Malam itu mejadi malam teribut selama mereka tinggal di pondok. Serangan yang mengejutkan itu langsung membuat Asri terbangun. Aryanaga juga langsung berubah wujud menjadi hybrid. Dia segera menghadapi beberapa goblin dan troll. Beberapa goblin kehilangan kepala mereka saat Aryanaga terjun ke medan pertempuran. Para Troll menghantam Aryanaga dengan palu mereka hingga sang Pangeran terhempas jauh terjun ke jurang.
Sementara itu Aprilia langsung menarget seekor burung gagak yang bertengger di atas pohon. Mengetahui dia terancam, burung gagak itu segera terbang menjauh. Sayang sekali Aprilia tak membiarkannya. Ia melompat dari satu pohon ke pohon lain dengan mata yang awas di dalam kegelapan. Dia berlari menjauh dari pondok mengejar burung tersebut.
Bandi menggila membantai para goblin yang berusaha menyerangnya. Para troll menghancurkan dinding pondok, membuat Asri me
Menyadari hal ini, Aprilia segera melangkah pergi ke tempat Aryanaga berada. Dia bisa merasakan instingya bekerja mencari keberadaan pangeran, tetapi Gagak Ireng juga berusaha menggagalkannya. Setiap kali ia bergerak, Gagak Ireng selalu melemparkan pisau atau gangguan-gangguan seperti ada harimau yang tiba-tiba da di hadapan Aprilia saat mengejar Aryanga. Aprilia terlalu siaga, sehingga ia dengan mudah bisa menghindari segala serangan itu.“Sesuai dugaanku, Putri Belzagum memang tangguh. Kau bisa mengelak dari semua serangan. Tapi bagaimana kalau ini?” ujar Gagak Ireng.Tiba-tiba saja pohon-pohon yang berada di sekitar Aprilia bergerak. Pohon-pohon itu berubah menjadi raksasa dengan wajah menyeramkan. Aprilia bergerak lincah menghindari sabetan ranting dari pohon jadi-jadian itu. Gagak Ireng kemudian kembali mengeluarkan sihir untuk memanggil binatang buas. Hewan
Mata Asri mengerjap-ngerjap. Dia tak mengerti keberadaannya sekarang. Ruangan yang dihuninya seperti sebuah kamar, kasur yang empuk dan ada buah-buahan aneh yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Asri langsung beranjak dari kasur, menuju jendela. Ternyata di luar dugaannya, ruangannya berada di tempat yang cukup tinggi.Daratan terlihat sangat jauh. Hal terakhir yang diingatnya adalah diculik oleh Bagar. Setelah itu Bagar membuatnya pingsan, lalu ia tak ingat lagi.Asri merasa asing dengan lokasi tempat ia berada. Pohon-pohon dan gunung itu rasanya asing. Tidak pernah di dalam hidupnya melihat tempat seperti itu. Gunung yang ada jauh di hadapannya bukan seperti gunung yang ada di Indonesia. Gunung itu tinggi, mengerucut seperti piala. Pepohonannya juga aneh, lebih tinggi dan batang pohonnya lebih besar daripada pohon-pohon yang selama ini ia ketahui. Kayu-kayu yang ada di ruangan tempat ia berada juga aneh, tidak
“Aku melarangmu untuk pergi ke Dunia Bawah. Biar aku saja yang ke sana,” ucap Aprilia.“Aku tidak mau. Aku ingin ke sana. Ini adalah tanggung jawabku. Aku harusnya bisa menjaga Asri, tetapi gagal. Beritahukan aku caranya untuk pergi ke sana!” kata Aryanaga.“Pangeran, apa kau tahu apa yang terjadi kalau kau berada di sana? Kau akan diburu. Kau akan jadi buronan!”“Aku tak peduli. Asalkan aku bisa menemukannya,” ucap Aryanaga.“Pangeran, apa yang dikatakan oleh Tuan Putri Aprilia memang benar. Terlalu berbahaya,” ucap Bandi menyetujui apa yang dikatakan Aprilia.“Bagar menginginkanku. Dia menculik Asri agar aku ke sana. Justru kalau kau yang ke sana untuk membebaskan Asri, bakalan terjadi sesuatu
Tak ada diskusi yang berarti. Tak ada persiapan yang berarti pula. Aryanaga sudah berada di depan kawah Gunung Semeru. Aprilia dan Bandi sudah berada di sana. Aprilia mengenakan pakaian yang pertama kali dia kenakan saat bertemu dengan Aryanaga. Perempuan itu menatap wajah Aryanaga dengan tatapan kasihan. Dia sebenarnya bisa saja pergi sendirian tanpa Aryanaga. Tetapi, mengawal sang Pangeran juga adalah tugasnya.“Setelah ini, aku ingin kau melakukan satu hal untukku,” kata Aprilia.“Apa?” tanya Aryanaga.“Kau harus mematuhi apapun yang aku katakan. Sebab di Dunia Bawah, segalanya sangat berbeda dengan apa yang kau lihat di bumi. Jadi, pakailah pakaian seperti cara mereka berpakaian dan jangan menampakkan dirimu! Mengerti?” kata Aprilia.Aryanaga tak bisa membant
Dunia memang terlihat berbeda sekarang. Meskipun, memang bentuknya mirip bumi, tapi ini seperti dunia lain. Ada beberapa hewan yang tidak pernah diketahuinya. Tumbuh-tumbuhannya, semuanya berbeda. Aneh, tetapi juga tidak asing.Butuh waktu setengah jam hingga mereka tiba di keramaian. Ada pasar juga di dunia ini. Penduduknya pun dari ras yang beragam. Ternyata ada manusia juga di dunia ini.“Kau tak perlu terkejut ada manusia di dunia ini. Tak hanya itu, kau bisa melihat berbagai ras di sini, dari ras naga, para penyihir, peri, troll, goblin, para kurcaci, dan juga golem. Banyak ras di Dunia Bawah. Di tempat ini ada 3 kelompok besar yang mendominasi daratan dan lautan. Mereka adalah Naga, Peri dan Imperium. Kelompok naga sendiri menguasai pulau-pulau dan lautan. Para Naga terbagi menjadi 4 daerah kekuasaan. Masing-masing dipimpin oleh seorang raja. Kerajaan Naga Laut U
Asri berjalan-jalan di sekitar taman. Istana Pangeran Bagar sangat besar. Di taman ini Asri bisa mengetahui kalau ada tanaman-tanaman yang tidak pernah dia lihat sebelumnya. Ia masih bingung dengan matahari, bulan dan berbagai hiasan langit. Ini benar-benar mirip seperti bumi, tetapi bumi yang berbeda. Tentunya di istana ini tidak banyak orang yang bisa dia ajak berkomunikasi selain dengan Koila. Pelayan itu sangat setia mengikutinya kemanapun.“Kau sudah lama bekerja di sini, Koila?” tanya Asri.“Sudah cukup lama,” jawabnya.“Kau sepertinya juga seorang yang setia,” puji Asri.“Aku bekerja di sini sebenarnya juga terpaksa, karena tak ada pekerjaan yang bagus.”“Oh, ternyata hal seperti itu ada pula di duni
Aryanaga berada di kamar sambil melihat keadaan di luar. Pasar ternyata cukup ramai dilihat dari penginapan ini. Ada orang berpakaian seperti prajurit hilir mudik, pasti mereka sedang patroli. Aprilia membawa nampan berisi makanan dan minuman ke dalam kamar. Aryanaga menoleh kepadanya saat gadis itu masuk“Makanlah! Kau butuh tenaga untuk bergerak,” kata Aprilia.“Aku merasa tak asing dengan dunia ini,” ujar Aryanaga, “apa karena sebagian dari diriku ada di sini?”“Ini juga adalah rumahmu, Pangeran. Tapi sebenarnya kita sama, aku juga lebih banyak menghabiskan waktu di Dunia Atas. Aku juga sekolah, aku kuliah dan aku juga bekerja di Dunia Atas.”“Oh, kau pernah bekerja? Sebagai apa?”“Aku punya
Bandi berada di pasar. Dia melihat-lihat keadaan, berusaha untuk bisa mencari informasi tentang Pangeran Bagar. Istana Pangeran Bagar sebenarnya sudah kelihatan dari pasar. Bangunannya tinggi sehingga dari jauh menaranya sudah terlihat. Di istana itu orang bisa keluar masuk, terutama para pekerja dan pelayan. Bandi berada di dekat para prajurit dan para pelayan yang sedang berbelanja di pasar. Telinganya ia pasang agar bisa mendengar suara-suara rahasia.Ada beberapa prajurit yang sedang berbincang-bincang serius. Bandi mencoba untuk mendengarkan pembicaraan mereka. Kedua prajurit ini termasuk ras naga.“Kau tahu, seharusnya kita berada di medan pertempuran, kenapa malah harus menjaga istana anaknya Antabogo?” gerutu salah satu prajurit.“Sudahlah, kau itu cuma jongosnya Pangeran, buat apa kita protes? Toh, selama ini
Ternyata serangan tersebut tidak hanya dari satu sisi bumi saja. Daratan lain pun sudah mulai diserang. Para naga tersebut mulai memasuki pantai dari daratan yang lain, hingga setiap manusia yang mereka temui pun dimangsa. Mereka tidak melihat apakah itu orang dewasa atau anak-anak. Lelouch dan pasukan naganya tak mampu berbuat apa-apa selain menghalau apa yang mereka bisa. Hari itu mereka kalah, meskipun memenangkan pertempuran.Lelouch bertengger di atas bukit. Dari kejauhan dia melihat bangkai-bangkai naga bergelimpangan di tepi pantai. Sesaat dia mendongak ke atas, seolah-olah meminta bantuan kepada Sang Pencipta. Setelah itu dia menunduk, menutup sayapnya, berada dalam kebimbangan.“Yang Mulia,” panggil salah satu naga yang mengampirinya.“Aku sedang ingin sendiri,” ucap Lelouch.“Tidak, bukan begitu Yang Mulia. Lihat ke atas!” ucap naga tersebut.Lelouch mendongak. Tidak pernah disangka sebelumnya oleh Lelo
“Bagaimana awalnya kita, para naga bisa menempati bumi ini?” tanya sesosok naga bersirip hitam dan putih. Di depannya tampak naga-naga kecil sedang duduk mendengarkan petuah-petuahnya. Hari ini adalah hari rutin untuk anak-anak naga mendapatkan pelajaran dari naga Lelouch. “Kita adalah makhluk yang dikutuk, tetapi sebagian dari kita dimaafkan. Bapak kita, adalah naga yang membuat bumi ini jadi ditempati oleh manusia. Namanya Azrael, dia penguasa lautan, sedangkan kita penguasa daratan,” lanjut Lelouch. “Yang Mulia, apakah kita akan terus bertempur dengan mereka?” tanya salah seekor naga kecil. “Pertempuran ini akan terus berlanjut sampai akhir zaman. Kita hanya bisa mengusirnya agar tidak sampai menguasai daratan. Daratan adalah tempat para manusia dan makhluk-makhluk lainnya, lautan adalah tempat kekuasaannya. Sebab, di sana dia bersama Iblis dan menjadi kaki tangannya,” jawab Lelouch. “Apakah dia bisa dikalahkan?” tanya naga kecil yang lain.
“Penjara apa?” tanya Aryanaga. “Eee… sebentar yang Mulia, apa tidak bisa diringankan hukumannya? Itu Penjara yang mengerikan. Tidak ada satupun yang keluar dari penjara itu sampai sekarang!” ucap sang Pembela. “Penjara apa? Apa itu?” “Pangeran Aryanaga, Penjara Tujuh Pintu adalah Penjara yang berada di kegelapan bumi. Kau tak akan bisa menghirup udara bebas. Di dalamnya ada tujuh pintu yang mana semuanya mewakili tujuh dosa mematikan. Selama jiwamu ada dosa itu, kau tak akan bisa keluar.” Aryanaga terkekeh. “Masukkan aku ke penjara itu. Aku tak keberatan.” “Sudah diputuskan, bawa dia!” ucap seseorang anggota Dewan Kehormatan Naga. Palu pun diketok dan sang pembela tak bisa meringankan hukuman Pangeran Aryanaga. Arya
Aprilia berada di depan dua gundukan tanah. Air matanya terus berderai seperti tak akan pernah habis. Bandi menepuk pundaknya, berusaha menenangkan Aprilia, bagaimana pun Aprilia adalah wanita dan hatinya lembut. Kepergian Raja Primadigda dan Asri membuatnya sedih. Keduanya dikuburkan di tanah terbaik dan tempat terbaik, yaitu di pemakaman para raja. Di tempat ini juga ada makam para raja sebelum Raja Primadigda.Orang-orang banyak yang menghadiri pemakaman itu. Mulai dari para prajurit, menteri dan juga para pejabat kerajaan. Hari itu rakyat berkabung atas gugurnya Raja Primadigda. Rumor pun cepat menyebar kalau Raja Primadigda dikalahkan oleh anaknya sendiri. Orang-orang mulai bertanya-tanya tentang motif pembunuhan ini. Aprilia dan Bandi sengaja tidak memberitahu, karena saat ini Antabogolah yang berkuasa. Nyaris semua lini kekuatan militer sekarang di pegang oleh Antabogo, sehingga mustahil baginya membuat su
Aryanaga sama sekali tak bercanda. Dia kembali mengeluarkan tombak elemental dari telapak tangannya, kali ini warnanya kekuningan dengan percikan energi listrik di sekitar ujung tombaknya. Menyadari ada bahaya, Pangeran Bagar menjauh. Aryanaga tetap fokus kepadanya. Setiap pergerakan Pangeran Bagar, bisa dilihatnya. Dan ternyata, Aryanaga tak hanya mengeluarkan satu tombak, tapi lagi, lagi dan lagi hingga sepuluh tombak dengan energi listrik melayang di atasnya. Aryanaga mengambil satu per satu tombaknya, melemparkannya dengan kuat.Pangeran Bagar tak bisa kabur dari serangan itu. Sepuluh tombak beruntun menghantam di sekitarnya. Sepuluh kali petir menyambar-nyambar, jutaan volt menghantam tanah hingga menimbulkan ledakan listrik yang menggelegar.Aprilia dan Bandi yang menyaksikan pertarungan itu dari jauh cukup ngeri dengan kekuatan yang dimiliki
Bandi masih menangis, tetapi ia juga harus membawa jenazah Raja Primadigda. Dengan tersedu-sedu dia menggendong jenazah tersebut. Aprilia juga melakukannya. Aprilia sekarang yang gantian bermandikan darah Asri. Dia dan Bandi pergi dari tempat tersebut, meninggalkan Aryanaga yang tak terkendali.Pangeran Bagar menjauh. Kini ratusan prajuritnya menghadapi Aryanaga. Mereka terdiri dari ras naga pilihan yang dilatih dengan ilmu perang yang cukup andal. Pangeran Bagar, tidak pernah salah dalam memilih anak buah. Mereka ahli pedang, tombak dan panah. Para prajurit membentuk formasi mengepung Aryanaga. Aryanaga mengamati mereka. Tombak-tombak terhunus ke arah Aryanaga, setiap tombak ini tentu saja ada bagian dari tubuh para naga, sebagian lagi adalah besi yang ditempa oleh para peri, sehingga bisa melukai para naga.Aryanaga sama sekali tak gentar. Ia mengeluarkan kekuatan yang san
“Pangeran Bagar, kenapa kau lakukan ini? Bukannya kau hanya menginginkan Aryanaga? Kenapa kau lukai Asri?” tanya Aprilia. Air matanya tak mampu lagi dibendung. Ia memeluk tubuh Asri yang terbujur kaku.Tangan Asri meremas lengan Aprilia. Suaranya terbata-bata lirih terdengar di telinga Aprilia yang sangat peka. Pangeran Bagar merasa tak bersalah. Dia telah menuntaskan rencananya agar Aryanaga kehilangan sesuatu yang ia cintai. Pangeran Bagar menganggap Asri adalah orang yang dicintai oleh Pangeran Aryanaga, maka dari itu misinya hanya satu yaitu membunuh Asri, tetapi tanpa mengotori tangannya. Sayang sekali rencananya meleset.“Omong kosong semua ini. Kenapa kalian mengacaukan semua rencanaku?” gerutu Pangeran Bagar, “aku adalah ahli strategi terbaik. Kalau begini caranya, ayahku tak akan mengakuiku.”
“Ayah mengamuk!” seru Aryanaga.“Aku bisa melihatnya. Yang Mulia Primadigda akan berubah ke wujud naganya, kesempatan kita cuma satu. Kamu bisa?” tanya Aprilia.Aryanaga menggeleng. “Aku tak bisa.”“Pangeran!” Aprilia memegang bahu Aryanaga. “Semuanya akan baik-baik saja, kau tidak bersalah atas hal ini. Ini yang diinginkan ayahmu.”“Tapi...”Aryanaga menatap mata Aprilia. Untuk beberapa detik mereka saling berpandangan satu sama lain. Aryanaga mencari sudut mata Aprilia, di sudut mata Aprilia ada rasa percaya kepadanya. Aprilia tahu, ini ujian terberat Aryanaga untuk saat ini. Kalau mereka kalah sekarang, semuanya akan sia-sia belaka.“Bantu ak
Primadigda memulai menerjang ke arah Asri. Aryanaga mencoba menghalangi, tubuhnya menghadang Raja Primadigda, sayangnya Primadigda memutar tubuhnya sehingga bisa mengecoh Aryanaga begitu saja. Namun, Aprilia dengan cepat menendang tubuh Primadigda sehingga sang Raja terempas ke belakang. Aryanaga tak tega melihat ayahnya diperlakukan seperti itu.Aprilia tiba-tiba melayangkan tamparannya dengan keras ke pipi Aryanaga. “BANGUN! Apa yang kau lakukan?”Aryanaga terkejut.“Kau mau Asri tewas? Bertarunglah dengan sungguh-sungguh! Aku tahu dia ayahmu, tapi saat ini kau tak punya pilihan. Kalahkan beliau, lalu kita sama-sama menghajar Bagar,” ucap Aprilia menyemangati Aryanaga, “kau tak perlu khawatir, ayahmu yang menginginkan ini. Nyawanya tidak akan sia-sia. Ia bangga melatih anaknya untuk terakhir kali. Ia juga