Home / Urban / Putra Sang Presdir / Beraninya Kau Menampar Bibiku

Share

Beraninya Kau Menampar Bibiku

Author: Azitung
last update Last Updated: 2022-10-20 11:04:57

Bab 8

Beraninya Kau Menampar Bibiku

Rupanya Selena ikut bersama ayahnya, namun dia datang bukan untuk ikut membicarakan masalah kerja sama, melainkan untuk mencari Lerina. Dia ingin memberinya hinaan agar wanita itu enyah dari kantor ini. Selena tidak terima Lerina sebagai sekretaris Han Zoku.

Saat Han menuruni gedung dengan lift pribadinya, Selena melihat tidak ada Lerina bersamanya. Dia kemudian naik dengan lift karyawan. Dia sudah bertanya pada resepsionis di lantai berapa ruangan Presdir Han Zoku berada.

Selena keluar dari lift, dia mulai menyusuri jalannya. Kemudian dia melihat papan meja bertuliskan sekretaris. Selena tersenyum, "tidak sulit" gumamnya pelan.

Dia menatap pintu Presdir Zoku Holding. Bila Lerina tidak ada di sini berarti dia di ruangan direktur. Seketika dia merasa marah. Beruntung sekali hidup Lerina bisa dekat dengan Presdir Zoku. Selena tidak akan membiarkan itu. Dia punya cara untuk menyingkirkan Lerina.

Tanpa mengetuk dia langsung membuka pintu itu. Hal pertama yang di lihatnya adalah Lerina yang sedang memainkan ponselnya di sofa. Lerina menyipit. Mau apa Selena datang ke sini?

Tap tap tap

"Adakah seorang sekretaris sepertimu, di saat bosmu sedang meeting, Kau malah bersantai di ruangannya! Sangat tidak tahu malu, cih!" Selena melipat tangannya dan menatap jijik pada Lerina.

Lerina tidak terpancing, "Adakah seorang tamu perusahaan masuk tanpa sopan santun ke ruangan Presdir? Sangat tidak beretika!" Gantian Lerina membalasnya.

"Hahaha! Untuk apa aku mengetuk pintu, kalau disini hanya ada seekor kelinci kecil yang kotor." Selena mulai mengeluarkan hinaannya, menjentikkan jarinya tepat di hadapan Lerina, seolah sepupunya itu tidak berarti apa-apa baginya.

"Dan Kau seperti lalat yang selalu menjilat kotoran bukan? Bahkan kotoran milikku, kalian nikmati hingga saat ini!" telak, Lerina membalasnya.

"Kurang ajar!" Selena mengepalkan tangannya, Lerina tetap tampak tenang. Harusnya dia marah bila di hina. Dulu Lerina sangat penurut dan berhati lembut dia sangat berperasaan, tapi sekarang dia tampak tenang, tidak terusik dengan kata-kata Selena.

"Sepertinya Kau menikmati hidupmu selama enam tahun. Oh ya, aku dengar kau bahkan masuk perguruan tinggi dan membeli apartemen, yah meskipun aparemen murahan, tapi untuk wanita sepertimu aku rasa sangat mustahil kau memilikinya, kecuali .., kau menjual dirimu. Hahaha!" Selena kembali mencibir dan tertawa puas. Dia bertekad akan merusak suasana hati Lerina kali ini.

"Ah, tidak kusangka ternyata kau begitu ngefans padaku, Selena. Sampai-sampai Kau tahu semua tentang diriku. Aku sangat berterima kasih untuk itu, penggemar!" Lerina sudah menutup ponselnya, namun dia tetap menahan diri untuk tidak marah di depan wanita licik ini.

"Cih! Siapa yang sudi jadi penggemarmu. Kau itu tidak lebih baik dariku, Lerina. Aku jadi curiga, kenapa kau bisa bekerja di sini. Jangan-jangan jau juga menyerahkan dirimu pada pemilik perusahaan ini, benar bukan?" Selena semakin sesuka hati, dia mengatakan apa saja yang ada di pikirannya.

"Apa jau pikir aku seperti dirimu, yang sejak remaja sudah rusak dan entah sudah berapa ratus pria yang menyentuh tubuhmu secara percuma."

"Apa maksudmu?" tangan Selena terayun ingin menampar Lerina, dia tidak terima dengan perkataan sepupunya itu, meskipun benar adanya. Tangannya segera di tahan oleh Lerina.

"Kau!" Matanya nyalang menatap Lerina, menarik tangannya kembali.

"Heh, kau tersinggung dan aku benar, bukan?" Lerina tahu seperti apa Selena, bahkan ketika mereka masih tinggal serumah Selena bukanlah gadis suci, dia sering melakukannya dengan teman prianya.

"Brengsek kau Lerina!"

Brughhh

Aaaaa

Di saat Selena ingin menampar Lerina, dia terjerembab ke lantai, ada yang mendorongnya.

"Beraninya kau menampar bibiku!" Sean menatapnya tajam, dia menunjuk wajah Selena yang masih kesakitan.

Lerina menarik Sean ke dekatnya. Dia takut Selena akan nekat dan menampar Tuan mudanya yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Selena menatap bergantian keduanya, mereka sedikit mirip, dan kenapa ada anak kecil disini? Selena cepat menyimpulkan sesuatu, dia bangkit berdiri meski bokong dan pinggangnya masih terasa ngilu.

"Aku mengerti sekarang, ternyata kau punya anak dari menjual diri. Bukankah kau belum menikah sampai saat ini? Hahaha!" Selena tertawa demi menutupi rasa sakitnya. Dia tidak akan mau kalah dari Lerina, "Tak kusangka Lerina, kau memiliki anak haram. Hahaha!"

"Tutup mulutmu, Selena! Pergi kau dari sini!" hardik Lerina. Selena semakin meracau tidak jelas menurutnya.

"Aku juga tidak sudi berada di sini, menghirup udara yang sama dengan wanita murahan dan tentu saja anak haram ini!" cebiknya.

Plak

Lerina tidak tahan, Selena berani mengatakan Sean anak haram. Tidakkah Selena tahu anak ini adalah putra Presdir Zoku?

"Kurang ajar!"

Selena tidak terima ditampar oleh Lerina, dia akan membalasnya, namun Sean mendorongnya lagi sebelum tangan itu sampai.

Dia terjatuh dua kali dan meringis kesakitan.

"Hahahahaha!"

"Sok jagoan! Hahahaha!" Sean meledakkan tawanya.

Selena mengangkat tubuhnya perlahan, dia sadar sudah sedikit lama berada di ruangan Presdir Zoku. Jangan sampai Han melihatnya berada di sini, itu akan memperburuk citranya.

"Awas kalian! Aku akan membalasmu, Lerina! Aku akan menghancurkan hidupmu, dan kau anak kecil, tunggu pembalasanku!"

Blam

Pintu tertutup dengan kasar hingga menimbulkan suara keras.

Sial! Lerina tidak selemah enam tahun yang lalu. Dia melawan sekarang, apa karena dia sekretaris Han Zoku? Selena bertanya-tanya dalam pikirannya.

Aduuhh

Dia menyentuh pipinya yang terasa panas, Lerina terlalu keras menamparnya. Dia terus mengumpat di dalam lift.

"Akan kuhancurkan hidupmu, Lerina, takkan kubiarkan kau bahagia!"

Tangannya terkepal erat.

Comments (90)
goodnovel comment avatar
Mary Angel
gw suka yg gini ni... jangan nau ditindas ya Lerin
goodnovel comment avatar
Hilda Hill
...harus pke koin
goodnovel comment avatar
Hauska Bubble Tea
mahal dikit apaan nih mahal banget..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Putra Sang Presdir   Good Job Daddy, Aku Menyayangimu

    Bab 9Good Job Daddy, Aku MenyayangimuSepulang dari kantor Zoku Holding. Selena meminta di antar ke rumah sakit, dia merasa tubuhnya sakit semua, terutama di bagian pinggang dan bokong.Ini semua karena perempuan murahan itu. Dia selalu memaki dalam hati.Selena turun dan papanya melanjutkan perjalanan menuju kantor mereka. Dia sedikit kesal tadi dengan Han Zoku, namun dia tidak berani melawannya. Tentu Han Zoku bukanlah tandingannya.Rupanya Han sudah tahu kalau perusahaan itu sebenarnya masih atas nama orang tua kandung Lerina dan hanya Lerina pemilik aslinya setelah keduanya meninggal.Robin hanya memakai surat kuasa yang ia palsukan sendiri. Dia hanya takut Lerina mengambil semua harta milik orang tuanya, untuk itulah dia mengusirnya dengan keji.Lerina baru saja keluar dari ruangan presdir meninggalkan kedua orang berbeda generasi itu di dalam. Dia, harus menyelesaikan pekerjaannya.Sebisa mungkin Lerina selalu menyelesaikannya sebelum pukul lima, dia tidak ingin lembur, dia haru

    Last Updated : 2022-10-20
  • Putra Sang Presdir   Secangkir Kopi Sepertinya Lebih Baik

    Bab 10Secangkir Kopi Sepertinya Lebih BaikDisinilah mereka, di mini market untuk berbelanja makanan kucing. Lerina tidak membawa trolli, dia hanya mengambil keranjang karena dia tidak belanja banyak.Tanpa diduganya Han Zoku pun ikut ke dalam dan mengekori mereka. "Sean, jangan yang itu, ini saja!" ucapnya. Sean mengambil makanan kucing yang paling mahal dari rak."Aku suka bungkusnya Bibi. Gambar kucing yang lucu," jawab Sean sambil memperlihatkan gambar di bungkus makanan itu pada Lerina. Kucingnya memang cantik, tapi harganya tidak sesuai dengan uang Lerina."Mmm, lain kali saja ya. Hari ini kucingnya akan makan yang ini saja." Lerina menaruh lagi makanan kucing yang di pegang Sean tadi kembali ketempatnya."Sudah, kita bayar sekarang!" ajak Lerina sambil berdiri."Baiklah!" Sean tidak menolak, dia mengekori Lerina di belakang. Mereka berjalan menuju kasir. Kasir langsung menghitungnya dan mengucapkan berapa nominalnya. Lerina merogoh tasnya untuk mengambil dompetnya."Sekalian

    Last Updated : 2022-10-20
  • Putra Sang Presdir   Sepertinya Jabatanku Sudah Turun Sekarang

    Apa Jabatanku Sudah Turun Sekarang? Pukul sepuluh malam Han Zoku dan putranya baru tiba di rumah mereka. Pagar telah terbuka dan Han Zoku memasukkan mobilnya langsung ke garasi. Dia membuka pintu mobil lalu menggendong putranya yang telah tertidur. Han berjalan perlahan dan pintu di buka dari dalam. "Luar biasa! Kau sangat luar biasa, membawa putramu bekerja lalu pulang setelah pukul sepuluh, apa kau pikir itu pantas untuk anak seusianya? Hah, aku benar-benar marah padamu!" Laura tidak bisa menahan untuk tidak mengatai putra sulungnya itu. Dia mendengar putranya itu telah sampai dan dia sengaja menunggunya di balik pintu. "Ibu, cucumu sedang tidur, biarkan aku membawanya ke kamar!" Han bahkan tidak sakit hati atas repetan ibunya. "Cepat bawa dia ke kamar, setelah itu kembali ke sini, aku ingin membicarakan hal penting denganmu!" kata Laura. Dia berencana akan mengatakan maksudnya malam ini juga. "Laura! Ckckck! Putramu baru saja kembali kau sudah tidak sabaran dengan rencanamu i

    Last Updated : 2022-10-20
  • Putra Sang Presdir   Cantik

    Cantik Lerina membersihkan semuanya termasuk dua figura yang berada di dinding, juga beberapa guci yang ada di ruangan itu. Dia sebenarnya kurang nyaman dan leluasa karena presdirnya tidak beranjak dari situ. Dia hanya terus memperhatikan Lerina. Lerina mengembuskan napas hingga pipinya menggelembung, dia kegerahan meski ruangan ini ber ac. Dia sedikit mengibaskan kemeja bagian dadanya. Han memperhatikan itu dalam diam, namun Lerina tidak menyadarinya. "Tuan, aku rasa sudah bersih semua. Aku permisi!" Lerina berlalu. Dia mengantar alat pelnya ke bawah, di mana biasanya petugas kebersihan menyimpannya. "A'aw!" Bella menyenggol lengan Lerina hingga dia terhuyung sedikit. Dia lagi! Batin Lerina. "Apa aku tidak salah lihat, seorang Lerina menjadi petugas kebersihan? Memang sih, pekerjaan ini lebih cocok untukmu!" Bella seperti biasa senang mencibir Lerina. "Bukan urusanmu Bella," balas Lerina. Dia yang tengah lelah sangat muak melihat wanita nyinyir ini. "Wow, kau sudah berani me

    Last Updated : 2022-10-21
  • Putra Sang Presdir   Mengajak Ke Pesta

    Bab 13 Presdir Han Zoku? Lerina tidak percaya, mau apa bosnya itu datang malam-malam begini. Lerina berlari ke kamar, menyambar cardigan miliknya lalu memakainya, dia mencepol rambutnya asal sehingga tidak rapi. Ceklek "Selamat malam Nona Smith!" ucap Han begitu pintu dibuka. "Malam Tuan!" "Boleh aku masuk?" ucap Han setelah beberapa detik mereka diam. Lerina sebenarnya tidak enak menerima tamu malam-malam, apa lagi seorang pria. Dia harus, menjaga kesucian tempat ini. "Hei!" Han menggoyangkan tangannya, di hadapan Lerina yang melamun. "Oh, i-iya, tentu saja. Silahkan masuk Tuan!" Tidak ada pilihan lain. Mengusirpun rasanya tidak mungkin. Han langsung duduk tanpa di persilahkan, "Lerina, aku akan menghadiri acara temu ramah para pengusaha malam ini," kata Han. Perasaan Lerina jadi tidak enak. Dia takut bosnya ini akan mengajaknya, sementara dia sudah ingin tidur. "Kau harus menemaniku malam ini!" Han memberi perintah di kata harus. "Harus?" "Hm, dan kau tidak bisa menolak

    Last Updated : 2022-10-21
  • Putra Sang Presdir   Aku Kecewa Pada Ayah

    Bab 14 Aku Kecewa Pada Ayah Kini mereka telah berada di dalam mobil. Han sepertinya memang sudah merencanakan ini, mereka terlihat serasi malam ini dengan baju yang senada. Sebenarnya dia tidak pernah menghadiri acara seperti ini, namun karena kerinduannya pada gadis ini dijadikan alasan untuk bersama. Biasanya cukup Peng saja yang menghadirinya. Mereka mulai memasuki lokasi acara. "Wow, siapa dia?" "Bukankah itu Presdir Zoku Holding?" "Aku tidak percaya, bisa melihatnya di sini!" "Bukankah ini kejadian sangat langka?" "Siapa wanita yang berada di sampingnya?" "Betapa beruntungnya dia!" Masih banyak lagi celotehan-celotehan para wanita di acara itu. Mereka adalah putri pengusaha dan ada juga sebagai kekasih atau hanya partner kepesta. Han Zoku mengabaikan itu. Dia tidak terusik sedikit pun. Dia berjalan dan mengambil tempat. Lerina, mengikutinya. Lerina tetap bersikap biasa meski banyak yang menatapnya tidak suka, dan seolah mencemooh. Namun ada yang berbeda, setau mereka

    Last Updated : 2022-10-21
  • Putra Sang Presdir   Cobalah Berjalan

    Cobalah Berjalan "Sangat tidak sopan, dia membentak ayahnya!" "Bukankah itu Robin Smith dan putrinya?" "Sikap mereka tidak mencerminkan seorang pengusaha!" Masih banyak lagi cibiran dan tatapan sinis dari orang-orang. Robin seketika menjadi malu dibuat putrinya yang sudah meninggikan suara di acara penting ini. Barbara yang melihat itu langsung mengajak mereka pulang. Dia pun sudah malu dengan kelakuan suami dan putrinya. "Sangat memalukan, apa kau tidak bisa menahan dirimu?" Barbara sangat kecewa dengan putrinya. Yang dia harapkan tadi Selena bisa mendapatkan salah satu tuan muda di acara itu, namun malah cemoohan yang di dengarnya. "Aku tidak terima, Bu. Ayah mengatakan aku murahan!" Selena bukanlah orang yang bisa disalahkan, dalam hidupnya apa pun yang ia lakukan adalah benar menurutnya, dia hanya menuruti kata hatinya. "Memang benar yang ku katakan, lihatlah penampilanmu itu!" Robin juga tidak terima di salahkan. "Sudah-sudah! Kalian sama saja, sama-sama memalukan!" Barba

    Last Updated : 2022-10-21
  • Putra Sang Presdir   Sean, Sakit Apa?

    Sean Sakit Apa? Lerina sengaja datang pagi sekali, dia ingin memastikan bahwa pekerjaan cleaning servis tidak mengecewakan, Lerina tidak mau bila harus disuruh bersih-bersih lagi oleh Tuan presdirnya karena itu bukan pekerjaannya. Setelah memastikan semua, petugas kebersihan itu pun keluar. Lerina kembali kemejanya, dia sudah bisa tenang sekarang. Ah, tidak. Lerina pasti tidak bisa tenang nanti bila bertemu bosnya. Ciuman tadi malam, ah, dia harus bagaimana nanti menghadapi bosnya itu. Sudah pukul sembilan. Han Zoku belum menampakkan batang hidungnya. Hal ini tidak biasa, kenapa bosnya itu tidak datang. Tidak mungkin karena ciuman itu. Pikir Lerina. Tap tap tap "Selamat pagi Tuan Peng!" Lerina sedikit membungkuk kala melihat kehadiran orang kepercayaan Tuan Han Zoku. Peng adalah orang tertinggi di perusahaan ini setelah presdir. Dia juga bisa memutuskan apapun meski tanpa persetujuan Han Zoku. Lerina sedikit kecewa, dia tidak melihat presdir bersama Tuan Peng. "Nona Smith, aku d

    Last Updated : 2022-10-21

Latest chapter

  • Putra Sang Presdir   Ending

    Ending Malam itu Lucia tertidur di sofa sedangkan Sean masih terjaga di dekat box kedua bayinya. Sean menoleh pada istrinya yang tampak kedinginan, ia pun berdiri dan menutupkan jasnya di tubuh Lucia.Malam itu Sean tidak tidur, ia fokus menjaga keduanya, mengabaikan rasa lelah yang mendera tubuhnya juga membiarkan Lucia terlelap, karena besok Sean harus ke perusahaan. Setidaknya istrinya istirahat dengan cukup. "Selamat pagi Tuan!" Seorang suster datang memeriksa keadaan si kembar."Pagi!" balas Sean.Suster tersebut menyentuh kulit Vin dan Van, "Sudah tidak demam, sebentar lagi dokter akan datang memeriksa." Suster tersebut keluar lagi.Sean melihat istrinya yang masih tertidur, dia melihat jam yang sudah menunjuk pukul tujuh. Sean akan tinggal sampai Lucia bangun, setidaknya di rapat kemarin dia sudah memperingatkan para staff untuk melapor padanya atas kebijakan Rain yang mungkin akan berpotensi merugikan perusahaan.Sean menunggu hingga satu jam kemudian Lucia bangun. Se

  • Putra Sang Presdir   Vin Dan Van Demam

    Vin Dan Van Demam Bibir Rain menyeringai saat menuruni anak tangga, ia sempat mendengar pembicaraan Sean dan Lucia. Entah apa maksudnya, keributan pasangan suami istri itu seolah menjadi hiburan baginya. Ke esokan paginya, Lucia masih mendiamkan Sean, ia hanya fokus kepada bayi kembarnya. Sean memaklumi hal itu, dia yang salah karena belakangan ini sering pulang terlambat. Wajar saja Lucia pasti lelah menjaga dua bayinya meski Vin dan Van bukan termasuk bayi yang rewel. Sean tetap membantu Lucia mengurus Vin dan Van sebelum berangkat ke perusahaan . Dia sengaja datang sedikit siang hari ini. "Aku pergi!" pamitnya pada Lucia yang hanya di balas dengan deheman, "aku janji akan pulang lebih awal," katanya seraya tersenyum, namun lagi-lagi Lucia hanya diam. Sean melangkah meninggalkan kamar dan ketiga makhluk pengisi hatinya. Di perusahaan baru saja di adakan rapat yang di pimpin oleh Rain. Padahal rapat itu di rencanakan oleh Sean kemarin, namun Rain mengganti jadwalnya atas

  • Putra Sang Presdir   Ada Apa Dengan Rain?

    Ada Apa Dengan Rain? "Sana, pergi dari sini! Dasar mesum!" Alyona mengusir Dario yang sudah lancang memeluknya tadi."Nona, aku bisa jelaskan," kata Dario seraya mundur kebelakang, karena Alyona mengusirnya dengan sapu, "Aku sempat mengira anda laki-laki," ucap Dario mengklarifikasi."Alyona, tidak perlu pakai sapu, dia pasti pergi," kata Rivera pada putrinya. Alyona sangat kasar terhadap orang yang ia benci."Mom, pria mesum seperti ini memang pantas di kasari." Gadis itu tidak paduli, ia terus mengacungkan sapu ke arah Dario yang sudah keluar dari pintu utama. Dia sudah seperti tersangka."Sana, tidak ada yang sudi mempekerjakan orang mesum sepertimu!" ucap Alyona seraya memelototi Dario. Dia masih berpikir kalau pria yang berasal dari Milan Itu adalah pekerja di rumah kakek besar. "Siapa yang mesum?" Sean yang baru saja turun sempat mendengar ucapan adik sepupunya itu. Ia mengeryitkan dahi saat melihat Alyona menghardik temannya dengan gagang sapu. "Kakak, kebetulan sekal

  • Putra Sang Presdir   Sudah Pelayan Mesum Lagi

    Sudah Pelayan Mesum Lagi Berita duka baru saja datang dari Dellwood. Kakek Zoku dinyatakan meninggal dunia pagi ini. Pria yang paling banyak berjasa untuk keluarga mereka yang selalu memastikan keluarganya hidup dengan baik dan layak.Masing-masing keluarga sudah di hubungi oleh Ben sang asisten. Termasuk Han yang masih ada di Kota Milan. Kesedihan merayapi hati setiap jiwa yang terikat dengannya. Mendengar hal itu, Sean langsung mendatangi dokter untuk menanyakan perihal putranya yang akan melakukan perjalanan udara.Pesawat pribadi menjadi pilihan mereka, sore nanti mereka akan terbang dari Milan menuju Minnesota, di lanjut dengan perjalanan darat kurang lebih dua jam lagi.Keluarga Zoku di liputi duka mendalam akibat kepergian sesepuh mereka, Zoku.Banyak para pelayat yang datang, terutama dikalangan pengusaha bahkan ada yang dari luar negeri.Mereka bergantian memberikan salam penghormatan, mencium untuk yang terakhir kalinya. Sampai saatnya Kakek Zoku di antar ke per

  • Putra Sang Presdir   Nasib Pernikahan Luisa

    Nasib Pernikahan Luisa Ludwig di vonis penjara selama dua puluh tahun atas percobaan pembunuhan juga kasus penculikan Lucia dulu.Dia memohon untuk di ampuni dan di keluarkan dari dalam penjara."Valdez, aku mohon keluarkan aku dari sini!" pintanya saat sidang kasusnya baru saja selesai.Valdez hari itu hadir bersama pengacaranya. "Kau tidak malu memintaku untuk mengeluarkanmu, ingat kesalahanmu Lud, hampir dua puluh tahun Kau pisahkan aku dari putriku. Sedangkan aku memperlakukanmu layaknya keluarga, di mana hati nuranimu?" Masih ada emosi di hati Valdez terhadap orang yang pernah sangat dipercayainya itu.Kini dengan mudahnya Ludwig meminta untuk di keluarkan dari penjara. "Val, aku punya alasan untuk itu," sela Ludwig seraya memikirkan alaaannya. "Karena Kau mencintai istriku sampai saat ini bukan?" potong Valdez hingga membuat Ludwig membulatkan matanya.Dia terhenyak mendengar jawaban Valdez, jadi dia tahu tentang perasaannya, "Kau salah, Val," sangkalnya, "It-itu tid

  • Putra Sang Presdir   Luisa Lari!

    Luisa Lari! Balon-balon yang di dominasi warna biru tampak menempel di beberapa tempat, termasuk tangga hingga ke ujung, juga di dekat sofa dan di beberapa dinding, di tambah sedikit bunga hingga menambah keindahan ruangan tersebut. Di tengah ruangan itu terdapat karpet yang terhubung ke ayunan si kembar, juga beberapa foto mungil mereka tak lupa di tempelkan di sisi ayunan.Lucia akan di sulap secantik mungkin. Sebagai orang yang sangat berpengalaman, Luisa yang akan mendandani kembarannya itu agar terlihat semakin cantik saat menyambut dua keponakannya.Meski masih ada rasa canggung, keduanya tampak cocok. Mereka berdua sama-sama memiliki hati yang baik. Meski hidup bergelimang harta tak membuat Luisa sombong. Ia bahkan berencana membagi warisannya untuk Lucia nantinya."Lucia, aku tidak bisa mengungkapkan rasa bahagia ini karena menemukanmu," kata Luisa setelah selesai merias wajah kembarannya tersebut.Lucia mengulas senyum menanggapinya. "Maaf untuk hidupmu selama

  • Putra Sang Presdir   Kau Memang Putriku, Lucia!

    Kau Memang Putriku, Lucia! Lerina menyampaikan kedatangan Luisa dan telpon dari Tuan Valdez tadi. Bohong kalau Lucia tidak merasa bersalah, namun ketakutan terhadap Ludwig juga tak bisa dipungkirinya."Mom aku takut," keluhnya. Meski sesungguhnya ia tidak tega mendengar hal yang terjadi pada Nyonya Valdez. Luisa baru saja menghubungi Lerina terkait ibunya yang menggores pergelangan tangannya dengan pisau.Rasa kemanusiaan Lerina yang begitu kuat menggerakkan hatinya agar membujuk menantunya menjenguk wanita yang mengaku sebagai besannya tersebut."Lucia, mommy tahu seperti apa hatimu," kata Lerina menatap Lucia dengan lembut."Bagaimana kalau Tuan Ludwig ada di sana?" Membicarakannya saja Lucia sudah takut."Kami akan menemanimu, Kau bisa putuskan agar mommy menghubungi daddy dan suamimu," usul Lerina. Dia paham ketakutan Lucia dan mereka juga akan berusaha agar selalu ada di sampingnya.Han dan Sean ternyata bertemu dengan Alberto. Pria itu memohon maaf pada Han dan Sean. Di

  • Putra Sang Presdir   Menjenguk Neve

    Menjenguk Neve Selain bersama suaminya, Nyonya Valdez ternyata berulang kali mencoba datang untuk menemui Lucia, namun berakhir di tolak hingga membuatnya jatuh sakit.Ia di rawat di rumah sakit dalam keadaan lemah, tiada hari tanpa memikirkan Lucia.Tuan Carlos yang sudah sempat pulang ke Spanyol kini datang lagi menjenguk sang adik.Ia berjanji akan menemui keluarga Han untuk meminta agar Lucia melakukan tes dna. Sedangkan Valdez sibuk mengurusi Ludwig yang ada di penjara.Mereka masih mempercayai pria itu dan menganggap Lucia hanya sedang mengalami baby blues pasca melahirkan sehingga sembarangan menuduh Ludwig yang ingin membunuhnya. Pria itu dinyatakan bebas sebab kurangnya bukti, cctv di ruangan Lucia saat itu lagi-lagi dalam keadaan mati.Ludwig merasa senang, tanpa mereka tahu dia sudah menyusun rencana baru untuk menyingkirkan Lucia.Sesuai janjinya Tuan Carlos datang bertamu ke rumah yang ditinggali oleh leluarga Han saat ini.Dia di sambut baik dan di persilahkan m

  • Putra Sang Presdir   Penolakan Lucia

    Penolakan Lucia Han dan Lerina tiba lebih dulu di rumah sakit, Sean menceritakan apa yang ia lihat tadi. Tentu saja hal itu membuat mereka geram, kini hanya tinggal menunggu kedatangan Keluarga Valdez untuk menyelesaikan masalah yang tidak sederhana ini. Terlihat dua polisi yang dipanggil Sean berdiri di sebelah kiri dan kanan Ludwig. Dalam hati pria itu merutuki kebodohannya yang meninggalkan Lucia di laut tanpa memastikan kematiannya.Beberapa saat kemudian pasangan Valdez pun datang, mereka terkejut melihat keadaan Ludwig yang babak belur, tapi sekaligus senang karena Lucia telah di temukan.Nyonya Valdez mendekat ke ranjang Lucia, namun segera di cegah oleh Sean."Nyonya, sebaiknya anda tidak mendekati istri saya!" kata Sean tanpa ragu.Nyonya Valdez cukup heran, kenapa dia di larang menghampiri Lucia. Kemudian datanglah Tuan Carlos bersama asistennya."Apa yang terjadi, kenapa Ludwig di awasi polisi?" Tuan Carlos cukup heran melihat banyak orang di ruangan wanita yang d

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status