Sean KaburDi kediaman Kakek Zoku, ia baru saja mendapat kabar dari Ben, asistennya tentang masalah yang sedang di hadapi Han, cucunya."Apa perlu kita turun tangan, Tuan besar?" Ben akhirnya bertanya setelah beberapa saat tidak ada tanggapan dari Kakek Zoku."Tidak perlu, biarkan Han menyelesaikan masalah ini," jawabnya seraya mengangkat tangannya."Bagaimana dengan keselamatan Tuan muda kecil?" Ben mengingatkannya tentang Sean yanf berada di tangan Antonio."Antonio tidak akan menyakitinya, bila sampai itu terjadi, maka aku akan menghancurkannya hingga menjadi serpihan tak berharga." Perkataan Tuan Zoku tidak main-main."Tapi, Tuan muda Han belum bisa menyelamatkan Tuan muda kecil, Tuan," sela Ben lagi.Kakek Zoku menghela napas, "Han pasti merencanakan sesuatu, ini masalah pribadi. Antonio menginginkan cucu menantuku. Biarkan dia menyelesaikannya, Ben. Cobaan ini belum seberapa, kalau aku turun tangan membantunya, aku khawatir, cobaan di masa depan pun, Han tidak sanggup mengatasin
Ya Tuhan, Kirim Daddy Dan Mommyku kesini! Rivera segera bangkit ke kamar mandi, dengan sedikit meringis menahan rasa sakit akibat perbuatan Antonio, dia merutuki dirinya yang mau saja di suruh datang ke toronto. Dia yang terlalu polos menilai Antonio benar-benar sudah menerimanya sebagai tunangan.Rivera mengguyur tubuhnya di malam yang dingin itu, tidak sampai satu jam, dia pun keluar dengan memakai handuk. Rivera melihat tasnya, ternyata pria yang menculiknya dari hotel turut membawa tasnya kesini. Rivera mengenakan pakaiannya dan segera keluar, melihat kedua pelayan wanita yang berjalan modar-mandir di dalam rumah itu ia mengerutkan kening."Matilah, aku! Bagaimana bila anak itu tidak berhasil di temukan?" Pelayan bertubuh gempal itu menangis dan ketakutan.Apa terjadi sesuatu? Batin Rivera. "Kau itu, tidur sudah seperti panda," balas temannya yang ikut menyalahkan dirinya.Rivera tidak tahan untuk bertanya, "Apa yang terjadi dan siapa yang tidak di temukan?"Keduanya sontak te
Misi LerinaHan sudah bersiap di kediaman Markus dan akan menuju ke bandara. Sedangkan Lerina tengah mengumpul pelayan di rumahnya."Jangan memberitahu, tuan, bila aku tidak berada di rumah!" Lerina memberi peringatan pada mereka. "Apa yang akan mereka katakan, Nyonya?" tanya nany untuk memperjelas segalanya. "Katakan saja aku tidur, atau sedang di kamar mandi, lagi pula Kalian tidak perlu takut, setiap suamiku menelpon aku akan mengangkatnya, hanya untuk berjaga bila satu waktu ponselku tidak bisa ia hubungi," jelas Lerina.Semua mengangguk mengerti. Lerina segera mempersiapkan tasnya dan menyuruh nany membawanya ke dalam mobil yang masih ada di dalam garasi.Lerina bernapas lega, untung saja mertuanya kembali kerumah mereka, kalau tidak, tentu sulit untuk pergi dari rumah ini."Nany, saat melewati pagar biarkan kaca mobil terbuka agar pengawal itu tidak curiga, aku akan sembunyi di dalam bagasi!" titah Lerina yang segera di angguki oleh nany."Nyonya, mungkin setelah ini aku a
Kejar KejaranKetiganya menjadi panik seketika dan ingin segera sampai ke tempat Lerina. Dengan kecepatan tinggi, Jinli menyalip beberapa kendaraan hingga ada yang memaki, yang di pikirkannya saat ini adalah istri tuannya.Bila terjadi sesuatu yang buruk, dia akan sangat merasa bersalah. Tidak. Jinli tidak akan memaafkan dirinya sendiri.CkiiitttttAwwwSontak Nany dan Rivera menjerit akibat terbentur kedepan. Mereka bahkan lupa tidak memasang sabuk pengaman sakin terburu-burunya. "Ada apa ini!" gerutu Jinli pria keturunan korea itu rasanya semakin tidak sabar.Tin tin tin tinDia menekan klakson berkali-kali, namun keadaan tetap sama. Tidak ada kendaraan yang bergerak maju. Oh, tidak. Jinli hanya memikirkan nyonyanya sekarang."Sebaiknya aku turun!" ucap Nany, dia segera membuka pintu dan berjalan menyelipkan tubuh rampingnya di antara kendaraan yang ikut berhenti.Jika di perhatikan, Nany terlihat berbeda dengan pakaian mirip pria, sisi lembut sebagai baby sitter Sean itu seakan si
Lepaskan Istriku, Antonio! Antonio menyadari mobil anak buahnya hanya tinggal satu. Berulanh kali ia mengumpat."Tuan, bagaimana ini? Pesawat tidak bisa berangkat," lapor salah satu anak buahnya yang duduk di samping sopir."Gunakan helikopter!" tukas Antonio cepat. Anak buahnya segera menghubungi seseorang disana."Antonio! Kumohon lepaskan aku!" Lerina mengatupkan kedua tangannya di hadapan Antonio."Tidak akan pernah. Kau akan jadi milikku selamanya," ucap Antonio tegas.Tiba-tiba mobil Han terhenti dan mencoba menghidupkan mesinnya. Berkali-kali tetap gagal, Han pun mengecek bahan bakarnya. Ternyata habis.ArggghhTangannya meninju di udara, Han segera turun bertepatan dengan satu mobil anak buahnya berhenti di dekatnya, tanpa membuanf waktu, Han segera masuk ke dalam mobil dan melaju mengejar Antonio yang sudah semakin jauh.Mobil Antonio telah memasuki lapangan, di sana sudah stanbay sebuah helikopter."Antonio, tolong, jangan bawa aku pergi!" Lerina memohon sekali lagi."Ayo c
Bertemu SeanKepulangan mereka terpaksa di tunda karena proses dengan kantor polisi memakan waktu selama seminggu. Nany dan Rivera kembali lebih dulu ke Minnesota, sekaligus membawa stok asi dari Lerina.Betapa ia merindukan bayinya, tapi proses disini ikut melibatkan dirinya hingga tidak bisa kembali.Pencarian Sean pun terus berlanjut, namun tak ada titik terang dari keberadaan anak itu.Setiap hari Lerina selalu menangis, tapi tidak dengan Han. Dia terlihat lebih tegar, namun sedikit bicara yang Lerina tahu suaminya itulah yang lebih terluka sebenarnya.Setiap hari sepulang dari kantor polisi mereka berkeliling di kota itu, berharap bertemu dengan Sean yang terhitung sudah lebih dua minggu menghilang tanpa menghiraukan lelah, siang dan malam. Mereka hanya beristirahat sebentar. Polisi pun turut mencari keberadaan Sean. Lalu dengan Antonio. Pria itu terbaring koma di rumah sakit, ibunya datang untuk menemaninya dan begitu syok dengan apa yang sudah di lakukan oleh putranya. sangat
Selena Dan SweenSemua telah kembali ke aktivitas semula. Seperti biasa Hab kembali ke kantor begitupun dengan istrinya. Keduanya kembali di sibukkan dengan pekerjaan.Sampai saat ini, Sean pun tidak mengatakan pada Lerina bahwa ia anak kandungnya, entah apa yang ia pikirkan.Rivera pun mulai menata hidupnya kembali, mengubur perasaan cintanya terhadap Antonio, dia kembali kerumah sakit sebagai seorang dokter.Antonio tetap berada di rumah sakit toronto. Dia belum sadarkan diri hingga saat ini, tak jarang pula ibunya menghubungi Lerina dan Han hanya untuk memohon maaf agar Antonio bisa bangun lagi.Hari ini Han menjemput istrinya untuk melakukan fitting baju pengantin. Terhitung satu bulan dari sekarang, mereka akan mengadakan pesta. Lebih tepatnya ini di lakukan oleh Kakek Zoku. Dia ingin hubungan Han dan Lerina terpublikasi serta mengenalkan kedua cicit penerus Marga Zoku."Nyonya, bagaimana kerja sama kita dengan Tuan Antonio?" Tania dan Norin sedang berada di ruangan Lerina."Buka
Memperkenalkan Pewaris Zoku Hari-hari berlalu dengan baik, mereka menjalaninya dengan bahagia. Begitupun dengan kakek Zoku yang sudah tidak sabar untuk memperkenalkan pewaris Zoku pada seluruh penduduk di Minnesota.Pesta akan di adakan hari ini. Di sebuah hotel ternama dan tak tanggung-tanggung, kakek Zoku mengundang seluruh pengusaha dalam naungan GBM. Baginya ini adalah seperti reuni karena sudah tidak pernah lagi bertemu dengan pengusaha senior seperti dirinya.Lerina di dandani sedemikian rupa hingga membuat Laura berdecak kagum terhadap menantunya itu. "Kecantikan Rose terlihat dalam dirimu!" ucapnya seraya, memerhatikan Lerina dari cermin. "Ibuku jauh lebih cantik," balas Lerina tersenyum."Kalian sama cantiknya. Oh iya, ibu sepertinya masih menyimpan foto pernikahan mereka. Kapan-kapan ibu akan menunjukkannya padamu." Laura masih menyimpan kenangan itu dengan baik."Benarkah, Bu?" Lerina sangat antusias, "Aku sungguh sudah tidak sabar. Dulu juga banyak foto ibu di rumah la
Ending Malam itu Lucia tertidur di sofa sedangkan Sean masih terjaga di dekat box kedua bayinya. Sean menoleh pada istrinya yang tampak kedinginan, ia pun berdiri dan menutupkan jasnya di tubuh Lucia.Malam itu Sean tidak tidur, ia fokus menjaga keduanya, mengabaikan rasa lelah yang mendera tubuhnya juga membiarkan Lucia terlelap, karena besok Sean harus ke perusahaan. Setidaknya istrinya istirahat dengan cukup. "Selamat pagi Tuan!" Seorang suster datang memeriksa keadaan si kembar."Pagi!" balas Sean.Suster tersebut menyentuh kulit Vin dan Van, "Sudah tidak demam, sebentar lagi dokter akan datang memeriksa." Suster tersebut keluar lagi.Sean melihat istrinya yang masih tertidur, dia melihat jam yang sudah menunjuk pukul tujuh. Sean akan tinggal sampai Lucia bangun, setidaknya di rapat kemarin dia sudah memperingatkan para staff untuk melapor padanya atas kebijakan Rain yang mungkin akan berpotensi merugikan perusahaan.Sean menunggu hingga satu jam kemudian Lucia bangun. Se
Vin Dan Van Demam Bibir Rain menyeringai saat menuruni anak tangga, ia sempat mendengar pembicaraan Sean dan Lucia. Entah apa maksudnya, keributan pasangan suami istri itu seolah menjadi hiburan baginya. Ke esokan paginya, Lucia masih mendiamkan Sean, ia hanya fokus kepada bayi kembarnya. Sean memaklumi hal itu, dia yang salah karena belakangan ini sering pulang terlambat. Wajar saja Lucia pasti lelah menjaga dua bayinya meski Vin dan Van bukan termasuk bayi yang rewel. Sean tetap membantu Lucia mengurus Vin dan Van sebelum berangkat ke perusahaan . Dia sengaja datang sedikit siang hari ini. "Aku pergi!" pamitnya pada Lucia yang hanya di balas dengan deheman, "aku janji akan pulang lebih awal," katanya seraya tersenyum, namun lagi-lagi Lucia hanya diam. Sean melangkah meninggalkan kamar dan ketiga makhluk pengisi hatinya. Di perusahaan baru saja di adakan rapat yang di pimpin oleh Rain. Padahal rapat itu di rencanakan oleh Sean kemarin, namun Rain mengganti jadwalnya atas
Ada Apa Dengan Rain? "Sana, pergi dari sini! Dasar mesum!" Alyona mengusir Dario yang sudah lancang memeluknya tadi."Nona, aku bisa jelaskan," kata Dario seraya mundur kebelakang, karena Alyona mengusirnya dengan sapu, "Aku sempat mengira anda laki-laki," ucap Dario mengklarifikasi."Alyona, tidak perlu pakai sapu, dia pasti pergi," kata Rivera pada putrinya. Alyona sangat kasar terhadap orang yang ia benci."Mom, pria mesum seperti ini memang pantas di kasari." Gadis itu tidak paduli, ia terus mengacungkan sapu ke arah Dario yang sudah keluar dari pintu utama. Dia sudah seperti tersangka."Sana, tidak ada yang sudi mempekerjakan orang mesum sepertimu!" ucap Alyona seraya memelototi Dario. Dia masih berpikir kalau pria yang berasal dari Milan Itu adalah pekerja di rumah kakek besar. "Siapa yang mesum?" Sean yang baru saja turun sempat mendengar ucapan adik sepupunya itu. Ia mengeryitkan dahi saat melihat Alyona menghardik temannya dengan gagang sapu. "Kakak, kebetulan sekal
Sudah Pelayan Mesum Lagi Berita duka baru saja datang dari Dellwood. Kakek Zoku dinyatakan meninggal dunia pagi ini. Pria yang paling banyak berjasa untuk keluarga mereka yang selalu memastikan keluarganya hidup dengan baik dan layak.Masing-masing keluarga sudah di hubungi oleh Ben sang asisten. Termasuk Han yang masih ada di Kota Milan. Kesedihan merayapi hati setiap jiwa yang terikat dengannya. Mendengar hal itu, Sean langsung mendatangi dokter untuk menanyakan perihal putranya yang akan melakukan perjalanan udara.Pesawat pribadi menjadi pilihan mereka, sore nanti mereka akan terbang dari Milan menuju Minnesota, di lanjut dengan perjalanan darat kurang lebih dua jam lagi.Keluarga Zoku di liputi duka mendalam akibat kepergian sesepuh mereka, Zoku.Banyak para pelayat yang datang, terutama dikalangan pengusaha bahkan ada yang dari luar negeri.Mereka bergantian memberikan salam penghormatan, mencium untuk yang terakhir kalinya. Sampai saatnya Kakek Zoku di antar ke per
Nasib Pernikahan Luisa Ludwig di vonis penjara selama dua puluh tahun atas percobaan pembunuhan juga kasus penculikan Lucia dulu.Dia memohon untuk di ampuni dan di keluarkan dari dalam penjara."Valdez, aku mohon keluarkan aku dari sini!" pintanya saat sidang kasusnya baru saja selesai.Valdez hari itu hadir bersama pengacaranya. "Kau tidak malu memintaku untuk mengeluarkanmu, ingat kesalahanmu Lud, hampir dua puluh tahun Kau pisahkan aku dari putriku. Sedangkan aku memperlakukanmu layaknya keluarga, di mana hati nuranimu?" Masih ada emosi di hati Valdez terhadap orang yang pernah sangat dipercayainya itu.Kini dengan mudahnya Ludwig meminta untuk di keluarkan dari penjara. "Val, aku punya alasan untuk itu," sela Ludwig seraya memikirkan alaaannya. "Karena Kau mencintai istriku sampai saat ini bukan?" potong Valdez hingga membuat Ludwig membulatkan matanya.Dia terhenyak mendengar jawaban Valdez, jadi dia tahu tentang perasaannya, "Kau salah, Val," sangkalnya, "It-itu tid
Luisa Lari! Balon-balon yang di dominasi warna biru tampak menempel di beberapa tempat, termasuk tangga hingga ke ujung, juga di dekat sofa dan di beberapa dinding, di tambah sedikit bunga hingga menambah keindahan ruangan tersebut. Di tengah ruangan itu terdapat karpet yang terhubung ke ayunan si kembar, juga beberapa foto mungil mereka tak lupa di tempelkan di sisi ayunan.Lucia akan di sulap secantik mungkin. Sebagai orang yang sangat berpengalaman, Luisa yang akan mendandani kembarannya itu agar terlihat semakin cantik saat menyambut dua keponakannya.Meski masih ada rasa canggung, keduanya tampak cocok. Mereka berdua sama-sama memiliki hati yang baik. Meski hidup bergelimang harta tak membuat Luisa sombong. Ia bahkan berencana membagi warisannya untuk Lucia nantinya."Lucia, aku tidak bisa mengungkapkan rasa bahagia ini karena menemukanmu," kata Luisa setelah selesai merias wajah kembarannya tersebut.Lucia mengulas senyum menanggapinya. "Maaf untuk hidupmu selama
Kau Memang Putriku, Lucia! Lerina menyampaikan kedatangan Luisa dan telpon dari Tuan Valdez tadi. Bohong kalau Lucia tidak merasa bersalah, namun ketakutan terhadap Ludwig juga tak bisa dipungkirinya."Mom aku takut," keluhnya. Meski sesungguhnya ia tidak tega mendengar hal yang terjadi pada Nyonya Valdez. Luisa baru saja menghubungi Lerina terkait ibunya yang menggores pergelangan tangannya dengan pisau.Rasa kemanusiaan Lerina yang begitu kuat menggerakkan hatinya agar membujuk menantunya menjenguk wanita yang mengaku sebagai besannya tersebut."Lucia, mommy tahu seperti apa hatimu," kata Lerina menatap Lucia dengan lembut."Bagaimana kalau Tuan Ludwig ada di sana?" Membicarakannya saja Lucia sudah takut."Kami akan menemanimu, Kau bisa putuskan agar mommy menghubungi daddy dan suamimu," usul Lerina. Dia paham ketakutan Lucia dan mereka juga akan berusaha agar selalu ada di sampingnya.Han dan Sean ternyata bertemu dengan Alberto. Pria itu memohon maaf pada Han dan Sean. Di
Menjenguk Neve Selain bersama suaminya, Nyonya Valdez ternyata berulang kali mencoba datang untuk menemui Lucia, namun berakhir di tolak hingga membuatnya jatuh sakit.Ia di rawat di rumah sakit dalam keadaan lemah, tiada hari tanpa memikirkan Lucia.Tuan Carlos yang sudah sempat pulang ke Spanyol kini datang lagi menjenguk sang adik.Ia berjanji akan menemui keluarga Han untuk meminta agar Lucia melakukan tes dna. Sedangkan Valdez sibuk mengurusi Ludwig yang ada di penjara.Mereka masih mempercayai pria itu dan menganggap Lucia hanya sedang mengalami baby blues pasca melahirkan sehingga sembarangan menuduh Ludwig yang ingin membunuhnya. Pria itu dinyatakan bebas sebab kurangnya bukti, cctv di ruangan Lucia saat itu lagi-lagi dalam keadaan mati.Ludwig merasa senang, tanpa mereka tahu dia sudah menyusun rencana baru untuk menyingkirkan Lucia.Sesuai janjinya Tuan Carlos datang bertamu ke rumah yang ditinggali oleh leluarga Han saat ini.Dia di sambut baik dan di persilahkan m
Penolakan Lucia Han dan Lerina tiba lebih dulu di rumah sakit, Sean menceritakan apa yang ia lihat tadi. Tentu saja hal itu membuat mereka geram, kini hanya tinggal menunggu kedatangan Keluarga Valdez untuk menyelesaikan masalah yang tidak sederhana ini. Terlihat dua polisi yang dipanggil Sean berdiri di sebelah kiri dan kanan Ludwig. Dalam hati pria itu merutuki kebodohannya yang meninggalkan Lucia di laut tanpa memastikan kematiannya.Beberapa saat kemudian pasangan Valdez pun datang, mereka terkejut melihat keadaan Ludwig yang babak belur, tapi sekaligus senang karena Lucia telah di temukan.Nyonya Valdez mendekat ke ranjang Lucia, namun segera di cegah oleh Sean."Nyonya, sebaiknya anda tidak mendekati istri saya!" kata Sean tanpa ragu.Nyonya Valdez cukup heran, kenapa dia di larang menghampiri Lucia. Kemudian datanglah Tuan Carlos bersama asistennya."Apa yang terjadi, kenapa Ludwig di awasi polisi?" Tuan Carlos cukup heran melihat banyak orang di ruangan wanita yang d