Aku Suka Kerja Kerasmu Di sisi lain, Han baru saja selesai bicara melalui sambungan telpon dengan Alberto. Ia menceritakan tentang nasib pernikahan Sean. Alberto tentu bersimpati dan menyarankan untuk mendekatkan Sean dengan gadis lain. Tentu saja Han menyambut baik saran temannya itu. "Alberto, bagaimana dengan Neve, apa Kau tidak keberatan bila mereka dekat?" Han bertanya pada orang yang memang mengharapkan hal itu terjadi."Han, Kau ini bicara apa? Neve, Neve tentu tidak pantas untuk putramu yang cerdas itu." Alberto sudah seperti aktor berpengalaman dalam memainkan dramanya."Tidak ada yang salah dengannya, yang aku lihat dia juga menaruh rasa pada Sean. Aku hanya perlu persetujuanmu, Ber." "Aku-aku merasa terhormat kali ini, Han. Tentu aku setuju bila Sean dan Neve bersatu." Alberto berterimakasih pada Han. "Aku akan mendekatkan mereka, malam nanti ada undangan dari perusahaan rekan, aku akan meminta dia untuk mengajak Neve," ucap Han yang semakin membuat Alberto
Dengan Cara Tidak Wajar Sejak malam itu Han jadi sering membicarakan Neve termasuk saat di meja makan. Semua yang di ceritakan oleh Alberto di ceritakan oleh Han tentang Neve yang sedari kecil sudah terlihat baik dan juga sopan.Sean hanya menyimak, bukan tak ingin menyangkal atau mengatakan bahwa Neve tidak senaif yang Alberto katakan, tetapi ia bukanlah orang yang suka mengumbar aib orang lain.Sean cukup mengetahuinya sendiri selain Paman Markus tentunya yang pernah menonton video Neve di hotel Italia waktu itu. Alberto? Ah, Sean cukup mengerti, memang mungkin dia sangat ingin menjadikan Neve bagian dari keluarga Zoku, tapi Sean tidak semudah itu jatuh cinta. Hatinya masih milik Lucia meski dengan kebersamaan yang singkat dia yakin gadis itu yang ada di sana. Neve yang sudah tahu tentang dukungan dari Han, semakin bersemangat, seperti hari ini dia membawakan Sean makanan meski hasil dari membeli. Perhatian-perhatian kecil mulai ia tampakkan. Sean yang menganggap Neve hany
Tidak Dengan Cara Membohonginya, Dad. Kurang lebih dua belas jam mereka di pesawat dan tiba pada malam hari.Alberto membantu Lucia membawa kopernya menuju ke luar bandara, di mana sudah banyak taksi yang berderet menunggu mereka.Dalam hati Lucia berdoa semoga segala urusannya lancar. Alberto memanggil salah satu taksi dan meminta Lucia untuk naik.Saat sopir taksi memasukkan koper Lucia ke dalam bagasi, Alberto mendatangi pria itu."Bawa wanita itu ke manapun yang ia inginkan!" kata Alberto pelan agar tidak terdengar oleh Lucia. Sopir taksi itu mengangguk, Alberto menyodorkan uang, "aku berikan pada anda, khawatir dia tidak punya uang," katanya setelah sopir taksi itu menerimanya."Katakan padanya kalau saya masih ada urusan dan akan menyusulnya!" Lagi-lagi Alberto berpesan dan di angguki oleh sopir taksi tersebut.Sang sopir pun naik ke dalam mobil lalu Alberto pun berpaling kembali ke bandara, dia akan melakukan perjalanan sekali lagi menuju Minnesota."Tuan sebentar, p
Jadi Kau Istri Dari Sean? Dini hari Alberto langsung pergi ke bandara dan ikut di penerbangan pagi. Di hotel yang sama Dario dan Lucia juga sedang bersiap untuk check out lalu menuju ke bandara. Mereka mendapat penerbangan siang.Sedangkan Alberto sudah hampir tiba dan Neve sudah menunggunya di luar. Keponakannya itu sengaja menyewa mobil untuk memperlancar perjalanan mereka.Kini keduanya sudah menuju ke Dellwood tak lupa Alberto mengajarinya untuk bersikap dengan baik di sana, karena selain restu dari Han, keluarga besar juga mempengaruhi, "Pandai-pandailah mengambil hati keluarganya, kalau mereka menyukaimu maka tidak akan sulit untuk menaklukkan hati Sean." Alberto begitu yakin dengan rencananya. Ia pun tersenyum saat mengingat Lucia yang entah sudah di mana anak itu berada. Sampai saat ini rencananya berjalan dengan baik. Di bandara pesawat yang di tumpangi oleh Dario dan Lucia juga sudah take off.Dua jam lebih mereka dalam perjalanan dan kini sudah tiba di Minnesot
Lucia Masih Istrimu. Ternyata di bangunan belakang, penjaga memukuli Dario, karena pria yang berasal dari Italia itu berteriak inta di keluarkan dengan memukul pintu. Sedangkan penjaga sudah kehilangan kesabaran, ingin memanggil keluarga juga tidak mungkin karena kakek besar dalam kondisi sakit.Sampai kemudian mereka membuka pintu dan menghajar Dario. Salah satu dari mereka takut salah dalam tindakan hingga memberanikan diri berlari menuju rumah besar.Entah sudah berapa pukulan yang di layangkan ke punggung Dario, sedangkan Lucia tampak menangis seraya memohon agar Dario jangan di pukuli lagi. Sean yang sudah mendengar pengaduan penjaga segera pergi dengan penjaga sedangkan Neve langsung mengadu pada pamannya. Alberto pun menceritakannya dengan Han, hingga mereka juga menyusul ke belakang.Dalam hati Alberto sangat geram dengan tindakan kembarannya itu. Neve mengatakan kalau kedua orang itu suruhan dari ayahnya hingga Alberto langsung percaya. "Diam! Kau pikir karena dirimu w
Dia Pemimpin Di Perusahaan Ini Sean tak henti-hentinya mengelus perut buncit istrinya yang kini tengah berbaring di atas tempat tidur.Sean membawa istrinya pulang Ke Minnesota meninggalkan Dario yang masih di rawat di rumah sakit."Dasar Sean! Dia bahkan meninggalkanku di sini, aku bahkan tidak mengenal siapapun," gerutu pria yang berasal dari Italia tersebut sampai pintu ruangannya dibuka dari luar. "Tadaaaa...!" Dua manusia berbeda jenis dan sangat mirip muncul di pintu. "Perkenalkan, aku Helly!" ucapnya dengan riang. "Dan aku Heidy!" lanjut Heidy dengan cuek. "Kami di utus oleh Kak Sean untuk menemani temannya di sini!" ucap keduanya meski dengan raut wajah yang berbeda. Ada yang riang dan ada yang ketus."Tak terhitung berapa kerugian yang ku alami," kata Sean seraya memeluk Lucia dari samping. "Kerugian?" Lucia sama sekali tidak mengerti. "Hmmm, empat bulan tanpamu, melewatkan pertumbuhan mereka." Maksud Sean adalah perkembangan bayi mereka."Masih tersisa lima bul
Sean, Jaga Lucia Lucia merasa malu karena ditertawakan oleh ketiganya, tetapi dia tetap berdiri di tempat itu hingga ketiganya selesai tertawa."Sudah biasa seseorang datang dan mengaku istri dari tuan muda, bahkan dia tengah hamil. Astaga! Apa tidak takut di penjarakan oleh bos kita?" Salah satunya menatap Lucia dengan rendah. "Cara cepat agar hidup enak," ucap salah satunya lagi."Hei, Nona!" panggil mereka saat Lucia hanya diam saja di tempat.Lucia mengangkat wajahnya dan menatap mereka."Sebelum datang ke tempat ini, apa Kau sudah siapkan bukti?" Mereka mulai menatap Lucia dengan sinis.Lucia yang polos tidak mengerti dia pun hanya menggeleng saja dan hal itu membuat ketiganya kembali menertawakannya."Pekerjaanmu untuk menjebak anak pemilik perusahaan ini akan sia-sia, sebaiknya bawa foto syur yang Kau edit dengan wajah Tuan muda." Mereka semakin keterlaluan terhadap Lucia yang semakin tidak mengerti dengan foto syur maksud mereka. "Saya datang ke sini bukan untuk
Aku Sudah Mendengarnya Neve tersenyum saat sudah berada di luar, memang tidak ada berkas bertuliskan Mall Zoku di antara map itu, semua hanya akal-akalannya saja, tapi melihat wajah Lucia yang tampak bodoh membuat dia merasa senang.Lucia yang semakin insecure menatap sekeliling ruangan suaminya, perasaan rendah diri semakin mendominasi. Tanpa menunggu Sean ia pun memilih untuk pulang dengan taksi. Bodohnya lagi dia tidak mengirim pesan apapun. Yang dikatakan oleh Neve tidak salah, Lucialah yang salah karena memang tidak pantas bersama Sean yang tampak cemerlang keluarga dan kariernya di tambah bonus ketampanannya. Tanpa di sadarinya ia adalah orang yang beruntung.Di rumah ia langsung masuk ke dalam kamar, Lerina yang melihatnya lantas menyusul menantunya tersebut ke atas. "Di mana Sean?" tanya Lerina yang sudah berada di pintu kamar menantunya yang tidak terkunci.Lucia terkejut ia yang sudah duduk di atas ranjang lantas berbalik, "Se-sean sedang ada rapat, Mom," jawabny
Ending Malam itu Lucia tertidur di sofa sedangkan Sean masih terjaga di dekat box kedua bayinya. Sean menoleh pada istrinya yang tampak kedinginan, ia pun berdiri dan menutupkan jasnya di tubuh Lucia.Malam itu Sean tidak tidur, ia fokus menjaga keduanya, mengabaikan rasa lelah yang mendera tubuhnya juga membiarkan Lucia terlelap, karena besok Sean harus ke perusahaan. Setidaknya istrinya istirahat dengan cukup. "Selamat pagi Tuan!" Seorang suster datang memeriksa keadaan si kembar."Pagi!" balas Sean.Suster tersebut menyentuh kulit Vin dan Van, "Sudah tidak demam, sebentar lagi dokter akan datang memeriksa." Suster tersebut keluar lagi.Sean melihat istrinya yang masih tertidur, dia melihat jam yang sudah menunjuk pukul tujuh. Sean akan tinggal sampai Lucia bangun, setidaknya di rapat kemarin dia sudah memperingatkan para staff untuk melapor padanya atas kebijakan Rain yang mungkin akan berpotensi merugikan perusahaan.Sean menunggu hingga satu jam kemudian Lucia bangun. Se
Vin Dan Van Demam Bibir Rain menyeringai saat menuruni anak tangga, ia sempat mendengar pembicaraan Sean dan Lucia. Entah apa maksudnya, keributan pasangan suami istri itu seolah menjadi hiburan baginya. Ke esokan paginya, Lucia masih mendiamkan Sean, ia hanya fokus kepada bayi kembarnya. Sean memaklumi hal itu, dia yang salah karena belakangan ini sering pulang terlambat. Wajar saja Lucia pasti lelah menjaga dua bayinya meski Vin dan Van bukan termasuk bayi yang rewel. Sean tetap membantu Lucia mengurus Vin dan Van sebelum berangkat ke perusahaan . Dia sengaja datang sedikit siang hari ini. "Aku pergi!" pamitnya pada Lucia yang hanya di balas dengan deheman, "aku janji akan pulang lebih awal," katanya seraya tersenyum, namun lagi-lagi Lucia hanya diam. Sean melangkah meninggalkan kamar dan ketiga makhluk pengisi hatinya. Di perusahaan baru saja di adakan rapat yang di pimpin oleh Rain. Padahal rapat itu di rencanakan oleh Sean kemarin, namun Rain mengganti jadwalnya atas
Ada Apa Dengan Rain? "Sana, pergi dari sini! Dasar mesum!" Alyona mengusir Dario yang sudah lancang memeluknya tadi."Nona, aku bisa jelaskan," kata Dario seraya mundur kebelakang, karena Alyona mengusirnya dengan sapu, "Aku sempat mengira anda laki-laki," ucap Dario mengklarifikasi."Alyona, tidak perlu pakai sapu, dia pasti pergi," kata Rivera pada putrinya. Alyona sangat kasar terhadap orang yang ia benci."Mom, pria mesum seperti ini memang pantas di kasari." Gadis itu tidak paduli, ia terus mengacungkan sapu ke arah Dario yang sudah keluar dari pintu utama. Dia sudah seperti tersangka."Sana, tidak ada yang sudi mempekerjakan orang mesum sepertimu!" ucap Alyona seraya memelototi Dario. Dia masih berpikir kalau pria yang berasal dari Milan Itu adalah pekerja di rumah kakek besar. "Siapa yang mesum?" Sean yang baru saja turun sempat mendengar ucapan adik sepupunya itu. Ia mengeryitkan dahi saat melihat Alyona menghardik temannya dengan gagang sapu. "Kakak, kebetulan sekal
Sudah Pelayan Mesum Lagi Berita duka baru saja datang dari Dellwood. Kakek Zoku dinyatakan meninggal dunia pagi ini. Pria yang paling banyak berjasa untuk keluarga mereka yang selalu memastikan keluarganya hidup dengan baik dan layak.Masing-masing keluarga sudah di hubungi oleh Ben sang asisten. Termasuk Han yang masih ada di Kota Milan. Kesedihan merayapi hati setiap jiwa yang terikat dengannya. Mendengar hal itu, Sean langsung mendatangi dokter untuk menanyakan perihal putranya yang akan melakukan perjalanan udara.Pesawat pribadi menjadi pilihan mereka, sore nanti mereka akan terbang dari Milan menuju Minnesota, di lanjut dengan perjalanan darat kurang lebih dua jam lagi.Keluarga Zoku di liputi duka mendalam akibat kepergian sesepuh mereka, Zoku.Banyak para pelayat yang datang, terutama dikalangan pengusaha bahkan ada yang dari luar negeri.Mereka bergantian memberikan salam penghormatan, mencium untuk yang terakhir kalinya. Sampai saatnya Kakek Zoku di antar ke per
Nasib Pernikahan Luisa Ludwig di vonis penjara selama dua puluh tahun atas percobaan pembunuhan juga kasus penculikan Lucia dulu.Dia memohon untuk di ampuni dan di keluarkan dari dalam penjara."Valdez, aku mohon keluarkan aku dari sini!" pintanya saat sidang kasusnya baru saja selesai.Valdez hari itu hadir bersama pengacaranya. "Kau tidak malu memintaku untuk mengeluarkanmu, ingat kesalahanmu Lud, hampir dua puluh tahun Kau pisahkan aku dari putriku. Sedangkan aku memperlakukanmu layaknya keluarga, di mana hati nuranimu?" Masih ada emosi di hati Valdez terhadap orang yang pernah sangat dipercayainya itu.Kini dengan mudahnya Ludwig meminta untuk di keluarkan dari penjara. "Val, aku punya alasan untuk itu," sela Ludwig seraya memikirkan alaaannya. "Karena Kau mencintai istriku sampai saat ini bukan?" potong Valdez hingga membuat Ludwig membulatkan matanya.Dia terhenyak mendengar jawaban Valdez, jadi dia tahu tentang perasaannya, "Kau salah, Val," sangkalnya, "It-itu tid
Luisa Lari! Balon-balon yang di dominasi warna biru tampak menempel di beberapa tempat, termasuk tangga hingga ke ujung, juga di dekat sofa dan di beberapa dinding, di tambah sedikit bunga hingga menambah keindahan ruangan tersebut. Di tengah ruangan itu terdapat karpet yang terhubung ke ayunan si kembar, juga beberapa foto mungil mereka tak lupa di tempelkan di sisi ayunan.Lucia akan di sulap secantik mungkin. Sebagai orang yang sangat berpengalaman, Luisa yang akan mendandani kembarannya itu agar terlihat semakin cantik saat menyambut dua keponakannya.Meski masih ada rasa canggung, keduanya tampak cocok. Mereka berdua sama-sama memiliki hati yang baik. Meski hidup bergelimang harta tak membuat Luisa sombong. Ia bahkan berencana membagi warisannya untuk Lucia nantinya."Lucia, aku tidak bisa mengungkapkan rasa bahagia ini karena menemukanmu," kata Luisa setelah selesai merias wajah kembarannya tersebut.Lucia mengulas senyum menanggapinya. "Maaf untuk hidupmu selama
Kau Memang Putriku, Lucia! Lerina menyampaikan kedatangan Luisa dan telpon dari Tuan Valdez tadi. Bohong kalau Lucia tidak merasa bersalah, namun ketakutan terhadap Ludwig juga tak bisa dipungkirinya."Mom aku takut," keluhnya. Meski sesungguhnya ia tidak tega mendengar hal yang terjadi pada Nyonya Valdez. Luisa baru saja menghubungi Lerina terkait ibunya yang menggores pergelangan tangannya dengan pisau.Rasa kemanusiaan Lerina yang begitu kuat menggerakkan hatinya agar membujuk menantunya menjenguk wanita yang mengaku sebagai besannya tersebut."Lucia, mommy tahu seperti apa hatimu," kata Lerina menatap Lucia dengan lembut."Bagaimana kalau Tuan Ludwig ada di sana?" Membicarakannya saja Lucia sudah takut."Kami akan menemanimu, Kau bisa putuskan agar mommy menghubungi daddy dan suamimu," usul Lerina. Dia paham ketakutan Lucia dan mereka juga akan berusaha agar selalu ada di sampingnya.Han dan Sean ternyata bertemu dengan Alberto. Pria itu memohon maaf pada Han dan Sean. Di
Menjenguk Neve Selain bersama suaminya, Nyonya Valdez ternyata berulang kali mencoba datang untuk menemui Lucia, namun berakhir di tolak hingga membuatnya jatuh sakit.Ia di rawat di rumah sakit dalam keadaan lemah, tiada hari tanpa memikirkan Lucia.Tuan Carlos yang sudah sempat pulang ke Spanyol kini datang lagi menjenguk sang adik.Ia berjanji akan menemui keluarga Han untuk meminta agar Lucia melakukan tes dna. Sedangkan Valdez sibuk mengurusi Ludwig yang ada di penjara.Mereka masih mempercayai pria itu dan menganggap Lucia hanya sedang mengalami baby blues pasca melahirkan sehingga sembarangan menuduh Ludwig yang ingin membunuhnya. Pria itu dinyatakan bebas sebab kurangnya bukti, cctv di ruangan Lucia saat itu lagi-lagi dalam keadaan mati.Ludwig merasa senang, tanpa mereka tahu dia sudah menyusun rencana baru untuk menyingkirkan Lucia.Sesuai janjinya Tuan Carlos datang bertamu ke rumah yang ditinggali oleh leluarga Han saat ini.Dia di sambut baik dan di persilahkan m
Penolakan Lucia Han dan Lerina tiba lebih dulu di rumah sakit, Sean menceritakan apa yang ia lihat tadi. Tentu saja hal itu membuat mereka geram, kini hanya tinggal menunggu kedatangan Keluarga Valdez untuk menyelesaikan masalah yang tidak sederhana ini. Terlihat dua polisi yang dipanggil Sean berdiri di sebelah kiri dan kanan Ludwig. Dalam hati pria itu merutuki kebodohannya yang meninggalkan Lucia di laut tanpa memastikan kematiannya.Beberapa saat kemudian pasangan Valdez pun datang, mereka terkejut melihat keadaan Ludwig yang babak belur, tapi sekaligus senang karena Lucia telah di temukan.Nyonya Valdez mendekat ke ranjang Lucia, namun segera di cegah oleh Sean."Nyonya, sebaiknya anda tidak mendekati istri saya!" kata Sean tanpa ragu.Nyonya Valdez cukup heran, kenapa dia di larang menghampiri Lucia. Kemudian datanglah Tuan Carlos bersama asistennya."Apa yang terjadi, kenapa Ludwig di awasi polisi?" Tuan Carlos cukup heran melihat banyak orang di ruangan wanita yang d