pulang sekolahAssalamualaikummm. Bundaaaa cepat buka pintunyaaaa!! Bundaaaa....bundaaa cepat buka pintunyaa. Naya takuttt.""Walaikumsalam." Jawabku sambil membuka pintu."Loh. Nak kamu kenapa?! Kok ngos-ngosan gitu. Jangan lari-lari kaki Naya nanti sakit lagi."Sambil menutup pintu."Ituuu bundaa..ituuu." Jawabnya dengan napas yang tersengal-sengal.🌾🌾🌾"Ada apa sih nak? Kok lari-larian gitu. Kaki Naya baru saja sembuh kan?""Itu bunda..itu.""Ya sudah kakak minum dulu. Jangan lupa baca doa. Nanti setelah minum baru cerita sama bunda."Sambil putriku meneguk air putih di gelas yang tadi ku berikan."Nah sekarang kalau kakak sudah tenang baru cerita sama bunda. Kenapa kakak tadi lari-lari kayak ketakutan gitu?" Tanyaku."Itu.." sambil napas yang masih tersengal-sengal."Bunda tahu gudang sekolah kan?""Iya tahu. Kenapa nak?""Tadi Naya

  • Putri Istimewaku   Bab 10

    Saat sedang ngerumpi dengan emak-emak. Naya menghampiriku dengan ekspresi sedih. Saat itu Naya sedang pelajaran olahraga lompat jauh."Huhuhu...bunda." katanya manja dengan ekspresi sedih sambil memelukku.Saat itu aku pikir ada yang menakalinya."Loh anak cantik bunda. Kenapa mewek? Memang sudah selesai pelajaran olahraganya. Kok Naya ke bunda. Ayo balik sana nanti di omelin pak guru. Kan belum waktunya istirahat.""Pak guru jahat bunda. Aku ga boleh ikutan lompat. Huhuhu." Jawabnya sambil menangis."Kenapa ga boleh ikutan lompat. Apa tadi Naya nakal. Jadi dapat hukuman dari Pak Guru." Tanyaku penasaran."Engga..Naya ga nakal. Kata Pak Guru takut kaki Naya sakit kalau ikutan lompat. Tapi Naya mau coba bun huhu." Terangnya sambil tidak berhenti menangis."Hmm.. berarti pak guru sayang sama Naya. Takut kalau nanti Naya ikutan pelajaran itu takutnya nanti kakinya sakit.""Terus nanti kalau Naya ga ikutan lompat. Ga dapat nilai do

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status