Home / Romansa / Putra Tersembunyi sang Presdir / Jadi Tamu tak Diundang di Rumah Riana

Share

Jadi Tamu tak Diundang di Rumah Riana

Author: Syifa Safaah
last update Last Updated: 2023-07-13 16:00:00

"Apa? Om tampan ini ayahnya Kenzie?" pekik semua anak di sana. Saling menatap satu sama lain. 

Kepala sekolah yang juga mengantar Mahesa ke kelas Kenzie pun, terkejut. 

"Maaf ya, Kenzie." secepatnya kedua bocah nakal itu meminta maaf pada Kenzie. 

"Baik, aku maafkan." 

"Tuan Mahesa, maafkan sikap anak-anak didik kami yang memperlakukan Kenzie dengan tidak baik. Kami pasti akan menegur dan menasihati mereka. Jujur, saya terkejut mengetahui bahwa Anda ayahnya Kenzie." 

"Tidak apa-apa. Yang terpenting, mereka sudah meminta maaf pada Kenzie dan hal ini tidak terulang lagi."

"Baik, Tuan. Saya pastikan hal seperti ini tidak akan terulang lagi," balas kepala sekolah itu pada Mahesa. 

Mahesa mengangguk dan mengusap kepala Kenzie. Kenzie mengangkat wajah dan balas menatapnya. 

Hati Mahesa serasa hangat begitu melihat senyum bocah laki-laki tampan itu. 

Kedatangan Mahesa ke kelas itu adalah

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
waduh Mahesa dh mulai berani dtng k rmh Riana .karena Mahesa dh mengakui sebagai ayah Kenzi .Mahesa dtng k sekolah Kenzi tuk mengakui sabagai ayah nya Kenzi yg selalu d bulli temen2 nya Kenzi ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Jangan Terlalu Benci, Nanti jadi Cinta

    "Wow, aku tidak pernah bertemu wanita sejutek dirimu," ucap Mahesa, takjub dengan sikap Riana yang selalu ketus padanya."Karena aku tidak suka berlemah lembut pada lelaki brengsek yang pernah merenggut kehormatanku," tegas Riana membalas perkataan Mahesa.Jelas saja ucapan Riana tersebut membuat Mahesa merasa tersindir."Aku sudah meminta maaf. Kau masih belum memaafkanku untuk itu?"Menarik nafas panjang, Riana pun membuang pandangan ke arah lain, enggan menatap mata Mahesa yang saat ini intens menatapnya."Baiklah, sepertinya kau memang masih marah. Jujur, aku tidak tahu bagaimana cara meluluhkan hati wanita, terlebih wanita yang keras kepala sepertimu. Aku sangat mengakui kesalahanku malam itu, tapi kau bersikeras menolak permintaan maafku."Riana tetap bergeming. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.Gurat tegas dan masam di wajah wanita itu menunjukkan bahwa hati Riana masih terluka akibat malam

    Last Updated : 2023-07-13
  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Terpaksa Satu Mobil dengan Mahesa

    "Benarkah itu, Riana? Kau dan Kenzie akan berangkat bersama dia?" tanya Aram menatap Riana yang terdiam menggigit bibir bawahnya."Begini saja, biarkan Kenzie yang memilih dia mau diantar oleh siapa, olehku atau olehmu." Aram mengusulkan sambil menunjuk ke arah dirinya sendiri, lalu mengarahkan telunjuknya pada Mahesa."Oke!" Mahesa menganggukan kepala, tampak tak keberatan dengan usul Aram barusan."Kenzie, kau mau diantar oleh mobil siapa hari ini? Om Aram atau Om Mahesa?" Kedua lelaki tampan itu sama-sama mengarahkan pandangan mereka ke arah Kenzie. Menunggu jawaban dari bocah TK tersebut."Om Aram … " ucap Kenzie.Senyum lebar langsung merekah di bibir Aram begitu Kenzie menyebut namanya."Maaf Om Aram, aku mau berangkat sekolah dengan Om Mahesa, hari ini. Karena Om Mahesa lebih dulu datang," lanjut Kenzie yang seketika membuat senyum di wajah Aram padam.Senyum itu berganti dengan raut k

    Last Updated : 2023-07-14
  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Persaingan Sengit Mahesa dan Aram

    Riana menundukan wajah. Tak langsung menjawab pertanyaan Aram. Tentu hal itu makin membuat rasa penasaran Aram meningkat. "Riana, aku sedang bertanya padamu.""Mahesa adalah ayah kandungnya Kenzie," jawab Riana pelan. Namun suara lirihnya itu masih terdengar di telinga Aram. "Apa? Jadi, dia lelaki brengsek yang sudah memperkosamu dulu?" pekik Aram terkejut. Bola matanya melebar tak percaya. "Lelaki itu sudah merenggut kesucianmu, Riana. Kenapa kau membiarkan dia kembali masuk ke dalam kehidupanmu? Kenapa membiarkannya dekat dengan Kenzie?" Riana mengangkat wajah. Kini ia bisa melihat gurat kecewa sekaligus marah di wajah Aram. "Saat pertama kami bertemu lagi, aku sudah berusaha menghindarinya dan memintanya menjauh. Bahkan sudah kututup-tutupi soal Kenzie darinya. Tapi dia sangat yakin Kenzie anaknya hanya dengan melihat kemiripan di wajah mereka. Mahesa melakukan test DNA tanpa sepengetahuanku. Lalu … ""Lalu apa yang dia lakukan selanjutnya?" "Dia mengancam akan mengambil ha

    Last Updated : 2023-07-14
  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Siapa Anak Laki-laki di Foto ini?

    Ketika di pertengahan acara, kepala sekolah memanggil tiga orang murid paling berprestasi untuk naik ke atas panggung. Dan Kenzie mendapat urutan pertama. "Selamat, Kenzie. Kau mendapat penghargaan dari sekolah. Ibumu ada di sini, apa yang ingin kau katakan padanya?" kepala sekolah bertanya setelah memberikan sebuah piagam dan piala untuk Kenzie. Kenzie menatap pada Riana yang sudah berkaca-kaca. "Terima kasih, Mama. Mama yang terbaik. Selamanya aku cinta Mama," ucap Kenzie di depan mic yang membuat suaranya menggema di penjuru aula itu.Sementara itu, Mahesa juga ikut terenyuh mendengar kata-kata manis Kenzie untuk Riana. Kemudian matanya melirik ke arah Riana sembari mengulas senyum. "Kenzie sangat beruntung dilahirkan oleh wanita sebaik Riana. Dia wanita hebat," batin Mahesa. Tampaknya Aram menyadari Mahesa yang tersenyum menatap Riana. "Sejak tadi kuperhatikan, Mahesa terus sana mencuri pandang ke arah Riana. Sudah kuduga Mahesa memang berniat mendekati Riana," batin Aram y

    Last Updated : 2023-07-14
  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Sengaja Datang untuk Memanas-manasi

    Dengan penuh semangat, Mahesa sengaja bangun lebih pagi dari biasanya. Tentu saja ia berniat mengantar Kenzie ke sekolah. Kalau perlu, sekaligus dengan Riana. "Aku tak boleh terlambat. Jika tidak, mungkin dokter menyebalkan itu akan menjemput mereka lebih dulu," gumam Mahesa sambil menyambar jas kerjanya yang ada di atas kasur, kemudian mengenakannya. Segera, Mahesa masuk ke dalam mobilnya dan melajukannya cukup kencang. Sejurus kemudian, mobil itupun berhenti di depan rumah Riana. Akan tetapi, kening Mahesa berkerut saat melihat kontrakan itu sudah kosong. "Riana dan anaknya sudah diantar oleh Pak Dokter. Tadi Pak Dokter ke sini untuk menjemput mereka. Mobilnya baru saja pergi." seorang tetangga Riana yang sedang menjemur pakaian di terasnya, memberitahu Mahesa. Mahesa menghempaskan tangan kanannya ke sisi tubuh, lalu mengusap wajahnya dengan kecewa. "Sepertinya Aram sudah menduga aku akan datang, jadi dia bergerak lebih cepat dariku. Memang Aram sialan!" Sambil menelan kecew

    Last Updated : 2023-07-15
  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Berkemah dengan Mahesa

    "Nessie! Untuk apa kau meminta dia mengambil foto kita?" Mahesa protes. "Apa salahnya, sayang? Aku ingin memiliki moment romantis berdua dengan tunanganku," ujar Nessie dengan santai. Wajah Mahesa tampak kesal. "Kau tidak keberatan foto kami, 'kan?" Nessie kembali menoleh pada Riana. Riana menggeleng. "Tidak, Nona.""Oke. Tolong ambil foto kami sebagus mungkin." Riana memundurkan langkah dan mengangkat ponsel Nessie sejajar dengan wajahnya. Sementara Nessie menggeser duduknya merapat dengan Mahesa dan merangkul lengan lelaki itu dengan sangat mesra. "Apa yang kau lakukan ini sangat konyol." Mahesa memutar bola mata dengan malas. "Kau tidak pernah mau difoto denganku. Aku senang karena waitres itu mau membantu mengambil foto kita," balas Nessie. Tanpa diduga, Nessie mencium pipi kiri Mahesa dan membuat Mahesa melebarkan mata. Riana pun sempat terkejut, tapi ia segera bersikap biasa saja dan langsung memotret foto itu. "Hasil fotonya cukup bagus. Terima kasih sudah memotret k

    Last Updated : 2023-07-15
  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Apakah Riana Cemburu?

    "Dalam mimpimu!" Riana membalas dengan nada ketus. Lantas berlalu pergi meninggalkan Mahesa sambil menarik Kenzie bersamanya.Mahesa tersenyum miring. "Kurasa sepertinya kemah ini akan terasa sangat menyenangkan," ucapnya kemudian mengikuti langkah Riana dari belakang. Akhirnya, semua orang pun tiba di sebuah lapangan luas yang akan menjadi tempat di mana kemah diadakan. Semua orang mendirikan tenda. Mahesa sendiri membantu seorang guru mendirikan tendanya. "Tuan Mahesa ini baik sekali, ya. Terima kasih sudah membantu saya mendirikan tenda." seorang guru berkata pada Mahesa sambil melempar senyum manis pada sang CEO tampan itu. "Sama-sama." Mahesa balas tersenyum. Diam-diam Mahesa tahu jika seja tadi mata Riana melirik-lirik ke arahnya. Memperhatikan interaksi antara dirinya dengan si guru wanita itu yang terlihat terang-terangan berusaha mendekati Mahesa. Mahesa balas melirik pada Riana. Membuat Riana terkejut karena tertangkap basah sedang memperhatikannya. Segera, Riana menga

    Last Updated : 2023-07-16
  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Suara Mahesa yang Merdu

    "Bagaimana kemah kalian? Apakah sangat menyenangkan? Kenzie tidak rewel selama di sana, 'kan?" tanya Aram dari seberang telepon."Kenzie terihat senang di sini. Sejak tadi dia terlihat antusias," balas Riana.Meski tak dapat kendengar apa yang dibicarakan oleh Aram, namun Mahesa merasa cemburu.Wajahnya pun memerah.Tak ingin membiarkan dadanya semakin panas, Mahesa pun melangkah melewati Riana dan pergi menemui Kenzie."Wah, pasti kemahnya sangat seru. Jangan lupa abadikan fotonya ya! Nanti aku ingin melihatnya," pinta Aram.Sesaat, Riana tak begitu fokus mendengar ucapan Aram. Matanya menatap punggung Mahesa yang bergabung dengan anak-anak yang saat ini sedang duduk berkumpul di atas tikar lebar yang digelar."Baik. Nanti akan kukirimkan fotonya padamu."Setelah itu, Riana segera mengakhiri pembicaraan dan mematikan telepon. Kemudian melangkah menyusul Mahesa.Terde

    Last Updated : 2023-07-17

Latest chapter

  • Putra Tersembunyi sang Presdir   I Love You, Mr. Anderson

    “Kalau begitu tunggu apa lagi? Ayo masuk!” Mahesa mempersilakan Nessie masuk ke dalam mobilnya.Nessie tersenyum dan duduk di kursi belakang bersama pengasuh dan Andra.Tentu saja Nessie mendekap Andra di atas pangkuannya. Tak sedikit pun Nessie berniat memberikan Andra kepada pengasuh yang duduk di sampingnya.Mobil Mahesa lantas melaju meninggalkan lapas dan merambat di jalan raya.Seulas senyum tipis tersungging di bibir Riana. Sambil tangannya mendekap punggung Anna yang kini tertidur di atas pangkuan, Riana mendesah lega dalam hati.“Aku senang melihat Nessie dan Andra tersenyum sebahagia itu,” batin Riana.***“Ayo Pa! Lempar bolanya ke mari!” Kenzie berseru pada Mahesa yang berdiri cukup jauh di hadapannya.Sedangkan Kenzie sendiri duduk di atas pelampung bebek warna kuning dan mengangkat kedua tangannya ke atas, bersiap menyambut lemparan bola dari Mahesa.Saat ini ayah dan anak itu sedang bermain bola di dalam kolam renang. Sesekali tawa mereka akan terdengar sampai ke teling

  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Mengembalikan seorang Anak pada Ibunya

    Momen yang sangat Riana tunggu-tunggu selama ini adalah momen kebebasan Nessie dari dalam penjara.Dan hari ini Nessie akan bebas. Dengan segera Riana bersemangat mendandani Andra dan memakaikan baju terbaik untuk balita tersebut.Bahkan Riana mengemasi barang-barang Andra serta pakaiannya ke dalam koper.“Sayang, kau sudah siap?” tanya Mahesa yang masuk ke dalam kamar dengan penampilannya yang sudah rapi dengan stelan kemeja berwarna biru tua.Sementara Riana sendiri tampak manis dengan celana jeans pensil dan baju kaus biru muda yang dipadukan dengan cardigan putih.“Sudah. Sekarang aku hanya tinggal menyisir rambut Andra. Sebentar lagi dia akan siap,” kata Riana sambil menyisiri rambut Andra yang duduk di atas pangkuannya.Karena masih balita dan sedang aktif-aktifnya, terkadang Andra tak bisa diam hingga membuat Riana sedikit kesulitan saat menyisir rambut bocah itu.“Tahan ya, sayang. Biar Tante rapika dulu rambutnya.”Bibir Mahesa mengulum senyum memperhatikan istrinya yang tela

  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Mahesa yang tak Bisa Tidur tanpa Riana

    Malam hari, Mahesa mencari keberadaan istrinya yang entah berada di mana. Mahesa terbangun dilarut malam dan keningnya berkerut saat tak menemukan Riana di sampingnya. "Riana? Sayang, kau di mana?" Mahesa memanggil, ragu-ragu saat mengeraskan suaranya karena takut anak-anak itu akan terbangun mendengar teriakannya. "Oekk ... Oekk ... " Suara tangisan balita terdengar dari arah kamar Anna. Hal itu membuat langkah Mahesa terhenti. "Anna bangun?" segera Mahesa memutar langkahnya menuju kamar putri keduanya. Begitu membuka pintu kamar, Mahesa langsung berseru memanggil nama anaknya. "Anna!" "Aaakhh!" kedatangan Mahesa yang tiba-tiba membuat Riana memekik terkejut sambil menutupi dadanya yang tadi sempat ia keluarkan karena akan menyusui Anna. Namun setelah tahu yang masuk ke kamar Anna adalah Mahesa, Riana pun tidak lagj menutupi dadanya dan kembali melanjutkan menyusui Anna. "Kau datang membuatku terkejut." Riana berkomentar. Mahesa menutup pintu kamar, lalu melangkah mengham

  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Jangan Salah Paham!

    Masih berada di rumah Aram, Riana turun ke lantai bawah dan berkeliling sejenak seolah sedang bernostalgia melihat-lihat kembali isi di dalam rumah tersebut.Riana ingat dulu dirinya seringkali berkunjung ke rumah Ara, bersama Kenzie. Ternyata isi rumah tersebut sudah banyak berubah. Termasuk letak beberapa furniture yang diubah sedemikian rupa."Lukisan itu?" dari sekian banyak benda yang ada di penjuru rumah Aram, perhatian Riana justru terpaku pada sebuah lukisan kuno yang menampilkan gambar seorang nenek tua yang sedang duduk manis di kursinya. Nenek tua itu mengenakan selendang berwarna abu yang telah pudar, serta kain jarik sebagai penutup kakinya yang telah keriput. Sementara rambutnya yang telah berubah dibiarkan tersanggul ke belakang. "Ini adalah lukisan kesayangan Bu Risma," gumam Riana sedih sambil menyapukan jemarinya pada permukaan lukisan yang terpajang rendah di dinding ruang tengah."Aku tidak percaya kau masih mengingatnya, Riana. Kau masih ingat dengan lukisan kes

  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Ayo Punya Anak Lagi!

    Setelah sarapan, Mahesa langsung mengabari Leo bahwa ia akan berangkat ke kantor sangat siang. Mahesa meminta Leo untuk menghandle sedikit pekerjaannya sampai Mahesa sendiri tiba di sana.Begitu Leo menyanggupi, Mahesa pun mengakhiri teleponnya dan masuk ke dalam mobil, dimana Riana yang menggendong Anna dan seorang pengasuh yang menggendong Andra sudah berada di dalam mobil tersebut.“Kita mau belanja di mall mana, sayang?” Mahesa bertanya pada Riana yang duduk di sampingnya.“Mall mana saja. Aku tidak masalah.”“Bagaimana kalau di mall yang dekat dengan kantorku” Mahesa bertanya lagi.Riana mengangguk setuju.Riana tahu kalau mall yang dekat dengan kantor Mahesa adalah mall terbesar yang ada di Jakarta. Namun Riana tidak menolak saat Mahesa menawarkan pergi ke mall tersebut.Sebab lelaki itu tidak akan keberatan meski Riana berbelanja sepuasnya di sana.Sejurus kemudian, mobil Mahesa pun tiba di baseman mall. Riana menggendong Anna turun dari mobil setelah Mahesa membukakan pintu mo

  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Kelahiran Anak Aram dan Helga

    “Sayang! Sayang!” pagi ini Mahesa berseru memanggil-manggil istrinya.Lelaki itu baru keluar dari kamar mereka namun sudah heboh mencari Riana seperti ingin menyampaikan sebuah berita baik.Seruan Mahesa yang lantang tentu saja sampai di telinga Riana yang sedang menata sarapan di atas meja.“Aku di sini.” Riana balas berteriak.Segera Mahesa mempercepat langkahnya menghampiri sang istri.“Selamat pagi!” lelaki itu mendaratkan ciuman singkat di pipi kanan Riana.“Pagi,” balas Riana sambil tersenyum tipis. Tangannya sibuk menata makanan.“Pagi-pagi begini sudah heboh mencariku. Tidak biasanya. Aku yakin kau belum cuci mukamu, kan? Ada apa?” tanya Riana.Mahesa yang mendengar ucapan istrinya itu spontan menyentuh wajahnya yang memang belum sempat dicuci.Semua itu gara-gara Mahesa terbangun oleh sebuah pesan yang masuk ke ponselnya. Pesan yang membawa kabar bahagia untuknya, mungkin juga untuk Riana.Itulah mengapa Mahesa sangat bersemangat memberitahukan kabar ini pada istrinya.“I hav

  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Mengembalikan Seorang Anak pada Ibunya

    Banyak yang berubah setelah satu tahun. Beberapa juga pergi dari kehidupan Mahesa dan Riana.Termasuk Gustav, yang meninggal empat bulan setelah kelahiran Annastasya Anderson, cucu keduanya.Sekarang Riana dan Mahesa yang sedang merindukan Gustav pun mengunjungi makamnya.Riana memegang keranjang kecil berisi kelopak bunga. Sementara Mahesa memegangi payung hitam.“Sekarang Kenzie sudah semakin pintar, Pa. Nilainya selalu bagus dalam mata pelajaran. Jika Papa masih hidup, Papa pasti akan sangat bangga pada Kenzie,” ucap Mahesa sambil menceritakan soal Kenzie pada makam ayah kandungnya.Riana yang berjongkok di samping Mahesa pun tersenyum tipis. Tangan kanannya mengusap punggung Mahesa.Riana tahu bagaimana perasaan Mahesa saat ini.Meskipun lelaki itu mencoba untuk menampilkan senyum di wajahnya, tetap saja Mahesa tak bisa menutupi matanya yang berkaca-kaca.“Kau pasti sangat merindukan Papa, ya?” tanya Riana sambil berbisik di telinga Mahesa.Mahesa menangkap tangan Riana yang menye

  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Merawat Anak Nessie

    Satu tahun kemudian…Mobil mewah Mahesa berhenti di pekarangan depan sebuah panti asuhan yang bernama ‘Muara Kasih Bunda’.Begitu turun dari mobil, mereka langsung disapa oleh pemilik panti yang bernama Bu Yani.Sambil menggendong Anna yang sudah berusia satu tahun, Riana berjalan beriringan dengan Mahesa memasuki panti asuhan tersebut yang tampak ramai oleh suara anak-anak balita yang sedang bermain dan berlalu Lalang.“Silakan Tuan, Nyonya.” Bu Yani mempersilakan mereka untuk masuk ke sebuah kamar dimana terdapat seorang anak laki-laki berusia satu tahun lebih yang tertidur di atas ranjang.Riana menghela napas melihat betapa pulasnya balita lucu tersebut. Di tangannya tergenggam sebuah kalung berbandul dinosaurus.Riana tersenyum. Ia tahu siapa yang memberikan kalung dinosaurus itu pada anak laki-laki tersebut.“Andra sedang tidur. Tapi dia sudah tidur dari setengah jam yang lalu. Jika Tuan Mahesa dan Nyonya Riana mau bicara dengannya, saya akan bangunkan dia,” kata Bu Yani yang be

  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Melihat Bayi Riana

    “Aku akan memberikan nama Anna,” jawab Riana yang kemudian membuat kening Mahesa mengernyit.“Anna? Hanya Anna saja?”Riana menggelengkan kepala. “Nama panjangnya bisa kau yang berikan. Aku hanya ingin dia diberi nama Anna.”Mahesa tersenyum. Kemudian mengangguk-anggukan kepala, lalu lelaki tampan itu pun berpikir sejenak.“Anna? Baiklah. Aku harus mencari nama panjang yang sesuai dengan nama depannya. Tapi apa ya?” gumam Mahesa sambil mengurut dagunya dengan ibu jari dan telunjuk.“Ah, aku tahu. Bagaimana kalau Annastasya Anderson?” tanya Mahesa sambil memberikan usul nama yang menurutnya paling bagus.“Annastasya?” ulang Riana.Mahesa mengangguk. “Ya. Yang penting nama panggilannya tetap Anna, kan?”Mendengar itu, Riana kemudian mengangguk setuju. “Itu nama yang cantik. Aku sangat menyukainya.”“Ya. Nama yang cantik. Secantik orangnya,” balas Mahesa sambil tersenyum lebar.“Tuan, Nyonya, bayinya sudah dimandikan. Sekarang dia sudah siap untuk menyusu pada ibunya,” kata seorang pera

DMCA.com Protection Status