Tatap Aku My WifePaman Peng kembali datang ke perusahaan Smith untuk melobi perusahaan itu, kali ini dia datang tanpa Han, namun lagi-lagi Robin tidak setuju dengan permintaan baik-baik dari mereka. Dia tidak akan pernah menyerahkan surat-surat perusahaan itu. Lebih baik bangkrut dari pada memberikannya pada Han katanya.Paman Peng menghubungi Han yang masih berada di Dellwood."Han, sepertinya kita harus menggunakan kekuatan kita untuk mengambil surat itu." Paman Peng memberikan usulnya. Sangat sulit di tebak apa maunya," lanjutnya.Dia sedang sedang bersandar di atas ranjang dengan handuk yang melilit bagian bawah tubuhnya. Han baru selesai mandi ketika Paman sekaligus asisten kepercayaannya itu menghubunginya."Aku sudah menawarkan bahwa dia tetap akan memiliki saham disitu, tapi dia menolak dengan tegas," ucap Paman Peng lagi.Terdengar helaan napas Han. "Tentu dia ingin banyak, Paman. Robin sangat rakus dan tidak rela perusahaan itu menjadi milik Lerina, meskipun kenyataannya it
Bab 36Mengunjungi Tuan Besar Zoku"Tuan besar! Mobil Tuan muda ketiga sedang menuju ke mansion ini," lapor Ben asisten Tuan Zoku."Sudah kuduga, pasti dia membawa istrinya itu," tebak pria tua yang rambutnya sudah memutih semua, di usianya yang sudah melebihi tujuh puluh tahun, ia harus berjalan dengan tongkat, atau lebih sering menggunakan kursi roda.Dia sudah tahu perihal pernikahan cucunya yang di lakukan secara mendadak. Zoku begitu marah karena Han tidak melibatkannya dalam hal ini. Sebagai seorang kakek, dia tidak bisa menerima begitu saja, dia menyuruh anak buahnya menyelidiki siapa wanita yang sudah berhasil merubah niat cucunya itu.Zoku yang awalnya ingin menggagalkan rencana itu, karena khawatir Han menikahi wanita yang hanya memanfaatkan uang dan kekuasaannya saja.Hasil yang ia dapat tentang latar belakang cucu menantunya, membuat Zoku mengurungkan niatnya, kemudian dia tahu niat Han menikahi putri dari Peter Smith itu adalah karena ingin melindungi wanita itu.Serta
Jangan Coba-Coba Menyentuh Sayan, Nyonya! "Apa yang Kau katakan, Han sudah menikah?" Laura begitu terkejut mendengar ucapan suaminya barusan. Bahkan ia sampai berdiri dari dudukannya.Perias yang biasa membantunya pun sampai keluar karena tidak ingin mendengar pembicaraan bos mereka.Philip menggedikan kedua bahunya. " Itu benar dan wanita itu adalah sekretarisnya.""Astaga! Apa yang terjadi dengan putraku?" Laura terduduk di ranjang. Dia benar-benar tidak tenang sekarang."Philip, ayo kita temui Han sekarang, aku tidak percaya kalau dia benar-benar melakukan itu." Laura mengambil tasnya, tidak peduli pada wajahnya yang belum terpoles sempurna."Apa Kau meragukan ayah?" Pertanyaan Philip mampu menghentikan langkah Laura."Apa maksudmu?" Dia berbalik menatap suaminya sengit.Philip berjalan mendekatinya. "Ayah yang memberitahuku, Han dan istrinya pergi kesana," kata Philip.Dia sebenarnya di larang untuk mengatakan hal ini, tapi Philip tidak mau kalau sampai istrinya terus berharap me
Menangislah Sepuasmu! Laura menggeram kesal karena Han memilih untuk mengejar Lerina. Tapi dia sedikit lega melihat ayah mertua dan suaminya tidak ikut campur, berpikir bahwa mereka setuju dengan usulnya mengusir Lerina. Bisa di bayangkan betapa tidak beruntungnya dia memiliki menantu yang tidak memiliki keluarga.Di sisi lain Lerina terus berjalan melewati pepohonan jati sepanjang jalan menuju ke gerbang utama. Han mengejarnya dengan berlari.Lerina yang menyadari dia di kejar segera mempercepat laju jalannya. Dia tidak mau berbicara dengan Han. Pria yang katanya tegas dan berwibawa, namun tidak bisa tegasmembelanya dihadapan keluarganya.Sebenarnya apa fungsi pernikahan ini?Lerina akan pergi kemanapun yang penting jaug dari Minnesota, jika dulu dia hanya mengindari keluarga pamannya kini juga harus menghindari Keluarga Zoku.Hidupnya semakin rumit saja sekarang, ketenangan yang di idam-idamkannya dulu, tidak ada secuilpun di nikmatinya."Lerina, tunggu!" hah hah hah hah...Napas
Bab 39Terkuaknya Masa Lalu LerinaLerina tidak dapat menahan kekesalannya. Bahkan dia tidak sudi menatap ke depan. Han menyusulnya dengan mobil, Ben mengantar mobil tersebut dan kembali ke mansion. Bagaimana dia tidak kesal, dia sudah menolak untuk naik, tapi Han terus memaksanya.Han Zoku bukanlah manusia yang cukup sabar, Lerina benar-benar menguji kesabarannya, dia turun dan mengangkat tubuh wanita yang sudah menjadi istrinya itu dan memasukkannya dengan paksa ke dalam mobil.Disinilah Lerina sekarang yang enggan menatap Han maupun menatap kedepan. Dia terus memalingkan wajahnya kesamping.Han membawa Lerina kembali ke dellwood. Lerina turun dan meninggalkan Han tanpa sepatah kata pun hingga membuat pria itu mendesah. Dia menyusul Lerina ke dalam dan menahan pintu kamar yang akan di tutup oleh Lerina. "Lerina, apapun yang terjadi aku tidak akan melepaskanmu!" kata Han dingin.Lerina menatapnya tajam. "Kau memang egois, Kau mengungkung hidupku sesuka hatimu, aku membencimu Han
Bab 40Biarkan Anak Itu Yang MenyelesaikannyaLerina mengatur napasnya setelah mendengar beragam komentar di salah satu situs media. "Apa tanggapan kalian dengan berita tentang penjual rahim?" Seorang wanita yang berprofesi sebagai pembawa acara tampak berkeliling menanyai beberapa orang."Sangat-sangat memalukan." "Tega menjual anaknya, sendiri demi uang." "Wanita bodoh yang tidak punya perasaan." "Bagaimana dengan Anda?" Reporter itu kini bertanya pada seorang wanita paruh baya yang tampak berjalan dengan wanita yang lebih tua darinya."Oh, aku tidak akan menyalahkan wanita itu, kita tidak berhak menghakiminya bukan? Kita tidak tahu apa yang di alaminya hingga nekat berbuat demikian. Bukankak pelacur yang melahirkan anak lalu di buang juga banyak? Rasanya tidak adil bagi wanita itu di pojok kan dengan berita seperti ini. Lagi pula dia bukan artis jadi hargai privasi seseorang. Itu lebih baik." Reporter itu sampai ternganga mendengarnya. "Wow wow, jawaban nyonya di sebelah say
Kedatangan Laura Dan Sween"Ibu, ingin sekali rasanya bertemu dengan perempuan sok suci itu," ucap Selena seraya tersenyum."Benar, menjadikannya bahan olok-olokan, tentu akan sangat menyenangkan." Barbara tak kalah exited. Kejadian yang menimpa Lerina adalah anugerah bagi mereka. Selain bahagia, perusahaan mereka pun sudah mendapatkan investor, Robin memanfaatkan situasi ini untuk perusahaan itu. Yah, siapa yang percaya dengan wanita seperti Lerina. Pengambilan alih yang di lakukan oleh Robin di anggap mereka adalah perbuatan yang sudah tepat. Namun menjadi banyak yang tahu perusahaan itu adalah atas nama Lerina Smith. Berita tentang Lerina telah terhapus dari media. Peng melakukannya dengan cepat, namun efeknya masih tetap ada dan tidak hilang begitu saja. Orang-orang masih menggunjingkan masalah tersebut. Dan jadi trending sebutan wanita penjual rahim.^^^^^^"Han, ada dua orang investor yang menawarkan bantuan kepada Robin, bagaimana menurutmu?" tanya Paman Peng, "tentu akan sul
Wanita Di Kamar Dua BelasLerina di kurung di dalam sebuah kamar karena melawan dan berusaha melarikan diri.Anak buah Madam Jane menjemputnya ke mobil dan Lerina tidak sanggup menolak, sedangkan Laura hanya menyaksikan dengan tangan bersedekap."Tolong, Bu! Tolong aku!" jerit Lerina tadi saat dirinya di paksa masuk oleh anak buah Madam Jane. Ketiganya abai hanya saling melempar tawa menyaksikan Lerina yang di seret paksa. Sempat terdengar tawa mereka saat Lerina di seret paksa sebelum mobil yang membawa mereka pergi dari sana.Lerina menangis sejadi-jadinya, meratapi dirinya, nasib buruk seolah selalu mengikuti dirinya. Lerina membenci hidupnya.Tap tap tapCeklekSeorang wanita paruh baya melangkah dengan perlahan ke dalam kamar yang di tempatinya."Perkenalkan, aku Madam Jane penguasa tempat ini! Mulai sekarang aku yang akan mengendalikan hidupmu!"Dia berbicara sangat angkuh. Lerina menatapnya sengit, wanita dengan dandanan yang menor juga di antara jarinya terselip rokok yang as
Ending Malam itu Lucia tertidur di sofa sedangkan Sean masih terjaga di dekat box kedua bayinya. Sean menoleh pada istrinya yang tampak kedinginan, ia pun berdiri dan menutupkan jasnya di tubuh Lucia.Malam itu Sean tidak tidur, ia fokus menjaga keduanya, mengabaikan rasa lelah yang mendera tubuhnya juga membiarkan Lucia terlelap, karena besok Sean harus ke perusahaan. Setidaknya istrinya istirahat dengan cukup. "Selamat pagi Tuan!" Seorang suster datang memeriksa keadaan si kembar."Pagi!" balas Sean.Suster tersebut menyentuh kulit Vin dan Van, "Sudah tidak demam, sebentar lagi dokter akan datang memeriksa." Suster tersebut keluar lagi.Sean melihat istrinya yang masih tertidur, dia melihat jam yang sudah menunjuk pukul tujuh. Sean akan tinggal sampai Lucia bangun, setidaknya di rapat kemarin dia sudah memperingatkan para staff untuk melapor padanya atas kebijakan Rain yang mungkin akan berpotensi merugikan perusahaan.Sean menunggu hingga satu jam kemudian Lucia bangun. Se
Vin Dan Van Demam Bibir Rain menyeringai saat menuruni anak tangga, ia sempat mendengar pembicaraan Sean dan Lucia. Entah apa maksudnya, keributan pasangan suami istri itu seolah menjadi hiburan baginya. Ke esokan paginya, Lucia masih mendiamkan Sean, ia hanya fokus kepada bayi kembarnya. Sean memaklumi hal itu, dia yang salah karena belakangan ini sering pulang terlambat. Wajar saja Lucia pasti lelah menjaga dua bayinya meski Vin dan Van bukan termasuk bayi yang rewel. Sean tetap membantu Lucia mengurus Vin dan Van sebelum berangkat ke perusahaan . Dia sengaja datang sedikit siang hari ini. "Aku pergi!" pamitnya pada Lucia yang hanya di balas dengan deheman, "aku janji akan pulang lebih awal," katanya seraya tersenyum, namun lagi-lagi Lucia hanya diam. Sean melangkah meninggalkan kamar dan ketiga makhluk pengisi hatinya. Di perusahaan baru saja di adakan rapat yang di pimpin oleh Rain. Padahal rapat itu di rencanakan oleh Sean kemarin, namun Rain mengganti jadwalnya atas
Ada Apa Dengan Rain? "Sana, pergi dari sini! Dasar mesum!" Alyona mengusir Dario yang sudah lancang memeluknya tadi."Nona, aku bisa jelaskan," kata Dario seraya mundur kebelakang, karena Alyona mengusirnya dengan sapu, "Aku sempat mengira anda laki-laki," ucap Dario mengklarifikasi."Alyona, tidak perlu pakai sapu, dia pasti pergi," kata Rivera pada putrinya. Alyona sangat kasar terhadap orang yang ia benci."Mom, pria mesum seperti ini memang pantas di kasari." Gadis itu tidak paduli, ia terus mengacungkan sapu ke arah Dario yang sudah keluar dari pintu utama. Dia sudah seperti tersangka."Sana, tidak ada yang sudi mempekerjakan orang mesum sepertimu!" ucap Alyona seraya memelototi Dario. Dia masih berpikir kalau pria yang berasal dari Milan Itu adalah pekerja di rumah kakek besar. "Siapa yang mesum?" Sean yang baru saja turun sempat mendengar ucapan adik sepupunya itu. Ia mengeryitkan dahi saat melihat Alyona menghardik temannya dengan gagang sapu. "Kakak, kebetulan sekal
Sudah Pelayan Mesum Lagi Berita duka baru saja datang dari Dellwood. Kakek Zoku dinyatakan meninggal dunia pagi ini. Pria yang paling banyak berjasa untuk keluarga mereka yang selalu memastikan keluarganya hidup dengan baik dan layak.Masing-masing keluarga sudah di hubungi oleh Ben sang asisten. Termasuk Han yang masih ada di Kota Milan. Kesedihan merayapi hati setiap jiwa yang terikat dengannya. Mendengar hal itu, Sean langsung mendatangi dokter untuk menanyakan perihal putranya yang akan melakukan perjalanan udara.Pesawat pribadi menjadi pilihan mereka, sore nanti mereka akan terbang dari Milan menuju Minnesota, di lanjut dengan perjalanan darat kurang lebih dua jam lagi.Keluarga Zoku di liputi duka mendalam akibat kepergian sesepuh mereka, Zoku.Banyak para pelayat yang datang, terutama dikalangan pengusaha bahkan ada yang dari luar negeri.Mereka bergantian memberikan salam penghormatan, mencium untuk yang terakhir kalinya. Sampai saatnya Kakek Zoku di antar ke per
Nasib Pernikahan Luisa Ludwig di vonis penjara selama dua puluh tahun atas percobaan pembunuhan juga kasus penculikan Lucia dulu.Dia memohon untuk di ampuni dan di keluarkan dari dalam penjara."Valdez, aku mohon keluarkan aku dari sini!" pintanya saat sidang kasusnya baru saja selesai.Valdez hari itu hadir bersama pengacaranya. "Kau tidak malu memintaku untuk mengeluarkanmu, ingat kesalahanmu Lud, hampir dua puluh tahun Kau pisahkan aku dari putriku. Sedangkan aku memperlakukanmu layaknya keluarga, di mana hati nuranimu?" Masih ada emosi di hati Valdez terhadap orang yang pernah sangat dipercayainya itu.Kini dengan mudahnya Ludwig meminta untuk di keluarkan dari penjara. "Val, aku punya alasan untuk itu," sela Ludwig seraya memikirkan alaaannya. "Karena Kau mencintai istriku sampai saat ini bukan?" potong Valdez hingga membuat Ludwig membulatkan matanya.Dia terhenyak mendengar jawaban Valdez, jadi dia tahu tentang perasaannya, "Kau salah, Val," sangkalnya, "It-itu tid
Luisa Lari! Balon-balon yang di dominasi warna biru tampak menempel di beberapa tempat, termasuk tangga hingga ke ujung, juga di dekat sofa dan di beberapa dinding, di tambah sedikit bunga hingga menambah keindahan ruangan tersebut. Di tengah ruangan itu terdapat karpet yang terhubung ke ayunan si kembar, juga beberapa foto mungil mereka tak lupa di tempelkan di sisi ayunan.Lucia akan di sulap secantik mungkin. Sebagai orang yang sangat berpengalaman, Luisa yang akan mendandani kembarannya itu agar terlihat semakin cantik saat menyambut dua keponakannya.Meski masih ada rasa canggung, keduanya tampak cocok. Mereka berdua sama-sama memiliki hati yang baik. Meski hidup bergelimang harta tak membuat Luisa sombong. Ia bahkan berencana membagi warisannya untuk Lucia nantinya."Lucia, aku tidak bisa mengungkapkan rasa bahagia ini karena menemukanmu," kata Luisa setelah selesai merias wajah kembarannya tersebut.Lucia mengulas senyum menanggapinya. "Maaf untuk hidupmu selama
Kau Memang Putriku, Lucia! Lerina menyampaikan kedatangan Luisa dan telpon dari Tuan Valdez tadi. Bohong kalau Lucia tidak merasa bersalah, namun ketakutan terhadap Ludwig juga tak bisa dipungkirinya."Mom aku takut," keluhnya. Meski sesungguhnya ia tidak tega mendengar hal yang terjadi pada Nyonya Valdez. Luisa baru saja menghubungi Lerina terkait ibunya yang menggores pergelangan tangannya dengan pisau.Rasa kemanusiaan Lerina yang begitu kuat menggerakkan hatinya agar membujuk menantunya menjenguk wanita yang mengaku sebagai besannya tersebut."Lucia, mommy tahu seperti apa hatimu," kata Lerina menatap Lucia dengan lembut."Bagaimana kalau Tuan Ludwig ada di sana?" Membicarakannya saja Lucia sudah takut."Kami akan menemanimu, Kau bisa putuskan agar mommy menghubungi daddy dan suamimu," usul Lerina. Dia paham ketakutan Lucia dan mereka juga akan berusaha agar selalu ada di sampingnya.Han dan Sean ternyata bertemu dengan Alberto. Pria itu memohon maaf pada Han dan Sean. Di
Menjenguk Neve Selain bersama suaminya, Nyonya Valdez ternyata berulang kali mencoba datang untuk menemui Lucia, namun berakhir di tolak hingga membuatnya jatuh sakit.Ia di rawat di rumah sakit dalam keadaan lemah, tiada hari tanpa memikirkan Lucia.Tuan Carlos yang sudah sempat pulang ke Spanyol kini datang lagi menjenguk sang adik.Ia berjanji akan menemui keluarga Han untuk meminta agar Lucia melakukan tes dna. Sedangkan Valdez sibuk mengurusi Ludwig yang ada di penjara.Mereka masih mempercayai pria itu dan menganggap Lucia hanya sedang mengalami baby blues pasca melahirkan sehingga sembarangan menuduh Ludwig yang ingin membunuhnya. Pria itu dinyatakan bebas sebab kurangnya bukti, cctv di ruangan Lucia saat itu lagi-lagi dalam keadaan mati.Ludwig merasa senang, tanpa mereka tahu dia sudah menyusun rencana baru untuk menyingkirkan Lucia.Sesuai janjinya Tuan Carlos datang bertamu ke rumah yang ditinggali oleh leluarga Han saat ini.Dia di sambut baik dan di persilahkan m
Penolakan Lucia Han dan Lerina tiba lebih dulu di rumah sakit, Sean menceritakan apa yang ia lihat tadi. Tentu saja hal itu membuat mereka geram, kini hanya tinggal menunggu kedatangan Keluarga Valdez untuk menyelesaikan masalah yang tidak sederhana ini. Terlihat dua polisi yang dipanggil Sean berdiri di sebelah kiri dan kanan Ludwig. Dalam hati pria itu merutuki kebodohannya yang meninggalkan Lucia di laut tanpa memastikan kematiannya.Beberapa saat kemudian pasangan Valdez pun datang, mereka terkejut melihat keadaan Ludwig yang babak belur, tapi sekaligus senang karena Lucia telah di temukan.Nyonya Valdez mendekat ke ranjang Lucia, namun segera di cegah oleh Sean."Nyonya, sebaiknya anda tidak mendekati istri saya!" kata Sean tanpa ragu.Nyonya Valdez cukup heran, kenapa dia di larang menghampiri Lucia. Kemudian datanglah Tuan Carlos bersama asistennya."Apa yang terjadi, kenapa Ludwig di awasi polisi?" Tuan Carlos cukup heran melihat banyak orang di ruangan wanita yang d